Anda di halaman 1dari 23

TUGAS 2

Asas – Asas Lingkungan dan Keterkaitan Ilmu


Lingkungan dengan Bidang Teknik

Nama Kelompok:
Ahmad Kadafi HS 2114201014
Gun Gun Mucharoni 2114201015
Rachman Avrian 2114201016
Muhammad Taufik 2114217001
Mansur Khudohori 2114217002

UNIVERSITAS SANGGA BUANA – YPKP


BANDUNG
Daftar Isi

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

1. Asas – Asas Lingkungan ................................................................................................ 2

1.1 Asas Sumber Daya Alam ............................................................................................. 2

1.2 Asas Keaneragaman ..................................................................................................... 6

1.3 Asas Stabilitas Ekosistem ............................................................................................ 9

1.4 Asas Populasi ............................................................................................................ 11

2. Keterkaitan Ilmu Lingkungan dengan Bidang Teknik ................................................... 12

2.1 Definisi Ilmu Lingkungan .......................................................................................... 12

2.2 Penerapan Bidang Teknik dalam Ilmu Lingkungan ............................................... 13

2.3 Contoh Penerapan Teknologi dalam ilmu lingkungan ............................................ 15

3. Pertanyaan dari Kelompok ........................................................................................... 18


PENDAHULUAN

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), asas adalah dasar atau sesuatu yang
menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat. Asas merupakan hipotesis yang telah diuji coba
kebenarannya, dan dapat dilakukan penyamarataan kesimpulan secara umum kebenarannya,
sedangkan lingkungan adalah semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan.
Sehingga asas – asas lingkungan adalah dasar-dasar segala sesuatu yang mempengaruhi
pertumbuhan manusia dan hewan yang telah diuji secara umum kebenarannya.

Asas-asas lingkungan hidup terbagi kedalam 14 macam asas, yang mana dari ke 14 macam
asas tersebut dikelompokan menjadi 4 jenis asas diantaranya: asas sumber daya alam (asas 1-
5), asas keanekaragaman (asas 6-8), asas stabilitas ekosistem (asas 9-12), asas populasi (asas
13 -14).

Asas-asas lingkungan hidup tidak lepas dari pengelolaan lingkungan, penyimpangan asas dapat
mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Kodisi dan tata hubungan antar komponen
lingkungan mempunyai keteraturan atau menganut asas tertentu. Asas lingkungan ini
bermanfaat sebagai landasan dalam pengelolaan lingkungan. Keterbukaan dan peran serta
masyarakat merupakan asas yang esensial dalam pengelolaan lingkungan yang baik, terutama
didalam pencegahan pencemaran lingkungan.

Teknologi merupakan salah satu dari cabang dalam bidang teknik, dimana teknologi
mengambil peranan penting dalam pembangunan atau pertumbungan ekonomi suatu negara.
Petumbuhan dan pekembangan suatu negara mengakibatkan adanya perubahan pada proses
lingkungan, perubahan tersebut dapat berdampak negatif atau positif terhadap lingkungan.

Dampak negatif dari kerusakan lingkungan umumnya dikarenakan pembagunan yang hanya
semata-mata bertujuan untuk kepentingan ekonomi, sebagai contoh peningkatan polusi pada
pabrik yang meningkatkan target produsksinya. Tidak hanya itu teknologi memberi kontribusi
positif terhadap lingkungan seperti sistem monitoring kondisi lingkungan sehingga
mengurangi biaya serta waktu yang diperlukan.

1
1. Asas – Asas Lingkungan
Asas-asas lingkungan hidup terbagi menjadi kedalam 14 macam asas, yang kemudian
dikelompokan menjadi 4 jenis asas diantaranya:

1.1 Asas Sumber Daya Alam


Asas 1 - Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau
ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi
dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang,
dihancurkan atau diciptakan.
Contoh untuk asas pertama ini adalah:
a. Sinar radiasi dari matahari yang mengenai permukaan bumi diubah menjadi
energi kalori (panas) yang kemudian memanaskan daratan dan lautan. Daratan
memilki massa lebih padat dibandingkan lautan sehingga temperatur di daratan
akan lebih cepat meningkat meskipun dengan waktu pemanasan yang sama
dengan lautan. Tempat yang lebih panas memiliki materi yang lebih renggang
sehingga tekanan lebih tinggi (lautan) ke tempat udara yang bertekanan rendah
(daratan) dengan demikian terjadilah hembusan angin.

