I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam unit kompetensi ini bahan atau produk pangan yang dianalisis atau
diuji dengan menggunakan instrumen dasar. Persiapan dari
sampel meliputi proses penggilingan, penghalusan,
penyiapan pelarutan, pengabuan, pereflukan
dan pengektraksian, penyaringan, penguapan, flokulasi, pengendapan
dan sentrifugasi/pemusingan.
B. Tujuan
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
III.KEGIATAN BELAJAR
A. KEGIATAN BELAJAR-1
a. Teknik Spektroskopi
b. Radiasi Elektromagnetik
Sebuah foton yang berasal dari suatu titik tertentu dalam ruang bergerak
dari titik tersebut dalam bentuk gelombang yang dicirikan dengan
vektor medan listrik yang secara berkala mempunyai titik maksimum
pada arah tegak lurus terhadap arah gelombang. Panjang gelombang
(λ) suatu radiasi adalah jarak dari dua titik maksimum tersebut.
Besaran ini biasa
-8 Spektrofotometri
dinyatakan dengan satuan Angstrom (1 Ǻ = 10 cm) atau nanometer (1
Spektrofotometri
-7
nm = 10 cm). Radiasi juga mempunyai frekuensi (v) yaitu jumlah
gelombang yang melintasi satu titik tertentu selama waktu
tertentu. Panjang gelombang dan frekuensi dihubungkan dengan
energi, energi foton, E, menurut persamaan:
-27
Pada persamaan tersebut h ialah tetapan Planck (6,6626 x 10 erg.detik)
8
dan c adalah kecepatan cahaya (3 x 10 m/detik). Dari persamaan
tersebut tampak bahwa energi radiasi berbeda-beda tergantung pada
panjang gelombangnya. Energi semakin kecil dengan semakin
besarnya
panjang gelombang radiasi. Sebagai contoh panjang gelombang 5 Ǻ
-9
mempunyai energi 3,97 x 10 erg sementara sinar tampak
-12
dengan panjang gelombang 500 nm mempunyai energi 3,9 x 10 erg.
c. Spektrum Elektromagnetik
d. Eksitasi Elektron
Spektrofotometri
Setiap atom atau molekul mempunyai harga energi dengan diskrit tertentu
yang akan menyerap sejumlah energi sesuai dengan energi yang ada
pada atom atau molekul tersebut sehingga akan terjadi eksitasi dari tingkat
Spektrofotometri
energi lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Energi atom atau
molekul dinyatakan dengan energi translasi (Et), energi rotasi (Er), energi
getaran (Ev) dan energi elektronik (Ee).
Tingkat energi elektron singlet yang berada dalam keadaan dasar (singlet
ground state) apabila dikenakan radiasi elektromagnetik akan mengalami
eksitasi (singlet exited state) ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Ketika suatu berkas sinar masuk ke sistem penyerap, maka laju serapan
foton akan berbanding lurus dengan intensitas sinar tersebut yang
biasa disimbolkan dengan I. Terjadinya penyerapan mengakibatkan
penurunan
Spektrofotometri
intensitas, -dl yang secara matematis dirumuskan:
Spektrofotometri
Sudah tentu nilai a ataupun έ tergantung dari barat jenis zat dan jenis
radiasi. Misalnya nilai a untuk KMnO4 akan berbeda dengan nilai a untuk
Fe(SCN)3 walaupun pengukuran dilakukan pada panjang gelombang yang
sama. Demikian pula nilai a untuk KMnO4 pada panjang gelombang
525 nm tidak akan sama dengan nilai a KMnO4 pada panjang gelombang
535 nm.
2. TUGAS-1
Jelaskan bagaimana suatu materi ketika berinteraksi dengan
radiasi elektromagnetik? Jelaskan pula bagaimana mata kita dapat
menerima radiasi yang dipancarkan dari materi tersebut sehingga
kita dapat membedakan warnanya?
Tugas dikirimkan pada minggu ke-3 bulan Oktober tahun 2008 melalui
pos atau e-mail dalam bentuk soft copy.
3. TES FORMATIF-1
SOAL ESSAY
1. Jelaskan bagaimana terjadinya eksitasi elektron? Bagaimana
pengaruhnya terhadap spin elektron!
2. Jelaskan jenis-jenis interaksi yang berkaitan dengan sifat gelombang!
Spektrofotometri
b. Jenis-Jenis Spektrofotometri
sehingga :
dimana :
Keterangan :
10
c = kecepatan cahaya : 3,0 x 10 cm/detik
k = tetapan gaya atau kuat ikat, dyne/cm
µ = massa tereduksi
m = massa atom, gram
Setiap molekul memiliki harga energi yang tertentu. Bila suatu senyawa
menyerap energi dari sinar infra merah, maka tingkatan energi di dalam
molekul itu akan tereksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi.
Sesuai dengan tingkatan energi yang diserap, maka yang akan terjadi
pada molekul itu adalah perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan
perubahan energi rotasi.
Jika sistim tiga atom merupakan bagian dari sebuah molekul yang lebih
besar, maka dapat menimbulkan vibrasi bengkokan atau vibrasi
deformasi yang mempengaruhi osilasi atom atau molekul
secara keseluruhan. Vibrasi bengkokan ini terbagi menjadi empat jenis,
yaitu :
1. Vibrasi Goyangan (Rocking), unit struktur bergerak mengayun
asimetri tetapi masih dalam bidang datar.
2. Vibrasi Guntingan (Scissoring), unit struktur bergerak mengayun
simetri dan masih dalam bidang datar.
3. Vibrasi Kibasan (Wagging), unit struktur bergerak mengibas keluar
dari bidang datar.
4. Vibrasi Pelintiran (Twisting), unit struktur berputar
mengelilingi ikatan yang menghubungkan dengan molekul induk
dan berada di dalam bidang datar.
Para ahli kimia telah memetakan ribuan spektrum infra merah dan
menentukan panjang gelombang absorbsi masing-masing gugus
fungsi. Vibrasi suatu gugus fungsi spesifik pada bilangan gelombang
tertentu. Dari Tabel 2 diketahui bahwa vibrasi bengkokan C–H dari
metilena dalam cincin siklo pentana berada pada daerah bilangan
-1
gelombang 1455 cm . Artinya jika suatu senyawa spektrum senyawa
X menunjukkan pita absorbsi pada bilangan gelombang
tersebut tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
senyawa X tersebut mengandung gugus
siklo pentana.
Daerah Identifikasi
-1
Dalam daerah 2000 – 400 cm tiap senyawa organik mempunyai
absorbsi yang unik, sehingga daerah tersebut sering juga disebut
sebagai daerah sidik jari (fingerprint region). Meskipun pada
daerah
-1
4000 – 2000 cm menunjukkan absorbsi yang sama, pada daerah
-1
2000 – 400 cm juga harus menunjukkan pola yang sama sehingga
dapat disimpulkan bahwa dua senyawa adalah sama.
2) Spektrofotometri Raman
Hamburan Raman
Sebagai sumber radiasi dipakai lampu uap Hg atau radiasi laser. Salah
satu persyaratan sumber radiasi adalah intensitasnya harus tinggi, oleh
sebab itu pada era modern ini dipakai lsdr He-Ne, laser ion Kr atau ion
Hg.
λ1 Eeks
A Keadaan dasar
Peralatan
Sumber Cahaya
Eksitasi
Sel Monokromator Detektor
Fluoresensi
atau filter
Gambar 8. Bagan Fluorometer
Sel
Emisi
Metode pengukuran
Bertolak dari penemuan ini lahirlah metode baru sebagai anggota baru
teknik spektroskopi yang diberi nama “Nuclear Magnetic Resonance
(NMR)”.
mempunyai nomor atom (a) dan massa relatif (b). Nomor atom
menunjukkan jumah proton dalam inti sedangkan massa atom relatif
menunjukkan jumlah netron dan proton dalam inti atom. Sebagai contoh
6
adalah 12 C adalah atom karbon yang massa atom relatifnya (12), jumlah
proton (6) dan netron (6).
1) Magnet kutub utara dan selatan yang dapat diubah kekuatannya dalam
rentang kecil tertentu. Induksi medan magnet magnetic flux density
dinyatakan dalam standar internasional (SI), yang disimbolkan
sebagai
H0, dengan satuan kekuatan dalam Tesla (T). Kekuatan medan magnet
13
RMI harus disesuaikan terhadap momen magnet inti proton atau C .
1
Untuk spektrometer H RMI umum dipakai Ho = 2,35 T yang sesuai
dengan frekuensi 100 MHz. Ada tiga jenis magnet yang dipakai :
Magnet yang permanen,
Eletromagnet
Magnet superkonduksi
Pemancar (transmisi) frekuensi Radio
2. TUGAS-2
3. TES FORMATIF-2
SOAL PILIHAN GANDA
Lingkari jawaban yang paling tepat diantara 5 pilihan jawaban berikut!
1) Prinsip dasar metode spektrofotometri infra merah adalah…
a. Mempelajari interaksi sinar infra merah dengan materi
b. Mempelajari karakter getaran gugus-gugus molekul yang
berinteraksi dengan radiasi infra merah
c. Mempelajari terjadinya eksitasi elektron karena berinteraksi dengan
radiasi infra merah
d. Mempelajari serapan radiasi infra merah terhadap molekul dari suatu
materi
e. Mempelajari intensitas sinar yang diemisikan oleh atom, ion atau
molekul.
2) Vibrasi molekul sangat khas untuk suatu molekul tertentu dan biasanya
disebut vibrasi finger print, jenis vibrasi yang digunakan untuk identifikasi
pada spketrofotometri IR adalah….
a. Vibrasi Goyangan (Rocking)
b. Vibrasi Guntingan (Scissoring)
c. Vibrasi Kibasan (Wagging)
d. Vibrasi Pelintiran (Twisting)
e. Vibrasi Regangan (Streching)
SOAL ESSAY
Hitunglah nilai Anda sesuai dengan ketentuan score untuk setiap soal. Bila
nilai tes Anda ≥ 80 maka Anda boleh melanjutkan belajar pada
Kegiatan Belajar berikutnya, tetapi bila skore Anda < 80 maka anda harus
mengulang belajar pada Kegiatan Belajar-2 lagi.
SOAL ESSAY
CH3
π ..
C O: n
σ
CH3
Apabila pada molekul tersebut dikenakan radiasi elektromagnetik maka akan
terjadi eksitasi elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi yang dikenal sebagai
orbital elektron ”anti bonding”.
