Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

JUDUL PERCOBAAN : GELOMBANG BUNYI


HARI / TANGGAL PERC : KAMIS, 01 JULI 2021

NAMA : Abdullah
NIM : 60400120010
JURUSAN : FISIKA
KELAS :B
ASISTEN : NURWAHIDAH

LABORATORIUM FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDINMAKASSAR


2021

GELOMBANG BUNYI
Abdullah1
Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasaar
E-mail : abdullah58406@gmail.com

ABSTRACT
Telah dilakukan percobaan “GELOMBANG BUNYI”. Adapun tujuan didalam percobaan ini

yaitu mengetahui perbedaan frekuensi setiap bunyi pada tangga nada dan menjelaskan faktor-faktor

yang mempengaruhi perbedaan frekuensi. Gelombang merupakan rambatan energi getaran yang

merambat melalui medium atau tanpa melalui medium. Bunyi merupakan gelombang mekanik jenis

longitudinal yang merambat dan sumbernya berupa benda yang bergetar. Bunyi bisa didengar sebab

getaran benda sebagai sumber bunyi menggetarkan udara di sekitar dan melaui medium udara bunyi

merambat sampai ke gendang telinga, sebenarnya merupakan variasi tekanan udara secara periodik di

sepanjang lintasan rambatannya.Adapun hasil yang diproleh dalam menghitung kolom udara tiap

tangga nada pada percobaan ini adalah pada nada Do sebesar 0,15 cm, nada Re sebesar 0,14 cm,

nada Mi sebesar 0,13 cm, nada Fa sebesar 0,12 cm, nada Sol sebesar 0,11 cm, nada La sebesar 0,10

cm, nada Si sebesar 0,9 cm , nada Do sebesar 0,8 cm. Adapun hasil yang di proleh dalam menghitung

frekuensi setiap tangga nada dengan V = 340 m/s yaitu pada nada Do sebesar 566,66 Hz, nada Re

sebesar 607,14 Hz, nada Mi sebesar 653,84 Hz, nada Fa sebesar 708,33 Hz, nada Sol sebesar 772,72

Hz, nada La sebesar 850 Hz , nada Si sebesar 94,44 Hz , nada Do sebesar 106,25 Hz.

Keywords : Bunyi, Frekuensi, Gelombang, dan Nada

1. PENDAHULUAN

Gelombang merupakan rambatan energi getaran yang merambat melalui medium atau

tanpa melalui medium. Berdasarkan mediumnya gelombang dibedakan menjadi dua yaitu
gelombang mekanik dan elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah gelombang yang arah

rambatannya memerlukan medium perantara sedangkan elektromagnetik adalah gelombang

yang arah rambatannya tanpa menggunkan medium. Berdasarkan rambatannya gelombang


dibagi menjadi dua yaitu gelombang ransversal dan longitudinal. Gelombang transversal

merupakan gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan getaran dan mediumnya

sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan

getaran dan mediumnya (Bambang, 2009).


Bunyi termasuk gelombang longitudinal yang terjadi akibat adanya perapatan
dan peregangan dalam medium padat cair atau gas.Gelombang ini dihasilkan ketika suatu
benda bergetar dan menggetarkan medium yang ada di sekitarnya sehingga menimbulkan
perapatanatau peregangan medium tersebut. Ketika gelombang longitudinal merambat
se!anjangmedium$ gelombang tersebut memindahkan energi dari suatu tempat ke tempat lain
atau darisuatu benda ke benda lainnya
Bunyi adalah peristiwa yang ditimbulkan oleh getaran benda yang merambat melalui media
dengan kecepatan tertentu.Terjadinya bunyi sampai didengar oleh telinga dipengaruhi oleh
adanya cepat rambat bunyi.Cepat rambat bunyi ialah jarak yang ditempuh oleh gelombang
bunyi tiap satuan waktu.Salah satu sumber bunyi yaitu alat-alat musik seperti pipa organa.Ada
dua jenis pipa organa yaitu pipa organa terbuka dan tertutup.Pipa organa terbuka seperti kedua
ujungnya terbuka dan pipa organa tertutup berarti salah satu ujungnya tertutup dan ujung
lainnya terbuka.Saat merambat, bunyi mempunyai cepat rambat bunyi.Cepat rambat bunyi
berbeda-beda berdasarkan mediumnya.Praktikum tabung resonansi ini bertujuan untuk
mengukur cepat rambat bunyi di udara dengan menggunakan tabung resonansi.

Bunyi merupakan gelombang mekanik jenis longitudinal yang merambat dan sumbernya

berupa benda yang bergetar. Bunyi bisa didengar sebab getaran benda sebagai sumber bunyi

menggetarkan udara di sekitar dan melaui medium udara bunyi merambat sampai ke gendang

telinga, sebenarnya merupakan variasi tekanan udara secara periodik di sepanjang lintasan

rambatannya. Tekanan udara priodik inilah yang menggetarkan selaput gendang telinga. Bunyi

yang dapat didengarkan telinga berada dikawasan frekuensi pendengaran, yaitu antara 20 Hz

sampai dengan 20 kHz (Shoedojo, 2004).

Resonansi bunyi adalah pristiwa ikut bergetarnya suatu sistem fisis yang diakibatkan
oleh sistem fisis yang lain yang bergetar dengan frekuensi tertentu. Contohnya dari peristiwa

resonansi bunyi adalah sebuah garpu tala yang digetarkan pada tabung. Akibat adanya garpu

tala yang bergetar maka tabung akan ikut bergetar dan merapat pada pipa organ tertutu (Tipler,

1998).

Pada pipa organa tertutup maka pantulan gelombang resonansi yang terjadi berupa

simpul dan pada pipa organa terbuka berupa perut. Jika posisi dengan (L 1, L2 , dst) dapat
ditentukan maka akan memudahkan untuk mencari nilai panjang gelombang yang dihasilkan.

Adapun persamaan yang digunakan :

𝜆
L1 = (1)
4

Dari persamaan (1) diketahui bahwa L1 merupakan jarak saat resonansi pertama terjadi.

Hal ini dilihat pada ketinggian air(Lubis dan Lizalidiawati, 2005).

Dengan didapatkannya nilai λ dari persamaan (1) maka nilai cepat rambat gelombang

bunyi di udara (v) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

v=f.λ (2)

dimana :

v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)

f = frekuensi (Hz)

λ = panjang gelombang (m)

cepat rambat bunyi di udara sangat dipengaruhi oleh suhu udara. Semakin tinggi suhu udara

maka nilai cepat rambat bunyi akan semakin besar dan sebaliknya. Bunyi dapat merambat di

udara bebas dengan kecepatan 340 m/s pada suhu 15ᵒ C (Wulansari, 2013).

Sumber Bunyi dalam prespektif Al Qur’an yaitu pada Surat ke-39 Al Qur’an yang

dinamakan“Az Zumar”yang berarti“Rombongan Perang” pada ayat ke-68 Menceritakan


peniupan sangkakala di gunakan Malaikat Izrofil pada hari kiamat, mengisyarat kan bahwa

terompet sebagai alat penghasil bunyi.Seperti dalam kajian ilmu Fisika suatu bunyi

dihasilkan oleh sumber bunyi,


maka terompet ini yang menghasil bunyi sebagai isyarat terjadinya kiamat

Terompet digambar dalam Al Qur’an sebagaimana telah telah ditetapkan dengan

Firman Allah SWT :

ُ ‫ض ا َِّْل َم ْن ش َۤا َء ه‬
‫ّٰللا ۗ ثُ َّم نُفِخَ فِ ْي ِه اُ ْخ ٰرى فَ ِاذَا ُه ْم قِيَا ٌم‬ َ ْ ‫ت َو َم ْن فِى‬
ِ ‫اْل ْر‬ ِ ‫ص ِعقَ َم ْن فِى الس َّٰم ٰو‬
َ َ‫ص ْو ِر ف‬
ُّ ‫َونُ ِف َخ ِفى ال‬
ُ ‫يَّ ْن‬
َ‫ظ ُر ْون‬

“Dan sangkakala pun ditiup, maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan

di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi

(sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu

(keputusan Allah)”.
Al-Qur’an diungkapkan dengan Kata ( ‫ )صور‬shurdari segibahasa berarti

sangkakala atau terompet yaknialat yang biasa digunakan untuk memanggilatau

mengumpulkan sekelompok orang.Sementara ulama membahas hakikat

sangkakala yang di ayat di atas. Mereka berbeda pendapat apakah sangkakala

itubenar ada wujudnya ataukah yang benar dimaksud adalah sesuatu yang
bersifat metaforis. Ulama lain juga berpendapat Ash-Shur adalah sangkakala

yang ditiupkan. Beberapa riwayat yang ma’tsur menyatakan bahwa sangkakala

itu adalah terompet dari cahaya yang ditiup oleh malaikat yang didengar oleh

orang-orang dalam kubur.