Gambar 1. Ilustrasi sinar radiasi matahasi yang mengenai permukaan bumi


dan Gambar 2. Ilustrasi penyerapan energi kalor pada permukaan bumi

b. Hembusan angin dimanfaatkan energi geraknya (energi kinetik) untuk


mendorong kincir pembangkit listrik sehingga mampu menggerakkan turbin
generator/dinamo. Dinamo adalah suatu alat yang mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik akibat perpaduan 2 buah gaya yang terjadi yaitu gaya
medan magnet dengan gaya gerak gulung kabel pada strator yang dihubungkan
dengan cincin tembaga pada ujungya sehingga terbentuklah energi istrik. Energi

2
listrik ini kemudian dimanfaatkan lebih lanjut oleh manusia untuk diubah
seterusnya menjadi berbagai macam bentuk energi lain seperti energi panas,
cahaya, suara, dan sebagainya.

Gambar 3. Contoh energi yang dimanfaatkan perubahannya, dari gerak mernajadi listrik

Asas 2 - Tak ada sistem pengubahan energi yang betul- betul efisien.
Contoh untuk asas ke dua ini adalah:
a. Potongan sayur-sayuran yang sudah tidak dapat dimanfaatkan atau memang
sengaja dipisahkan. Beberapa bagian bahan makanan ada yang sengaja
disisakan karena tidak layak konsumsi, atau bahkan karena ketidaktahuan
bagaimana memanfaatkanya. Sayur yang tidak dimanfaatkan memiliki sifat
organik dapat diurai dan diproses dengan bantuan bakteri (dekomposer)
pembusuk menjadi pupuk organik. Kemudian pupuk ini dimanfaatkan oleh
tumbuhan sebagai unsur hara yang membantu pertumbuhan dan perkembangan.

Gambar 4. Contoh sisa sayuran yang belum dimanfaatkan

3
Asas 3 - Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori
sumber daya alam.
Contoh untuk asas ini adalah:
a. Tanaman kelapa sawit memerlukan waktu 4 tahun sebelum akhirnya
dimanfaatkan tandan buahnya yang mengandung minyak sawit. Waktu yang
dibutuhkan tersebut dimulai semenjak bibit (tunas) ditanam hingga dapat
berbuah. Kelapa sawit memilki waktu produktif untuk selalu menghasilkan
tandan sawit setiap tahun, yaitu berkisar 15 tahun hingga 25 tahun tergantung
perawatan. Waktu yang dibutuhkan untuk menunggu mulai berbuahnya kelapa
sawit dan waktu produktif dari kelapa sawit adalah contoh waktu sebagai
sumber alam, manusia harus mampu mengetahui dan memanfaatkan sumber
alam tersebut untuk kesejahteraan secara maksimal,

Gambar 5. Ilustrasi pertumbuhan pohon kelapa sawit yang berbeda bergantung pada
proses perawatan, lokasi pembibitan serta tenaga perawatan

Asas 4 - Untuk semua kategori sumber alam kalau pengadaannya sudah mencapai
optimum pengaruh unit kenaikan sering menurun dengan penambahan sumber daya
alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini
takkan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Contoh untuk asas ini adalah:
a. Wilayah perkotaan merupakan areal yang diciptakan manusia sebagai tempat
bernaungnya segala aktivitas manusia seperti tempat tinggal, bekerja, berbinis,
kegiatan sosial dan sebagainya. Kepadatan populasi yang berlebihan dalam
suatu area akan menekan daya dukung sumber alam disekitarnya misalkan
sumber tanah, air, makanan, udara. Sesuai dengan asas lingkungan ke-4
kepadatan populasi ini bila tidak segera diatasi dengan cara dibatasi jumlahnya

4
akan berdampak merusak baik untuk manusia akibat persaingan yang kuat juga
terhadap dampak lingkungan sekitar.

Gambar 6. Ilustrasi menipisnya sumberdaya alam akibat pertumbuhan populasi

Asas 5 - Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak
dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua
sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih
lanjut.

Contoh untuk asas ini adalah:


a. Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian
didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut
akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut.
Dengan demikian, kenaikan sumber alam (makanan) merangsang kenaikan
pendayagunaan.

