UNTAI AC
(P5)
DOSEN PEMBIMBING
Abdul Salam, M. Pd
ASISTEN PRAKTIKUM
Andy Azhari, S.Pd.
OLEH
Asyafaah
1910121120011
Kelas A
Kelompok 3
Judul Praktikum
Untai AC
ABSTRAK
Dalam kehidupan sehari tidak bisa lepas dari yang nama nya listrik , listrik
pada saat ini berguna untuk membantu pekerjaan rumah dalam alat elektronik.
Membicarakan tentang listrik tentu saja tidak lepas dari rangkaian nya yaitu
seri dan paralel. Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai rangakaian
RLC pada rangkaian listrik yang menggunakan elemen induktor kapasitor dan
resistor yang mempunyai masing masing fungsi . rangkaian seri RLC adalah
rangkaian resistor induktor dan juga kapasitor yang disusun secara seri atau
berderet sebelum menjelaskan mengenai rangkaian RLC ini nama sendiri
disimbolkan sebagai aliran listrik untuk ketahanan kapasitansi dan induktansi
dari masing-masing rangkaian dan untuk rangkaian RLC seri sendiri terdapat
rangkaian RLC yang disusun seri dihantarkan arus AC atau searah dan arus
AC tersebut akan mendapat hambatan pada komponen simbol RLC dalam
hambatan tersebut akan di isi dengan simbol z titik impedansi atau z tersebut
merupakan penggabungan dari simbol RLC pada rangkaian osilator rangkaian
RLC ini sering digunakan dalam penggunaan tuning radio dan juga televisi
untuk mencari frekuensi gelombang dari gelombang radio skema rangkaian
RLC seri juga disebut circuit control.di dalam rangkaian RLC seri terdapat 3
buah elemen penting yang dapat dikombinasikan titik kombinasi antara tiga
elemen komponen tersebut yaitu resistor induktor dan kapasitor yang bisa
dirangkai secara seri paralel bahkan keduanya.
Impedans (Z) dari rangkaian seri yang terdiri dari hambatan, induktans,
dan kapasitans di tentukan oleh
√ 2
Z= R + ( X L + X C )
2
V =I . Z
X
XC=
iwC
X L =iwL
1 1
+
R iwL
R . iwL
Z=
iwL+ R
(Abdullah, 2017)
VC 1
=X C =
I 2 πfL
VL
=X L=2 πfL
I
(Kanginan , 2007)
B. Rumusan hipotesis
Jika nilai resistansi resistor pada rangkaian semakin besar, maka nilai
impedensinya semakin besar.
Kegiatan 2
DOV Manipulasi
Resistansi kapasitor didefinisikan sebagai penghambat aliran
listrik yang mengalir pada rangkaian yang dinyatakan dalam satuan
ohm (Ω). Pada percobaan ini resistansi resistor diubah sebanyak tiga
kali yaitu sebesar 200 Ω, 500 Ω, dan 1000 Ω.
DOV Respon
Tegangan resistor pada rangkaian didefinisikan sebagai perbedaan
potensial listrik yang berada antara dua titik pada resistor yang
dinyatakan dalam satuan volt.
Tegangan induktor pada rangkaian didefinisikan sebagai
perbedaan potensial listrik yang berada antara dua titik pada inductor
yang dinyatakan dalam satuan volt.
DOV Kontrol
Tegangan sumber adalah beda potensial antara dua titik pada
sumber listrik yang selama percobaan dinyatakan dalam satuan volt
(V). Pada percobaan ini tegangan sumber dijaga tetap sebesar 12 V.
Frekuensi didefisikan sebagai ukuran jumlah putaran ulamg per
peristiwa dalam satuan detik yang dinyatakan dalam satauan Hz. Pada
percobaan ini frekuensi dijaga tetap sebesar 1 Hz.
Kapasitansi induktor didefisikan sebagai penyimpan energy pada
medan magnet yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir dan
dinyatakan dalam satuan Henry (H). Pada percobaan ini kapasitansi
kapasitor dijaga tetap sebesar 1 H.
Kegiatan 3
DOV Manipulasi
Resistansi kapasitor didefinisikan sebagai penghambat aliran
listrik yang mengalir pada rangkaian yang dinyatakan dalam satuan
ohm (Ω). Pada percobaan ini resistansi resistor diubah sebanyak tiga
kali yaitu sebesar 200 Ω, 500 Ω, dan 1000 Ω.
DOV Respon
Tegangan resistor pada rangkaian didefinisikan sebagai perbedaan
potensial listrik yang berada antara dua titik pada resistor yang
dinyatakan dalam satuan volt.
Tegangan induktor pada rangkaian didefinisikan sebagai
perbedaan potensial listrik yang berada antara dua titik pada inductor
yang dinyatakan dalam satuan volt.
Tegangan kapasitor pada rangkaian didefinisikan sebagai
perbedaan potensial listrik yang berada antara dua titik pada kapasitor
yang dinyatakan dalam satuan volt.
DOV Kontrol
Tegangan sumber adalah beda potensial antara dua titik pada
sumber listrik yang selama percobaan dinyatakan dalam satuan volt
(V). Pada percobaan ini tegangan sumber dijaga tetap sebesar 12 V.
Frekuensi didefisikan sebagai ukuran jumlah putaran ulamg per
peristiwa dalam satuan detik yang dinyatakan dalam satauan Hz. Pada
percobaan ini frekuensi dijaga tetap sebesar 1 Hz.
