Nama Kelompok:
Ahmad Kadafi HS 2114201014
Gun Gun Mucharoni 2114201015
Rachman Avrian 2114201016
Muhammad Taufik 2114217001
Mansur Khudohori 2114217002
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), asas adalah dasar atau sesuatu yang
menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat. Asas merupakan hipotesis yang telah diuji coba
kebenarannya, dan dapat dilakukan penyamarataan kesimpulan secara umum kebenarannya,
sedangkan lingkungan adalah semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia atau hewan.
Sehingga asas – asas lingkungan adalah dasar-dasar segala sesuatu yang mempengaruhi
pertumbuhan manusia dan hewan yang telah diuji secara umum kebenarannya.
Asas-asas lingkungan hidup terbagi kedalam 14 macam asas, yang mana dari ke 14 macam
asas tersebut dikelompokan menjadi 4 jenis asas diantaranya: asas sumber daya alam (asas 1-
5), asas keanekaragaman (asas 6-8), asas stabilitas ekosistem (asas 9-12), asas populasi (asas
13 -14).
Asas-asas lingkungan hidup tidak lepas dari pengelolaan lingkungan, penyimpangan asas dapat
mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Kodisi dan tata hubungan antar komponen
lingkungan mempunyai keteraturan atau menganut asas tertentu. Asas lingkungan ini
bermanfaat sebagai landasan dalam pengelolaan lingkungan. Keterbukaan dan peran serta
masyarakat merupakan asas yang esensial dalam pengelolaan lingkungan yang baik, terutama
didalam pencegahan pencemaran lingkungan.
Teknologi merupakan salah satu dari cabang dalam bidang teknik, dimana teknologi
mengambil peranan penting dalam pembangunan atau pertumbungan ekonomi suatu negara.
Petumbuhan dan pekembangan suatu negara mengakibatkan adanya perubahan pada proses
lingkungan, perubahan tersebut dapat berdampak negatif atau positif terhadap lingkungan.
Dampak negatif dari kerusakan lingkungan umumnya dikarenakan pembagunan yang hanya
semata-mata bertujuan untuk kepentingan ekonomi, sebagai contoh peningkatan polusi pada
pabrik yang meningkatkan target produsksinya. Tidak hanya itu teknologi memberi kontribusi
positif terhadap lingkungan seperti sistem monitoring kondisi lingkungan sehingga
mengurangi biaya serta waktu yang diperlukan.
1
1. Asas – Asas Lingkungan
Asas-asas lingkungan hidup terbagi menjadi kedalam 14 macam asas, yang kemudian
dikelompokan menjadi 4 jenis asas diantaranya:
2
listrik ini kemudian dimanfaatkan lebih lanjut oleh manusia untuk diubah
seterusnya menjadi berbagai macam bentuk energi lain seperti energi panas,
cahaya, suara, dan sebagainya.
Gambar 3. Contoh energi yang dimanfaatkan perubahannya, dari gerak mernajadi listrik
Asas 2 - Tak ada sistem pengubahan energi yang betul- betul efisien.
Contoh untuk asas ke dua ini adalah:
a. Potongan sayur-sayuran yang sudah tidak dapat dimanfaatkan atau memang
sengaja dipisahkan. Beberapa bagian bahan makanan ada yang sengaja
disisakan karena tidak layak konsumsi, atau bahkan karena ketidaktahuan
bagaimana memanfaatkanya. Sayur yang tidak dimanfaatkan memiliki sifat
organik dapat diurai dan diproses dengan bantuan bakteri (dekomposer)
pembusuk menjadi pupuk organik. Kemudian pupuk ini dimanfaatkan oleh
tumbuhan sebagai unsur hara yang membantu pertumbuhan dan perkembangan.
3
Asas 3 - Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori
sumber daya alam.
