OLEH :
KELOMPOK 2
FARMASI I
A=- logT=ε.b.C=a.b.C
Keterangan
A = Absorbansi
T = Transmitansi
b = Panjang sel, cm
C = Konsentrasi
1.Sumber Cahaya
2.Monokromator
3.Tempat Sampel
Dalam bahasa sehari-hari tempat sampel (sel penyerap) dikenal
dengan istilah kuvet. Kuvet ada yang berbentuk tabung (silinder) tapi
ada juga yang berbentuk kotak. Syarat bahan yang dapat dijadikan
kuvet adalah tidak menyerap sinar yang dilewatkan sebagai sumber
radiasi dan tidak bereaksi dengan sampel dan pelarut.
4.Detektor
Prinsip kerja dari spektroskopi UV-VIS adalah ketika ada sumber sinar
berupa cahaya UV-VIS (monokromatik) diteruskan melalui suatu
media (larutan bewarna) yang merupakan suatu sampel, maka
sebagian cahaya tersebut ada yang diserap, dipantulkan dan ada yang
diteruskan. Cahaya yang diserap tersebut akan menyebabkan elektron
terekstasi dari keadaan dasar ke keadaan yang memiliki energi yang
lebih tinggi. Serapan sinar ini tidak terjadi pada semua struktur.
Tetapi, hanya terjadi pada system terkonjugasi yang memiliki ikatan
phi atau gugus kromofor, gugus ausokrom (gugus yang memiliki
vibrasi yang besar karena adanya pasangan elektron bebas) contohnya
adalah -OH, -NH2, -SH, dan lain-lain. Karena memiliki vibrasi yang
besar, maka jika terikat dengan gugus kromofor, dia akan menyebakan
pergeseran serapan kearah panjang gelombang yang lebih besar dan
meningkatkan intensitas puncak serapan.
1. Struktur Molekuler:
Struktur molekuler senyawa memainkan peran penting dalam
penyerapan UV-VIS. Perubahan dalam struktur molekuler dapat
mengubah spektrum penyerapan. Pada umumnya, senyawa yang
memiliki ikatan π (pi) konjugasi, seperti senyawa aromatik atau
senyawa dengan gugus fungsional tertentu, lebih mungkin
menyerap dalam rentang UV-VIS.
2. Panjang Gelombang:
Panjang gelombang cahaya yang diserap oleh senyawa bergantung
pada energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan elektron dari
tingkat energi dasar ke tingkat energi tereksitasi. Semakin pendek
panjang gelombangnya (UV), semakin tinggi energinya.
3. Konsentrasi:
Konsentrasi senyawa dalam larutan juga memengaruhi penyerapan.
Semakin tinggi konsentrasinya, semakin besar penyerapannya. Ini
dijelaskan oleh hukum Beer-Lambert.
4. Pelarut:
Pelarut yang digunakan dalam spektrofotometri UV-VIS dapat
memengaruhi penyerapan. Beberapa senyawa lebih larut atau lebih
stabil dalam pelarut tertentu, yang dapat memengaruhi intensitas
penyerapan.
5. Temperatur:
Suhu dapat memengaruhi penyerapan sinar UV-VIS karena dapat
memengaruhi kestabilan molekul atau senyawa.
6. Konformasi Molekuler:
Konformasi atau struktur molekuler yang diadopsi oleh senyawa
juga dapat memengaruhi penyerapan. Perubahan konformasi dapat
mengubah keadaan elektron dalam molekul.
7. Efek Solvent:
Solvent atau pelarut yang digunakan dalam spektrofotometri UV-
VIS dapat memengaruhi penyerapan. Efek solvent adalah
perubahan dalam panjang gelombang penyerapan yang disebabkan
oleh perbedaan solvent.
8. pH:
pH larutan juga dapat memengaruhi penyerapan UV-VIS, terutama
untuk senyawa yang memiliki gugus fungsional yang dapat berubah
ionisasi seiring perubahan pH.
Pemahaman faktor-faktor ini penting dalam analisis
spektrofotometri UV-VIS untuk menentukan konsentrasi senyawa
atau memahami sifat-sifat kimia suatu senyawa.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Rizky. Agus Purwanto. 2017. Spektrofotometer Cahaya Tampak
Sederhana Untuk Menentukan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Larutan Fe(SCN)3 dan CuSo4. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Ghalib, Ibnu Ganjar Dan Abdul Rahman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.