Demokrasi di Minangkabau
Orang dapat mengatakan apa saja. Orang boleh saja marah. Jengkel juga
tidak dilarang. Mengkritik, mengingatkan, menasehati, menolak, dan bentuk
ekspresi lainnya tidak dilarang, dan bahkan dianjurkan, itulah wajah orang
Minangkabau dalam berdemokrasi. Berdemokrasi bagi orang Minangkabau
terutama dalam pengambilan keputusan harus dibuat melalui proses musyawarah
menuju mufakat. Keputusan yang benar hanya terjadi apabila sakato atau
mufakat telah dicapai oleh semua yang terlibat dalam persoalan-persoalan yang
harus diselesaikan.
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsumbar/basilang-kayu-dalam-
tungku-mangko-api-ka-hiduik/ Diakses 22 Juli 2019
Berarti sistem penyelenggaraan negara harus taat, konsisten dan sesuai dengan nilai juga kaidah
dasar ketuhanan yang maha esa.
Demokrasi pancasila kekuasaan tertinggi ada pada tangan rakyat, jadi prinsipnya rakyatlah yang
memiliki kedaulatan.
Pertama, kekuasaan negara Republik Indonesia itu harus mengandung, melindungi, serta
mengembangkan kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan,
demokrasi dagelan, atau demokrasi manipulatif.
Kedua, kekuasaan negara itu memberikan keadilan hukum (legal justice) bukan
demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan pura-pura.
Ketiga, kekuasaan negara itu menjamin kepastian hukum (legal security) bukan
demokrasi yang membiarkan kesemrawutan atau anarki.
Keempat, kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum (legal
interest), seperti kedamaian dan pembangunan, bukan demokrasi yang justru
mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan, permusuhan, dan
kerusakan.
Mengalami pembagian dan pemisahan kekuasaan (division and seperation of power) dengan
sistem pengawasan dan perimbangan (check and balance).Dilakukan untuk menghindari
penyelewengan kekuasaan yang bisa mengakibatkan kerugian pada pemerintahan dan
juga rakyat.
Mengakui HAM dengan tujuan bukan hanya menghormati hak tersebut. HAM bersifat universal
dan dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat di dunia.
Pengadilan di Indonesia bersifat bebas artinya tidak memihak manapun atau bersifat netral
memberikan sanksi hukuman tanpa melihat status sosial, ekonomi, dan popularitas individu yang
menjalani proses hukum. Semua pihak juga mempunyai hak yang sama untuk mengajukan
pertimbangan, dalil, fakta, saksi, alat bukti dan petitumnya.
Prinsipnya ialah supaya membangun negara yang makmur oleh dan untuk rakyat Indonesia yang
mencakup semua aspek entah hak dan kewajiban, kedaulatan rakyat, pembagian kekuasaan,
otomi daerah ataupun keadilan hukum.
Demokrasi ini menggariskan keadilan sosial di antar berbagai kelompok, golong dan
masyarakat.Artinya, semua masyarakat mendapat perlakuan yang sama, tanpa melihat tingkat
sosial maupun golongan ekonomi tertentu.
“Ada 10 pilar demokrasi tetapi yang kita ketahui sebagian besar belum
terlaksana dengan semsetinya.”
Sumber:
https://wkuswandoro.wordpress.com/2017/06/14/strategi-meningkatkan-partisipasi-politik-
masyarakat-dalam-pemilu/ Diakses 14 Juni 2017