Gambar 7. Ilustrasi hewan yang memusatkan perhatian pada makanannya

5
1.2 Asas Keaneragaman
Asas 6 - Makin stabil suatu ekosistem, makin mantap keanekaragaman suatu
komunitas.
Keanekaragaman jenis dalam suatu ekosistem ditunjukan oleh keseimbangan
lingkungan. Apabila keseimbangan lingkungan terganggu dan sebagian jenis
(spesies) yang ada tidak mampu beradaptasi dengan pengaruh gangguan tersebut,
maka jumlah spesies dapat berkurang secara drastis. Makin sering suatu ekosistem
terganggu, makin rendah keanekaragaman komunitasnya. Dalam jangka Panjang,
keanekaragaman jenis yang tinggi akan ditemukan pada ekosistem yang stabil.
Sebagai contoh:
• Kawasan hutan alami yang dihuni oleh komunitas berbagai satwa liar. Apabila
hutan terganggu (rusak), misalnya oleh penebang liar, maka gajah dan harimau
akan mencari tempat (hutan) lain yang sesuai habitatnya.
• Suatu danau yang didalamnya hidup berbagai jenis ikan. Jika terjadi
pencemaran, maka ikan yang peka (tidak tahan) pencemaran akan berpindah ke
bagian perairan danau yang tidak tercemar atau mati.

Gambar 8. Ilustrasi hewan yang lingkungannya terganggu

Asas 7 - Sistem yang sudah mantap akan mengeksploitasi sistem yang belum
mantap.
Contoh untuk asas ketujuh ini adalah:
a. Eksploitasi penduduk kota terhadap penduduk desa. Kenyataan menunjukan
bahwa dari segi Pendidikan, wawasan, pengetahuan umum, dan penguasaan
informasi, sistem penduduk kota jauh lebih mantap disbanding dengan
penduduk desa. Dengan kondisi ini, sebenarnya penduduk kota “menguasai”
penduduk desa. Jadai, dari sudut pandang lingkungan, penduduk kota

6
mengeksploitasi penduduk desa, baik secara sosial budaya maupun ekonomi.
Eksploitasi di sini berupa:
• Penduduk desa meniru perilaku, norma atau kebiasaan penduduk kota:
• Harga produk – produk penduduk desa lebih ditentukan oleh penduduk kota.
• Harga produk – produk penduduk kota yang dijual ke desa juga ditentukan
oleh penduduk kota.
b. Populasi kera mengeksploitasi tanaman diperladangan, populasi kera yang
hidup di hutan (ekosistemnya sudah mantap) akan memanfaatkan ekosistem
yang belum mantap di sekitar hutan itu. Misalnya, di sekitar hutan itu dibuka
perladangan baru yang ditanami jagung, padi, singkong (ubi kayu), dan buah –
buahan ekosistem yang belum mantap). Dalam hal ini tanaman di perladangan
tersebut menjadi sumber makanan populasi kera.

Gambar 9. Foto Kera yang mengekspoitasi tanaman disekitar habitatnya dikarenakan


adanya kerusakan pada habitatnya.

Asas 8 - Organisme atau populasi dalam suatu komunitas yang tertekan oleh
lingkungannya, akan berupaya tidak punah (tetap survive).
Contoh asas ini adalah:
a. Tanaman jagung yang terlindung oleh pepohonan. Tanaman jagung
memerlukan sinar matahari untuk proses potosintesis dan pertumbuhannya,
tetapi sinar matahari tertahan oleh pepohonan. Untuk mencari sinar matahari,
tanaman jagung akan tumbuh lebih tinggi dan cepat, yang disebut etiolase.
Memang pertumbuhan dan produksinya tidak normal, tetapi tanaman jagung
tersebut tetap berupaya untuk hidup dan berproduksi.
b. Kelompok masyarakat yang hidup di daerah yang banyak mengalami tantangan
alam. Penduduk di daerah gersang (tandus), umumnya lebih kreatif, kritis, ulet

7
dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dibanding dengan kelompok
masyarakat yang hidup di daerah subur. Demikan juga kelompok masyarakat
yang hidup di daerah yang mempunyai emapt musim, yaitu musim panas
(sesudah musim semi), musim gugur (sesudah musim panas), musim dingin
(sesudah musim gugur), dan musim semi / bunga (sesudah musim dingin).
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, masyarakat yang hidup
diempat musim ini lebih inovatif, kreatif, dan dinamis daripada masyarakat
yang hidup di dua musim (musim kemarau dan musim hujan).
c. Individu atau kelompok masyarakat yang merasa tertekan. Di dalam suatu
komunitas, individu atau kelompok masyarakat yang kehidupannya merasa
tertekan akan berupaya untuk tetap bertahan (survive). Hal ini dapat terjadi pada
masyarakat majemuk yang menghuni suatu wilayah tertentu. Misalnya, individu
atau kelompok masyarakat dalam mengembangkan budaya dan/atau melakukan
ibadah agamanya merasa tertekan oleh kelompok lainnya, akan tetap berupaya
untuk melakukannya walaupun mungkin dengan cara “bergerilia”. Secara
alamiah dan naluri kemanusiaan, manusia cenderung untuk mempertahankan
jatidirinya. Individu atau kelompok yang merasa tertekan dalam suatu
komunitas, biasanya lebih kreatif, ulet, gesit, tekun dan lebih tabah dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
d. Dalam Dokumen konvensi ke 5 tentang keanekaragaman hayati.dari hasil
kesepakatan internasional dalam KTT Bumi yang diadakan di Rio de Janeiro,
Brazil pada juni 1992 menjelaskan bahwa dokumen in berisi anjuran agar
negara-negara mengerahkan segala daya dan dana untuk melestarikan
keanekaragaman hayati (jenis,spesies), serta mengupayakan pemanfaatan
penggunaan keanekaragaman hayati tersebut secara merata.Indonesia sebagai
salah satu negara anggota masyarakat dunia dan juga peserta dalam konferensi
tersebut, memberikan respons (tanggapan) yang cukup positif dalam
penanganan lingkungan hidup. Berbagai kebijakan, upaya, dan tindakan telah
dilakukan untuk mencegah, menangani, dan menanggulangi masalah
lingkungan hidup.

8
Gambar 10. Ilustrasi hewan yang berusa bertahan dalam kondisi habitat yang rusak.

1.3 Asas Stabilitas Ekosistem


Asas 9 - Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dan
produktivitas.
Contoh asas ini adalah:
a. Komunitas yang memiliki keanekaragaman spesies antara lain, tumbuhan,
belalang, burung pipit, ular, elang, kijang, singa dan harimau, aliran bomassa
dan aliran energi yang terjadi pada komunitas tersebut akan lebih cermat,
dimana hanya akan ada sedikit sekali energi yang terbuang dan kurang
bermanfaat, dibandingkan dengan komunitas yang memiliki keanekaragaman
yang sedikit.

9
Asas 10 - Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa dan
produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai mencapai sebuah asimtot.
Contoh asas ini adalah:
a. Hewan berdarah panas di daerah iklim dingin akan mempunyai ukuran tubuh
yang lebih besar, misal serigala di kutub akan mempunyai tubuh yang lebih
besar dan bulu yang lebih tebal. Sehingga rasio dengan berat tubuh akan lebih
rendah, hal ini dilakukan untuk efisiensi energi.

Gambar 12. Ilustrasi hewan berdarah panas dan berdarah dingin

Asas 11 - Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum
mantap (belum dewasa).
Contoh asas ini adalah:
a. Kota sebagai suatu lingkungan adalah sistem yang lebih dewasa daripada desa.
Akan terjadi eksploitasi yang dilakukan desa meliputi dalam hal
ketenagakerjaan, ekonomi, sosial dan politik. Begitu seterusnya, kota yang lebih
besar akan mengeksploitasi kota yang lebih kecil.

Gambar 12. Ilustrasi perkotaan dan hutan yang akan menjadi desa dan bertransformasi
menjadi kota

10
Asas 12 - Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada
kepentingan relatifnya didalam keadaan suatu lingkungan.
Contoh asas ini adalah:
a. Pada ekosistem yang berada dilingkungan gunung api, ketika terjadi
erupsigunung api, suatu habitat yang semula mantap akan hancur karena suatu
perubahan kecil maupun besar Namun sebaliknya suksesi primer yang merintis
daerah tersebut setelah erupsi memerlukan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkunganya.

Gambar 12. Ekosistem pada daerah gunung berapi

1.4 Asas Populasi


Asas 13 - Lingkungan yang secara fisik mantap (dewasa) memungkinkan terjadinya
keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap (dewasa), yang kemudian
dapat menggalakkan kemantapan populasi.
Contoh asas ini adalah :
a. Jumlah spesies tumbuhan dan hewan yang dieksploitasi oleh manusia, akan
berdampak pada semakin sedikitnya populasi tumbuhan dan hewan. Oleh
karena itu, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji tentang bagaimana strategi
menjaga ekosistem ini tetap berjalan baik.

