Anda di halaman 1dari 9

ABSORPSI CAHAYA

Andi Sahratul Munawar


Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar
E-Mail: andisahratul@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan suatu percobaan dengan judul “Absorpsi Cahaya” di Laboratoriom Optik
Jurusan Fisika UIN Alauddin Makassar, yang bertujuan untuk menentukan koefisien
penyerapan suatu material, untuk mengamati pengaruh ketebalan absorber terhadap
penyerapan cahaya suatu material dan untuk mengamati pengaruh hambatan terhadap
besar intensitas pantul (refleksi) suatu materi. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan , percobaan dilakukan dengan 2 data, dat 1 dengan jenis material yang berbeda-
beda dan data yang kedua material yang sama tetapi tegangan yang berbeda. Ketebalan
absorber berpengaruh terhadap penyerapan suatu material. Absorber yang memiliki
ketebalan cukup kecil akan berbeda daya serapnya dibandingkan dengan absorber yang
memiliki ketebalan besar. Semakin tebal sebuah absorber, maka semakin kecil daya
serapnya. Hambatan berpengaruh terhadap besar intensitas pantul (refleksi) suatu
material. Namun, pengaruh hambatan pada besar intensitas bergantung juga terhadap
jenis hambatan tersebut.

Kata Kunci: Absorpsi, Intensitas Datang dan Intensitas Pantul.

PENDAHULUAN
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik sehingga tidak memerlukan
medium untuk merambat. Salah satu sifat cahaya adalah mengalami difraksi
dimana difraksi berarti peristiwa pelenturan gelombang cahaya ketika melewati
suatu celah sempit sehingga gelombang cahaya tampak melebar pada tepi celah.
Dengan peristiwa difraksi dapat diketahui nilai panjang gelombang cahaya dengan
menggunakan variabel tertentu.
Cahaya memiliki intensitas yang berbeda tergantung dari material yang
dikenainya. Intensitas cahaya merupakan besaran pokok fisika untuk mengukur
daya yang dipancarkan oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu persatuan
sudut. Pada percobaan ini, besarnya intensitas yang diukur hanya merupakan
intensitas datang dan pantul.
Berdasarkan uraian di atas maka hal yang melatarbelakangi dilakukannya
percobaan ini adalah untuk menentukan koefisien penyerapan suatu material,
untuk mengamati pengaruh ketebalan absorber terhadap penyerapan cahaya suatu

1
material dan untuk mengamati pengaruh hambatan terhadap besar intensitas
pantul (refleksi) suatu materi.
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana koefisien penyerapan suatu material?
b. Bagaimana pengaruh ketebalan absorber terhadap penyerapan cahaya suatu
material?
c. Bagaimana pengaruh hambatan terhadap besar intensitas pantul (refleksi) suatu
materi?
Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk enentukan koefisien penyerapan suatu material
b. Untuk mengamati pengaruh ketebalan absorber terhadap penyerapan cahaya
suatu material
c. Untuk mengamati pengaruh hambatan terhadap besar intensitas pantul
(refleksi) suatu materi
Manfaat dilakukanya percobaan ini untuk dapat diketahui pengaruh warna
dan ketebalan suatu material kertas terhadap intensitas datang dan intensitas
pantul serta dari kedua intensitas tersebut kita dapat menentukan intensitas
transmisinya juga mampu menentukan koefisien penyerapan suatu material.

TINJAUAN PUSTAKA
Cahaya didefenisikan sebagai bagian dari spektrum elektromagnetik dan
sensitif bagi penglihatan manusia. Cahaya hanyalah sebagian kecil dari spektrum
elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 380 nm (deep blue) sampai
dengan 760 nm (deep red). Mata manusia sangat responsif pada wilayah kuning-
hijau (yellow-green) dengan panjang gelombang antara 550-650 nm3. Cahaya
ditentukan oleh flux cahaya, intesitas cahaya, luminasi sedangkan sumber cahaya
berasal dari tiga bentuk, yaitu titik, garis dan bidang (kurniawati, 2008).
Menurut Ratnawati (2012), Proses pemantulan dan pembiasan, cahaya
dapat terpolarisasi sebagian atau seluruhnya oleh refleksi. Perbandingan intesitas
cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang datang Radisebut reflektansi (R),
sedangkan perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan cahaya

