Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Eksperimen Fisika I

Semester Genap T.A.2016 - 2017


Universitas Muhammadiyah Makassar

FOTOMETRI
Prodi Pendidikan Fisika Unismuh Makassar
Mega fitriyah ham sumar 1) Salwa Rufaidah,S.Pd.,M.Pd2)
Universitas Muhammadiyah Makassar
Jln. Sultan Alauddin No. 259 Makassar
Email : megahamsumar28@yahoo.co.id

Abstrak –telah dilakukan eksperimen mengenai fotometri dimana tujuan praktikum ini adalah mengetahui pengaruh
ketebalan bahan penghalang terhadap iluminansi cahaya relatif, mengetahui hubungan antara iluminani cahaya dengan jarak
pancaran dan untuk mengetahui besar koefisien transmitansi dan absorpbansi bahan penghalang. Pada percobaan ini alat
yang digunakan adalah bola lampu, power supply, lightmeter, micrometer sekrup, plastik transparan, meteran, kabel
penghubung dan pipa interior hitam. Dimana percobaan ini kami melakukan dua kegiatan. Kegiatan I : hokum kebalikan
kuadrat, dan kegiatan kedua absorbansi dan transmitansi. Metode yang kami gunakan dalam percobaan ini adalah merangkai
alat-alat seperti gambar rancangan percobaan dimana pada kegiatan I yaitu kami menarik .atau mendorong mistar sehingga
ujung kanan tabung tepat berimpit dengan skala 10 cm percobaan dilakukan sebanyak 15 kali dengan setiap selang jarak 5
cm. Pada kegiatan keduan kami menyiapkan plastik transparan dengan berbagai ketebalan lalu mengukur masing-masing
ketebalannya. Kemudian kami mengatur jarak antara sensor lightmeter dengan sumber cahaya sejauh 50 cm. Adapun data
yang diperoleh pada kegiatan I yaitu dari jarak pancaran (r) pertama sejauh 0,1000 meter dengan nilai iluminansinya sebesar
124,5 lux dan intensitas cahayanya sebesar 9,897 cd/m2dan pada kegiatan dua diperoleh bahan penghalang pertama sebesar
1,00x10-4 meter dan iluminansinya sebesar 12,1 luxdan ketebalan bahan penghalang akhir sebesar 2,00 x10-3meter dan
iluminansinya sebesar 0,7 lux tingginya taraf ketidakpastian perhitungan yang cukup besar diperoleh dikarenakan banyaknya
factor, diantaranya adalah alat yang kurang maximal, adanya pengaruh cahaya dari luar, kurangnya ketelitian kami dalam
menyamakan jarak, dan kecakapan kami sebagai seeorang peneliti.
Kata kunci: fotometri, iluminansi cahaya, fluks cahaya, transmitansi,absorbansi, intensitas.

Abstract – Experiments have been carried out on photometry where the purpose of this practicum is to know the effect of the
thickness of the barrier to the relative light illuminance, to know the relationship between the light illuminance with the
jatropha and to know the magnitude of the transmittance coefficient and the absorption of the baha. In this experiment the tool
used is light bulb, power supply, lightmeter, screw micrometer, transparent plastic, meter. Where this experiment we do two
activities. Activity I: reverse square law, and second activity of absorbance and transmittance. The method we used in this
experiment is to assemble tools such as drawing of the experiment design where in activity I we pulled or pushed the bar so
that the right end of the tube closely coincided with the 10 cm scale experiment was done 15 times with each interval of 5 cm
distance. In the second activity we prepare transparent plastic with various thickness and then measure each thickness. Then
we set the distance between lightmeter sensor with light source as far as 50 cm. The data obtained at activity I is from the
distance of first jet (r) as far as 0,1000 meter with its illuminance value equal to 124,5 lux and its light intensity equal to 9,897
cd / m2 and at activity two obtained first barrier material equal to 1,00x10-4 meter And illuminance of 12.1 lux and thickness
of the final barrier material of 2.00 x10-3meter and illuminance of 0.7 lux high level of uncertainty large enough calculations
obtained due to the many factors, such as a tool that is less maximal, the influence of light from the outside, Our lack of
accuracy in terms of distance, and our skill as a researcher.

Key words: Photometry, light illuminance, light flux, transmittance, absorbance


I. PENDAHULUAN menghasilkan emisi cahaya (E) yang besarnya sama
Cahaya adalah suatu bentuk pancaran atau energi dan berbanding terbalik dengan kudrat jarak.
elektromagnetik yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan 𝐼1 𝐼2
E= = (4)
R1² R2²
manusia. dengan adanya cahaya benda atau sesuatu hal dapat
dilihat dengan jelas. Cahaya terdiri dari berbagai macam
Ket :
sumber. Misalnya : lampu, lilin, sinar matahari dan lain
sebagainya. Pada setiap sumber cahaya memiliki nilai kuat
cahaya (intensitas cahaya) yang berbeda-beda. Untuk E = emisi cahaya
mengukur nilai intensitas cahaya dari suatu sumber cahaya
menggunakan alat yang dinamakan fotometer. Dalam I = intensitas cahaya
percobaan yang akan dilakukan yaitu fotometri yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan anatara jarak r = jarak
pancaran dengan iluminansi cahaya, hubungan anatara
ketebalan bahan penghalang dengan iluminansi cahaya serta Apabila intensitas cahaya dari kedua buah sumber
menentukan besar nilai absorbansi dan transmitansi bahan sama (I1 = I2) maka akan memenuhi persamaan :
penghalang. Untuk mengetahui semua itu maka dilakukan
𝑝1 𝑝2
percobaan ini “fotometri”. = (5)
r1² r2²
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu Untuk
mengetahui hubungan antara iluminansi cahaya dengan jarak Hukum kuadrat terbalik
pancaran, Untuk mengetahui pengaruh ketebalan
bahanpenghalang terhadap iluminansi cahaya relative dan
Titik p adalah sumber yang memancarkan cahaya
Untuk mengetahui besar koefisien transmitansi dan
dengan kuat penerang (cd) dengan arah p, misalkan
absorpbansi bahan penghalang.
A,B,C adalah permukaan bola yang terdiri dari p, luas
Sehingga manfaat yang diperoleh dari eksperimen
permukaan. Permukaan ini mempunyai sudut ruang
yaitu: 1). Dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan
yang sama dititik p. [1]
dengan fotomtri 2). Dapat dijadikan referensi bagi praktikan
selanjutnya 3). Dapat mengetahui perbedaan antara
Untuk mendapat intensitas I sama dengan besar rata-
intensitas dan iluminansi.
rata vector daytiting. S rata-rata untuk sebuah
II. LANDASAN TEORI
gelombang sinusoidal dengan amplitudo medan listrik
Ep diberikan oleh persamaan E may digantikan dari Ep,
Intensitas cahaya (I) dan fluks cahaya (Φ).
jadi intensitas itu dapat dinyatakan dalam satuan
Intensitas cahaya di defenisikan sebagai banyanknya
ekuivalen berikut :
fluks cahaya yang memancar Φ per sudut ruang ω :
𝛷
I= (1)
𝜔 𝐸𝑝² 1 𝜀ₒ 1
Total sudut ruang adalah ω = 4π (steradian). Fluks I = se = = √ = Ep2 = 𝜀ₒ cEp2 (6)
2 𝑚𝑒𝑥 2 𝜇ₒ 2
cahaya adalah besarnya intensitas cahaya yang
memancar pada sudut ruang tertentu. Iluminansi Untuk beberapa sudut fase, intensitas itu adalah
cahaya adala sinar yang jatuh (datang) pada sebua empat kali besarnya intensitas untuk sebuah sumber
permukaan atau fluks cahaya yang menerangi bidang individu, tetapi untuk sudut fase lainnya intensitas
tiap satu satuan luas, sehingga dapat ditulis adalah no 1 intensitas menjadi seimbang. [2]
persamaan :
𝛷
E= (2) Fotometri didasarkan pada pemahaman atas hokum
𝜔
Karena fluks cahaya yang memencarkan diri titk pencaran (radiation) lain. Kita menghipotesiskan bahwa
seluruh ruang adalah Φ = 4πI dan luas permukaan benda langit dianggap memiliki sebuah benda hitam
bola adalah A = 4πR², suatu sumber intensitas cahaya (black bady). Sifat-sifat benda hitam adalah :
I menghasilkan iluminansi total :
E=
𝐼
(3)  Pada kesetimbangan termal, temperature

termal benda hanya ditentuka oleh jumlah
Ini menunjukan bahwa iluminansi pada jarak R
energy yang diserap pertikel.
berbanding lurus terhadap intensitas cahaya sumber dan
berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak.  Benda hitam pada dasarnya tidak
Fotometri adalah ilmu yang mempelajari tentang memancarkan pada seluruh gelombang
pengukuran kuantitas cahaya. Cahaya yang dimaksud elektromagnetik dengan lintasan yang sama
adalah cahaya tampak, dimana cahaya tampak ada yang dominan meradiasikan gelombang
merupakan salah satu jenis gelombang elektromagnetik. elektromagnetik pada panjang gelombang
Intensitas cahaya dari dua sumber I1 dan I2 lainnya. Konsekuensinya benda tersebut
akan nampak biru.
Benda hitam memancarkan radiasi ke segala arah sehingga Adapun beberapa variable yang teridentifikasi pada
kita bisah menganggap bahwa pancaran radiasi tersebut kegiatan pertama yaitu variabel manipulasi : Jarak pancaran
menembus permukaan bentuk bola dengan radiasi radius d (r) adalah jauhnya sumber cahaya ke sensor yang dihasilkan
dengan fluks energy yang sama yaitu E, dimana besarnya E dari pergeseran mistar yang nilainya dapat dilihat dari
antara lain : panjang mistar yang berada di luar pipa interior hitam dalam
satuan meter (m), variabel respon : Iluminansi cahaya (E)
𝐿 adalah banyaknya cahaya yang dihasilkan oleh sumber
E= (7) [3]
4πd²
cahaya menuju sensor light meter pada range 200 dalam
satuan lux, Variabel Kontrol : Tegangan sumber (Vs) adalah
III. METODE EKSPERIMEN
nilai yang ditunjukkan oleh knop power supply sebesar 6
Dalam melakukan kegiatan eksperimen Alat dan bahan volt.
yang digunakan adalah power supply (6 volt) 1 buah, Pada Kegiatan kedua, variabel yang teridentifikasi yaitu
lighmeter 1 buah, micrometer sekrup 1 buah, plastik Variabel Manipulasi : Ketebalan bahan penghalang (x) yaitu
transparan 20 buah, meteran 1 buah, Bola lampu 1 buah, ketebalan plastik transpatran yang selalu di ubah
kabel penghubung 1 buah dan pipa interior hitam 1 buah. ketebalannya dimana dapat diukur dengan menggunakan
micrometer sekrup dalam satuan meter (m), Variabel Respon
: Iluminansi cahaya akhir (E) yaitu banyaknya cahaya yang
dihasilkan oleh sumber cahaya menuju sensor light meter
pada range 200 dalam satuan lux, Variabel Kontrol : Sumber
tegangan (V) yaitu nilai yang ditunjukkan oleh knop power
supply sebesar 6 volt, Jarak pancaran (r) yaitu jauhnya
sumber cahaya ke sensor yang dihasilkan dari pergeseran
mistar dengan panjang sebesar 50 cm, Iluminansi cahaya
awal (E0) yaitu nilai terukur pada light meter dengan range
200 lux tanpa adanya plastik tranparan yang menghalangi,
dalam satuan lux yaitu sebesar 13,8 lux.
Dengan prosedur kerja terlebih dahulu menyiapkan
perangkat eksperimen seperti gambar dibawah ini : IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Kegiatan 1 : Hukum kebalikan kuadrat
Lampu Pipa interior hitam NST Mistar : 0,001 m
Sensor To PSU NST Lighmeter : 0,1 Lux
Vs : 6 Volt
E, E,rata
Jarak
E1 E2 Rata- rata
Light Meter Mistar pancaran, E3(Lux)
(Lux) (Lux) rata (Cd/m2)
r (m)
(Lux)
0,1000 128,1 120,5 125,0 124,5 9,897
Pada kegiatan 1 yaitu Hukum Kebalikan Kuadrat hal
0,1500 75,4 71,3 74,8 73,8 5,87
pertama yang dilakukan Menyiapkan perangkat eksperimen
seperti gambar diatas, kemudian menyalakan sumber cahaya 0,2000 51,4 48,4 51,1 50,3 4,00
dan mengatur sensivitas lighmeter, lalu mengatur posisi
sumber cahaya dengan cara menarik atau mendorong.mistar 0,2500 38,5 36,2 37,7 37,5 3,00
hingga ujung kanan tabung tepat berimpit dengan skala 10 0,3000 30,2 28,1 29,3 29,2 2,32
cm.mencatat penunjukkan lighmeter pada posisi tersebut,
kemudian melanjutkan pengukuran untuk selang jarak 5cm. 0,3500 24,2 22,3 23,5 23,3 1,85

Untuk kegiatan II yaitu Absorpbansi dan transmitansi, 0,4000 19,8 18,3 19,2 19,1 1,51
yang pertama menyiapkan plastik transparan dengan
0,4500 16,4 14,9 16,0 15,8 1,26
berbagai ketebalan lalu mengukur masing-masing
ketebalannya kemudian mengatur jarak antara sensor 0.5000 13,9 12,7 13,5 13,4 1,10
lighmeter dengan sumber csahaya sejauh 50cm, selanjutnya
menempatkan plastik transparan pertama antara sensor 0,5500 12,1 11,4 11,8 11,8 0,938
lighmeter dengan sumber cahaya. mencatat penunjukkan 0,6000 10,6 10,2 10,8 10,5 0,834
lighmeter setelah itu melanjutkan pengukuran untuk plastik
transparan yang lain, lalu mengulangi percobaan sebanyak 3 0,6500 9,2 9,5 9,5 9,4 0,74
kali.
0,7000 8,2 8,4 8,5 8,4 0,67 PF = |9,897 ± 0,1|𝑥10-2 cd

0,7500 7,7 7,6 7,3 7,5 0,60 Transmitansi


0,8000 6,5 6,7 6,5 6,6 0,52 T1 = E1/E0 = 12,1 lux/13,8 lux = 0,877
0,01 𝑙𝑢𝑥 0,01 𝑙𝑢𝑥
ΔT1 =| + | 0,877 = 0,001
12,1 𝑙𝑢𝑥 13,8 𝑙𝑢𝑥
0,001
Kegiatan II : Transmitansi dan Absorpbansi KR = 𝑥 100%
0,877
NST Mikrometer sekrup : 10-5 m = 0,1 %
NST Lux meter : 0,01 Lux DK = 100% - 0,1% = 99,9%
PF = |8,77 ± 0,01|𝑥10-1
E0 : 13,8 Lux
Absorbansi
𝐼𝑛𝑡1 𝐼𝑛 0,877
r : 50 cm = 0,5000 m α1 =− =− = 1,31 𝑥103 m-1
𝑋1 1,00x10−4
0,001 5x10−6
E, E,rata Δ α1 =| + | 1,31 𝑥103 m-1
0,717 𝐼𝑛 0,717 1,00x10−4
Ketebalan, E1 E2 Rata-
E3(Lux) rata = 0,05x103 m-1
x (m) (Lux) (Lux) rata 0,05x103 m−1
(Cd/m2) KR = 𝑥 100%
(Lux) 1,31 𝑥103 m−1
= 3,8 %
1,00x10-4 11,4 11,3 13,6 12,1 0,962
DK = 100% - 3,8% = 96,2%
2,00 x10-4 9,4 9,3 11,1 9,93 0,789
PF = |1,31 ± 0,05|𝑥103 m-1
3,00 x10-4 7,9 7,8 9,2 8,3 0,66
4,00 x10-4 6,7 6,7 7,8 7,1 0,56
5,00 x10-4 5,6 5,7 6,6 6,0 0,47
6,00 x10-4 4,7 4,8 5,6 5,0 0,40 pada percobaan fotometri yang telah dilakukan
diperoleh hubungan antara jatak pancaran dengan iluminansi
7,00 x10-4 4,1 4,2 4,8 4,4 0,35
cahaya yang terdeteksi pada sensor lightmeter. Dimana pada
8,00 x10-4 3,5 3,6 4,2 3,8 0,30
kegiatran I dapat diketahui bahwa semakin jauh jarak
9,00 x10-4 3,0 3,1 3,5 3,2 0,25
1,00 x10-3 2,6 2,7 3,1 2,8 0,22 pancaran maka semakin kecil pula iluminansi cahayanya.
1,10 x10-3 2,3 2,3 2,6 2,4 0,19 Hal tersebut terjadi karena jarak pancaran semakin jauh dari
sumber cahaya (lampu) yang ada dalam tabung atau pipa
1,20 x10-3 2,0 2,0 2,3 2,1 0,17
hitam sehingga iluminansi cahaya juga mengalami
1,30 x10-3 1,7 1,8 2,0 1,8 0,14
perubahan yakni semakin kecil. Dengan demikian pada
1,40 x10-3 1,4 1,6 1,7 1,6 0,12
1,50 x10-3 1,2 1,4 1,5 1,4 0,11 kegiatan II dapat diperoleh hubungan antara ketebalan bahan
1,60 x10-3 1,1 1,2 1,4 1,2 0,095 penghalang maka iluminansi cahaya relative akan semakin
kecil. Pernyataan tersebut dapat diamati pada saat
1,70 x10-3 0,9 1,0 1,2 1,0 0,080
melakukan eksperimen dimana dimulai dari plastik
1,80 x10-3 0,8 0,9 1,0 0,9 0,07
penghalang tipis yang selalu ditambahkan hingga semakin
1,90 x10-3 0,7 0,8 0,9 0,8 0,06
2,00 x10-3 0,6 0,7 0,8 0,7 0,05 tebal yang mempengaruhi iluminansi cahaya relative
semakin kecil.
Pada kegiatan I diperoleh pula nilai intensitas cahaya
Analisis Data
berdasarkan analisis perhitungan maupun berdasarkan
Analisis perhitungan
analisis grafik, kedua analisis tersebut menghasilkan nilai
Kegiatan 1 : Hukum kebalikan kuadrat
1 1 intensitas yang berbeda dimana pada analisis perhitunganan
Δr = 𝑥 Nst Mistar = 𝑥 0,001= 5𝑥10-4 m diperoleh intensitas sebesar 1,89x10-2 cd sedangkan pada
2 2
ΔE = 1𝑥 Nst lightmeter = 1𝑥0,1 𝑙𝑢𝑥 =0,1lux 𝑥 0,0795 analisis grafik diperoleh intensitas sebesar 1,219 cd.Untuk
cd/m2 = 0,00795 cd/m2 = 0,008 cd/m2 kegiatan II diperoleh pula hubungan antara ketebala bahan
penghalang dengan iluminansi cahatya. Adapun nilai yang
Intensitas diperoleh dari koefisien absorpbansi pada analisis
I1 = E1(rata-rata) 𝑥 r12 perhitungan sebesar 1,57 x103m-1 kemudian dianalisis grafik
= (9,897 cd/m2) 𝑥(0.1000𝑚)2 sebesar 1,48 x 103 m-1. Kemudian nilai yang diperoleh dari
= 9,897x10-2 cd transmitansi sebesar 2,77 x10-1. Sementara untuk analisis
ketidakpastiannya, kesalahan yang terjadi saat eksperimen
0,008 2(0,0005𝑚)
ΔI1 =| + | 9,897𝑥10-2 cd kegiatana I sebesar 98,5% sampai 99,6% dan untuk
9,897 0,1000 𝑚
kesalahan ketidakpastian yang terjadi pada kegiatan II untuk
= 0,0010697 cd = 0,1x10-2 cd
ΔI1 0,1x10−2 cd transmitansi berkisar 90% sampai 99,9%, kemudian untuk
KR = x 100% = 𝑥 100% ketidakpastian kesalah absorpbansi sebesar 96,2% sampai
I1 9,897𝑥10−2 cd
= 1,0 % 99,94%
DK = 100% - 1,0% = 99%
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari lkegiatan I dan II sepenuhnya, dalam penyusunan jurnal ini tidak lepas dari
sudah sesuai dengan hipotesis dimana semakin jauh jarak banyaknya hambatan, namun berkat usaha dan motivasi dari
pancaran maka iluminansi cahaya semakin kecil dan pihak-pihak langsung maupun tidak langsung yang
semakin tebal bahan penghalang maka iluminansi cahaya memperlancar jalanya penyusunan jurnal ini hingga jurnal
relative semakin kecil ini dapat penulis susun seperti sekarang ini. Olehnya itu
Dapat disipmulkan bahwa data yang diperoleh belum penulis ucapkan banyak terima kasih atas bantuan yang
akurat karena nilai yang di peroleh berbeda pada analisis diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan jurnal ini.
perhitungna dengan analisis grafik. Adapun kesalahan yang
terjadi yaitu praktikan kurang teliti pada saat pengambilan
data dan juga yang digunakan kurang memadai terutama DAFTAR PUSTAKA
pada sumber pencahayaannya (Bola lampu)
[1] Belser . 1982 .Konsep Fisika Modern . Jakarta : Erlangga.
V. PENUTUP [2] Freedman .2004 . Fisika Universitas . Jakarta : Erlangga.
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa : Semakin jauh jarak pancaran [3] Suroso .gurijanti aby. 2010 . Mekanika . Jakarta : Salamba
maka iluminansi cahaya akan semakin kecil, Semakin besar
teknik.
ketebalan bahan penghalang maka iluminansi cahaya relative
semakin kecil, Koefisien absorbansi diperoleh dari analisis
data dan grafik berbeda, yang besarnya yaitu 1,57x10 3m-1
untuk analisis perhitungan dan 1,48x103m-1 dari analisis
grafik serta Koefisien Transmitansi diperoleh analisis data
sebesar 2,77x10-1.

VI. Ucapan Terima Kasih


Dengan selesainya jurnal ini, penulis ingin berterima
kasih untuk semua yang terlibat dalam pelaksanaan
eksperimen ini hingga pembuatan jurnal. Penulis menyadari

Anda mungkin juga menyukai