Contoh untuk asas ini adalah:
a. Tanaman kelapa sawit memerlukan waktu 4 tahun sebelum akhirnya
dimanfaatkan tandan buahnya yang mengandung minyak sawit. Waktu yang
dibutuhkan tersebut dimulai semenjak bibit (tunas) ditanam hingga dapat
berbuah. Kelapa sawit memilki waktu produktif untuk selalu menghasilkan
tandan sawit setiap tahun, yaitu berkisar 15 tahun hingga 25 tahun tergantung
perawatan. Waktu yang dibutuhkan untuk menunggu mulai berbuahnya kelapa
sawit dan waktu produktif dari kelapa sawit adalah contoh waktu sebagai
sumber alam, manusia harus mampu mengetahui dan memanfaatkan sumber
alam tersebut untuk kesejahteraan secara maksimal,
Gambar 5. Ilustrasi pertumbuhan pohon kelapa sawit yang berbeda bergantung pada
proses perawatan, lokasi pembibitan serta tenaga perawatan
Asas 4 - Untuk semua kategori sumber alam kalau pengadaannya sudah mencapai
optimum pengaruh unit kenaikan sering menurun dengan penambahan sumber daya
alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini
takkan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Contoh untuk asas ini adalah:
a. Wilayah perkotaan merupakan areal yang diciptakan manusia sebagai tempat
bernaungnya segala aktivitas manusia seperti tempat tinggal, bekerja, berbinis,
kegiatan sosial dan sebagainya. Kepadatan populasi yang berlebihan dalam
suatu area akan menekan daya dukung sumber alam disekitarnya misalkan
sumber tanah, air, makanan, udara. Sesuai dengan asas lingkungan ke-4
kepadatan populasi ini bila tidak segera diatasi dengan cara dibatasi jumlahnya
4
akan berdampak merusak baik untuk manusia akibat persaingan yang kuat juga
terhadap dampak lingkungan sekitar.
Asas 5 - Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak
dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua
sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih
lanjut.
5
1.2 Asas Keaneragaman
Asas 6 - Makin stabil suatu ekosistem, makin mantap keanekaragaman suatu
komunitas.
Keanekaragaman jenis dalam suatu ekosistem ditunjukan oleh keseimbangan
lingkungan. Apabila keseimbangan lingkungan terganggu dan sebagian jenis
(spesies) yang ada tidak mampu beradaptasi dengan pengaruh gangguan tersebut,
maka jumlah spesies dapat berkurang secara drastis. Makin sering suatu ekosistem
terganggu, makin rendah keanekaragaman komunitasnya. Dalam jangka Panjang,
keanekaragaman jenis yang tinggi akan ditemukan pada ekosistem yang stabil.
Sebagai contoh:
• Kawasan hutan alami yang dihuni oleh komunitas berbagai satwa liar. Apabila
hutan terganggu (rusak), misalnya oleh penebang liar, maka gajah dan harimau
akan mencari tempat (hutan) lain yang sesuai habitatnya.
• Suatu danau yang didalamnya hidup berbagai jenis ikan. Jika terjadi
pencemaran, maka ikan yang peka (tidak tahan) pencemaran akan berpindah ke
bagian perairan danau yang tidak tercemar atau mati.
Asas 7 - Sistem yang sudah mantap akan mengeksploitasi sistem yang belum
mantap.
Contoh untuk asas ketujuh ini adalah:
a. Eksploitasi penduduk kota terhadap penduduk desa. Kenyataan menunjukan
bahwa dari segi Pendidikan, wawasan, pengetahuan umum, dan penguasaan
informasi, sistem penduduk kota jauh lebih mantap disbanding dengan
penduduk desa. Dengan kondisi ini, sebenarnya penduduk kota “menguasai”
penduduk desa. Jadai, dari sudut pandang lingkungan, penduduk kota
6
mengeksploitasi penduduk desa, baik secara sosial budaya maupun ekonomi.
Eksploitasi di sini berupa:
• Penduduk desa meniru perilaku, norma atau kebiasaan penduduk kota:
• Harga produk – produk penduduk desa lebih ditentukan oleh penduduk kota.
• Harga produk – produk penduduk kota yang dijual ke desa juga ditentukan
oleh penduduk kota.
b. Populasi kera mengeksploitasi tanaman diperladangan, populasi kera yang
hidup di hutan (ekosistemnya sudah mantap) akan memanfaatkan ekosistem
yang belum mantap di sekitar hutan itu. Misalnya, di sekitar hutan itu dibuka
perladangan baru yang ditanami jagung, padi, singkong (ubi kayu), dan buah –
buahan ekosistem yang belum mantap). Dalam hal ini tanaman di perladangan
tersebut menjadi sumber makanan populasi kera.
