ABSORBSI CAHAYA
ABSTRACT
Light absorption experiments were carried out with the aim of determining
the absorption coefficient of a material, observing the influence of the absorber
thickness on the light absorption of a material and observing the influence of the
resistance on the intensity of the reflection (reflection). of a substance. In this
experiment, 3 measurement methods are carried out, namely absorption coefficient
with varying resistance, light absorption coefficient with varying color and thickness
of the material, and light absorption with varying voltage source. The tools and
materials used in this experiment are multimeter, lux meter, power supply, lens,
colored paper, screw micrometer, halogen light source and aperture diaphragm.
From the results obtained it can be concluded that the thickness of the material, the
size of the barrier and the size of the source voltage used affect the Id, Ip and the
absorption coefficient of a material, namely the greater the thickness of the larger the
barrier and the size of the used Also, the greater the source voltage, the greater Id,
Ip, and the absorption coefficient of a resulting material, or in other words, both are
directly proportional.
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan Absorbsi Cahaya, dengan tujuan percobaan
untuk menentukan koefisien penyerapan suatu material, mengamati pengaruh
ketebalan absorber terhadap penyerapan cahaya suatu material dan untuk mengamati
pengaruh hambatan terhadap besar intensitas pantul (refleksi) suatu material. Dalam
percobaan ini ada 3 metode pengukuran yang dilakukan yaitu koefisien absorbsi
dengan hambatan bervariasi, Koefisien absorbsi cahaya dengan warna dan ketebalan
material yang bervariasi, dan Absorbsi cahaya dengan sumber tegangan yang
bervariasi. Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah multimeter,
luxmeter, power supply, lensa, kertas warna, micrometer sekrup, sumber cahaya
halogen, dan celah diafragma. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat
disimpulkan bahwa ketebalan material, besar penghalang, dan besarnya tegangan
sumber yang digunakan berpengaruh terhadapa Id, Ip, dan koefisien penyerapan suatu
material, yaitu semakin besar ketebalan material, besar penghalang, dan besarnya
tegangan sumber yang digunakan maka Id, Ip, dan koefisien penyerapan suatu
material yang dihasilkan juga akan semakin besar, atau dengan kata lain keduanya
berbanding lurus.
JURNAL SAINS FISIKA
Prodi Fisika, FakultasSainsdanTeknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis
faktor-faktor yang menentukan besar kuat penerangan yang terukur di suatu titik
ukur, istilah-istilah dalam pengukuran dan juga jenis titik ukur.
Ada dua jenis pencahayaan yaitu pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan
alami berasal dari cahaya matahari yang selalu tersedia di alam dan cahaya langit
hasil pemantulan cahaya matahari. Intensitas cahaya matahari stabil sedangkan
intensitas cahaya langit dipengaruhi waktu dan cuaca, karena intensitas cahaya langit
fluktuatif, besar kuat penerangan yang terukur di suatu titik pun tidak stabil.
Pencahayaan buatan berasal dari sistem cahaya berenergi terbatas di ala,
misalnya energi listrik serta energi dari proses minyak bumi dan gas. Intensitas
cahaya dan kuat penerangan cahaya buatan stabil tanpa dipengaruhi perubahan waktu
dan cuaca. Besarnya pun dapat di ukur sesuai kebutuhan (Latifah, 2015: 7-9).
Menurut Cahyono (2017: 105), ada tiga tipe sistem penerangan buatan yaitu:
1. Sistem penerangan merata (area light), yaitu penerangan yang merata ke seluruh
penjuru ruangan.
2. Sistem penerangan terarah (spot light), yaitu penerangan yang diarahkan ke objek
tertentu.
3. Sistem penerangan setempat (point light), yaitu penerangan yang
dikonsentrasikan khusus pada bidang kerja.
Pemancaran cahaya adalah pemancaran gelombang elektromagnetik yang
secara umum disebut radiasi, maka ada hubungan antara pemancaran cahaya dan
pemancaran radiasi. Namun kuat pemancaran cahaya belum tentu sebanding dengan
kuat pemancaran radiasi, atau disebut daya terang, bersangkutan dengan peristiwa
perangsangan panca indera mata. Mata sangat peka terhadap warna kuing dan
kepekaan itu makin merosot untuk warna-warna yang panjang gelombang makin
panjang maupun makin pendek dari panjang gelombang warna kuning tersebut.
Banyaknya pancaran dari cahaya atau disebut fluks cahaya, dinyatakan dalam satuan
lumen (Soedojo, 1992: 58).
Hukum Lambert-Beer berlaku pada larutan dengan konsentrasi kurang dari
sama dengan 0.01 M untuk sebagian besar zat. Namun, pada larutan dengan
konsentrasi pekat maka satu molekul terlarut dapat memengaruhi molekul terlarut
lain sebagai akibat dari kedekatan masing-masing molekul pada larutan dengan
konsentrasi yang pekat tersebut. Ketika satu molekul dekat dengan molekul yang lain
maka nilai serapan molar dari satu molekul itu akan berubah atau terpengaruh. Secara
keseluruhan, nilai absorbansi yang dihasilkan pun ikut terpengaruh, sehingga secara
kuantitatif nilai yang ditunjukkan tidak mencerminkan jumlah molekul yang diukur di
dalam larutan uji.
METODE PENELITIAN
Percobaan ini dilakukan pada hari Senin, 21 November 2022 di Laboratorium
Optik, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
JURNAL SAINS FISIKA
Prodi Fisika, FakultasSainsdanTeknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah multimeter, Luxmeter, Power
Supply, lensa, Mikrometer sekrup, sumber cahaya halogen, serta celah diafragma.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah kertas warna (hijau, kuning dan pink).
Celah
Lensa
Kertas
warna
lampu
P.Supply Volt
meter
Lux Meter
1. 20 0 1 ∞
2. 25 0 1 ∞
3. Lensa Tetap 30 1 1 0
4. 35 1 1 0
5. 40 1 1 0
6. 45 1 1 0
1. 20 1 1 0
2. 25 1 1 0
3. Celah Tetap 30 0 1 ∞
4. 35 0 1 ∞
5. 40 1 1 0
6. 45 1 1 0
Kegiatan 2: Koefisien absorbsi cahaya dengan warna dan ketebalan material yang
bervariasi
Tabel 2. Koefisien absorbsi cahaya dengan warna dan
ketebalan material yang bervariasi
Jarak (L) = 30 cm Tegangan sumber (Vs) = 10 v
JURNAL SAINS FISIKA
Prodi Fisika, FakultasSainsdanTeknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis
1. 0,141 0 1 ∞
2. 0,842 1 1 0
3. 0,93 1 1 0
4. 1 0 1 ∞
5. 2 1 1 0
6. 3 0 1 ∞
1. 3 1 1 0
2. 4,5 1 1 0
3. 6 1 1 0
4. 7,5 0 1 ∞
5. 9 0 1 ∞
6. 10,5 0 1 ∞
=
1
()
ln
0 , 83 1
0
JURNAL SAINS FISIKA
Prodi Fisika, FakultasSainsdanTeknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis
= 1,2 ln 0
=∞
Kesimpulan
Cara menentukan koefisien penyerapan (µ) suatu material yaitu dengan cara
membandingkan antara intensitas cahaya yang datang dan intensitas cahaya yang
dipantulkan. Rumusnya yaitu ;
µ=
1
ln( )
Id
x penyerapan
Ketebalan absorber berpengaruh terhadap Ip suatu material. Absorber yang
memiliki ketebalan cukup kecil akan berbeda daya serapnya dibandingkan dengan
absorber yang memiliki ketebalan besar. Semakin tebal sebuah absorber, maka
semakin kecil daya serapnya.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa
ketebalan material, besar penghalang, dan besarnya tegangan sumber yang digunakan
berpengaruh terhadapa Id, Ip, dan koefisien penyerapan suatu material, yaitu semakin
besar ketebalan material, besar penghalang, dan besarnya tegangan sumber yang
digunakan maka Id, Ip, dan koefisien penyerapan suatu material yang dihasilkan juga
akan semakin besar, atau dengan kata lain keduanya berbanding lurus.
DAFTAR PUSTAKA
Atmam, dkk. 2015. Analisis Intensitas Penerangan dan Penggunaan Energi
Listrik di Laboratorium Komputer Sekolah Dasar Negeri 150
Pekanbaru. Pekanbaru: Jurnal Sains, Teknologi dan Industri.
Vol.13, NO.1, ISSN: 1693-2390.
Cahyono, T. 2017. Penyehatan Udara. Yogyakarta: ANDI.
Hartati, M., dkk. 2010. Pengembangan Model Pengukuran Intesitas Cahaya dalam
Fotometri. Bandung: J. Oto. Ktrl. Inst. Vol.2, No.2, ISSN: 2085-2517.
Latifah, N.L. 2015. Fisika Bangunan 2. Jakarta: Erlangga.
Pamungkas, M., dkk. 2015. Perancanagan dan Realisasi Alat Pengukur Intensitas
Cahaya. Bandung: Jurnal ELKOMIKA Itenas. Vol.3, NO.2, ISSN: 2338-
8323.
Soedojo, P. 1992. Azas-azas Ilmu Fisika Jilid 3. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
JURNAL SAINS FISIKA
Prodi Fisika, FakultasSainsdanTeknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis