Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah: Alat Ukur Fisika

OSILOSKOP

Disusun oleh :
Baho Kristanti Hutagalung
4181121001
Leonardo Silalahi
4182121017
Magdalena Simbolon
4183321012
Septi Sinaga
4183121029
Fisika Dik A 2018

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Osiloskop merupakan alat ukur elektronik. Frekuensi dan periode dapat diukur
dengan menggunakan alat ukur osiloskop ini, dan dapat melihat bentuk-bentuk
gelombang seperti bentuk gelombang sinyal audio, sinyal video, dan bentuk gelombang
tegangan listrik arus bolak-balik.
Osiloskop telah lama digunakan untuk pengukuran luas atau lebar yang bervariasi
oleh insinyur, ilmuwan, dan teknisi. Banyak yang menyatakan bahwa osiloskop sangatlah
serbaguna dan fungsi utamanya adalah bertujuan untuk mengukur peralatan elektronik.
Osiloskop merupakan salah satu alat ukur elektronika yang sering kita
jumpai disamping alat ukur yang lain seperti halnya sinyal generator penghitung
frekuensi, alat pengukur geratan (vibrasi) dan alat pengukur deru suara dan sebagainya.
Alat alat ukur tersebut diatas merupakan perangkat alat ukur perbengkelan, laboratorium,
dan industri elektronika, penggunaan osiloskop elektromagnetik ini dibatasi sampai
frequensi ini dibatasi sampai 10 KHz, dan untuk gejala frequensi tinggi digunakanlah
tabung sinar katoda yang biasa disebut CRT (cathoda ray tube) tabung ini berfungsi
untuk mendefleksikan sinar cahaya electron.
1.2. Rumusan masalah
1 Bagaimana bentuk dan bagian dari osiloskop?
2 Apa fungsi dari Osiloskop analog?
3 Bagaimana setting default osiloskop?
4. Bagaimana prinsip kerja dari osiloskop analog?
5. Bagaimana cara mengukur Frekuensi, Tegangan, AC dan DC?
6. Bagaimana cara kalibrasi osiloskop analog?
7. Bagaimana sistem pengukuran pada osiloskop analog
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bentuk dan Bagian Umum Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal
berubah terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini
ditunjukkan bahwa pada sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu
horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.

Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak
dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil.Sejumlah tombol pada
osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.

Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat
yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat
yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik. Kadang-kadang sinyal osiloskop juga
dinyatakan dengan 3 dimensi.Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan
sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z
merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop.Tetapi bagian ini biasanya diabaikan
karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran. Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip
sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol pengatur.kecuali terdapat garis-
garis(grid) pada layarnya.

Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik.Osiloskop penting


bagi para montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan
sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-
gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer.Para teknisi otomotif juga
memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah mesin.Jadi dengan
osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu.Dan
banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.

Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yaitu tipe analog dan digital.
Osiloskop analog (ART-Analog real time) menggunakan tegangan yang diukur untuk
menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai dengan bentuk gambar yang diukur.
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambarkan bentuk – bentuk gelombang
listrik dengan melalui pancaran electron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar
katoda (CRT) dari kiri ke anan. Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang
diukur dan dengan menggunakan ADC (Analag to Digital Converter) untuk mengubah
besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital. Dalam osiloskop digital
gelombang akan ditampilkan terlebih dahulu dicuplik an didigitalsasikan. Osiloskop
kemudian menyimpan nilai-nilai tegangna ini bersama-sama dengan skala waktu
gelombangnya di memori. Pada dasarnya osiloskop digital hanya dan menyimpan
demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Beberapa DSO memunhkinkan untuk
memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisi (pengambilan)
gelombang yang akan diukur.