Bunyi yang di isyaratkan dalam AlQur’an sangatlah syarat dengan


pemahaman ilmu Fisika, hal ini karena ayat-ayat tersebut mendorong kita untuk

lebih mengkaji dan menggali isi yang terkandung dalam AlQur’an terlebih
tentang Ilmu pengetahuan.

JFT | 5
2. METODE PERCOBAAN

Percobaan dengan judul “GELOMBANG BUNYI” dilakukan pada hari kamis

01 Juli 2021 pada pukul 15.30-17:30 WITA di Laboratorium Fisika Jurusan Fisika

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar melalui

praktikum secara daring (virtual).

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas sebagai

wadah penyimpangan air, sendok sebagai alat pemukul gelas, penggaris untuk

mengukur ketinggian air, label untuk memberi keterangan nada pada gelas, dan air

sebagai bahan percobaan.

Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu menyiapkan alat dan bahan, melabeli

setiap gelas dengan tagga nada do (do re mi fa sol la si do), menentukan

batasketinggian air pada gelas (nada do dengan menyisahkan 1 cm dari permukaan

gelas, adapun nada-nada berikutnya dengan selisih 1 cm dari nada sebelumnya),

mencatat batas ketinggian tersebut pada tabel pengamatan, memasukkan air kedalam
gelas sesuai dengan batas yang telah ditentukan, membunyikan gelas dengan cara

memukulkan sendok secara pelan-pelan pada dinding gelas,mengulangi cara tersebut

sampai didapatkan irama yang pas, apabila memungkinkan ukur frekuensi bunyi yang

dihasilkan setiap nada (gelas), mencatat hasil pada tabel pengamatan, setelah

praktikum selesai rapikan kembali alat dan bahan yang telah digunakan pada tempat

yang telah disediakan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil Pengamatan

JFT | 6
Tinggi gelas = 0,143 cm
No Tangga nada Tinggi air (m) Selisish air Kolom udara Frekuensi
(m) (m) (Hz)
1 Do 0,135 0,01 0,01 8.500
2 Re 0,125 0,02 0,02 12.750
3 Mi 0,115 0,03 0,03 14.167
4 Fa 0,105 0,04 0,04 14.875
5 Sol 0,095 0,05 0,05 15.300
6 La 0,085 0,06 0,06 15.583
7 Si 0,075 0,07 0,07 15.786
8 Do 0,065 0,08 0,08 15.938

3.2 Analisis Data


A. Menghitung kolom udara tiap tangga nada
1) Nada DO
Tinggi air = 0,145 m
L = tinggi gelas – tinggi air
= 0,145 – 0,135
= 0,01 m
2) Nada RE
Tinggi air = 0,145 m
L = tinggi gelas – tinggi air
= 0,145 – 0,125
= 0,02 m
3) Nada MI
Tinggi air = 0,145 m
L = tinggi gelas – tinggi air
= 0,145 – 0,115
= 0,03 m

JFT | 7
4) Nada FA
Tinggi air = 0,145 m
L = tinggi gelas – tinggi air
= 0,45 – 0,105
= 0,04
5) Nada SOL
Tinggi air = 0,145 m
L = tinggi gelas – tinggi air
= 0,145 – 0,095
= 0,05 m
6) Nada LA
Tinggi air =0,145 m
L = tinggi gelas – tinggi air
= 0,145 – 0,085
= 0,06 m
7) Nada SI
Tinggi air = 0,145 m
L = tinggi gelas – tinggi air
= 0,145 – 0,075
= 0,07
8) Nada DO
Tinggi air = 0,145 m
L = tinggi gelas – tinggi air
= 0,145 – 0,065
= 0,08 m
B. Menghitung frekuensi setiap tangga nada

JFT | 8
V = 340 m/s
1) Nada DO
Tinggi air = 0,135 m
L = 0,01 m
𝑣
F =
4𝐿
340 𝑚/𝑠
F =
4 . 0,01
340 𝑚/𝑠
F =
0,04
F = 8.500 Hz
2) Nada RE
Tinggi air = 0,125
L = 0,02 m
𝑣
F =
4𝐿
340 𝑚/𝑠
F =
4 . 0,02
340 𝑚/𝑠
F =
0,08
F = 12.750 Hz
3) Nada MI
Tinggi air = 0,105
L = 0,03 m
𝑣
F =
4𝐿
340 𝑚/𝑠
F =
4 . 0,03
340 𝑚/𝑠
F =
0,12
F = 14.167 Hz
4) Nada FA
Tinggi air = 0,105
L = 0,04 m
𝑣
F =
4𝐿
340 𝑚/𝑠
F =
4 . 0,04
340 𝑚/𝑠
F =
0,16
F = 14.875 Hz
5) Nada SOL
Tinggi air = 0,095 m
L = 0,05 m
𝑣
F =
4𝐿

