Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH KIMIA ANALISIS II

“ PENYERAPAN SINAR UV-VIS & FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI PENYERAPAN “

OLEH :

KELOMPOK 2

FARMASI I

1. Brigitha A.C. Paskua 224111288


2. Cindy P. Maharani 224111289
3. Margareta R. Sari 224111299
4. Septiani C.D Boro 224111312
5. Stefen C. Nahak 224111313
6. Stevy A.L. Pa Tari 224111314
7. Valina F.A Lian 224111316
8. Yakobus R. Muda 224111319

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2023
PEMBAHASAN

Spektrometer merupakan piranti yang menghasilkan spektrum sinar


dengan panjang gelombang tertentu, sedangkan fotometer merupakan
piranti yang digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang
melewati suatu sampel. Dalam laboratorium, spektrofotometer
digunakan untuk menentukan konsentrasi, panjang gelombang
serapan maksimum dan nilai absorbansi atau transmitansi sinar pada
sampel larutan. Hasil pengukuran menggunakan spektrofotometer
merupakan fungsi absorbansi atau transmitansi terhadap panjang
gelombang sinar (Basset, 1994).

Metode yang digunakan pada spektrofotometer disebut


spektrofotometri, yaitu pengukuran besarnya penyerapan sinar pada
panjang gelombang tertentu. Penyerapan sinar terjadi apabila elektron
mendapatkan energi yang cukup untuk berpindah dari keadaan
ground state menuju ke keadaan tereksitasi akibat adanya pancaran
radiasi dari sumber sinar dengan panjang gelombang tertentu (Day
and Underwood, 1999).

Pada spektrofotometri UV-VIS, cahaya yang digunakan memiliki


kisaran panjang gelombang (200 – 400) nm untuk sinar ultraviolet dan
(400 – 800) nm untuk sinar tampak (visible). Sinar ultraviolet dan
sinar tampak memiliki energi antara (40 - 1,8) eV, kisaran energi
tersebut mampu memindahkan elektron pada kulit terluar ke tingkat
energi yang lebih tinggi (Dachriyanus, 2004). Spektrum panjang
gelombang cahaya yang diserap oleh molekul tergantung pada
perbedaan tingkat energi dasar dengan energi tereksitasi molekul,
sehingga spektrum cahaya terserap dapat memberikan informasi
mengenai perbedaan tingkat energi pada molekul. Dalam mekanika
kuantum, tingkat energi suatu molekul sebanding dengan energi
radiasi cahaya dalam bentuk foton yang disebut sebagai energi foton,
besarnya tergantung pada panjang gelombang cahaya (λ)
(Muller, 2001).

Spektrofotometri sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri


darispektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometri menghasilkan
sinar dan spektrumdengan panjang gelombang dan fotometri adalah
alat pengukur intensitas cahaya yangditransmisikan atau diabsorbsi.
Jadi spektrofotometri digunakan untuk mengukurenergi secara relatif
jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau
diemisikansebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 1990).
Spektroskopi UV-VIS adalah teknik analisis spektroskopi yang
menggunakan sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dan sinar
tampak dengan menggunakan instrumen spektrofotometer. Prinsip
dari spektrofotometer UV-VIS adalah penyerapan sinar tampak untuk
ultra violet dengan suatu molekul dapat menyebabkan terjadinya
eksitasi molekul dari tingkat energi dasar (ground state) ketingkat
energi yang paling tinggi (excited stated). Pengabsorbsian sinar ultra
violet atau sinar tampak oleh suatu molekul umumnya menghasilkan
eksitasi elektron bonding, akibatnya panjang absorbsi maksimum
dapat dikolerasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam molekul.
(Sumar hendayana. 1994). Spektrofotometer UV-VIS dapat digunakan
untuk mengukur serapan cahaya pada daerah UV (100-200 nm) dan
darah sinar tampak (200-700 nm). Prinsip dasar analisis kuantitatif
adalah hukum Lambert Beer.

A=- logT=ε.b.C=a.b.C

Keterangan

A = Absorbansi

T = Transmitansi

ε = Absorptivitas molar, L cm-1. mol-1 (jika konsentrasi dalam satuan


mol/Liter)

a = Absorptivitas, L cm-1. gram-1 (jika konsentrasi dalam satuan


gram/liter)

b = Panjang sel, cm

C = Konsentrasi

Spektrofotometri UV-VIS bisa digunakan untuk uji kuantitatif dan


kualitatif. Dalam setiap analisis kuantitatif perlu dilakukan langkah
langkah utama dan baku yaitu:
1.Pembentukan warna (untuk pengukuran dengan sinar tampak) dan
zat yang tidak berwarna atau warnanya kurang kuat.