Bagian-bagian fisik luar osiloskop dapat dilihat melalui gambar berikut:

 menyatakan sumber signal (CH1, CH2, LINE, dan EXT).


 menyatakan input Channel 1.
 menyatakan channel mana yang ditampilkan pada layar (CH1, CH2, DUAL,
dan ADD).
 menyatakan jenis signal input (AC, GND, dan DC).
 menyatakan Volts/Div.
 menyatakan Vertical Position (posisi secara vertikal).
 menyatakan Horizontal Position (posisi secara horizontal).
 menyatakan Time/Div (waktu per kotak pada layar osiloskop).

2.2 Fungsi Osiloskop

Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa besaran yang berubah-ubah


terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang
diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan
tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa
antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya,
yaitu:
1. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.

2.Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.

3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.

4. Membedakan arus AC dengan arus DC.


5. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display
menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai
tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal
dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili
sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-
tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat
dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan
kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor
osiloskop, yaitu:

1. Gelombang sinusoida
2. Gelombang blok
3. Gelombang segitiga.
2.3 Setting default Osiloskop
Tombol Umum:
Powe (On/Off) : Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope
Ilumination : Untuk menyalakan lampu latar.
Intensity : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
Focu : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi
Rotatio : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
CAL : Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi Oscilloscope
Tombol di Vertikal Block
Position : Untuk mengatur naik turunnya garis.
V. Mode : Untuk mengatur Channel yg dipakai
Ch1 : Menggunakan Input Channel1
Ch2 : menggunakan Input Channel 2
Alt : (Alternate) menggunakan bergantian Channel1 dan Channel 2
Chop : Menggunakan potongan dari Channel 1 dan Channel2
Add : Menggunakan penjumlahan dari Ch1 dan Ch2
Coupling : Dipilih sesuai input Channel yg digunakan,
Source : Sumber pengukuran bisa dari Channel1 atau Channel2
Slope : Normal digunakan yang +. Gunakan yang – untuk kebalikan gelombang.
AC-GND-DC : Pilih AC untuk gelombang bolak-balik (peak to peak)
Pilih DC untuk gelombang/tegangan searah DC
Pilih GND untuk menonaktifkan gelombang mis:Utk menentukan posisi awal
VOLTS/DIV : Untuk menentukan skala vertikal tegangan dlm satu kotak/DIV Vertikal.
Tombol di Horizontal Block :
Position : Untuk mengatur posisi horizontal dari garis gelombang.
TIME/DIV : Untuk megatur skala frekuensi dalam satu kotak/DIV Horizontal.
X10 MAG : Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x lipat.
Variable : Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.
Trigger Level : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.
2.4 Prinsip Kerja Osiloskop Analog
Prinsip kerja osiloskop analog dapat dijelaskan melalui skema berikut ini:
Penjelasan untuk skema prinsip kerja osiloskop analog:
Saat kita menghubungkan probe ke sebuah rangkaian, sinyal tegangan mengalir
dari probe menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop (Vertical System),
sebuah Attenuator akan melemahkan sinyal tegangan inputsedangkan Amplifier akan
menguatkan sinyal tegangan input. Pengaturan ini ditentukan oleh kita saat
menggerakkan kenop "Volt/Div" pada user interfaceOsiloskop.
Tegangan yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi
vertikal pada sebuah CRT (Catode Ray Tube), sinyal tegangan yang dimasukkan ke pelat
ini nantinya akan digunakan oleh CRT untuk menggerakkan berkas-berkas
elektron secara bidang vertikal saja (ke atas atau ke bawah).
Sampai point ini dapat disimpulkan bahwa Vertical System pada osiloskop analog
berfungsi untuk mengatur penampakan Amplitudo dari sinyal yang diamati.
Selanjutnya sinyal masuk ke dalam pelat defleksi vertikal.Sinyal tegangan yang
teraplikasikan disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak.Tegangan positif
mengakibatkan berkas elektron bergerak ke atas, sedangkan tegangan negatif
menyebabkan elektron terdorong ke bawah.
Sinyal yang keluar dari Vertical System tadi juga diarahkan ke Trigger System untuk
memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan "Horizontal
Sweep" yaitu pergerakan elektron secara sweep - menyapu ke kiri dan ke kanan - dalam
dimensi horizontal atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang
menyebabkan elektron untuk bergerak sangat cepat menyeberangi layar dalam suatu
interval waktu tertentu. Pergerakan elektron yang sangat cepat (dapat mencapai 500,000
kali per detik) inilah yang menyebabkan elektron tampak seperti garis pada layar
(misalnya seperti daun kipas pada kipas angin yang tampak seperti lingkaran saja saat
berputar).
Pengaturan berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita
anggap sebagai pengaturan Periode/Frekuensi yang tampak pada layar, bentuk
konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop Time/Div pada Osiloskop.