Gambar 15. Pembabatan hutan menjadi pemukiman

11
Asas 14 - Derajat pola keteraturan naik turunnya populasi bergantung pada jumlah
keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nantinya akan mempengaruhi
populasi itu.
Contoh asas ini adalah :
a. Pada konsep jaring-jaring makanan atau rantai makanan, ada produsen,
konsumen I, konsumen II, dan konsumen III, jika populasi produsen akan turun,
populasi konsumen II dan III akan naik. Dan pada waktu berikutnya produsen
yang berpopulasi rendah akan diikuti menurunnya populasi konsumen I, II dan
III. Atau bisa dilihat dimana burung elang sangat tergantung pada tikus tanah
sebagai sumber makanan utama, dan tikus tanah sangat bergantung pada jenis
tanah tertentu untuk hidupnya.

Gambar 16. Rantai makanan

2. Keterkaitan Ilmu Lingkungan dengan Bidang Teknik


2.1 Definisi Ilmu Lingkungan
Raven and Berg (2004) menulis bahwa ilmu lingkungan merupakan studi interdisipliner
tentang hubungan antara manusia dengan organisme lain dan lingkungan fisik yang
tidak hidup. Menurut mereka ilmu lingkungan menggunakan dan menggabungkan
disiplin ilmu biologi (khususnya ekologi), geografi, kimia, geologi, fisika, ekonomi,
sosiologi (khususnya demografi), antropologi budaya, pengelolaan sumber daya alam,
pertanian, rekayasa, hukum, politik dan etika.

12
Miller (2002) menulis bahwa ilmu lingkungan adalah ilmu interdisipliner yang
menggunakan konsep dan informasi dari ilmu-ilmu alam seperti ekologi, biologi,
kimia, dan geologi dan ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi, politik dan etika, dengan
tujuan untuk:

a. membantu kita memahami bagaimana bumi bekerja;


b. bagaimana kita memengaruhi sistem penyangga kehidupan (lingkungan);
c. mengusulkan dan mengevaluasi solusi terhadap persoalan lingkungan yang kita
hadapi (Wiryono, 2013).

Karena ilmu lingkungan merupakan cabang ilmu yang multi disiplin, maka setiap
ilmuwan yang memiliki latar belakang pendidikan tertentu dapat membuat spesifikasi
sesuai dengan latar belakang bidang ilmunya. Sebagai contoh ilmuwan dari latar
belakang rekayasa (Engineering) mengembangkan bidang ilmu rekayasa lingkungan
untuk mencegah pencemaran lingkungan.

2.2 Penerapan Bidang Teknik dalam Ilmu Lingkungan


Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan Anaslis
Dampak Lingkungan Hidup, pada peraturan tersebut disebutkan bahwa bidang teknik
(sektor industri dan teknologi) wajib malakukan analisis dampak lingkungan.
Diketahui bahwa sektor industri dan teknologi menyumbang dampak terbesar pada
pencemaran lingkungan, dampak tersebut antara lain seperti:
1. Polusi Udara
Sumber polusi udara terbesar saat ini disebabkan aktivitas pembakaran bahan bakar
fosil untuk transportasi dan listrik, adapun sumber lainya disebabkan cerobong asap
dari industri seperti pabrik, kendaraan, pembakaran sampah atau bahkan menurut
The Earth Institute, penggunaan pupuk untuk pertanian menjadi penyumbang
utama polusi udara partikulat halus yaitu zat amoniak.
2. Polusi Air
Sumber polusi air terbesar adalah air limbah, hal ini mengakibatkan tingkat nutrisi
pada air menjadi rendah yang berakibat air tidak dapat dikonsumsi. Menurut
Conserve Energy Future, ada beberapa penyebab terjadinya pencemaran