2
yang datang disebut transmitasi (T). Transmitasi dapat dicari dengan
membandingkan intensitas sinar laser sebelum mengenai bahan (Io)
It
T (1)
I0
Sedangkan reflektifitas (R) didefenisikan sebagai perbandingan antara intensitas
permukaan dengan intensitas sumber yang dapat dituliskan
I r cos r I r
R  (2)
I 0 cos  i I 0
Untuk metode kedua dengan menggunakan sudut datang dan sudut bias
didapatkan nilai R dan T sebagai berikut
n cos  i  cos  t 2
RTn  ( ) (3)
n cos  i  cos  t
Menurut Tim Dosen (2019), Intensitas suatu radiasi berkurang bila radiasi
itu melewati suatu material, sebab foton-foton itu akan dihamburkan sehingga
arahnya tidak lagi seperti semula. Berkurangnya intensitas radiasi disebabkan oleh
efek fotolistrik, efek Compton, dan efek produksi pasangan.
I = I0µx (4)
Keterangan :
I0 = intensitas dating pada material
µ = koefisien ketebalan serap linier
x = tebal material
I = intensitas yang diteruskan
Secara umum yang disebut efek fotolistrik adalah gejala yang
bersangkutan dengan pengaruh penyinaran cahaya pada permukaan logam
terhadap sifat-sifat kelistrikan logam. Pada efek fotolistrik, pengaruh cahaya
terhadap sifat kelistrikan bahan bukan hanya disebabkan oleh sifat cahaya sebagi
gelombang ekektromagnetik, tetapi jug sifat cahaya sebagai pembawa tenaga.
Meskipun gelombang elektromagnetik juga pembawa arus tenaga, namun hal ini
tidak dapat digunakan untuk menjelaskan gejala fotolistrik. Albert Einstein
mengemukakan hipotesa bahwa untuk menerangkan gejala efek fotolistrik cahaya
harus dipandang pula sebagai pancaran unit-unit tenaga atau kuantum-kuantum

3
tenaga yang disebut foton. Kemudian, muncullah istilah baru dalam ilmu fisika
mengenai dualisme partikel gelombang. (Soedojo,1998)
Compton mampu menerangkan hasil-hasil eksperimennya dengan Pada
tahun 1923, Compton memberikan kesimpulannya mengenai hamburan sinar x
oleh materi. Dalam naskah ilmiahnya “A Quatum Theory of Scattering of X-Rays
by Light”, Compton menerangkan percobaannya tentang hamburan sinar x oleh
materi. Diamatinya bahwa panjang gelombang sinar x yang terhambur berbeda
dengan panjang gelombang sinar x sebelum terhambur. Perubahan panjang
gelombang tersebut ternyata juga bergantung dari sudut hamburan ( Yusuf dan
Enos, 2015)

METODE PERCOBAAN
Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 Desember 2019, di
Laboratorium Optik Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin
Makassar.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah multimeter, luxmeter,
power supply, lensa, micrometer sekrup, sumber cahaya halogen serta celah
diafragma. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kertas warna ( putih, biru
tua, orange, hijau tua, hijau muda dan biru muda).
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Menyusun rangkaian seperti gambar berikut:
Celah
Lensa Kertas
Warna
lampu

b.
P.Supply Volt
meter

Lux Meter
4
b. Mengukur tebal masing-masing plat dan mencatat tegangannya
c. Mengatur celah diafragma lalu menyalakan power supply
d. Mengukur Id (intensitas dating = di depan material), Ip (intensitas pantul =
dimiringkan di depan material)
e. Melakukan pengukuran berdasarkan :
1. Untuk hambatan yang berubah, celah diafragma tetap
2. Untuk hambatan yang tetap, celah diafragma berubah
f. Melakukan pengamatan untuk material lainnya

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan
Menghitung ketebalan, Id (Intensitas datang) dan Ip (Intensitas Pantul)
Tabel 1. Menghitung ketebalan, Id (Intensitas datang) dan Ip (Intensitas Pantul)
dengan jenis material yang berbeda.
V = 10 Volt
No Jenis Mineral Ketebalan Id Ip
1 Putih 0,13 0,41 0,3
2 Biru Tua 0,18 0,45 0,2
3 Orange 0,18 0,47 0,3
4 Hijau Tua 0,16 0,52 0,2
5 Hijau Muda 0,2 0,50 0,2
Tabel 2. Menghitung ketebalan, Id (Intensitas datang) dan Ip (Intensitas Pantul)
dengan jenis material yang sama.
Jenis material = Biru Muda
No V Id Ip
1 10 0,57 0,5
2 8 0,27 0,3
3 6 0,8 0,1

5
Analisis Data
Tabel 3. Menghitung Intensitas Transmisi (lt) dan koefisien absorbs setiap
penyerapan (µ) dengan jenis material berbeda
V = 10 Volt
No Jenis Mineral Ketebalan (mm) Id Ip It (lx) µ
1 Putih 0,13 0,41 0,3 0,71 2,42
2 Biru Tua 0,18 0,45 0,2 0,65 4,5
3 Orange 0,18 0,47 0,3 0,77 2,5
4 Hijau Tua 0,16 0,52 0,2 0,72 5,94
5 Hijau Muda 0,2 0,50 0,2 0,7 4,58
Tabel 4. Menghitung Intensitas Transmisi (lt) dan koefisien absorbs setiap
penyerapan (µ) dengan jenis material yang sama
Jenis material = Biru Muda
No V Id Ip lt µ
1 10 0,57 0,5 1,07 0,32
2 8 0,27 0,3 0,57 -0,25
3 6 0,8 0,1 0,9 5,19
a. Menghitung Menghitung Intensitas transmisi
 Jenis material yang berbeda
Id = It – Ip
It = Id + Ip
1. Untuk material kertas putih
It = Id + Ip
= 0,41 +0,3
= 0,71 lx
Untuk menghitung intensitas transmisi pada kertas biru tua, orange, hijau
tua dan hijau muda dapat menggunakan persamaan yang sama
 Jenis material yang sama (Biru Muda)
1. Untuk V= 10
It = Id + Ip
= 0,57+0,5

6
= 1,07 lx
Untuk menghitung intensitas transmisi untuk V=8 dan V=6, dapat
menggunakan persamaan yang sama.
b. Menghitung koefisien absorbs setiap penyerapan (µ)
 Untuk jenis material yang berbeda
1. Untuk material kertas putih
1 Id
µ= ln ( )
𝑥 Ip
1 0,41
= ln ( 0,3 )
0,13
= 7,69 ln 1,37
= 2,0
Untuk menghitung koefisien absorbs setiap penyerapan pada material
kertas biru tua, orange, hijau tua dan hijau muda menggunakan persamaan yang
sama.
 Untuk jenis material yang sama
Untuk V=10
1 Id
µ= ln (Ip)
𝑥
1 0,57
= ln ( 0,5 )
0,4
= 2,5 ln 1,14
= 0,33
Untuk menentukan koefisien absorbs setiap penyerapan untuk V=8 dan
V=6, menggunakan persamaan yang sama
Pembahasan
Perbandingan intensitas yang dipantulkan dengan cahaya yang datang
disebut reflekstansi (R), sedangkan perbandingan intensitas cahaya yang
ditransimisikan dengan cahaya yang datang disebut transmintasi (T). Transmintasi
dapat diartikan dengan membandingkan intensitas sinar laser setelah melalui
bahan (It) dengan intensitas sinar laser sebelum mengenai bahan (Io).

7
Pada percobaan ini menggunakan 2 data yaitu dengan jenis material yang
berbeda dan material yang sama tetapi tegangan yang diturunkan, Pertama untuk
material yang berbeda, digunakan kertas berwarna putih dengan ketebalan 0,13
mm. Sumber cahaya halogen dipancarkan dengan daya 10 volt. Maka, intensitas
datang yang terukur langsung didepan cahaya adalah 0,41 Lux, intensitas
pantulnya menjadi 0,3 Lux. Kemudian jenis material yang sama dengan tegangan
10 volt, dengan bahan yang berbeda yaitu biru muda terukur intensitas datangnya
adalah 057 Lux dan intensitas pantulnya sebesar 0,5 Lux. Hasil yang didapatkan
sesuai dengan teori yan menyatakan bahwa nilai koefisien penyerapan suatu
bahan bergantung pada panjang gelombang radiasi yang dipancarkan.
Untuk membuktikan teori kedua yang menyatakan bahwa stuktur material
juga mempengaruhi koefisien penyerapan suatu bahan, maka digunakan kertas
yang berbeda warna yaitu kertas berwarna Biru tua dengan ketebalan 0,18 mm.
Dengan tegangan lampu 10 volt, maka diperoleh intensitas cahaya terusan kertas
Biru tua adalah 0,45 Lux, sedangkan pada kertas orange sebesar 0,47 Lux. Dari
data sudah cukup membuktikan bahwa strktur materi suatu bahan juga
mempengaruhi intensitas cahaya tembusnya karena kertas biru tua dan orange
memiliki strutur yang berbeda.

PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a. Menentukan koefisien penyerapan (µ) suatu material yaitu dengan cara
membandingkan antara intensitas cahaya yang datang dan intensitas cahaya
yang dipantulkan. Rumusnya yaitu ;
1 It
µ = 𝑥 𝑙𝑛 ( IO ) (5)

b. Ketebalan absorber berpengaruh terhadap penyerapan suatu material.


Absorber yang memiliki ketebalan cukup kecil akan berbeda daya serapnya
dibandingkan dengan absorber yang memiliki ketebalan besar. Semakin tebal
sebuah absorber, maka semakin kecil daya serapnya.

8
c. Hambatan berpengaruh terhadap besar intensitas pantul (refleksi) suatu
material. Namun, pengaruh hambatan pada besar intensitas bergantung juga
terhadap jenis hambatan tersebut.
Saran
Saran untuk percobaan ini adalah sebaiknya warna material kertasnya
lebih divariasikan lagi agar praktikan dapat mengetahui perbedaan intensitas dari
masing-masing kertas yang memiliki warna berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Kurniawati, 2018. Fisika Dasar. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Muljono. 2003. Fisika Modern. Penerbit : Andi, Yogyakarta.
Ratnawati. 2012. Absorpsi Cahaya. Bogor: CV. Media.
Tim Dosen. 2019. Penuntun Praktikum Fisika Eksperimen I. Makassar: Jurusan Fisika
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Yusuf dan Enos Taruh. 2015. Fisika Modern. Universitas Negeri Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai