Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PRAKTIKUM ALAT-ALAT UKUR


(ABKC 4305)

UNTAI AC
(P5)

DOSEN PEMBIMBING
Abdul Salam, M. Pd

ASISTEN PRAKTIKUM
Andy Azhari, S.Pd.

OLEH
Asyafaah
1910121120011
Kelas A
Kelompok 3

PROGRAM STUDI PENDIDKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021
Nama : Asyafaah Kode Percobaan : P5
NIM : 1910121120011 Tanggal Percobaan : 8 januari 2021
Program Studi : Pendidikan Fisika Kelompok : 3A

Judul Praktikum

Untai AC

ABSTRAK

Tujuan dari percobaan untai AC adalah mengetahui karakteristik dan


sifat-sifat dari komponen-komponen sirkuit AC (Alternating Current), dapat
membedakan antara sirkuit dengan Resistansi (R) dan kapasitansi (C) dalam
hubungan seri dan parallel, sirkuit dengan Resistansi (R) dan Induktansi (L)
dalam hubungan seri dan paralel, serta sirkuit dengan RLC dalam hubungan
seri dan paralel dan menentukan besar impedansi (Z) dari ketiga sirkuit RC,
RL,RLC. Rangkaian pada percobaan ada 3 yaitu RC,RL dan RLC. Adapun
metode yang digunakan yaitu dengan memanipulasi resistastansi resistor.
Percobaan telah sesuai dengan hipotesis dan teori serta valid dalam saat
dibandingkan dalam perhitungan berdasarkan percobaan dan teori.
I. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari tidak bisa lepas dari yang nama nya listrik , listrik
pada saat ini berguna untuk membantu pekerjaan rumah dalam alat elektronik.
Membicarakan tentang listrik tentu saja tidak lepas dari rangkaian nya yaitu
seri dan paralel. Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai rangakaian
RLC pada rangkaian listrik yang menggunakan elemen induktor kapasitor dan
resistor yang mempunyai masing masing fungsi . rangkaian seri RLC adalah
rangkaian resistor induktor dan juga kapasitor yang disusun secara seri atau
berderet sebelum menjelaskan mengenai rangkaian RLC ini nama sendiri
disimbolkan sebagai aliran listrik untuk ketahanan kapasitansi dan induktansi
dari masing-masing rangkaian dan untuk rangkaian RLC seri sendiri terdapat
rangkaian RLC yang disusun seri dihantarkan arus AC atau searah dan arus
AC tersebut akan mendapat hambatan pada komponen simbol RLC dalam
hambatan tersebut akan di isi dengan simbol z titik impedansi atau z tersebut
merupakan penggabungan dari simbol RLC pada rangkaian osilator rangkaian
RLC ini sering digunakan dalam penggunaan tuning radio dan juga televisi
untuk mencari frekuensi gelombang dari gelombang radio skema rangkaian
RLC seri juga disebut circuit control.di dalam rangkaian RLC seri terdapat 3
buah elemen penting yang dapat dikombinasikan titik kombinasi antara tiga
elemen komponen tersebut yaitu resistor induktor dan kapasitor yang bisa
dirangkai secara seri paralel bahkan keduanya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat ditarik rumusan masalah


yaitu ”bagiamana mengetahui karakteristik dan sifat-sifat dari komponen-
komponen sirkuit AC (Alternating Current), bagaimana membedakan antara
sirkuit dengan Resistansi (R) dan kapasitansi (C) dalam hubungan seri dan
parallel, bagaimana sirkuit dengan Resistansi (R) dan Induktansi (L) dalam
hubungan seri dan paralel, serta sirkuit dengan RLC dalam hubungan seri dan
paralel dan bagaimana menentukan besar impedansi (Z) dari ketiga sirkuit RC,
RL,RLC ?”
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mengetahui karakteristik dan
sifat-sifat dari komponen-komponen sirkuit AC (Alternating Current), dapat
membedakan antara sirkuit dengan Resistansi (R) dan kapasitansi (C) dalam
hubungan seri dan parallel, sirkuit dengan Resistansi (R) dan Induktansi (L)
dalam hubungan seri dan paralel, serta sirkuit dengan RLC dalam hubungan
seri dan paralel dan menentukan besar impedansi (Z) dari ketiga sirkuit RC,
RL,RLC.