JFT | 9
340 𝑚/𝑠
F =
4 . 0,05
340 𝑚/𝑠
F =
0,2
F = 15.300 Hz
6) Nada LA
Tinggi air = 0,085 m
L = 0,06 m
𝑣
F =
4𝐿
340 𝑚/𝑠
F =
4 . 0,06
340 𝑚/𝑠
F =
0,0,06
F = 15.583 Hz
7) Nada SI
Tinggi air = 0,075 m
L = 0,07 m
𝑣
F =
4𝐿
340 𝑚/𝑠
F =
4 . 0,07
340 𝑚/𝑠
F =
0,28
F = 15.786 Hz
8) Nada DO
Tinggi air = 0,065 m
L = 0,08 m
𝑣
F =
4𝐿
340 𝑚/𝑠
F =
4 . 0,08
340 𝑚/𝑠
F =
0,32
F = 15.938 Hz

3.3 Pembahsan

Gelombang merupakan rambatan energi getaran yang merambat melalui

medium atau tanpa melalui medium. Bunyi merupakan gelombang mekanik jenis
longitudinal yang merambat dan sumbernya berupa benda yang bergetar. Bunyi bisa

didengar sebab getaran benda sebagai sumber bunyi menggetarkan udara di sekitar

JFT | 10
dan melaui medium udara bunyi merambat sampai ke gendang telinga, sebenarnya

merupakan variasi tekanan udara secara periodik di sepanjang lintasan rambatannya.

Adapun hasil yang diproleh dalam menghitung kolom udara tiap tangga nada

pada percobaan ini adalah pada nada Do sebesar 0,15 cm, nada Re sebesar 0,14 cm,

nada Mi sebesar 0,13 cm, nada Fa sebesar 0,12 cm, nada Sol sebesar 0,11 cm, nada

La sebesar 0,10 cm, nada Si sebesar 0,9 cm , nada Do sebesar 0,8 cm.

Adapun hasil yang di proleh dalam menghitung frekuensi setiap tangga nada

dengan V = 340 m/s yaitu pada nada Do sebesar 566,66 Hz, nada Re sebesar 607,14

Hz, nada Mi sebesar 653,84 Hz, nada Fa sebesar 708,33 Hz, nada Sol sebesar 772,72

Hz, nada La sebesar 850 Hz, nada Si sebesar 94,44 Hz , nada Do sebesar 106,25 Hz.

4. KESIMPULAN

Perbedaan frekuensi setiap bunyi pada tangga nada dikarenakan banyaknya

volume atau ketinggian air pada sebuah gelas.Bunyi merupakan gelombang mekanik
jenis longitudinal yang merambat dan sumbernya berupa benda yang bergetar. Bunyi

bisa didengar sebab getaran benda sebagai sumber bunyi menggetarkan udara di

sekitar dan melaui medium udara bunyi merambat sampai ke gendang telinga,

sebenarnya merupakan variasi tekanan udara secara periodik di sepanjang lintasan

rambatannya. Tekanan udara priodik inilah yang menggetarkan selaput gendang

telinga. Bunyi yang dapat didengarkan telinga berada dikawasan frekuensi

pendengaran, yaitu antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz.

JFT | 11
5. DAFTAR PUSTAKA

Bambang, M & Prihambodo, T.2009.Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu Komputer

& Informatika.Yogyakarta : CV ANDI OFFSET.

Lubis, Ashar Muda dan Lizalidiawati.2005.Rancang Bangun Alat Penentu Kecepatan

Gelombang Bunyi Berbasis Instrumentasi.Indonesia : Universitas Bengkulu.

Soedojo.2004.Fisika Dasar.Yogyakarta : CV ANDI OFFSET.

Tipler, Paul A.1998.Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1.Jakarta : Erlangga.

Wulansari, Mulya.2013.Cepat Rambat Bunyi.Jakarta : Erlangga.

JFT | 12

Anda mungkin juga menyukai