Anti-ikatan
Anti-ikatan
Bukan-ikatan
Ikatan
Ikatan
A = abc
A =εbc
T = (I0/ I )
A = log (1/T)
dimana a = absorptivitas ;
b = tebal medium ;
c. Spektrum Absorpsi
Spektrum absorpsi (kurva absorpsi) adalah kurva yang menggambarkan
hubungan antara absorban atau transmitan suatu larutan terhadap panjang
gelombang atau frekuensi radiasi. Spektrum ini dibuat dengan cara
merajah absorban (sumbu y) terhadap panjang gelombang (sumbu x).
Kurva ini mempunyai bentuk yang khas tetapi tidak mempunyai puncak yang
lancip dan dikarakterisasi oleh posisi panjang gelombang absorban
maksimum λmaks (panjang gelombang radiasi yang diabsorpsi maksimum)
dan oleh intensitas absorpsi yang dapat diinterpretasikan sebagai
absorpsivitas.
e. Pemilihan Pelarut
Pelarut yang digunakan untuk spektrofotometri harus memenuhi
persyaratan tertentu agar diperoleh hasil pengukuran yang tepat. Pertama-
tama, pelarut harus dipilih yang melarutkan komponen analat, tetapi sesuai
dengan bahan kuvet.
1) Sumber Radiasi
Untuk pengukuran di daerah sinar tampak digunakan lampu
kompak halogen-tungstein yang dibungkus kwarsa atau lampu filamen
tungsten biasa. Untuk pengukuran di daerah ultra violet digunakan lampu
deuteurium. Dalam spektrometer yang diukur adalah intensitas radiasi yang
dipancarkan oleh sumber radiasi, maka emisinya harus tetap yang dapat
diperoleh bila tegangan listrik yang digunakan tetap. Setiap lampu
mempunyai batas waktu operasional yang terbatas, lampu deuteurium
umumnya mempunyai batas operasional sekitar 500 jam sedangkan lampu
tungstein sekitar 2000
jam.
VIS Wolfram/Tungstein 350 – 780 nm
Sumber Radiasi
Pada suhu yang sangat tinggi itu, molekul tungsten dapat terlepas
permukaan filamen. Filamen mengalami evaporasi secara perlahan-
lahan. Dengan adanya iodine di dalam tabung lampu, molekul tungsten
yang terevaporasi tadi akan bereaksi dengan molekul iodine
menghasilkan molekul WI2. Ketika molekul WI2 menumbuk filamen,
molekul WI2 ini mengalami dekomposisi dan molekul tungsten
kembali ter-redeposisi. Proses ini meningkatkan waktu hidup dan efisiensi.
Lampu deuterium arc (D2) biasa dipakai sebagai sumber cahaya ultraviolet.
Lampu ini dapat menghasilkan cahaya dalam daerah 160-380 nm. Lampu
ini harus dibungkus oleh tabung gelas khusus terbuat dari kuarsa atau silika
karena panas yang dihasilkan oleh lampu itu sendiri dan menghindari
penyerapan cahaya dengan panjang gelombang pendek. Gelas
biasa menyerap cahaya dengan panjang gelombang lebih pendek dari 350
nm.
Celah (Slit)
Filter
Mengubah sinar menjadi sinar sejajar
5) Rekorder
Signal listrik yang keluar dari detektor diterima pada sirkuit potensiometer
yang dapat langsung mengukur transmitans atau absorban. Rekorder
dapat mengggambarkan secara otomatis kurva absorpsi pada
kertas
rekorder. Yang diukur pada spektrofotometer adalah transmitans yaitu
ratio antara intensitas radiasi yang ditransmisikan sampel terhadap
intensitas radiasi yang ditransmisikan sel yang berisi pelarut
murni. Radiasi harus dikalibrasi agar memberikan harga
transmitans atau absorbannya yaitu log (1/T) secara langsung.
2. TUGAS-3
• Jelaskan apa yang dimaksud panjang gelombang maksimum pada
teknik pengukuran menggunakan metode spektrofotometri!
• Jelaskan apa yang harus dilakukan bila konsentrasi sampel berada di
bawah limit deteksi dari kurva baku!
• Apa yang harus anda lakukan bila sampel yang anda miliki tercampur
dengan senyawa lain yang akan mengganggu proses pengukuran,
jelaskan tahapannya!
Tugas dikirimkan pada minggu ke-3 bulan Oktober tahun 2008 melalui
pos atau e-mail dalam bentuk soft copy.
3. TES FORMATIF-3
SOAL A PILIHAN GANDA
Lingkari jawaban yang paling tepat diantara 5 pilihan jawaban berikut!
1) Pengukuran serapan cahaya di daerah ultra violet adalah pada panjang
gelombang …
a. 200 – 350 nm
b. 350 – 800 nm
c. 200 – 800 nm
d. 200 – 1100 nm
e. 350 – 1100 nm
• Soal pilihan ganda, setiap soal diberi score 3 bila jawaban benar.
• Soal essay, setiap soal memiliki score yang telah ditentukan pada kunci
jawaban, sedangkan jika jawaban tidak benar scorenya diberikan sesuai
dengan tingkat kebenaran dari jawaban.
Hitunglah nilai Anda sesuai dengan ketentuan score untuk setiap soal. Bila
nilai tes Anda ≥ 80 maka Anda boleh melanjutkan belajar pada
Kegiatan Belajar berikutnya, tetapi bila skore Anda < 80 maka anda harus
mengulang belajar pada Kegiatan Belajar-3 lagi.
SOAL B ESSAY
Salah satu proses yang dilakukan terkait dengan pekerjaan dan riset
dalam bidang kimia adalah pengukuran analitik. Tujuan pengukuran kimia
pada prinsipnya adalah untuk mencari “nilai sebenarnya” dari
suatu parameter kuantitas kimiawi. Nilai sebenarnya adalah
nilai yang mengkarakterisasi suatu kuantitas secara
benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu yang eksis pada saat
kuantitas tersebut diukur, beberapa contoh parameter yang
dapat ditentukan secara analitik adalah
konsentrasi, pH, temperatur, titik didih, kecepatan reaksi, dan lain lain.
Tujuan kalibrasi :
Kocok 10 mLH2O
semalam dionised
Larutan kemudian diukur pada spektrofotometer dan memberikan
panjang gelombang maksimum seperti pada tabel 5 berikut.
K2Cr2O7
o
Pada 140-150 C
Keringkan 30-60 menit
20 g CuSO4.5H2O
Aquadest Labu takar 1 L 10 mL H2SO4 (d 1,83)
addkan
Aquadest Larutan CuSO4
Tabel 8. Nilai Absorban Larutan CuSO4 dalam H2SO4 1 %
Panjang gelombang (nm) Absorban
600 0,068
650 0,224
700 0,527
750 0,817
Catatan :
2. TUGAS-4
• Soal pilihan ganda, setiap soal diberi score 5 bila jawaban benar.
• Soal essay, setiap soal memiliki score yang telah ditentukan pada kunci
jawaban, sedangkan jika jawaban tidak benar scorenya diberikan sesuai
dengan tingkat kebenaran dari jawaban.
Hitunglah nilai Anda sesuai dengan ketentuan score untuk setiap soal. Bila
nilai tes Anda ≥ 80 maka Anda boleh melanjutkan belajar pada
Kegiatan Belajar berikutnya, tetapi bila skore Anda < 80 maka anda harus
mengulang belajar pada Kegiatan Belajar-4 lagi.
a. TEKNIK SAMPLING
Ada tiga prinsip yang mendasari sub sampling sampel uji, yaitu :
PENTING
Proses Sampling
Lot/batch
Inkremen Sampling
lapangan
Primer/gross sampel
Lab sampel
Subsampling
Test sampel
Test portion
A
Tahap-tahap Subsampling Contoh Padatan
Grinding (Penggilingan)
Iris daging dan bagian lain (lemak) menjadi bentuk yang lebih
kecil, maskkan ke dalam chopper (1750 rpm). Bersihkan bagian
dalam kaleng (lemak dan cairan) dengan spatula karet. Satukan
dengan bagian daging. Proses 30 detik. Bersihkan sisi bagian
dalam wadah chopper dengan spatula. Satukan dengan bagian
daging. Proses 30 detik. Lanjutkan proses hingga waktu pross
menjadi 2 menit dan 3 kali membersihkan. Subsampling!
Contoh Lingkungan
Sampel pupuk
• Buka kaleng
• Tuang seluruh isi kedalam beaker glass
• Tuang kembali ke dalam kaleng bekas
• Lakukan hal yang sama sampai 3 kali
• Segera cuplik sampel setelah diaduk dengan menggunakan
spatula
Kesalahan subsampling
• Heterogenitas komposisi
Terjadi karena ada perbedaan kandungan analit di antara partikel
di dalam sampel. Jenis heterogenitas ini selalu terjadi bahkan
dalam material yang murni sekalipun.
• Heterogenitas distribusi
Terjadi karena adanya distribsi tidak acak dari partikel dalam
segregasi sampel. Kesalahan ini selallu terjadi karena adanya
gravitasi bumi. Partikel yang lebih besar selalu berada di bawah
partikel yang lebih halus.
Heterogenitas komposisi
b. TEKNIK PENGUKURAN
Metode renik untuk mengukur analat yang kadarnya sangat kecil atau
larutannya sangat encer. Berbeda dengan kedua metode sebelumnya,
pada metode ini, diusahakan peningkatan kepekaan yang
besar dengan mengatur terjadinya penyimpangan positif dari Hukum
Lambert Beer. Pada metode renik, ,larutan terpekat dalam deretan
yang sangat encer tersebut diatur agar menunjukkan transmitan 0%.
Sementara itu sebagai blanko digunakan C1=0, jadi seperti pada
metode serapan normal. Dengan cara pengaturan tersebut, larutan
yang konsentrasinya lebih rendah, yang bila diukur dengan
metode serapan normal menunjukkan transmitan lebih besar dari
80% dengan metode ini akan menunjukkan transmitan lebih kecil
dari 80 %. Pada gambar 5.9 tampak bahwa larutan yang
pada metode serapan normal menunjukkan
serapan transmitan 90% akan menunjukkan trasnsmitan sekitar 68%
bila diukur dengan metode renik.
3) Analisis Kualitatif
a. Pemeriksaan kemurnian
Pada pemeriksaan kemurnian dilakukan dengan cara
membandingkan kemiripan spektrum uv-vis senyawa
yang ditentukan dengan reference standard.
c. Elusidasi struktur
Spektrum absorpsi memberikan informasi adanya gugus
kromofor dan gugus fungsi melalui profil spektrum,
posisi panjang gelombang absorpsi maksimum dan
absorptivitasnya dalam pelarut tertentu. Melalui kaidah
Woodward, parameter
tersebut digunakan untuk menjelaskan struktur molekul yang
dianalisis. Namun data dari spektrum uv-vis ini belum
mencukupi untuk keperluan elusidasi yang lengkap,
masih dibutuhkan data pendukung lainnya seperti analisis
struktur, spektrum infra merah, NMR, dan lain-lain.
4) Analisis kuantitatif
A1 = a x1 cx + a y1 cy
Ada kalanya, zat yang diukur bisa berubah karena berbagai reaksi
kimia misalnya terjadi ionisasi. Bila partikel yang ada dalam reaksi
tersebut mempunyai warna yang berbeda, dalam arti masing-
masing punya warna tertentu, maka kita dapat memilih untuk
mengukurnya dalam bentuk yang mana dan kita pilibh panjang
gelombang yang paling banyak diserap oleh partikel yang dipilih
tersebut. Pilihan lainnya, bisa digunakan panjang gelombang yang
merupakan titik isobestik kedua komponen tersebut. Titik isobestik
ialah nilai panjang gelombang yang memberikan nilai absorptivitas
molar (έ) yang sama untuk kedua komponen
tersebut tanpa dipenngaruhi letak kesetimbangan
reaksinya. Indicator merah fenol bisa menjadi contoh dalam kasus
ini. Merah fenol (pKa = 7,9) berwarna kuning dalam bentuk
asamnya dan merah dalam bentuk basanya. Perubahan pH larutan
akan mengubah letak kesetimbangan perubahan indikator
tersebut dan tentunya mengubah spektrum absorpsinya indikator ini
menunjukkan serapan aksimum pada λ 433 nm, dalam bentuk
asamnya, dan λ 558 nm dalam bentuk basanya. Titik isobestiknya ialah
338, 367 dan 480 nm. Sudah tentu, bila ada lebih dari satu titik
isobestikm kita pilih yang memberikan serapan terbesar.
Dengan melakukan pengukuran pada titik isobestik ini, maka
perubahan pH, yang menyebabkan perubahan letak kesetimbangan,
tidak mengubah serapan total zat tersebut karena konsentrasi totalnya
tetap.
Dengan cara yang sama dapat ditentukan bahwa untuk dua komponen
yang mempunyai spektrum absorpsi bertumpang tindih
sempurna, perlu dihitung 4 nilai k yang berarti perlu dibuat 4
kurva standar. Masing-masing senyawa dibuat kurva standarnya pada
λ1 dan λ2.
a. Sebab kimia
Berkaitan dengan perubahan kimia yang terjadi pada zat yang
diukur. Perubahan kimia yang terjadi antara lain ionisasi
dan hidrolisis. Ionisasi zat akan mengubah konsentrasi zat yang
diukur.
Kita ambil sebagai contoh, indikator asam basa yang umumnya
merupakan asam lemah atau basa lemah. Kita misalkan
saja senyawanya HX. Dalam larutan, HX akan mengion
menurut persamaan :
+ -
HX H + X
= - + =
Cr2O7 + H2 O 2HCrO4 2 H + Cr2O4
b. Sebab instrumental
Sebab yang berkaitan dengan keadaan alat. Dua hal yang
merupakan bagian dari sebab jenis ini yaitu kecapaian
alat, berkaitan dengan penggunaan yang terus menerus dalam
periode waktu yang cukup lama sehingga alat menjadi terlalu
panas. Efek ini diatasi dengan mengistirahatkan alat selama
beberapa waktu sebelum digunakan lebih lanjut.
2. TUGAS-5
Tugas dikirimkan pada minggu ke-3 bulan Nopember tahun 2008 melalui
pos atau e-mail dalam bentuk soft copy.
3. TES FORMATIF-5
SOAL ESSAY
5. Iris daging dan bagian lain (lemak) menjadi Prosedur lengkap dan 10
bentuk yang lebih kecil, maskkan ke dalam berurutan
chopper (1750 rpm). Bersihkan bagian dalam
kaleng (lemak dan cairan) dengan spatula
Prosedur lengkap tidak 5
karet. Satukan dengan bagian daging.
berurutan
Proses 30 detik. Bersihkan sisi bagian dalam
wadah chopper dengan spatula. Satukan
dengan bagian daging. Proses 30 detik.
Lanjutkan proses hingga waktu pross Prosedur tidak lengkap 2
menjadi 2 menit dan 3 kali membersihkan.
Subsampling!
NO. JAWABAN YANG BENAR INDIKATOR SCORE
6. 1. Heterogenitas komposisi Dua poin jawaban benar 10
Terjadi karena ada perbedaan
kandungan analit di antara partikel di
dalam sampel. Jenis heterogenitas ini
selalu terjadi bahkan dalam material Satu poin jawaban benar 5
yang murni sekalipun.
2. Heterogenitas distribusi
Terjadi karena adanya distribsi tidak
acak dari partikel dalam segregasi
sampel. Kesalahan ini selallu terjadi Tidak ada jawaban benar 2
karena adanya gravitasi bumi. Partikel
yang lebih besar selalu berada di bawah
partikel yang lebih halus.
2. Kesalahan pengukuran
12
∆C/C
(%) 8
Bila analat pekat, maka analat tersebut diencerkan. Sebaliknya bila analat
encer, maka analat dipekatkan (bila mungkin) atau kita pilih metode
pengkuran tertentu pula. Bila perlu pengenceran (untuk larutan pekat),
harus diperhatikan faktor pengencerannya. Perlu diingat bahwa
semakin besar faktor pengenceran akan semakin kecil volume larutan
awal yang harus diambil untuk diencerkan, bila dilakukan
pengenceran langsung (tidak bertahap). Semakin kecil volume larutan
yang diambil, akan semakin besar persen kesalahan pengukuran
volumenya yang berakibat semakin besar pula kesalahan analisis.
Kosongkan dan isi kembali kuvet dengan larutan yang sama untuk
meyakinkan bahwa larutan homogen.
Periksa kuvet apakah ada kotoran dibagian dalam kuvet atau ada
bagian kuvet yang tergores atau retak.
2. TUGAS-6
Tugas dikumpulkan pada minggu ke-3 bulan Nopember tahun 2008 dalam
bentuk soft copy.
SOAL ESSAY
16
12
∆C/C
(%) 8
Hitunglah nilai Anda sesuai dengan ketentuan score untuk setiap soal. Bila
nilai tes Anda ≥ 80 maka Anda boleh melanjutkan belajar pada
Kegiatan Belajar berikutnya, tetapi bila skore Anda < 80 maka
anda harus mengulang belajar pada Kegiatan Belajar-6 lagi.
• Spesifik
• Batas (limit) deteksi rendah
• Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat
diukur
• Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan contoh
(preparasi contoh sebelum pengukuran lebih sederhana,
kecuali bila ada zat pengganggu)
• Dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam banyak
jenis contoh.
• Batas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas (mg/L
hingga persen)
Absorpsi Emisi
Hal inilah yang menyebabkan metode AAS sangat spesifik dan hampir
bebas gangguan karena frekuensi radiasi yang diserap adalah
karakteristik untuk setiap unsur. Gangguan hanya akan terjadi apabila
panjang radiasi resonansi dari dua unsur yang sangat berdekatan satu
sama lain.
b. ATOMISASI
Udara : C2H2 Gol I, IA, IB, IIB, VIII, Mg, Ca, Sr, 2200
Cr,
Mn, Tc, Pb, Bi, Mo, Ga, In, Sb, Te, Zn,
Cd dan Sn
Pengendalian Mutu Agroindustri
Program D-4 PJJ 169
N2 O : H2 As, Se, Sn, Sb 2250
Beberapa unsur dapat ditentukan dengan nyala dari campuran gas yang
berbeda tetapi penggunaan bahan bakar dan oksidan yang berbeda akan
memberikan sensitivitas yang berbeda pula.
Banyaknya atom dalam nyala tergantung pada suhu nyala. Suhu nyala
tergantung perbandingan gas bahan bakar dan oksidan.
Sampel dimasukan ke dalam CRA atau GTA. Arus listrik dialirkan sehingga
batang atau tabung menjadi panas (suhu naik menjadi tinggi) dan
unsur yang dianalisa akan teratomisasi. Suhu dapat diatur hingga
3000 ºC.
pemanasan larutan sampel melalui tiga tahapan yaitu :
2. TUGAS-7
Tugas dikumpulkan pada minggu ke-3 bulan Desember tahun 2008 dalam
bentuk soft copy.
3. TES FORMATIF-7
SOAL ESSAY
3 5
1
4
2
Gambar 22. Skema peralatan AAS
Keterangan:
b. ATOMIZER
c. MONOKROMATOR
Monokromator terdiri atas sistem optik yaitu celah, cermin dan kisi.
d. DETEKTOR
e. REKORDER
Sinyal listrik yang keluar dari detektor diterima oleh piranti yang dapat
menggambarkan secara otomatis kurva absorpsi.
Tugas dikumpulkan pada minggu ke-3 bulan Desember tahun 2008 dalam
bentuk soft copy.
3. TES FORMATIF-8
7) Pada alat ini terjadi pencampuran antara gas oksidan, bahan bakar dan
aerosol yang mengansung sampel. Alat yang dimaksud adalah….
a. Nebulizer
Pengendalian Mutu Agroindustri
Program D-4 PJJ 181
b. Burner
c. Spray chamber
d. Atomizer
e. Monokromator
8) Sampel larutan yang akan dianalisis pada AAS diubah menjadi aerosol
atau butir-butir kabut dengan ukuran partikel 15 – 20 µm. Alat yang
berfungsi mengubah larutan sampel tersebut adalah ....
a. Nebulizer
b. Burner
c. Spray chamber
d. Atomizer
e. Monokromator
• Soal pilihan ganda, setiap soal diberi score 5 bila jawaban benar.
• Soal essay, setiap soal memiliki score yang telah ditentukan pada kunci
jawaban, sedangkan jika jawaban tidak benar scorenya diberikan sesuai
dengan tingkat kebenaran dari jawaban.
Hitunglah nilai Anda sesuai dengan ketentuan score untuk setiap soal. Bila
nilai tes Anda ≥ 80 maka Anda boleh melanjutkan belajar pada
Kegiatan Belajar berikutnya, tetapi bila skore Anda < 80 maka anda harus
mengulang belajar pada Kegiatan Belajar-8 lagi.
3 5
1
4
2
Empat poin jawaban benar 20
1. Sumber radiasi resonansi
Sumber radiasi resonansi yang
digunakan adalah lampu katoda
berongga (Hollow Cathode Lamp) atau
Electrodeless Discharge Tube (EDT).
Elektroda lampu katoda berongga
biasanya terdiri dari wolfram dan
katoda berongga dilapisi dengan
unsur murni atau campuran dari Tiga poin jawaban benar 15
unsur murni yang dikehendaki.
2. Atomizer
Atomizer terdiri atas Nebulizer (sistem
pengabut), spray chamber dan
burner (sistem pembakar)
3. Monokromator
Setelah radiasi resonansi dari lampu
katoda berongga melalui populasi atom di Dua poin jawaban benar 10
dalam nyala, energi radiasi ini
sebagian diserap dan sebagian lagi
diteruskan. Fraksi radiasi yang diteruskan
dipisahkan dari radiasi lainnya.
Pemilihan atau pemisahan radiasi
tersebut dilakukan oleh monokromator
4. Detektor
Detektor berfungsi mengukur radiasi
Satu poin jawaban benar 5
yang ditransmisikan oleh sampel
dan mengukur intensitas
radiasi tersebut dalam
bentuk energi listrik
5. Rekorder
Sinyal listrik yang keluar dari detektor
diterima oleh piranti yang dapat
menggambarkan secara otomatis kurva
absorpsi.
2. Atomizer terdiri atas Nebulizer (sistem Tiga poin jawaban benar 25
pengabut), spray chamber dan burner
(sistem pembakar)
• Nebulizer berfungsi untuk
mengubah larutan menjadi aerosol
(butir-butir kabut dengan ukuran
partikel 15 – 20 µm)
Contoh harus diubah menjadi bentuk larutan yang stabil dan tidak
mengandung zat yang dapat menimbulkan gangguan dalam nyala.
Pelarutan dapat dilakukan secara langsung, dengan bantuan asam,
atau dalam asam setelah contoh dilebur dalam suatu basa. Cara
pelarutan dalam asam paling banyak digunakan karena mudah
penggunaannya dan juga mudah untuk mendapatkan asam dengan
tingkat kemurnian tinggi.
Perbandingan
Pengendalian Mutu Agroindustri antara cara oksidasi basah dengan cara oksidasi
Program D-4 PJJ 188
kering adalah sebagai berikut:
3) Cara Kombinasi
Mengingat segi-segi keuntungan dan kerugian cara basah vs cara
kering, maka orang dapat mencari kombinasi-kombinasi
yang dianggap paling menguntungkan untuk jenis bahan
tertentu dan unsur tertentu.
• Jenis contoh
• Ukuran butir contoh
• Jenis pelarut
• Suhu
• Konsentrasi pelarut
• Pengadukan dll
2. TUGAS-9
Jelaskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi jika dilakukan
cara oksidasi basah dan cara oksidasi kering untuk preparasi contoh
bahan organik/biologi.
Tugas dikumpulkan pada minggu ke-3 bulan Desember tahun 2008 dalam
bentuk soft copy.
3. TES FORMATIF-9
SOAL ESSAY
1. Jelaskan langkah-langkah preparasi untuk contoh bahan organik dan
biologi
2. Jelaskan dua cara yang digunakan untuk menghilangkan bahan
organik dalam contoh yang mengandung unsur anorganik.
3. Jelaskan bagaimana proses yang terjadi pada cara oksidasi kering!
4. Sebutkan asam-asam yang dapat digunakan pada cara oksidasi
basah!
5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan cara oksidasi basah dan kering!
6. Jelaskan keuntungan cara disolusi dengan microwave!
7. Jelaskan bagaimana cara preparasi contoh untuk bahan anorganik!
Larutan induk idealnya disiapkan dari logam murni atau oksida logam
murni dengan melarutkan dalam larutan asam yang sesuai, bahan
kimia yang digunakan tentu saja harus dari kemurnian tinggi.
Namun
kebanyakan, larutan standar dibuat dengan cara melarutkan garam
Pengendalian Mutu Agroindustri
Program D-4 PJJ 197
logam dalam air deionisasi asal garam logam tersebut memenuhi
persyaratan sebagai standar primer.
dimana k : tetapan
1) Cara biasa
Sederet larutan baku yang konsentrasinya berada dalam
rentang konsentrasi kerja AAS ini diukur langsung dan hasilnya
diplotkan sebagai kurva kalibrasi. Biasanya akan ditemui daerah yang
linier dan non linier. Daerah yang tidak linier sebaiknya tidak
dipakai dan konsentrasi contoh-contoh yang diukur sebaiknya
berada dalam konsentrasi dalam daerah yang linier
2. TUGAS-10
Carilah referensi di internet mengenai Teknis Analisis dengan AAS,
kemudian buatlah tulisannya dan sertakan referensinya!
Tugas dikumpulkan pada minggu ke-3 bulan Januari tahun 2009 dalam
bentuk soft copy.
3. TES FORMATIF-10
SOAL ESSAY
1. Jelaskan tahapan analisis dengan mengunakan AAS!
2. Bagaimana cara menyiapkan larutan induk? Apa persyaratan bahan
kimia yang dapat dijadikan standar?
3. Jelaskan tiga cara pembuatan kurva kalibrasi!
4. Jelaskan bagaimana membuat kurva kalibrasi dengan metode “high
precision ratio (Bracketting)”? bagaimana menghitung konsentrasi
sampelnya?
• Serapan molekuler
• Senyawa yang tidak teratomisasi di atomizer
• Hamburan sinar yang disebabkan partikel padat yang halus
melintang berkas sinar
• Serapan nyala bahan bakar yang digunakan
Serapan latar umumnya mengganggu di daerah panjang gelombang
250 nm. Serapan latar ini dapat dikoreksi dengan menggunakan lampu
Deuteurium atau matriks modifier pada metode grafit furnace.
b. Gangguan matriks
Gangguan fisika (matriks) biasanya berasal dari sifat fisik larutan contoh
(viskositas, berat jenis) yang dapat berpengaruh langsung
kepada kecepatan aspirasi larutan contoh, kecepatan pembentukan
kabut dan ukuran partikel kabut dalam spray chamber yang dapat
mempercepat dan memperlambat pembentukan atom analit. Gangguan
ini disebabkan adanya unsur-unsur atau senyawa lain yang ada di
dalam contoh yang menyebabkan sifat fisik dari setiap contoh
berbeda dengan standar murni. Perbedaan kandungan matriks ini
menyebabkan perbedaan proses atomisasi dan penyerapan energi
radiasi oleh atom-atom yang dianalisis. Untuk menghindari gangguan
ini, sifat fisika larutan baku harus disamakan dengan larutan contoh
yang diukur.
c. Gangguan kimia
Gangguan kimia disebabkan adanya komponen-komponen yang
membentuk senyawa stabil secara termal dengan unsur yang akan
dianalisis yang tidak terdisosiasi sempurna pada proses atomisasi.
Contoh adanya ion fosfat pada penentuan kalsium. Fosfat dan kalsium
akan membentuk senyawa yang sulit diatomisasi secara sempurna.
Gangguan ini diatasi dengan menambahkan unsur lain secara berlebih
pada larutan contoh dan standar sehingga unsur tersebut akan
membentuk senyawa stabil dengan ion fosfat. Cara lain adalah dengan
menaikkan suhu nyala untuk memecahkan senyawa stabil yang
terbentuk, meski terkadang hasil yang diperoleh kurang memuaskan.
d. Gangguan Ionisasi
Gangguan ini terjadi pada penggunaan suhu yang tinggi sehingga atom-
atom yang dianalisis tidak hanya teratomisasi pada keadaan tingkat
dasar tetapi atom-atom dapat tereksitasi karena panas dan bahkan
dapat terionisasi.
e. Gangguan spektra
Gangguan ini terjadi apabila serapan atom unsur yang akan dianalisis
tumpang tindih dengan garis spektra unsur lain.
2. TUGAS-11
Tugas dikumpulkan pada minggu ke-3 bulan Januari tahun 2009 dalam
bentuk soft copy.
3. TES FORMATIF-11
1. Jelaskan secara singkat beberapa kemungkinan gangguan yang
terjadi pada pengujian dengan AAS!
2. Apa yang menyebabkan terjadinya serapan latar (background
absorption)? Bagaimana cara mengatasinya?
3. Apa yang menyebabkan terjadinya gangguan matriks? Bagaimana
cara mengatasinya?
4. Apa yang menyebabkan terjadinya gangguan spektral? Bagaimana
cara mengatasinya?
5. Bagaimana cara mengatasi gangguan kimia? Berikan contohnya!
4. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT-11
• Kepekaan (sensitivitas)
• Reproduksibilitas/repetibilitas pengukuran
• Limit deteksi ( Instrumen detection Limit, IDL)
• Linier range/batas linier (dari kurva kalibrasi)
a. VERIFIKASI AAS
Perhitungan
i. Kepekaan alat : ada 2 versi :
(a) Kepekaan analit yang memberikan nilai A = 0,0044 ata
% T = 1,0.
Acceptable : bila S ≤ 1,35 x spesifikasi dari pabrik.
(S makin besar : alat makin kurang sensitif)
(b) Kepekaan = slope kurva kalibrasi
Persamaan kurva kalibrasi : A1 = a C1 +b
Kepekaan =
4. Batas Linieritas
Kurva kalibrasi AAS biasanya diawali dengan bagian yang linier,
yang kemudian menjadi non-linier (melengkung). Bagian yang linier
bisa dikenali secara visual, yang dapat diuji linieritasnya dengan
cara statistic (metode least square).
Bagian yang linier akan memenuhi persamaan : Y = aX + b, dengan
2
R melekati angka 1. (a=slope ; b=intercept) agar hasil analisis lebh
akurat, disarankan menggunakan bagian kurva kalibrasi yang linier
saja.
b. KALIBRASI AAS
6
5
Bagian kurva non linier (4 lar. Kalibrasi)
4
2 3
1 Bagian kurva yang linier (2 lar. Kalibrasi)
Rentang kerja C
5
6
3
4 Larutan kalibrasi mencakup kurva
1 2 yang linier saja
Daerah linier C
Prosedur :
Perkin Elmer :
2. TUGAS-12
Fessenden & Fessenden. 1995. Kimia Organik. Jilid 1 & 2. Alih Bahasa : Aloysius HP.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Alih Bahasa : Aloysius HP..
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.