Teknik Mekatronika
Politeknik Bosowa
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah memberi kekuatan
dan
kesehatan kepada penulis sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Shalawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi tercinta, Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga-Nya, Karena keberadaan beliaulah Allah SWT menciptakan alam semesta ini.
Teriring harapan semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-Nya dan pengikut nabi-
Nya yang senantiasa menolong agama-Nya dan mencintai orang-orang yang
menyiarkan agama-Nya dengan cinta kasih. Semoga kita terpilih sebagai penerima
syafaatnya di hari kemudian, Aamiin.
1. TUJUAN
2. TEORI DASAR
elektronika. Aplikasi op-amp populer yang paling sering dibuat antara lain
adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada
pokok bahasan kali ini akan dijelaskan aplikasi op-amp yang paling dasar, yaitu
sebagai pembanding tegangan (komparator).
-
Vin Vout
+
Vin
V-
sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masing-masing
menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari
komparator adalah:
+Vin Vin maka Vo = Vsat+
+Vin < Vin maka Vo = Vsat
Keterangan:
inputnya, Sebuah komparator memiliki 2 buah input: Input (+) dan input (-) dan
sebuah output. Terdapat beberapa macam IC komparator salah satunya adalah
IC LM324.
[2]
6
7
8
9
10
11
12
13
14 Input (-) 2
Output 2
Output 3
3. PERALATAN
Input (-) 3
Input (+) 3
Ground (GND)
Input (+) 4
Input (-) 4
Output 4
Modul Catu Daya;
4. PROSEDUR KERJA
[3
]
PRAKTIKUM 1
Tabel
NO 1.1 HasilIN1
Pengukuran
(VIN+) RangkaianIN2
Comparator
(VIN- ) VOUT
1 5V 1V 11V
2 5V 2V 11V
3 5V 3V 11V
4 5V 4V 11V
5 5V 5V 11V
6 5V 6V 0V
7 5V 7V 0V
8 5V 8V 0V
9 5V 9V 0V
10 5V 10V 0V
[4]
5V 6V maka Vo = V
[5
]
INVERTING
TUJUAN
1.
2. DASAR TEORI
Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan aplikasi op-amp yang paling
dasar, yaitu rangkaian penguat inverting.
Suatu penguat operasi dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
misalnya penguat membalik, penguat tak membalik, penjumlah, penggeser
Rf
Rin
Vin
- Vout
+
[7]
NC
NON-INVERTING
INPUT
OFFSETT NULL
OUTPUT
V+
V- 8 N/A No connect, should be left floating
3 Noninverting signal input
3. PERALATAN
4. PROSEDUR KERJA
[8
]
Tabel
IN1
2.2 Hasil Pengukuran Modul Inverting Persentase Error
(-Vin) Vout Hasil Perhitungan Vout Hasil
(
( )
. %)
Pengukuran
(a) (b)
Vout = - ( ) . Vin
0,5V
1V
1,5V
2V
2,5V
3V
3,5V
4V
4,5V
5V
[9]
PRAKTIKUM 1
NON-INVERTING
1. TUJUAN
a) Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat non-inverting
2. DASAR TEORI
Penguat non-inverting amplier merupakan kebalikan dari penguat
inverting, dimana input dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas
output akan sama dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang
tergantung dari besarnya hambatan feedback dan hambatan input.
Rf
Rin
+
Vin Vout
-
=( +1) sehingga,
G=
+1) .
[11]
PRAKTIKUM 1
4. PROSEDUR KERJA
= (
konektor OUT;
g) Mencatat hasil pengukuran pada tabel berikut:
[12]
PRAKTIKUM 1
Tabel
IN1 3.2 konfigurasi dan fungsi pin IC LM741 Persentase Error
(-Vin) Vout Hasil Perhitungan Vout Hasil
(
( )
. %)
Pengukuran
(a) (b)
Vout = 1 + ( ) . Vin
0,5V
1V
1,5V
2V
2,5V
3V
3,5V
4V
4,5V
5V
[13]
PRAKTIKUM 1
1. TUJUAN
2. DASAR TEORI
Penguat ini mampu memperkuat sinyal yang kecil. Keluaran dari
penguat ini sebanding dengan perbedaan tegangan kedua masukannya.
Penguat diferensial ini mampu mengurangi noise dengan sangat baik. Berikut
ini rangkaian penguat diferensial:
Rf
R1
V1
Vout
-
V2 +
R2
Rg
resistansi yaitu sebesar Rf/R1 untuk R1=R2 dan Rf=Rg. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
( + )
( + )
=
Output 6 O offset
V+ 7 I voltage and balance the input voltage
V- 8 I Amplified signal output
Positive supply voltage
3. PERALATAN
Modul Catu Daya;
Modul Variabel Input;
Modul Rangkaian Pengkondisi Sinyal (Comparator);
[15]
Modul Multimeter.
4. PROSEDUR KERJA
No h)IN1
Mencatat
(Vin-) hasilIN2
pengukuran
(Vin+) pada tabel berikut:
Vout
1 1V 1V
2 1V 2V
3 1V 3V
4 1V 4V
5 1V 5V
6 5V 1V
[16]
7
8
9
10
4V 1V
3V 1V
2V 1V
5V 5V
[17]
Modul Aktuator Motor
MODUL MOTOR DC
1. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja enkoder sebagai umpan balik
sensor kecepatan.
2. DASAR TEORI
Untuk membuat suatu pengaturan kecepatan suatu motor dibutuhkan sensor
sebagai umpan baliknya. Salah satu sensor yang digunakan di sini adalah enkoder
(encoder) dengan jenis optikal. Enkoder ini terdiri dari dua bagian, yaitu shaft encoder
yaitu berupa piringan flexiglass yang beralur dan dikopel dengan motor DC, sehingga
ikut berputar dengan motor. Bagian lainnya yaitu sebuah saklar optik (optical switch),
yang merupakan sensor dari putaran shaft encoder. Ketika bagian alur hitam flexiglass
menutupi cahaya yang dikeluarkan LED, transistor penyensor akan berada pada
keadaan mati, sehingga tegangan A akan high, dan setelah melewati inverter akan
berubah menjadi low. Sebaliknya pada bagian tanpa alur, cahaya LED akan langsung
mengenai transistor penyensor, menyebabkan transistor hidup dan tegangan A akan
Enkoder optik pada percobaan ini akan mengartikan alur hitam sebagai
tegangan low dan bagian tanpa alur sebagai tegangan high. Perubahan antara bagian
beralur dan tanpa alur yang sebanding dengan putaran motor menyebabkan tegangan
keluaran enkoder akan berupa tegangan pulsa seperti terlihat pada gambar 1.2
berikut.
Keterangan :
3. PERALATAN
Modul Catu Daya;
[33
]
Modul Variabel Power Supply;
Modul Aktuator Motor DC.
4. PROSEDUR KERJA
1. Menghubungkan konektor IN dengan variable Power Supply;
2. Menghubungkan konektor pulse dengan probe positif osiloskop;
1 6V
2 6.5
3 7
4 7.5
5 8
6 8.5
6. Atur supaya alur hitam pada shaft enkoder berada tepat di tengah saklar optik,
lihat keluaran osiloskop, kemudian gambar pada oskilogram berikut:
[34]
7. Atur supaya bagian tanpa alur putih pada shaft enkoder berada tepat di tengah
saklar optik, lihat keluaran osiloskop, kemudian gambar pada oskilogram
berikut.
10. Atur variable power supply pada kecepatan tertinggi dan terendah yang
mungkin (motor tetap bergerak), hitung kecepatan menggunakan persamaan
1.1.
Tegangan Input F rekuensi Kecepatan
Terendah
Tertinggi
5. TUGAS
1. Apakah fungsi encoder optik dalam percobaan ini?, jelaskan?
meningkat?
4. Jelaskan hubungan antara tegangan input dengan frekuensi Shaft encoder!
[35]