II. KAJIAN TOERI

Resistor merupakan komponen pasif yang digunakan untuk membatasi


atau menghambat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. satuan
resistor adalah ohm dan dalam menyatakan kemampuan resistor dan
membatasi atau menghambat arus dinamakan dengan resistansi resistor
bekerja dengan dialiri arus listrik yang akan menyebabkan terjadi disipasi
daya berupa panas. Semakin besar ukuran resistor menunjukkan semakin
besar kemampuan daya disipasi nya.

Kapasitor merupakan komponen pasif yang mempunyai kemampuan


menyimpan energi menyimpan dan melepas muatan listrik. Kapasitor terbuat
dari dua buah plat metal yang dipisahkan oleh bahan dielektrikum yang non
konduktif. kapasitor terhadap tegangan DC merupakan hambatan yang besar
sedangkan terhadap tegangan AC mempunyai hambatan yang berubah-ubah
sesuai dengan frekuensi waktu dan akan menimbulkan pergeseran fase dimana
arus 90° mendahului tegangannya.

(Heru & Santoso, 2009)

komponen aktif adalah komponen yang dapat memberikan energi atau


beda potensial pada rangkaian titik sedangkan komponen pasif adalah
komponen yang bersifat menyerap energi maupun mendisipasikan energi titik
sebagai contoh komponen pasif adalah resistor kapasitor dan induktor secara
umum rangkaian terdiri dari tiga komponen dasar tersebut sebelumnya telah
dipahami bahwa resistor bersifat mendisipasikan energi menjadi berbagai
bentuk seperti panas sedangkan kedua komponen pasif lainnya memiliki sifat
yang berbeda titik kapasitor adalah komponen elektronika yang di desain
untuk menyimpan energi pada medan listrik diantara kedua platnya namun
pada rangkaian AC ada sedikit bedanya dalam sifat karakteristiknya. untuk
resistor selain mendisipasikan energi, resistor berguna untuk menurunkan
amplitudo dari sinyal keluaran dari rangkaian. Sedangkan induktor dan
kapasitor juga memiliki sifat sejenis dengan resistor namun berguna untuk
menolak adanya perubahan nilai dari arus AC sering kali dinamakan
impedansi dan reaktansi.

(Charles & Alexander , 2009)

Impedans (Z) dari rangkaian seri yang terdiri dari hambatan, induktans,
dan kapasitans di tentukan oleh

√ 2
Z= R + ( X L + X C )
2

Dimana satuan impedensi adalah ohm. Jika tegangan V diberikan pada


rangkaian seri semacam ini, maka bentuk hukum ohm yang menghubungkan V
dengan arus I yang melaluinya:

V =I . Z

Pada pembahasan tersebut maka reaktansi kapasitif harus dinyatakan dalam


bentuk bilangan kompleks yaitu

X
XC=
iwC

reaktansi induktif harus dinayatakan dalam bilangan kompleks:

X L =iwL

dimana i adalah bilangan imajiner yang memenuhi i = -1 . Sebagai contoh,


impedansi penganti pada rangkaian paralel hambatan dan induktor ialah
sebagai berikut :
1 1 1
= + ,
Z R XL

Yang menghasilkan persamaan baru yaitu

1 1
+
R iwL

Sehingga persamaan rumus impedensinya adalah

R . iwL
Z=
iwL+ R

(Abdullah, 2017)

Kapasitor dan induktor meruakan elemen dalam sircuit AC yang


bergantung pada karakteristik fisis dan frekuensi tegangan yang diaplikasikan
untuk menghasilkan arus adalah suatu yang konstan yang disebut reaktansi.
Reaktansi kapasitansi dan raktansi induktif masing masing disimbolkan dalam
huruf x c dan x l dengan satuan ohm. Untuk mendefinisikan kedua persamaan maka
dapat dituliskan dalam rumus :

VC 1
=X C =
I 2 πfL

VL
=X L=2 πfL
I

(Kanginan , 2007)

Rangkaian R-L-C adalah rangkaian yang terdiri dari resistor,induktor dan


kapasitor yang disusun secara seri dan paralel . Konfigurasi nya ini membentuk
suatu sistem asilator harmonik. Rangkaian R-L-C biasa disebut dengan rangkaian
penala (tuner) dan rangkaian esonansi.