Pengaturan bidang vertikal dan horizontal secara bersama-sama akhirnya dapat


merepresentasikan sinyal tegangan yang diamati ke dalam bentuk grafik yang dapat kita
lihat pada layar CRT.

2.5 Cara Mengukur Frekuensi, Tegangan, Arus Searah dan Arus Bolak-Balik (DC
dan AC) dengan Osiloskop Analog

Pengukuran tegangan dilakukan dengan menghitung jumlah pembagi yang meliputi


muka gelombang pada bagian skala vertikal.Sinyal dapat diatur dengan mengubah-ubah
kontrol vertikal, untuk pengukuran terbaik pilihlah skala volts/div (volt per kotak) yang
paling cocok. Waktu dapat diukur dengan menggunakan skala horizontal pada
osiloskop.Pengukuran waktu meliputi periode, lebar pulsa (pulse width), dan waktu dari
pulsa. Pengukuran waktu akan lebih akurat bila mengatur porsi sinyal yang akan diukur
untuk mengatasi besarnya area pada layar. Pengukuran waktu yang lebih akurat dapat
dilakukan dengan mengatur tombol time/div.
Langkah-Langkah Mengukur Tegangan Arus Bolak-Balik (AC)
1. Sinyal AC diarahkan ke CH input dan stel saklar mode untuk menampilkan
bentuk gelombang yang diarahkan ke CH tersebut.
2. Distel saklar VOLT/ DIV untuk menampilkan kira- kira 5 DIV bentuk
gelombang.
3. Distel saklar SEC/ DIV untuk menampilkan beberapa gelombang.
4. Atur penampilan gelombang secara vertikal sehingga puncak gelombang
negatif, gelombang berhimpit dengan salah satu garis gratikul horizontal.
5. Atur tampilan gelombang secara horizontal, sehingga puncak berimpit dengan
pusat garis gratikul vertikal.
6. Hitunglah tegangan puncak- kepuncak ( Peaks to peaks ) dengan menggunakan
persamaan:
VOLT ( p.p ) = ( difleksi vertikal ) x ( penempatan saklar VOLT/ DIV ).
Langkah-Langkah Mengukur Tegangan Arus Searah (DC)
1. Pilih mode SOURCE pada LINE.
2. Pilih mode COUPLING pada DC.
3. Pilih DC pada tombol AC-DC.
4. Siapkan baterai yang akan diukur.
5. Dengan kabel penghubung, hubungkan battery dengan salah satu channel.
6. Hal yang perlu diperhatikan sebelum mengukur adalah, letakkan nilai 0 di layar
sebaik mungkin.
7. Variasikan VOLTS/DIV pada beberapa angka (misalnya 1, 1.5, dan 2).
8. Catat semua hasil pengukuran yang didapatkan.
Langkah-Langkah Mengukur Periode dan Frekuensi
1. Distel saklar SEC/DIV untuk menampilkan siklus gelombang kompleks.
2. Diukur jarak horizontal antara titik-titik pengukuran waktu (satu panjang
gelombang ).
3. Ditentukan period e gelombang dengan mengalikan jumlah pembagi dengan faktor
pengali.
4. Ditentukan frekuensi gelombang (1/ periode).

2.6 Tahapan Penyetaraan (Kalibrasi) Osiloskop Analog

1. Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada di belakang osiloskop
sebelum kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.

2. Nyalakan osiloskop dengan menekan tombol power.

3. Set saluran pada tombol CH1.

4. Set mode pada Auto.

5. Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.

6. Atur posisi berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang
bernama horizontal dan vertikal.

7. Set level mode pada tengah-tengah (-) dan (+).

8. Set tombol tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan dengan memperkirakan


terhadap tegangan masukan.
9. Pasang probepada salah satu saluran, (misal CH1) dengan tombol pengalihAC/DC pada
kedudukan AC.

10. Atur saklar/switch pada pegangan probedengan posisi pengali 1x.

11. Tempelkan ujung probe pada titik kalibrasi.

12. Atur Time/Div pada posisi 1ms agar tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.

13. Setelah tahapan 11, osiloskop siap digunakan untuk mengukur tegangan.

2.7 Sistem Pengukuran Umum

Osiloskop analog menggunakan metode dasar pengukuran berupa perbandingan tidak


langsung. Sistem pengukuran umumnya adalah sebagai beriku

 Tingkat I : Detektor/transduser berupa prob


 Tingkat II : vertical system, trigger system, horizontal system, dan pelat
defleksi
 Tingkat III : Layar CRT.

2.8 Kesalahan-kesalahan pada osiloskop

1. Dapat tarjadi kebakaran pada lapisan fosfor layar jika membiarkan ada titik terang
pada layar walaupun sesaat

2. Lupa memastikan alat yang diukur dan oscilloscope ditanahkan (digroundkan).


Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensiradio atau
jala-jala.

3. Lupa memastikan probe dalam keadaan baik

4. Dapat merusak oscilloscope jika pada saat menyalakan, power saklar masih dalam
keadaan on

5. Dapat terjadi sengatan listrik jika pada saat memperbaiki atau membersihkan
Oscilloscope masih terhubung dengan jaringan listrik 220V

2.9 Keselamatan Kerja Osiloskop

1. Sebelum di pasangkan ke sumber arus oscilloscope lalukan pengaturan baseline


trace
2. Groundkan oscilloscope ke tanah agar tidak terjadi kecelakaan tersengat listrik yang
tidak diinginkan pada saat melakukan kerja

3. Tempatkan oscilloscope di tempat yang datar agar tidak jatuh

4. Matikan arus listrik pada saat membersihkan oscilloscope agar tidak tersengat arus
listrik

2.10 Jenis-Jenis Osiloskop Analog

Osiloskop analog terdiri dari dua jenis utama, yaitu osiloskop analog standard dan
osiloskop dual trace.Osiloskop standard hanya mampu memperagakan sebuah sinyal
untuk diamati. Sedangkan osiloskop dual trace dapat memperagakan dua buah sinyal
sekaligus pada saat yang sama. Osiloskop jenis ini biasanya digunakan untuk melihat
bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik.

2.11 Kelebihan dan Kekurangan Osiloskop Analog

Kelebihan osiloskop analog antara lain:

Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif


lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang
mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan
peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang
diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks,misalnya sinyal video di
TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat
menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan
(flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah(sekitar 10-20 Hz).
Selain kelebihan, osiloskop analog juga memiliki kekurangan, yaitu:

Keseluruhan bidang skala dapat ditutup semua menjadi daerah yang dapat dilihat oleh
mata, misalnya dengan DSO dari Hewlett-Packard HP 54600 (Pada osiloskop digital).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih
murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah
dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan
peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang
diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks,misalnya sinyal video di
TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat
menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan
(flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah(sekitar 10-20 Hz).

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Wahyudi, Agus M,pd.Dra. Susanna,M.p.alat ukur dan pengukuran.Jakarta:Erlangga

Jeweet, dkk. 2000. Fisika sains. Jakarta: Erlangga.

Wahyuni, Agus. 2012. Alat Ukur dan Pengukuran. Banda Aceh.UNPY

Tooley, Michael. 2002 . Prinsip dan Aplikasi Rangkaian Elektronika edisi


kedua.Jakarta; Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai