Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KOSMETOLOGI

TABIR SURYA

Oleh:

Muthiarani Nabila
15160011
7 Farmasi 1

UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS


PADANG
2018
Sediaan Tabir Surya

I. Apa itu tabir surya?

Tabir surya adalah produk perawatan tubuh yang mengkombinasikan beberapa unsur
material yang bisa melindungi kulit dari radiasi sinar matahari atau yang kerap disebut
ultraviolet (UV).

Ada dua tipe radiasi ultraviolet yakni UVA dan UVB yang keduanya bisa berdampak
buruk bagi kulit seperti membuat kulit cepat menua dan meningkatkan resiko kanker kulit.

UVB adalah penyebab utama kulit terbakar matahari (sunburn). Sementara UVA
"menyerang" kulit lebih dalam seperti menyebabkan kulit berkerut, bersisik, kendor dan
menua. UVA lebih "jahat" dari UVB karena tipe ini bisa memperburuk efek karsinogenik
(substansi yang menyebabkan kanker atau memperbesar resiko kanker) dari UVB. Karena
itu, UVA disebut sebagai penyebab kanker kulit.

Apa yang dimaksud dengan Sun Protection Factor (SPF)?

Setiap tabir surya pasti memiliki kandungan sun protection factor(SPF). Kebanyakan
mengandung SPF 15 atau lebih, untuk memastikan fungsinya melindungi kulit dari UVB.

SPF sendiri adalah semacam yang digunakan untuk mengukur seberapa besar ia bisa
melindungi kulit pemakainya. Penjelasan sederhananya seperti ini: Kalau kulit Anda dalam
kondisi normal (tanpa tabir surya) hanya butuh 20 menit untuk mulai terlihat memerah dan
terasa terbakar, maka SPF 15 secara teori bisa melindungi kulit memerah 15 kali lebih lama
daripada Anda tidak mengenakan tabir surya. Artinya kulit Anda terlindungi hingga hampir 5
jam.

Cara lain memahaminya adalah dengan persentase. SPF 15 bisa melindungi kulit
Anda sekitar 93 persen dari paparan UVB. SPF 30 sebanyak 97 persen sementara SPF 50
sebesar 98 persen.
Sediaan tabir surya adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk membaurkan atau
menyerap secara efektif sinar matahari, terutama daerah emisi gelombang ultraviolet dan
inframerah, sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari.
Efek nyata penyinaran matahari yang merugikan adalah eritema kulit yang diikuti oleh warna
coklat kemerahan, penyinaran ultraviolet dengan panjang gelombang di atas 330 nm dapat
menyebabkan kulit menjadi kecoklatan. Eritema timbul bersamaan dengan warna coklat.
Tabir surya tersedia dalam bentuk lotion, krim, salep, gel, dan larutan (solution).
Efektivitas penggunaannya tergantung dari bahan kimia, daya larut dalam vehikulum (bahan
pembawa) lipofilik atau hidrofilik, kemampuan absorbsi UV, konsentrasi bahan kimia, dan
jumlah tabir surya yang dioleskan. Untuk hasil terbaik, disarankan pemakaian tabir surya
dilakukan secara tipis pada permukaan kulit. Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan standar
international, pemakaian tabir surya hanya sebanyak 2 mg/ cm2.
Ada dua jenis tabir surya, yaitu tabir surya kimia seperti PABA, PABA ester,
benzofenon, salisilat, dan antranilat, dan tabir surya fisik seperti titanium dioksida, Mg
silikat, seng oksida, red petrolatum dan kaolin. Tabir surya kimia bekerja dengan cara
mengabsorbsi energi radiasi, sedangkan tabir surya fisik bekerja dengan cara memantulkan
sinar. Kedua jenis tabir surya ini sering dikombinasikan untuk mendapatkan tabir surya yang
bekerja optimal.
Tabir surya yang baik adalah dapat mengabsorbsi 99% gelombang UV dengan
panjang gelombang 297 nm pada ketebalan 0,001 dan dapat meneruskan radiasi eritemogenik
15 – 20%. Dapat melindungi radiasi UV paling sedikit 25 kali dosis eritema minimal, dapat
menahan radiasi selama 8 jam.
Kemampuan menahan sinar UV dari tabir surya dinilai dalam faktor proteksi sinar
(SPF/ Sun Protecting Factor) yaitu perbandingan dosis minimal yang diperlukan untuk
meminbulkan eritema pada kulit yang diolesi tabir surya dengan yang tidak. Nilai SPF ini
berkisar antara 0 sampai 100. kemampuan tabir surya yang dianggap baik berada diatas 15.
II. Sejarah Tabir surya

Lima penemu yang berbeda telah dinyatakan sebagai yang pertama yang menemukan
Tabir surya, mereka adalah :

 Franz Greiter
Salah satu tabir surya pertama kali ditemukan oleh kimiawan Franz Greiter pada
tahun 1938. Tabir surya Greiter yang disebut Gletscher Crème atau Glacier Cream
dan memiliki faktor perlindungan matahari (SPF) 2. Rumus untuk Krim Glacier
diadopsi oleh sebuah Perusahaan bernama Piz Buin, sebuah standar untuk mengukur
efektivitas tabir surya bila diterapkan pada tingkat yang lebih dari 2 miligram per
sentimeter persegi.
 Benjamin Green
Salah satu produk Tabir surya pertama populer ditemukan oleh Apoteker Florida,
Benjamin Green di 1944. Tabir surya dipatenkan Green oleh Red Pet Vet, dan
patennya dibeli oleh Coppertone yang menjualnya sebagai Coppertone Girl
"Coppertone Girl" dan "Bain de Soleil" di awal 1950-an.
 HA Milton Blake
Pada tahun 1930-an, ahli kimia Australia Selatan, HA Milton Blake, bereksperimen
untuk menghasilkan krim sengatan matahari.
 Eugene Schueller
Pendiri L'Oreal, ahli kimia Eugene Schueller, menemukan tabir surya pertama di
1936.
 Coppertone
Pada tahun 1980, Coppertone mengembangkan tabir surya UVA / UVB pertama.

Tabir surya yang pertama kali digunakan secara luas adalah Red Vet Pet,
kepanjangan dari Red Veterinary Petrolatum, yang diproduksi pada tahun 1944 oleh
Greene di Amerika Serikat. Pada Perang Dunia II, terdapat kebutuhan akan tabir surya
berkualitas bagi para prajurit yang bertempur di daerah tropis. Saat itu, Red veterinary
petrolatum menjadi tabir surya yang paling praktis dan efektif sehingga dimasukkan
kedalam perlengkapan standart peperangan. Dikala itu red vet pet merupakan tabir surya
fisik dengan efektivitas yang terbatas. Walaupun demikian, red vet pet memiliki
kelemahan berupa tampilannya yang berwarna merah, lengket, selain juga perlu
digunakan dengan cukup tebal agar dapat berfungsi secara efektif.

Setelah masa perang, terjadi perubahan gaya hidup di berbagai Negara. Banyak
majalah-majalah wanita di Amerka menampilkan gaya hidup baru, yaitu tren
mendapatkan warna kulit yang berwarna coklat keemasan dengan berjemur dibawah sinar
matahari. Hal ini memunculkan kebutuhan akan tabir surya berkualitas dengan kualitas
perlindungan yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Hal ini diiringi dengan
munculnya kebutuhan untuk mencari metode pengujian yang lebih baik untuk
menyeragamkan kekuatan perlindungan tabir surya. Pada tahun 1956 Schulze di German
merancang metode pengujian daya perlindungan tabir surya yang tersedia secara komersil
dengan memberikannya label Protection Factor.

Protection Factor diperoleh dengan cara mebandingkan lama paparan matahari yang
dibutuhkan untuk menghasilkan kemerahan pada kulit yang menggunakan tabir surya
dibandingkan dengan lama paparan matahari yang dibutuhkan untuk menghasilkan
kemerahan pada kulit yang tidak menggunakan tabir surya.

III. Manfaat Sediaan Tabir Surya

Manfaat penggunaan tabir surya pada kulit adalah:

1. Melindungi kulit dari paparan sinar matahari yang menyebabkan kulit menjadi
lebih gelap, bersisik, kering dan kusam .
2. Mencegah timbulnya bintik-bintik hitam dan mempercepat pemudaran flek flek
cokelat pada wajah akibat pemakaian kosmetik yang tidak cocok.
3. Mempertahankan air dan minyak alami yang tersembunyi dibawah kulit agar
kondisi kulit tetap lembab, terhindar dari dehidrasi yang dapat menyebabkan
iritasi kulit
4. Dapat mencerahkan pigmentasi yang menggumpal dan tidak rata pada kulit
akibataa paparan sinar ultraviolet atau serangan radikal bebas
5. Dapat melindungi kulit dari kerutan kerutan halus penyebab kulit tampak lebih
tua , cenderung kering , tidak bercahaya dan kusam.
6. Dapat memperbaiki jaringan kulit terdalam yang mengalami kerusakan dan
peradangan akibat paparan sinar matahari yang terlalu lama dan berulang setiap
hari agar kulit kembali sehat.
7. Dapat memperbaruhi dan mempertahankan kondisi kesehatan kolagen dan
keratin yang ada didalam kulit agar tetap kenyal, lembab dan stabil.
8. Dapat melindungi kulit darai gatal dan ruam merah akibat sengatan matahari yang
telah bercampur dengan debu dan partikel halus beracun yang ada didalam radikal
bebas.
9. Dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker kulit yang disebabkan
radiasi uyltraviolet yang berlangsung selama berathun tahun karena aktifitas rutin
diluar rumah/kantor.
10. Agar dapat mengontrol minyak alami kulit dan protein yang ad dibawah kulit agar
tetap seimbang dan dapat mencegah masuknya bakteri dengan mudah melalaui
pori pori kulit , termasuk debu.
11. Dapat menhaluskan dan melembutka permukaan kuliut sehingga struktur kulit
lebih rata, halus, padat dan merona alami.

IV. Jenis-jenis Tabir Surya


Jenis tabir surya sesuai dengan struktur kulit adalah:
 Kulit Kering
Jenis kulit ini tentu membutuhkan lebih banyak pelembap. Untuk itu, kamu
disarankan memilih tabir surya dengan bahan dasar krim atau losion. Pilih
juga tabir surya yang mampu melembapkan kulit seperti tabir surya yang
mengandung minyak, lanolin dan silikon.
 Kulit Berminyak
Menggunakan tabir surya mungkin dapat membuat kulitmu semakin
berminyak. Jika kamu memiliki jenis kulit ini, ada baiknya pilih tabir surya
dengan kandungan oil free atau bebas minyak. Kandungan tersebut umumnya
dapat kamu temukan pada produk dengan bahan dasar gel atau losion pada
tabir surya.
 Kulit Berbulu
Menggunakan tabir surya berbentuk krim atau losion dianggap bisa menempel
pada bulu halus pada kulit. Apabila kulitmu cenderung berbulu, kamu bisa
memilih tabir surya dengan bentuk spray (semprot) atau gel. Selain tabir surya
untuk wajahmu, bagian sekitar matamu juga membutuhkan perlindungan.
Tabir surya untuk mata dengan bentuk stik dapat kamu gunakan di area sekitar
mata. Pasalnya, bentuknya yang padat mencegah produk menetes ke mata.
Usahakan pilih jenis tabir surya yang mengandung petroleum atau lilin yang
mampu merekat pada kulitmu sehingga tidak mudah luntur.

V. Karakteristik yang penting dalam tabir surya:


1. Tidak toksik dan tidak mempengaruhi metabolisme tubuh
2. Tidak berbahaya secara dermatologis seperti bebas dari efek iritan dan efek
sensitasi yang berbahaya
3. Efektif mengabsorbsi radiasi eritemogenik
4. Tidak bersifat fotolabil, yaitu mampu mengabsorbsi radiasi eritemogenik, tidak
mengalami perubahan kimia yang dapat mengurangi kemampuannya sebagai tabir
surya, sehingga mampu mengubah senyawa lain yang berbahaya yang mungkin
terdapat seperti nomor 1 &2.
5. Tidak menguap dan memiliki karakteristik kelarutan yang sesuai
6. Tidak terdekomposisi dengan adanya lembab, keringat dan lain sebagainya.
7. Harus memiliki karakter fisik yang dapat diterima oleh konsumen, sebagai contoh
tabir surya harus lah tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
8. Harus dapat terabsorbsi melalui kulit.

VI. Formulasi sediaan Tabir Surya


1. Bahan Aktif
Dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan kegunaannya:
a. Absorbing Compound (menyerap senyawa)
Berfungsi pada penyerapan sinar UVB untuk menyaring sinar yang masuk.
Seperti:
 Octyl methoxycinnamate
 Octocrylene
 Ethylhexyl methoxycinnamate
 Octyl dimethyl PABA
 Tinosorb
 Benzopheone 3/ oxybenzone
b. Reflecting Compound
Berfungsi sebagai penghambat penyerapan sinar UVA, seperti:
 Titanium dioxide
 Zinc oxide
 Butyl methoxydibenzoylmethane
2. Bahan Pelembab
Bahan pelembab yang paling umum digunakan adalah agen oklusif. Seperti
petrolatum, minyak mineral dan dimethicone dapat digunakan sebagai agen
oklusif. Humektan, yang merupakan bahan yang menarik air, juga
ditambahkan ke lotion. Gliserin adalah humektan yang paling umum
digunakan. Gliserin juga ditambahkan untuk meningkatkan nuansa lembab
pada kulit. Gliserin dapat mengurangi kelengketan dan sifat berminyak
disebabkan oleh yang lain bahan pelembab. Formulasi tabir surya biasanya
lebih tipis viskositas nya dari lotion standar.
3. Bahan-bahan lain
Tabir surya juga mengandung emulsifier untuk membuat minyak dan air yang
kompertibel pada kulit. Suspending agent, neutralizing agents, dan pengental
biasanya juga ditambahkan. Untuk membuat formula stabil, bahan baku
seperti fragrance, pengawet dan pewarna juga disertakan.
VII. Cara pembuatan formulasi sediaan tabir surya dalam skala laboratorium
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Timbang bahan-bahan untuk membuat basis krim atau suspensi
3. Masukkan bahan ke cawan penguap, lebur diatas waterbath sampai meleleh.
4. Timbang bahan yang tersisa
5. Larutkan bahan-bahan yang perlu dilarutkan dengan air panas di beaker glass ad
larut.
6. Siapkan mortir panas, masukkan no.3 kedalam mortir dan diaduk
7. Dimasukkan semua bahan yang tersisa kedalam no.6 diaduk ad homogen.
8. Dimasukkan sisa air sedikit demi sedikit ke dalam mortir, diaduk ad homogen.
9. Dimasukkan pewangi secukupnya diaduk ad homogen.
10. Dimasukkan ke dalam pot atau tempat yang sesuai.

VIII. Cara menggunakan tabir surya:

 Aplikasikan tabir surya 15-25 menit sebelum beraktivitas di luar ruangan.


Sebab, tabir surya membutuhkan beberapa saat untuk dapat menyerap kulit. Setelah
tabir surya, kamu bisa ke tahap selanjutnya yaitu, menggunakan make up.
 Menggunakan tabir surya tidak hanya pada cuaca terik saja. Meski tabir surya
umumnya digunakan sebagai pelindung dari sinar matahari, perlu kamu ketahui jika
pada cuaca mendung sekalipun, sinar UV yang berbahaya masih bisa menembus
awan dan membahayakan kulitmu.
 Kenakan tabir surya secara berulang. Tidak semua tabir surya dirancang tahan
terhadap air. Ada baiknya, aplikasikan tabir surya kembali setiap sekitar dua jam
sekali. Terutama jika kamu berkeringat atau berenang.
 Perhatian tanggal kedaluwarsa pada kemasan botol. Penggunaan produk kulit
yang sudah lewat dari jangka pakai mungkin tidak hanya bisa merusak kulit,
melainkan kehilangan efektivitas pada produk tersebut. Jadi, perhatikan baik-baik ya.

IX. Evaluasi sediaan Tabir Surya


1. Uji organoleptis
Meliputi bau, warna, dan tekstur.
2. Uji daya absorbsi pada kulit
Apakah sediaan mudah diserap atau tidak mudah diserap, lengket atau sangat
lengket.
3. Uji pH
Sesusai atau tidak dengan pH yang diinginkan dan sesuai dengan pH kulit.
4. Uji iritasi
Uji iritasi kulit dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh ukuran
partikel sediaan yang dibuat terhadap iritasi kulit yang ditimbulkan oleh masing
masing formula yang diujikan.
5. Uji konsistensi
Konsistensi tetap dan tidak mengalami pemisahan selama penyimpanan. Uji
konsistensi bias dilakukan dengan di sentrifugasi.
6. Homogenitas
Pemeriksaan homogenitas dalam banyak kasus dilakukan secara visual.
Pengendapan dlam suatu larutan atau pemisahan fase dalam suatu emulsi dapat
dengn mudah dideteksi.
7. Viskositas
Viskositas merupakan gambaran dari tahanan suatu benda cair untuk mengalir.
Sifat ini sangat penting dalam formulasi sediaan cair dan semi padat karena sifat
ini menentukan sifat dari sediaan dalam hal campuran dan sifat alirnya, baik pada
saat diproduksi, dimasukkan kedalam kemasan, serta sifat-sifat penting pada saat
pemakaian, seperti konsistensi, daya sebar dan kelembaban. Viskositas suatu
sediaan juga akan mempengaruhi stabilitas fisik dan ketersediaan hayatinya.
X. Contoh dari sediaan tabir surya

Anda mungkin juga menyukai