Rangkaian R-L-C banyak digunakan dalam perangt perangkat osilator


harmonik dan pesawat radio penerima. Rangkaian R-L-C berfungsi untuk memilih
suatu frekuensi yang cukup sempit dari sprektum total gelombang radio yang
sangat lebar.
(TIM ELEKTRONIKA DASAR, 2013)

III. METODE PERCOBAAN


A. Alat dan bahan

B. Rumusan hipotesis

Jika nilai resistansi resistor pada rangkaian semakin besar, maka nilai
impedensinya semakin besar.

C. Identifikasi dan Definisi operasional Variabel


1. Identifikasi variabel
 Kegiatan 1
Variabel Manipulasi : Resistansi Resistor (R).
Variabel Respon : Tegangan pada resistor ¿), Tegangan pada
kapasitor (V c )
Variabel Kontrol :Tegangan sumber (VS), frekuensi (f )dan
kapasitansi kapasitor (C )
 Kegiatan 2
Variabel Manipulasi : Resistansi Resistor (R).
Variabel Respon : Tegangan pada resistor ¿), Tegangan pada
induktor (¿)
Variabel Kontrol :Tegangan sumber (VS), frekuensi (f )dan
induksi kumparan ( L )
 Kegiatan 3
Variabel Manipulasi : Resistansi Resistor (R).
Variabel Respon : Tegangan pada resistor ¿), Tegangan pada
kapasitor (V c ), Tegangan pada induktor (¿)
Variabel Kontrol :Tegangan sumber (VS), frekuensi (f )dan
induksi kumparan ( L ), kapasitansi kapasitor (C )
2. Definisi operasional variabel
 Kegiatan 1
DOV Manipulasi
Resistansi kapasitor didefinisikan sebagai penghambat aliran
listrik yang mengalir pada rangkaian yang dinyatakan dalam satuan
ohm (Ω). Pada percobaan ini resistansi resistor diubah sebanyak tiga
kali yaitu sebesar 200 Ω, 500 Ω, dan 1000 Ω.
DOV Respon
Tegangan resistor pada rangkaian didefinisikan sebagai perbedaan
potensial listrik yang berada antara dua titik pada resistor yang
dinyatakan dalam satuan volt.
Tegangan kapasitor pada rangkaian didefinisikan sebagai
perbedaan potensial listrik yang berada antara dua titik pada kapasitor
yang dinyatakan dalam satuan volt.
DOV Kontrol
Tegangan sumber adalah beda potensial antara dua titik pada
sumber listrik yang selama percobaan dinyatakan dalam satuan volt
(V). Pada percobaan ini tegangan sumber dijaga tetap sebesar 12 V.
Frekuensi didefisikan sebagai ukuran jumlah putaran ulamg per
peristiwa dalam satuan detik yang dinyatakan dalam satauan Hz. Pada
percobaan ini frekuensi dijaga tetap sebesar 1 Hz.
Kapasitansi kapasitor didefisikan sebagai perbandingan tetap
antara muatan yang disimpan kapasitor dengan beda potensial kedua
konduktornya yang dinyatakan dalam satuan farad (F). Pada percobaan
ini kapasitansi kapasitor dijaga tetap sebesar 1 ×10−6 F.

 Kegiatan 2
DOV Manipulasi
Resistansi kapasitor didefinisikan sebagai penghambat aliran
listrik yang mengalir pada rangkaian yang dinyatakan dalam satuan
ohm (Ω). Pada percobaan ini resistansi resistor diubah sebanyak tiga
kali yaitu sebesar 200 Ω, 500 Ω, dan 1000 Ω.
DOV Respon
Tegangan resistor pada rangkaian didefinisikan sebagai perbedaan
potensial listrik yang berada antara dua titik pada resistor yang
dinyatakan dalam satuan volt.
Tegangan induktor pada rangkaian didefinisikan sebagai
perbedaan potensial listrik yang berada antara dua titik pada inductor
yang dinyatakan dalam satuan volt.
DOV Kontrol
Tegangan sumber adalah beda potensial antara dua titik pada
sumber listrik yang selama percobaan dinyatakan dalam satuan volt
(V). Pada percobaan ini tegangan sumber dijaga tetap sebesar 12 V.
Frekuensi didefisikan sebagai ukuran jumlah putaran ulamg per
peristiwa dalam satuan detik yang dinyatakan dalam satauan Hz. Pada
percobaan ini frekuensi dijaga tetap sebesar 1 Hz.
Kapasitansi induktor didefisikan sebagai penyimpan energy pada
medan magnet yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir dan
dinyatakan dalam satuan Henry (H). Pada percobaan ini kapasitansi
kapasitor dijaga tetap sebesar 1 H.

 Kegiatan 3
DOV Manipulasi
Resistansi kapasitor didefinisikan sebagai penghambat aliran
listrik yang mengalir pada rangkaian yang dinyatakan dalam satuan
ohm (Ω). Pada percobaan ini resistansi resistor diubah sebanyak tiga
kali yaitu sebesar 200 Ω, 500 Ω, dan 1000 Ω.
DOV Respon
Tegangan resistor pada rangkaian didefinisikan sebagai perbedaan
potensial listrik yang berada antara dua titik pada resistor yang
dinyatakan dalam satuan volt.
Tegangan induktor pada rangkaian didefinisikan sebagai
perbedaan potensial listrik yang berada antara dua titik pada inductor
yang dinyatakan dalam satuan volt.
Tegangan kapasitor pada rangkaian didefinisikan sebagai
perbedaan potensial listrik yang berada antara dua titik pada kapasitor
yang dinyatakan dalam satuan volt.
DOV Kontrol
Tegangan sumber adalah beda potensial antara dua titik pada
sumber listrik yang selama percobaan dinyatakan dalam satuan volt
(V). Pada percobaan ini tegangan sumber dijaga tetap sebesar 12 V.
Frekuensi didefisikan sebagai ukuran jumlah putaran ulamg per
peristiwa dalam satuan detik yang dinyatakan dalam satauan Hz. Pada
percobaan ini frekuensi dijaga tetap sebesar 1 Hz.

D. Langkah kerja

Kagiatan 1

Pertama-tama, merangkai komponen dan alat ukur seperti pada


gambar rancangan percobaan. Kemudian memasang satu persatu
multimeter secara paralel pada resistor dan kapasitor, lalu memasang
multimeter yang satunya secara paralel pada jalur output dan input untuk
keseluruhan rangkaian tersebut. Setelah itu menetapkan nilai resistansi
resistor sebesar 200Ω (untuk pengambilan data pertama), mengklik icon
play pada toolbar livewire agar nilai tegangan yang diukur pada
multimeter dapat terlihat. Lalu mengamati nilai tegangan maksimal yang
terukur pada multimeter yang di pasang paralel dengan resistor. Sebisanya
mengklik icon pause pada toolbar livewire ketika mendapatkan nilai
tegangan maksimal yang terukur pada voltmeter yang di pasang paralel
dengan resistor. Terakhir, mencatat seluruh hasil pengukuran pada ketiga
multimeter. Mengulangi langkah-langkah sebelumnya, untuk pengambilan
data kedua dan ketiga dengan nilai resistansi resistor sebesar 500Ω dan
1000Ω.

Kegiatan 2

Pertama-tama, merangkai komponen dan alat ukur seperti pada


gambar rancangan percobaan. Kemudian memasang satu persatu
multimeter secara paralel pada resistor dan induktor, lalu memasang
multimeter yang satunya secara paralel pada jalur output dan input untuk
keseluruhan rangkaian tersebut. Setelah itu menetapkan nilai resistansi
resistor sebesar 200Ω (untuk pengambilan data pertama), mengklik icon
play pada toolbar livewire agar nilai tegangan yang diukur pada
multimeter dapat terlihat. Lalu mengamati nilai tegangan maksimal yang
terukur pada multimeter yang di pasang paralel dengan resistor. Sebisanya
mengklik icon pause pada toolbar livewire ketika mendapatkan nilai
tegangan maksimal yang terukur pada voltmeter yang di pasang paralel
dengan resistor. Terakhir, mencatat seluruh hasil pengukuran pada ketiga
multimeter. Mengulangi langkah-langkah sebelumnya, untuk pengambilan
data kedua dan ketiga dengan nilai resistansi resistor sebesar 500Ω dan
1000Ω.

Kegiatan 3

Pertama-tama, merangkai komponen dan alat ukur seperti pada


gambar rancangan percobaan. Kemudian memasang satu persatu
multimeter secara paralel pada resistor, kapasitor, dan konduktor, lalu
memasang multimeter yang satunya secara paralel pada jalur output dan
input untuk keseluruhan rangkaian tersebut. Setelah itu menetapkan nilai
resistansi resistor sebesar 200Ω (untuk pengambilan data pertama),
mengklik icon play pada toolbar livewire agar nilai tegangan yang diukur
pada multimeter dapat terlihat. Lalu mengamati nilai tegangan maksimal
yang terukur pada multimeter yang di pasang paralel dengan resistor.
Sebisanya mengklik icon pause pada toolbar livewire ketika mendapatkan
nilai tegangan maksimal yang terukur pada voltmeter yang di pasang
paralel dengan resistor. Terakhir, mencatat seluruh hasil pengukuran pada
keempat multimeter. Mengulangi langkah-langkah sebelumnya, untuk
pengambilan data kedua dan ketiga dengan nilai resistansi resistor sebesar
500Ω dan 1000Ω.

E. Rangcangan percobaan

Gambar 1. Rancangan percobaan rangkaian RL


Gambar 2. Rancangan percobaan rangkaian RL

Gambar 3. Rancangan percobaan rangkaian RLC

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


a. Hasil pengamatan
Tabel 1. Hasil percobaan kegiatan pertama

No R (Ω ¿ V T (V) V R (V) V C (V ) I (A)


.
1. 200 14,14 12,20 3,96 0,061
2. 500 12,73 13,98 2,48 0,027
3. 1000 15,48 15,58 0,932 0,015
Tabel 2. Hasil percobaan kegiatan kedua

No. R (Ω ¿ V T (V) V R(V) V L (V ) I (A)


1. 200 15,70 15,79 0,372 0,078
2. 500 15,64 15,73 0,154 0,031
3. 1000 15,83 15,79 0,076 0,015
Tabel 3. Hasil percobaan kegiatan ketiga

No R( V T (V) V R (V ) V C (V) V L(V) I (A)


. Ω¿
1. 200 14,65 12,27 4,33 0,336 0,061
2. 500 15,86 14,81 2,16 0,171 0,029
3. 1000 15,89 15,74 0,943 0,103 0,015

b. Pembahasan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan sifat-sifat dari


komponen-komponen sirkuit AC (Alternating Current), dapat membedakan antara
sirkuit dengan Resistansi (R) dan kapasitansi (C) dalam hubungan seri dan
parallel, sirkuit dengan Resistansi (R) dan Induktansi (L) dalam hubungan seri dan
paralel, serta sirkuit dengan RLC dalam hubungan seri dan paralel dan
menentukan besar impedansi (Z) dari ketiga sirkuit RC, RL,RLC. Adapun
metorde yang digunakan pada percobaan ini yaitu dengan memanipulasi nilai
hambatan pada setiap rangkaian , yaitu sebesar 100 Ω , 500 Ω,100Ω pada setiap
rangkaian. Pada rangkaian RC, nilai kapasitor dikontrol sebesar 1000 μF dan kuat
arus pada tegangan sumber sebesar 12V dengan frekuensi 1Hz. Pada rangkaian
RL, nilai induktor dikontrol sebesar 2H dan tegangan sumber sebesar 12V dengan
frekuensi 1Hz. Dan pada rangkaian RLC, nilai induktor dikontrol sebesar 2H dan
nilai kapasitor dikontrol sebesar 1000 μF . Pada tabel percobaan rangkaian RC kuat
arus ketika resistor di manipulasi semakin besar, data yang didapat akan semakin
kecil begitupun sebaliknya. Pada rangkaian RL ketika nilai resistor diperbesar,
kuat arus yang didapat semakin kecil, begitupun sebaliknya dan pada rangkaian
RLC ketika hambatan diperbesar maka kuat arus yang didapat pada percobaan
semakin kecil. Maka dapat ditarik hasil analisis bahwa semakin besar nilai rsistor
maka semakin kecil kuat arus yang mengalir. Analisis tersebut sesuai dengan
persamaan :

V
I=
R

Yang berarti bahwa kuat arus pada rangkaian berbanding lurus dengan nilai
tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan pada rangkaian.Nilai
impedensi pada setiap manipulasi resistor didapat bahwa ketika nilai resistor di
perbesar maka nilai impedensi yang didapat juga semakin besar, sehingga
hubungan antara resistasi resistor dengan nilai impedensi nya adalah berbanding
lurus dan berbanding terbalik dengan kuat arusnya. Pada percobaan nilai resistansi
kapasitor dapat ditentukan denga rumus :