D. Langkah kerja
Kagiatan 1
Kegiatan 2
Kegiatan 3
E. Rangcangan percobaan
b. Pembahasan
V
I=
R
Yang berarti bahwa kuat arus pada rangkaian berbanding lurus dengan nilai
tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan pada rangkaian.Nilai
impedensi pada setiap manipulasi resistor didapat bahwa ketika nilai resistor di
perbesar maka nilai impedensi yang didapat juga semakin besar, sehingga
hubungan antara resistasi resistor dengan nilai impedensi nya adalah berbanding
lurus dan berbanding terbalik dengan kuat arusnya. Pada percobaan nilai resistansi
kapasitor dapat ditentukan denga rumus :
Vc
X c= dengan impedensi Z=√ R 2+ X c ²
I
VL
X L= dengan impedensi Z=√ R 2+ X 2L
I
Dan pada rangkaian RLC, nilai imedensi dapat ditentukan dengan rumus
Percobaan telah sesuai dengan teori dan rumusan hipotesis yang telah dibuat dan
telah dalam percobaan telah menjawab rumusan masalah yang telah dibuat.
V. KESIMPULAN
Heru, R., & Santoso, D. (2009). Teori Dasar Rangkaian Listrik. Yogyakarta:
Laskbang Mediatama.
1. Secara percobaan
Reaktansi kapasitatif
V c 3 ,96
X c= = =64 , 92 Ω
I 0,061
Impedansi RC
Z=√ R 2+ X c ²= √ 2002 +64 , 92²=210 , 34 Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Impedansi RC
Z=√ R + X c ²= √ 200 +159,236 ²=255 , 65 Ω
2 2
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 255 , 65
×100 %= × 100 %=82 , 28 %
Z teori 210 , 34
1. Secara percobaan
Reaktansi kapasitatif
V c 2 , 48
X c= = =91 , 85 Ω
I 0,027
Impedansi RC
Z=√ R + X c ²= √ 500 +91 , 85 ²=508 ,3 Ω
2 2
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Impedansi RC
Z=√ R 2+ X c ²= √ 5002 +159,236 ²=524 , 74 Ω
B. Perbandingan impedansi
Z percobaan 508 , 3
×100 %= ×100 %=96 ,87 %
Z teori 524 , 74
1. Secara percobaan
Reaktansi kapasitatif
V c 932 ,55 ×10−3
X c= = =62 ,13 Ω
I 0,015
Impedansi RC
Z=√ R 2+ X c ²= √ 10002 +62 , 13 ²=1003 Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Impedansi RC
Z=√ R 2+ X c ²= √ 10002 +159,236 ²=1012 ,6 Ω
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 1003
×100 %= ×100 %=99 ,05 %
Z teori 1012 ,6
Kegiatan 2
Resistansi resistor R=200Ω
Arus
V R 15 , 79
I= = =0,0790 A
R 200
1. Secara percobaan
Reaktansi induktif
V L 372 , 89× 10−3
X L= = =4,720 Ω
I 0,0790
Impedansi RL
Z=√ R + X L ²= √ 200 + 4,720 ²=200 ,05 Ω
2 2
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RL
Z=√ R + X L ²= √ 200 +0,006283 ²=200 Ω
2 2
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 200 , 05
×100 %= × 100 %=99 , 97 %
Z teori 200
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RL
Z=√ R 2+ X L ²= √ 5002 +0,006283 ²=500 Ω
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 500,024
×100 %= ×100 %=99 , 99 %
Z teori 500
1. Secara percobaan
Reaktansi induktif
V L 76 , 84 ×10−3
X L= = =4,863 Ω
I 0,0158
Impedansi RL
Z=√ R 2+ X L ²= √ 10002 + 4,863 ²=1000 , 01 Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RL
Z=√ R 2+ X L ²= √ 10002 +0,006283 ²=1000 Ω
2. Perbandingan impedansi
Z percobaan 1000 , 01
×100 %= ×100 %=99 ,99 %
Z teori 1000
Kegiatan 3
Resistansi resistor R=200Ω
Arus
V R 12 ,27
I= = =0,0613 A
R 200
1. Secara percobaan
Reaktansi induktif
V L 336 ×10−3
X L= = =5,481 Ω
I 0,0613
Reaktansi kapasitatif
V c 4 , 33
X c= = =70,636 Ω
I 0,0613
Impedansi RLC
√
Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 200 2+(5,481+70,636)²=213 ,99 ¿ Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RLC
√
Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 200 2+(159,236+ 0,006283)²=255 , 65 ¿Ω
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 213 , 99
×100 %= × 100 %=83 ,7 %
Z teori 255 , 65
Resistansi resistor R=500Ω
Arus
V R 12 ,27
I= = =0,0613 A
R 500
1. Secara percobaan
Reaktansi induktif
V L 336 ×10−3
X L= = =5,481 Ω
I 0,0613
Reaktansi kapasitatif
V c 4 , 33
X c= = =70,636 Ω
I 0,0613
Impedansi RLC
√
Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 500 2+(5,782+72,972)²=506 , 16 ¿ Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RLC
√
Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 500 2+(159,236+0,006283)²=524,745 ¿Ω
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 506 , 16
×100 %= × 100 %=96 , 46 %
Z teori 524,745
√
Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 200 2+(6,588+59,968)²=1000,033¿ Ω
2. Secara teori
Reaktansi kapasitatif
1 1
X c= = =159,236 Ω
2 πfC 2 ×3 , 14 ×1 × 0,001
Reaktansi kapasitatif
X L =2 πfL=2 ×3 , 14 ×1 ×0,001=0,006283 Ω
Impedansi RLC
√
Z= R 2+(X c + X ¿ ¿ L)²=√ 1000 2+(159,236+0,006283)²=1012 ,60 ¿Ω
3. Perbandingan impedansi
Z percobaan 1000,033
×100 %= × 100 %=98 , 76 %
Z teori 1012 , 60
LAMPIRAN III
Dokumentasi
Gambar 4. Rangkaian RC
Gambar 5. Rangkaian RL
Gambar 6. Rangkaian RLC