Asas 8 - Organisme atau populasi dalam suatu komunitas yang tertekan oleh
lingkungannya, akan berupaya tidak punah (tetap survive).
Contoh asas ini adalah:
a. Tanaman jagung yang terlindung oleh pepohonan. Tanaman jagung
memerlukan sinar matahari untuk proses potosintesis dan pertumbuhannya,
tetapi sinar matahari tertahan oleh pepohonan. Untuk mencari sinar matahari,
tanaman jagung akan tumbuh lebih tinggi dan cepat, yang disebut etiolase.
Memang pertumbuhan dan produksinya tidak normal, tetapi tanaman jagung
tersebut tetap berupaya untuk hidup dan berproduksi.
b. Kelompok masyarakat yang hidup di daerah yang banyak mengalami tantangan
alam. Penduduk di daerah gersang (tandus), umumnya lebih kreatif, kritis, ulet
7
dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dibanding dengan kelompok
masyarakat yang hidup di daerah subur. Demikan juga kelompok masyarakat
yang hidup di daerah yang mempunyai emapt musim, yaitu musim panas
(sesudah musim semi), musim gugur (sesudah musim panas), musim dingin
(sesudah musim gugur), dan musim semi / bunga (sesudah musim dingin).
Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, masyarakat yang hidup
diempat musim ini lebih inovatif, kreatif, dan dinamis daripada masyarakat
yang hidup di dua musim (musim kemarau dan musim hujan).
c. Individu atau kelompok masyarakat yang merasa tertekan. Di dalam suatu
komunitas, individu atau kelompok masyarakat yang kehidupannya merasa
tertekan akan berupaya untuk tetap bertahan (survive). Hal ini dapat terjadi pada
masyarakat majemuk yang menghuni suatu wilayah tertentu. Misalnya, individu
atau kelompok masyarakat dalam mengembangkan budaya dan/atau melakukan
ibadah agamanya merasa tertekan oleh kelompok lainnya, akan tetap berupaya
untuk melakukannya walaupun mungkin dengan cara “bergerilia”. Secara
alamiah dan naluri kemanusiaan, manusia cenderung untuk mempertahankan
jatidirinya. Individu atau kelompok yang merasa tertekan dalam suatu
komunitas, biasanya lebih kreatif, ulet, gesit, tekun dan lebih tabah dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
d. Dalam Dokumen konvensi ke 5 tentang keanekaragaman hayati.dari hasil
kesepakatan internasional dalam KTT Bumi yang diadakan di Rio de Janeiro,
Brazil pada juni 1992 menjelaskan bahwa dokumen in berisi anjuran agar
negara-negara mengerahkan segala daya dan dana untuk melestarikan
keanekaragaman hayati (jenis,spesies), serta mengupayakan pemanfaatan
penggunaan keanekaragaman hayati tersebut secara merata.Indonesia sebagai
salah satu negara anggota masyarakat dunia dan juga peserta dalam konferensi
tersebut, memberikan respons (tanggapan) yang cukup positif dalam
penanganan lingkungan hidup. Berbagai kebijakan, upaya, dan tindakan telah
dilakukan untuk mencegah, menangani, dan menanggulangi masalah
lingkungan hidup.
8
Gambar 10. Ilustrasi hewan yang berusa bertahan dalam kondisi habitat yang rusak.
9
Asas 10 - Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomassa dan
produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai mencapai sebuah asimtot.
Contoh asas ini adalah:
a. Hewan berdarah panas di daerah iklim dingin akan mempunyai ukuran tubuh
yang lebih besar, misal serigala di kutub akan mempunyai tubuh yang lebih
besar dan bulu yang lebih tebal. Sehingga rasio dengan berat tubuh akan lebih
rendah, hal ini dilakukan untuk efisiensi energi.
Asas 11 - Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum
mantap (belum dewasa).
Contoh asas ini adalah:
a. Kota sebagai suatu lingkungan adalah sistem yang lebih dewasa daripada desa.
Akan terjadi eksploitasi yang dilakukan desa meliputi dalam hal
ketenagakerjaan, ekonomi, sosial dan politik. Begitu seterusnya, kota yang lebih
besar akan mengeksploitasi kota yang lebih kecil.
Gambar 12. Ilustrasi perkotaan dan hutan yang akan menjadi desa dan bertransformasi
menjadi kota
10
Asas 12 - Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada
kepentingan relatifnya didalam keadaan suatu lingkungan.