Vc
X c= dengan impedensi Z=√ R 2+ X c ²
I

Dan nilai resistansi induktif ditentukan dengan rumus

VL
X L= dengan impedensi Z=√ R 2+ X 2L
I

Dan pada rangkaian RLC, nilai imedensi dapat ditentukan dengan rumus

Z=√ R 2+(X ¿ ¿ L−X c )² ¿

Percobaan telah sesuai dengan teori dan rumusan hipotesis yang telah dibuat dan
telah dalam percobaan telah menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.

V. KESIMPULAN

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan sifat-


sifat dari komponen-komponen sirkuit AC (Alternating Current), dapat
membedakan antara sirkuit dengan Resistansi (R) dan kapasitansi (C)
dalam hubungan seri dan parallel, sirkuit dengan Resistansi (R) dan
Induktansi (L) dalam hubungan seri dan paralel, serta sirkuit dengan RLC
dalam hubungan seri dan paralel dan menentukan besar impedansi (Z) dari
ketiga sirkuit RC, RL,RLC. Metode yang digunakan yaitu dengan
memanipulasi nilai rsistransi resistor. Pada hasil percobaan dapat ditarik
kesimpulan yaitu percobaan telah sesuai dengan hipotesis dan teori yang
dibuat serta telah menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.
Daftar Pustaka

Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar 2. Bandung: ITB.

Charles, K., & Alexander , M. (2009). FUNDAMENTAL OF ELECTRIC


CIRCUIT. New York: McGRAW-Hill Companies.

Heru, R., & Santoso, D. (2009). Teori Dasar Rangkaian Listrik. Yogyakarta:
Laskbang Mediatama.

Kanginan , M. (2007). fisika SMA kelas X . Jakarta: Erlangga .

TIM ELEKTRONIKA DASAR. (2013). Penutup praktikum elektronika dasar.


Makassar: Lab.unit elektronika dan istrumental fisika dan FMIPA UNM.
LAMPIRAN I
Rumus
1. Secara percobaan
a. Arus sirkuit
VR
I=
R
b. Resistansi kapasitansi
Vc
X c=
I
c. Resistansi induktif
VL
X L=
I
d. Impedansi RC
Z=√ R 2+ X c ²
e. Impedansi RC
Z=√ R 2+ X L ²
f. Impedansi RLC
Z=√ R 2+(X ¿ ¿ L−X c )² ¿
2. Secara teori
a. Resistansi kapasitansi
1
X c=
2 πfC
b. Resistansi induktif
X L =2 πfL
c. Impedansi RC
Z=√ R 2+ X c ²
d. Impedansi RL
Z=√ R 2+ X L ²
e. Impedansi RLC
Z=√ R 2+(X ¿ ¿ L−X c )² ¿
LAMPIRAN II
Perhitungan Data
A. Kegiatan 1
 Resistansi resistor R=200Ω
Arus
V R 12 ,20
I= = =0,061 A
R 200

1. Secara percobaan
Reaktansi kapasitatif
V c 3 ,96
X c= = =64 , 92 Ω
I 0,061
Impedansi RC
Z=√ R 2+ X c ²= √ 2002 +64 , 92²=210 , 34 Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Impedansi RC
Z=√ R + X c ²= √ 200 +159,236 ²=255 , 65 Ω
2 2

3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 255 , 65
×100 %= × 100 %=82 , 28 %
Z teori 210 , 34

 Resistansi resistor R=500Ω


Arus
V R 13 , 98
I= = =0,027 A
R 500

1. Secara percobaan
Reaktansi kapasitatif
V c 2 , 48
X c= = =91 , 85 Ω
I 0,027
Impedansi RC
Z=√ R + X c ²= √ 500 +91 , 85 ²=508 ,3 Ω
2 2

2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Impedansi RC
Z=√ R 2+ X c ²= √ 5002 +159,236 ²=524 , 74 Ω
B. Perbandingan impedansi
Z percobaan 508 , 3
×100 %= ×100 %=96 ,87 %
Z teori 524 , 74