2.Penentuan panjang gelombang maksimum.

3.Pembuatan kurva kalibrasi.

Komponen-komponen UV-VIS terdiri dari sumber radiasi yang stabil


dan berkelanjutan (kontinyu); sistem lensa, cermin dan celah untuk
membatasi, membuat paralel dan memfokuskan berkas sinar;
monokromator untuk menyeleksi sinar menjadi lamda tertentu (sinar
monokromatis); kontainer atau tempat sampel yang transparan biasa
disebut dengan sel atau kuvet; detektor yang dirangkaikan dengan
readout atau piranti baca untuk menangkap sinyal dari sinar yang
masuk sesuai dengan intensitas cahayanya dan ditampilkan pada
layar readout.

Komponen-komponen peralatan spektrofotometer UV-VIS dijelaskan


secara garis besar sebagai berikut:

1.Sumber Cahaya

Sebagai sumber radiasi UV digunakan lampu Hidrogen (H) atau lampu


Deutirium (D). Sedangkan sumber radiasi tampak yang juga
menghasilkan sinar Infra Merah (IR) dekat menggunakan lampu
filament tungsten yang dapat menghasilkan tenaga radiasi 350-3500
nm.

2.Monokromator

Radiasi yang diperoleh dari berbagai sumber radiasi adalah sinar


polikromatis (banyak panjang gelombang). Monokromator berfungsi
untuk mengurai sinar tersebut menjadi monokromatis sesuai yang
diinginkan. Monokromator terbuat dari bahan optic yang berbentuk
prisma.

3.Tempat Sampel
Dalam bahasa sehari-hari tempat sampel (sel penyerap) dikenal
dengan istilah kuvet. Kuvet ada yang berbentuk tabung (silinder) tapi
ada juga yang berbentuk kotak. Syarat bahan yang dapat dijadikan
kuvet adalah tidak menyerap sinar yang dilewatkan sebagai sumber
radiasi dan tidak bereaksi dengan sampel dan pelarut.

4.Detektor

Detektor berfungsi untuk mengubah tenaga radiasi menjadi arus


listrik atau peubah panas lainnya dan biasanya terintegrasi dengan
pencatat (printer). Tenaga cahaya yang diubah menjadi tenaga listrik
akan mencatat secara kuantitatif tenagacahaya tersebut.(Sitorus,
2009). Kelebihan spektrofotometri dibandingkan fotometer adalah
panjanggelombang dan sinar putih dapat terseleksi dan ini diperoleh
dengan alat pengurai seperti prisma, glatung, ataupun celah optis.
Pada spektrofotometri panjang gelombang yang benar-benar terseleksi
dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma
suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang
kontinyu. Monokromator sel pengabsorbsian untuk mengukur
perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding
(Khopkar, 1990). Spektrofotometri ultravoilet dan cahaya tampak
berguna pada penentuan struktur molekul organik dan pada analisa
kuantitatif. Spektrum elektron suatu molekul adalah hasil transmisi
antara dua tingkat energi elektron pada molekul tersebut (Creswell,
2005). Spektroskopi UV–VIS adalah teknik analisis spektroskopi yang
menggunakan sumber radiasi elektromagnetik dan sinar tampak
dengan mengunakan instrumen. Spektrofotometri adalah penyerapan
sinar tampak untuk ultraviolet dengan suatu molekul yang dapat
menyebabkan eksitasi molekul dan tingkat dasar ke tingkat energi
yang paling tinggi (Sumar, 1994).

Penyerapan sinar UV-VIS (Ultraviolet-Visible) adalah proses di mana


molekul atau senyawa menyerap radiasi elektromagnetik pada rentang
UV-VIS, yang biasanya berkisar antara 200 hingga 800 nanometer
(nm).

Prinsip kerja dari spektroskopi UV-VIS adalah ketika ada sumber sinar
berupa cahaya UV-VIS (monokromatik) diteruskan melalui suatu
media (larutan bewarna) yang merupakan suatu sampel, maka
sebagian cahaya tersebut ada yang diserap, dipantulkan dan ada yang
diteruskan. Cahaya yang diserap tersebut akan menyebabkan elektron
terekstasi dari keadaan dasar ke keadaan yang memiliki energi yang
lebih tinggi. Serapan sinar ini tidak terjadi pada semua struktur.
Tetapi, hanya terjadi pada system terkonjugasi yang memiliki ikatan
phi atau gugus kromofor, gugus ausokrom (gugus yang memiliki
vibrasi yang besar karena adanya pasangan elektron bebas) contohnya
adalah -OH, -NH2, -SH, dan lain-lain. Karena memiliki vibrasi yang
besar, maka jika terikat dengan gugus kromofor, dia akan menyebakan
pergeseran serapan kearah panjang gelombang yang lebih besar dan
meningkatkan intensitas puncak serapan.

Sedangkan, cahaya yang tidak diserap atau diteruskan akan muncul


sebagai nilai transmitansi. Sehingga, hasil pengukuran spektroskopi
UV-VIS akan disajikan dalam bentuk spektra serapan atau
transmitansi. Bentuk spektra pita serapan UV-VIS suatu molekul
cenderung berbentuk bukit atau parabola terbalik, berbeda dengan
bentuk spektra atom yang berbentuk garis-garis. Hal ini dikarenakan
transisi elektronik yang terjadi memiliki perbedaan energi yang tidak
terlalu besar. Contohnya transisi dari memiliki perbedaan energi yang
kecil. Sehingga, bentuk transisi akan digambarkan seperti himpunan
garis-garis yang berdekatan. Adanya himpunan garis-garis yang
berdekatan itulah yang menyebabkan terbentuknya spektra pita
serapan yang berbentuk bukit melandai lebar atau parabola terbalik

Beberapa faktor penyebab penyerapan sinar UV-VIS meliputi:

1. Struktur Molekuler:
Struktur molekuler senyawa memainkan peran penting dalam
penyerapan UV-VIS. Perubahan dalam struktur molekuler dapat
mengubah spektrum penyerapan. Pada umumnya, senyawa yang
memiliki ikatan π (pi) konjugasi, seperti senyawa aromatik atau
senyawa dengan gugus fungsional tertentu, lebih mungkin
menyerap dalam rentang UV-VIS.
2. Panjang Gelombang:
Panjang gelombang cahaya yang diserap oleh senyawa bergantung
pada energi yang dibutuhkan untuk menggerakkan elektron dari
tingkat energi dasar ke tingkat energi tereksitasi. Semakin pendek
panjang gelombangnya (UV), semakin tinggi energinya.
3. Konsentrasi:
Konsentrasi senyawa dalam larutan juga memengaruhi penyerapan.
Semakin tinggi konsentrasinya, semakin besar penyerapannya. Ini
dijelaskan oleh hukum Beer-Lambert.
4. Pelarut:
Pelarut yang digunakan dalam spektrofotometri UV-VIS dapat
memengaruhi penyerapan. Beberapa senyawa lebih larut atau lebih
stabil dalam pelarut tertentu, yang dapat memengaruhi intensitas
penyerapan.
5. Temperatur:
Suhu dapat memengaruhi penyerapan sinar UV-VIS karena dapat
memengaruhi kestabilan molekul atau senyawa.
6. Konformasi Molekuler:
Konformasi atau struktur molekuler yang diadopsi oleh senyawa
juga dapat memengaruhi penyerapan. Perubahan konformasi dapat
mengubah keadaan elektron dalam molekul.
7. Efek Solvent:
Solvent atau pelarut yang digunakan dalam spektrofotometri UV-
VIS dapat memengaruhi penyerapan. Efek solvent adalah
perubahan dalam panjang gelombang penyerapan yang disebabkan
oleh perbedaan solvent.
8. pH:
pH larutan juga dapat memengaruhi penyerapan UV-VIS, terutama
untuk senyawa yang memiliki gugus fungsional yang dapat berubah
ionisasi seiring perubahan pH.
Pemahaman faktor-faktor ini penting dalam analisis
spektrofotometri UV-VIS untuk menentukan konsentrasi senyawa
atau memahami sifat-sifat kimia suatu senyawa.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Rizky. Agus Purwanto. 2017. Spektrofotometer Cahaya Tampak
Sederhana Untuk Menentukan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Larutan Fe(SCN)3 dan CuSo4. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

Alfiyani, Reni. 2017. Jurnal Praktikum Analitik III Spektroskopi UV-VIS.


Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Day, R A,dan Underwood, A L., (2002). Analsis Kimia Kuantitatif Edisi


Keenam. Jakarta: Airlangga

Gandjar, I.G. & A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:


Pustaka Belajar.

Ghalib, Ibnu Ganjar Dan Abdul Rahman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press

Sumar, Hendayana. 1994. Kimia Analisis Farmasi. Jakarta: UI Press

Anda mungkin juga menyukai