Contoh asas ini adalah:
a. Pada ekosistem yang berada dilingkungan gunung api, ketika terjadi
erupsigunung api, suatu habitat yang semula mantap akan hancur karena suatu
perubahan kecil maupun besar Namun sebaliknya suksesi primer yang merintis
daerah tersebut setelah erupsi memerlukan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkunganya.
11
Asas 14 - Derajat pola keteraturan naik turunnya populasi bergantung pada jumlah
keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nantinya akan mempengaruhi
populasi itu.
Contoh asas ini adalah :
a. Pada konsep jaring-jaring makanan atau rantai makanan, ada produsen,
konsumen I, konsumen II, dan konsumen III, jika populasi produsen akan turun,
populasi konsumen II dan III akan naik. Dan pada waktu berikutnya produsen
yang berpopulasi rendah akan diikuti menurunnya populasi konsumen I, II dan
III. Atau bisa dilihat dimana burung elang sangat tergantung pada tikus tanah
sebagai sumber makanan utama, dan tikus tanah sangat bergantung pada jenis
tanah tertentu untuk hidupnya.
12
Miller (2002) menulis bahwa ilmu lingkungan adalah ilmu interdisipliner yang
menggunakan konsep dan informasi dari ilmu-ilmu alam seperti ekologi, biologi,
kimia, dan geologi dan ilmu-ilmu sosial seperti ekonomi, politik dan etika, dengan
tujuan untuk:
Karena ilmu lingkungan merupakan cabang ilmu yang multi disiplin, maka setiap
ilmuwan yang memiliki latar belakang pendidikan tertentu dapat membuat spesifikasi
sesuai dengan latar belakang bidang ilmunya. Sebagai contoh ilmuwan dari latar
belakang rekayasa (Engineering) mengembangkan bidang ilmu rekayasa lingkungan
untuk mencegah pencemaran lingkungan.
13
lingkungan air diantaranya limbah industri, polusi air tanah yang diakibatkan cairan
seperti pestisida dan insektisida disemprotkan, tumpahan minyak laut, eutrofikasi.
3. Polusi Tanah
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan di tanah karena masuknya bahan
kimia yang tidak diinginkan ke dalam tanah akibat aktivitas manusia. Penggunaan
insektisida dan pestisida menyerap senyawa nitrogen dari tanah sehingga tak layak
huni bagi tanaman untuk mendapatkan nutrisi.
Faktor pemicu terjadinya di antaranya pelepasan limbah industri, pertambangan,
dan penggundulan hutan yang mengeksploitasi tanah. Kemudian tanaman tidak
dapat tumbuh dengan baik, serta tak bisa menahan tanah yang pada gilirannya
menyebabkan erosi.
4. Polusi Suara
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan ini berasal dari mesin-mesin di
industri, musik yang keras, kebisingan dari lalu lintas, kebisingan dari kegiatan
konstruksi.
5. Polusi Radioaktif
Pencemaran radioaktif sangat berbahaya bila terjadi. Penyebab terjadinya
pencemaran lingkungan satu ini, karena malfungsi pembangkit nuklir, pembuangan
limbah nuklir yang tidak tepat, kecelakaan, dan banyak lagi.
6. Polusi Cahaya
Dikutip dari Ecavo, sumber polusi cahaya antara lain billboard elektronik, lapangan
olahraga malam, lampu jalan dan mobil, taman kota, tempat umum, bandara, dan
kawasan pemukiman.
7. Polusi Termal atau Panas
Penyebab terjadinya pencemaran lingkungan berikutnya berasal dari kelebihan
panas di lingkungan. Ini menciptakan perubahan yang tidak diinginkan dalam
jangka waktu yang lama. Polusi termal atau panas ini berasal dari banyaknya pabrik
industri, penggundulan hutan, urban sprawl, dan efek dari polusi udara.
14
potensi penceraman dan kerusakan lingkungan dengan membuat berbagai regulasi
berdasarkan kewenangan yang dimilikinya (Mardanugraha dan Resosudarso, 2002).
1. Secara administratif
Penanggulangan secara administratif atas pencemaran lingkungan tentu merupakan
tugas pemerintah, sehingga diharapkan kepada pemerintah terkait untuk dapat
memberikan perlindungan dan pencegahan atas potensi-potensi yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan berupa regulasi, dan peraturan-
peraturan bahkan jika perlu dalam bentuk undang-undang.
2. Penerapan Teknologi
Penanggulangan pencemaran lingkungan secara teknologi dengan penggunaan
berbagai peralatan dalam rangka mencegah, mengolah berbagai material pencemar,
seperti sampah atau limbah, misalnya dengan mendirikan tempat pembakaran akhir
sampah berupa insinerator dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tidak
menghasilkan asap (Mena, Tyas and Budiati, 2019).
3. Model Pendekatan Edukatif
Pencegahan terjadinya pencemaran dapat dilakukan secara pendekatan edukatif
dapat dilakukan melalui jalur pendidikan baik formal maupun nonformal. Metode
ini lebih dikhususkan pada masyarakat secara umum untuk membentuk pemahaman
dan penanaman dalam diri perilaku sadar lingkungan.
15
organik pada air limbah melalui proses aerobik dan anaerobik. Proses aerobik
dan anaerobik ini mengurai bahan organik dengan bantuan mikroorganisme
baik dengan menggunakan oksigen maupun tanpa oksigen. Proses yang umum
digunakan dalam lumpur aktif, trickling filter, RBC
c. Tertiary Treatment
Tertiary treatment atau pengolahan ketiga bertujuan untuk menghilangkan
unsur hara serta untuk menghilangkan bakteri patogen sebelum air olahan
nantinya akan dibuang ke lingkungan atau akan dimanfaatkan kembali.
16
b. Mobil Bahan Bakar Sampah Limbah Plastik
Mobil bahan bakar limbah plastik ini merupakan inovasi teknologi yang diciptakan
oleh mahasiswa UGM Yogyakarta dan menjadi juara dunia lomba inovasi teknologi
yang diselenggarakan di London, Inggris. Mandarina, mobil berbahan bakar sampah
ini tidak menggunakan gas untuk membakarnya. Akan tetapi, mereka mengonversi
sampah plastik sebagai bahan bakar tersebut dengan menggunakan gas buangan
knalpot. Selain itu, teknologi ini juga memiliki alat penyerap karbondioksida dari
knalpot sehingga dapat benar-benar menekan polusi.
17
c. Mobil dan Motor Listrik
Ketersediaan bahan bakar yang semakin hari semakin menipis membuat banyak
inovasi baru bermunculan. Karenanya, inovasi seperti mobil listrik yang lebih
ramah lingkungan ini bisa menjadi salah satu solusinya.
18
Sikap yang harus kita lakukan adalah menjaga dan melestarikannya agar tetap terlihat
bersih, rapi, nyaman dan enak di pandang mata.
Contohnya:
Tidak membuang sampah sembarangan , tidak mencemarkan air seperti membuang libah
cair ke sungai agar tidak tercemar , tidak membakar sampah sembarangan agar asap tidak
menimbulkan polusi udara.
19
Manfaat ini meliputi beberapa kepentingan antara lain: Kesehatan, Ilmu Pengetahuan
dan seni budaya.
20
Referensi dan Daftar Pustaka
• http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195408281986122-
AMMI_SYULASMI/PEMBELAJARAN_PENGLING/PB5_(asas-asas_lingkungan).pdf.
• Buku Pengelolaan Lingkungan Hidup Oleh Prof. Dr. K.E.S. Manik
• https://geospasialis.com/prinsip-ilmu-lingkungan/
• https://geospasialis.com/prinsip-ilmu-lingkungan/
• https://www.slideshare.net/NSPmunawi/asas-asas-dasar-ilmu-lingkungan-13725929
• https://klipaa.com/story/724-azas-azas-lingkungan-plh1
• http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/195408281986122-
AMMI_SYULASMI/PEMBELAJARAN_PENGLING/PB5_%28asas-
asas_lingkungan%29.pdf
• https://geospasialis.com/prinsip-ilmu-lingkungan/
• Pengantar Teknik Lingkungan - 2021 oleh Muhammad Chaerul, Julianti Marbun, Lia
Destiarti Rakhmad Armus, Ismail Marzuki, Rd. Indah Nirtha NNPS Erni Mohamad, Dyah
Widodo, Miswar Tumpu Tamrin Tamim, Firdaus