13
lingkungan air diantaranya limbah industri, polusi air tanah yang diakibatkan cairan
seperti pestisida dan insektisida disemprotkan, tumpahan minyak laut, eutrofikasi.
3. Polusi Tanah
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan di tanah karena masuknya bahan
kimia yang tidak diinginkan ke dalam tanah akibat aktivitas manusia. Penggunaan
insektisida dan pestisida menyerap senyawa nitrogen dari tanah sehingga tak layak
huni bagi tanaman untuk mendapatkan nutrisi.
Faktor pemicu terjadinya di antaranya pelepasan limbah industri, pertambangan,
dan penggundulan hutan yang mengeksploitasi tanah. Kemudian tanaman tidak
dapat tumbuh dengan baik, serta tak bisa menahan tanah yang pada gilirannya
menyebabkan erosi.
4. Polusi Suara
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan ini berasal dari mesin-mesin di
industri, musik yang keras, kebisingan dari lalu lintas, kebisingan dari kegiatan
konstruksi.
5. Polusi Radioaktif
Pencemaran radioaktif sangat berbahaya bila terjadi. Penyebab terjadinya
pencemaran lingkungan satu ini, karena malfungsi pembangkit nuklir, pembuangan
limbah nuklir yang tidak tepat, kecelakaan, dan banyak lagi.
6. Polusi Cahaya
Dikutip dari Ecavo, sumber polusi cahaya antara lain billboard elektronik, lapangan
olahraga malam, lampu jalan dan mobil, taman kota, tempat umum, bandara, dan
kawasan pemukiman.
7. Polusi Termal atau Panas
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan berikutnya berasal dari kelebihan
panas di lingkungan. Ini menciptakan perubahan yang tidak diinginkan dalam
jangka waktu yang lama. Polusi termal atau panas ini berasal dari banyaknya pabrik
industri, penggundulan hutan, urban sprawl, dan efek dari polusi udara.

Untuk mengatasi dan menanggulangi permaslahan lingkungan seyogya menjadi


tanggung semua pihak, termaksuk masyarakat minimal secara non formal melalui
gerakan moral dengan peduli lingkungan. Pemerintah juga memiliki tanggung jawab
besar yang wajid diterapkan dalam rangka mencegah dan menanggulangi adanya

14
potensi penceraman dan kerusakan lingkungan dengan membuat berbagai regulasi
berdasarkan kewenangan yang dimilikinya (Mardanugraha dan Resosudarso, 2002).

Berdasarkan hal tesebut langkah-langkah dalam mengatasi dan menanggulangi


permasalahan lingkungan dibagi menjadi 3 bagian:

1. Secara administratif
Penanggulangan secara administratif atas pencemaran lingkungan tentu merupakan
tugas pemerintah, sehingga diharapkan kepada pemerintah terkait untuk dapat
memberikan perlindungan dan pencegahan atas potensi-potensi yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan berupa regulasi, dan peraturan-
peraturan bahkan jika perlu dalam bentuk undang-undang.
2. Penerapan Teknologi
Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologi dengan penggunaan
berbagai peralatan dalam rangka mencegah, mengolah berbagai material pencemar,
seperti sampah atau limbah, misalnya dengan mendirikan tempat pembakaran akhir
sampah berupa insinerator dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak
menghasilkan asap (Mena, Tyas and Budiati, 2019).
3. Model Pendekatan Edukatif
Pencegahan terjadinya pencemaran dapat dilakukan secara pendekatan edukatif
dapat dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Metode
ini lebih dikhususkan pada masyarakat secara umum untuk membentuk pemahaman
dan penanaman dalam diri perilaku sadar lingkungan.

2.3 Contoh Penerapan Teknologi dalam ilmu lingkungan


1. Teknologi Pengolahan Limbah Cair
a. Primary Treatment
Primary treatment atau pengolahan pendahuluan pada proses pengolahan
limbah cair bertujuan untuk memisahkan padatan yang ada pada air buangan
secara fisik dengan menggunakan saringan (filter) dan bak sedimentasi. Filter
bertujuan untuk mengurangi tercampurnya padatan dengan air atau lumpur.
b. Secondary Treatment
Secondary treatment atau pengolahan kedua bertujuan untuk menghilangkan
partikel-partikel koloid yang ada pada air buangan serta menstabilkan zat-zat

15
organik pada air limbah melalui proses aerobik dan anaerobik. Proses aerobik
dan anaerobik ini mengurai bahan organik dengan bantuan mikroorganisme
baik dengan menggunakan oksigen maupun tanpa oksigen. Proses yang umum
digunakan dalam lumpur aktif, trickling filter, RBC
c. Tertiary Treatment
Tertiary treatment atau pengolahan ketiga bertujuan untuk menghilangkan
unsur hara serta untuk menghilangkan bakteri patogen sebelum air olahan
nantinya akan dibuang ke lingkungan atau akan dimanfaatkan kembali.

Gambar 17. Proses pengolahan limbah cair

2. Teknologi Pengelolaan Limbah Sampah


a. TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat) Listrik Kerakyatan
Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Listrik Kerakyatan merupakan
program pengolahan limbah organik, seperti dedaunan, rumput, dan pepohonan
yang kemudian akan dijadikan sumber energi ekonomi alternatif. Inovasi ini
diciptakan oleh Pemda Klungkung yang bekerja sama dengan STT PLLN dan
Indonesia Power. Tidak hanya itu, sampah organis yang berasal dari rumah
tangga juga dapat disulap menjadi pakan ikan yang bisa diperjualbelikan.

Gambar 18. Proses TOSS

16
b. Mobil Bahan Bakar Sampah Limbah Plastik
Mobil bahan bakar limbah plastik ini merupakan inovasi teknologi yang diciptakan
oleh mahasiswa UGM Yogyakarta dan menjadi juara dunia lomba inovasi teknologi
yang diselenggarakan di London, Inggris. Mandarina, mobil berbahan bakar sampah
ini tidak menggunakan gas untuk membakarnya. Akan tetapi, mereka mengonversi
sampah plastik sebagai bahan bakar tersebut dengan menggunakan gas buangan
knalpot. Selain itu, teknologi ini juga memiliki alat penyerap karbondioksida dari
knalpot sehingga dapat benar-benar menekan polusi.

Gambar 19. Pengolahan limbah sampah menjadi bahan bakar listrik.

3. Teknologi Ramah Lingkungan


a. Kincir Angin
Angin yang bisa dijadikan sebagai alternatif sumber energi pengganti bahan
bakar fosil. Energi angin ini juga digunakan untuk menggerakan kincir tersebut
yang kemudian menghasilkan jenis energi lainnya seperti energi listrik yang
dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Sistem kincir angin inilah
merupakan sumber energi yang ramah lingkungan yang tidak menyebabkan
polusi udara. Tentunya hal ini berbeda dengan energi listrik yang dihasilkan
oleh bahan bakar non terbarukan yang memberikan dampak butuh bagi
atmosfer.
b. Panel Surya
Panel surya adalah suatu teknologi yang mampu mengubah cahaya menjadi
aliran listrik. Inovasi ini juga disebut sebagai photovoltaic yang artinya cahaya
listrik. Sel ini bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi
matahari dan menyebabkan arus mengalir diantara dua lapisan yang muatannya
berlawanan.

17
c. Mobil dan Motor Listrik
Ketersediaan bahan bakar yang semakin hari semakin menipis membuat banyak
inovasi baru bermunculan. Karenanya, inovasi seperti mobil listrik yang lebih
ramah lingkungan ini bisa menjadi salah satu solusinya.

3. Pertanyaan dari Kelompok

Nama : Ahmad Kadafi HS


Pertanyaan:
1. Bagaimana sikap kita terhadap pemanfaatan energi yang sifatnya terbatas?
Jawaban:
3.2 Menggunakan energi secara bijaksana
Gunakanlah energi secara bijaksana, efektif, efisien, dan tidak boros. Kita dapat
menghemat energi dengan cara menggunakan panel surya, memperbesar jendela dan
pencahayaan alami sehingga tidak membutuhkan banyak lampu, membiasakan jalan
kaki atau bersepeda untuk berpergian, dan mencabut peralatan listrik saat tidak
digunakan.
3.3 Menerima dan mendukung perubahan energi
Kita tidak boleh menolak perubahan energi walaupun prosesnya akan sedikit sulit
dijalani karena manusia telah terbiasa menggunakkan energi fosil. Namun kita tetap
harus mendukung penggunaan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Penerimaan dan dukungan ini harus dilakukan sebelum energi fosil benar-benar habis
dan berefek sangat buruk bagi kehidupan manusia.
3.4 Menerapkan energi yang terbarukan
Dengan menerapkan energi yang terbarukan kita dapat mengurangi penggunaan dari
energi yang tidak terbarukan. Para ilmuwan pun terus mengembangkan teknologi
tersebut agar menjadi lebih murah dan efisien dalam pengunaannya.

Nama : Gun Gun Mucharoni


Pertanyaan:
2. Bagaimana sikap kita seharusnya terhadap lingkungan hidup?
Jawaban:

18
Sikap yang harus kita lakukan adalah menjaga dan melestarikannya agar tetap terlihat
bersih, rapi, nyaman dan enak di pandang mata.
Contohnya:
Tidak membuang sampah sembarangan , tidak mencemarkan air seperti membuang libah
cair ke sungai agar tidak tercemar , tidak membakar sampah sembarangan agar asap tidak
menimbulkan polusi udara.

Nama : Rachman Avrian


Pertanyaan:
1. Mengapa kita harus melestarikan keanekaragaman hayati?
Jawaban:
Secara umum sumber daya kehati mempunyai tiga manfaat besar, yaitu; manfaat
ekonomi, sosial dan lingkungan. Ketiga jenis manfaat ini muaranya adalah pada
peningkatan taraf hidup manusia, makhluk Tuhan yang paling banyak jenis kebutuhan
hidupnya.
1. Manfaat Ekonomi
Manfaat ini merupakan jenis manfaat yang paling mudah difahami dan disadari
manusia. Manfaat ekonomi ini berupa pemenuhan kebutuhan secara ekonomi antara
lain; pangan, sandang, papan dan industri. Terhadap kepentingan pangan, kehati
memenuhi kebutuhan bahan pangan yang meliputi; berbagai jenis bahan makanan
pokok, ternak, perikanan, buah-buahan dan sayuran. Dalam kepentingan papan,
kehati memenuhi kebutuhan bahan bangunan berupa berbagai jenis kayu. Untuk
kepentingan sandang, kehati memenuhi kebutuhan berbagai serat untuk.pembuatan
pakaian. Sedangkan untuk kepentingan industri kehati memenuhi kebutuhan bahan
baku industri
2. Manfaat Lingkungan (Ekologi)
Manfaat secara ekologi adalah jenis manfaat keberadaan kehati yang cenderung
diabaikan dan luput dari pemahaman manusia, sementara manfaat secara ekologi ini
adalah manfaat yang tidak kalah pentingnya dengan manfaat ekonomi, bahkan
manfaat ini adalah menjadi prasarat untuk terwujudnya manfaat yang lain termasuk
manfaat ekonomi.
3. Manfaat Sosial Budaya

19
Manfaat ini meliputi beberapa kepentingan antara lain: Kesehatan, Ilmu Pengetahuan
dan seni budaya.

Nama : Muhammad Taufik


Pertanyaan:
1. Sebutkan fungsi dari sebuah rantai makanan dan apa dampaknya apabila salah satu
dari rantai makanan hilang?
Jawaban:
Pada hakikatnya sebuah rantai makanan berfungsi sebagai penjaga kestabilan ekosistem
sehingga tidak terjadi kepunahan, yang terdiri dari 3 aspek (Produsen, Konsumen dan
Decomposer/Pengurai) dan jika satu komponen rantai makanan terganggu / hilang
makan akan memiliki impact yang sangat besar pada ekosistem karena dapat mengurangi
dan menambahkan jumlah salah satu aspek bahkan dapat memunahkan aspek tersebut.

Nama : Mansur Khudhori


Pertanyaan:
1. Mengapa manusia merupakan komponen biotik yang sangat penting dalam
ekosistem?
Jawaban:
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki kemampuan berfikir
dan penalaran yang tinggi. Disamping itu manusia memiliki budaya, pranatasosial dan
pengetahuan serta teknologi yang semakin berkembang. Peranan manusia dalam
lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Peranan manusia yang
bersifat negatif adalah peranan yang merugikan lingkungan.
Kerugian ini secara langsung atau pun tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, peran manusia yang bersifat positif adalah
peranan yang berakibat menguntungkan lingkungan karena dapat menjaga dan
melestarikan daya dukung lingkungan.
Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan
keinginan. Manusia bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan
organisme lainnya, terutama dalam penggunaan sumber-sumber alamnya

20
Referensi dan Daftar Pustaka

• http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195408281986122-
AMMI_SYULASMI/PEMBELAJARAN_PENGLING/PB5_(asas-asas_lingkungan).pdf.
• Buku Pengelolaan Lingkungan Hidup Oleh Prof. Dr. K.E.S. Manik
• https://geospasialis.com/prinsip-ilmu-lingkungan/
• https://geospasialis.com/prinsip-ilmu-lingkungan/
• https://www.slideshare.net/NSPmunawi/asas-asas-dasar-ilmu-lingkungan-13725929
• https://klipaa.com/story/724-azas-azas-lingkungan-plh1
• http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195408281986122-
AMMI_SYULASMI/PEMBELAJARAN_PENGLING/PB5_%28asas-
asas_lingkungan%29.pdf
• https://geospasialis.com/prinsip-ilmu-lingkungan/
• Pengantar Teknik Lingkungan - 2021 oleh Muhammad Chaerul, Julianti Marbun, Lia
Destiarti Rakhmad Armus, Ismail Marzuki, Rd. Indah Nirtha NNPS Erni Mohamad, Dyah
Widodo, Miswar Tumpu Tamrin Tamim, Firdaus

Anda mungkin juga menyukai