 Resistansi resistor R=1000Ω


Arus
V R 15 , 58
I= = =0,015 A
R 1000

1. Secara percobaan
Reaktansi kapasitatif
V c 932 ,55 ×10−3
X c= = =62 ,13 Ω
I 0,015
Impedansi RC
Z=√ R 2+ X c ²= √ 10002 +62 , 13 ²=1003 Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Impedansi RC
Z=√ R 2+ X c ²= √ 10002 +159,236 ²=1012 ,6 Ω
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 1003
×100 %= ×100 %=99 ,05 %
Z teori 1012 ,6

Kegiatan 2
 Resistansi resistor R=200Ω
Arus
V R 15 , 79
I= = =0,0790 A
R 200

1. Secara percobaan
Reaktansi induktif
V L 372 , 89× 10−3
X L= = =4,720 Ω
I 0,0790
Impedansi RL
Z=√ R + X L ²= √ 200 + 4,720 ²=200 ,05 Ω
2 2

2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RL
Z=√ R + X L ²= √ 200 +0,006283 ²=200 Ω
2 2

3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 200 , 05
×100 %= × 100 %=99 , 97 %
Z teori 200

 Resistansi resistor R=500Ω


Arus
V R 15 , 73
I= = =0,0315 A
R 500
1. Secara percobaan
Reaktansi induktif
V L 154 , 50 ×10−3
X L= = =4,905 Ω
I 0,0315
Impedansi RL
Z=√ R + X L ²= √ 500 + 4,905 ²=500,024 Ω
2 2

2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RL
Z=√ R 2+ X L ²= √ 5002 +0,006283 ²=500 Ω
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 500,024
×100 %= ×100 %=99 , 99 %
Z teori 500

 Resistansi resistor R=1000Ω


Arus
V R 15 , 79
I= = =0,0158 A
R 1000

1. Secara percobaan
Reaktansi induktif
V L 76 , 84 ×10−3
X L= = =4,863 Ω
I 0,0158
Impedansi RL
Z=√ R 2+ X L ²= √ 10002 + 4,863 ²=1000 , 01 Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RL
Z=√ R 2+ X L ²= √ 10002 +0,006283 ²=1000 Ω
2. Perbandingan impedansi
Z percobaan 1000 , 01
×100 %= ×100 %=99 ,99 %
Z teori 1000

Kegiatan 3
 Resistansi resistor R=200Ω
Arus
V R 12 ,27
I= = =0,0613 A
R 200

1. Secara percobaan
Reaktansi induktif
V L 336 ×10−3
X L= = =5,481 Ω
I 0,0613
Reaktansi kapasitatif
V c 4 , 33
X c= = =70,636 Ω
I 0,0613
Impedansi RLC


Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 200 2+(5,481+70,636)²=213 ,99 ¿ Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RLC


Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 200 2+(159,236+ 0,006283)²=255 , 65 ¿Ω
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 213 , 99
×100 %= × 100 %=83 ,7 %
Z teori 255 , 65
 Resistansi resistor R=500Ω
Arus
V R 12 ,27
I= = =0,0613 A
R 500

1. Secara percobaan
Reaktansi induktif
V L 336 ×10−3
X L= = =5,481 Ω
I 0,0613
Reaktansi kapasitatif
V c 4 , 33
X c= = =70,636 Ω
I 0,0613
Impedansi RLC


Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 500 2+(5,782+72,972)²=506 , 16 ¿ Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RLC


Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 500 2+(159,236+0,006283)²=524,745 ¿Ω
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 506 , 16
×100 %= × 100 %=96 , 46 %
Z teori 524,745

 Resistansi resistor R=1000Ω


Arus
V R 15 , 74
I= = =0,01574 A
R 1000
1. Secara percobaan
Reaktansi induktif
V L 103 , 71×10−3
X L= = =6,588 Ω
I 0,01574
Reaktansi kapasitatif
V c 943 , 89 ×10−3
X c= = =59,968 Ω
I 0,01574
Impedansi RLC


Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 200 2+(6,588+59,968)²=1000,033¿ Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RLC


Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 1000 2+(159,236+0,006283)²=1012 ,60 ¿Ω
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 1000,033
×100 %= × 100 %=98 , 76 %
Z teori 1012 , 60
LAMPIRAN III

Dokumentasi

Gambar 4. Rangkaian RC

Gambar 5. Rangkaian RL
Gambar 6. Rangkaian RLC

Anda mungkin juga menyukai