Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Osilasi harmonik teredam merupakan salah satu model fisis yang penting
untuk berbagai aplikasi industri. Salah satu contohnya yang sering ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari adalah fenomena osilasi pada pegas. Osilasi atau
gerak harmonik pada pegas telah banyak dianalisis oleh para peneliti, sehingga
pada percobaan ini, kami akan menyelidiki osilasi harmonik pada rangkaian RLC
(Resistor, Induktor, dan kapasitor).
Gerak osilasi pada pegas memiliki kesamaan dengan osilasi pada
rangkaian RLC. Jika pada pegas membahas tentang jarak X dan kecepatan V,
maka pada rangkaian RLC jaringan LC sering disebut sebagai rangakaian tangki,
tentunya memiliki resistansi, sehingga menambah resistansi total pada rangkaian
RLC. Resistansi total tersebut yang akan mengganggu aliran arus yang ada pada
rangkaian. Akibatnya tegangan AC akan cenderung menurun setelah melakukan
beberapa putaran osilasi.
Pada osilasi, umumnya tidak semua berosilasi tanpa gesekan. Akan tetapi,
semua osilasi memiliki gesekan atau disebut dengan gaya redaman, sehingga
gerak osilasi tersebut disebut dengan gerak harmonik redaman atau teredam.
Dengan gesekan tidak lagi menyerupai gerak harmonik sederhana.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai osilasi teredam rangkaian RLC,
maka dilakukan eksperimen ini. Untuk menyelidiki pengaruh resistansi terhadap
peluruhan energi dalam rangkaian RLC seri dan menetukan logaritma peluruhan
energi dan konstanta redaman rangkaian RLC seri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimna pengaruh perubahan resistansi terhadap peluruhan energi dalam
rangkaian RLC Seri?
2. Berapa besar logaritma peluruhan energi dan konstanta redaman rangkaian
RLC Seri?

C. Tujuan
1. Menyelidiki pengaruh perubahan resistansi terhadap peluruhan energi dalam
rangkaian RLC Seri.
2. Menentukan besar logaritma peluruhan energi dan konstanta redaman
rangkaian RLC Seri.

D. Manfaat
A. Mengetahui penyebab osilasi teredam pada rangkaian RLC seri.
B. Mengetahui peluruhan energi dan konstanta redaman rangkaian RLC seri.
C. Mengetahui perubahan resistansi terhadap peluruhan energi dalam rangkaian
RLC seri.
D. Menambah wawasan mengenai osilasi teredam rangkaian RLC, dan juga
sebagai referensi untuk praktika selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. DASAR TEORI
1. Osilasi
Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangan
stabilnya. Karakteristik gerak osilasi yang dikenal adalah gerak tersebut
bersifat periodik yaitu berulang-ulang. Banyak contoh osilasi yang mudah
dikenali misalnya bandul, yang berayun kekiri dan kekanan, serta senar alat
musik yang begetar. Contoh lain yang kurang aktif dengan kita adalah osilasi
udara, molekul udara, gelombang bunyi dan osilasi arus listrik pada perangkat
radio dan televisi.
Gelombang yang berhubungan erat dengan gerak osilasi sebagai
contoh, gelombang bunyi yang dihasilkan oleh getaran (seperti pada senar
biola), getaran butanbo (sejenis seruling), getaran selaput gendang (drum)
atau getaran pita suara seseorang ketika berbicara. Pada masing-masing
contoh itu, sistem yang menghasilkan osilasi pada molekul udara disekitarnya,
dan osiliasi ini menjalar melalui udara (medium lain, seperti air dan zat
padat).
Pada semua gerak osilasi yang seharusnya , energi mekanik tersimpan
adanya suatu gaya gesekan. Bila dibiarkan jaja, sebuah pegas atau bandul
akhirnya akan berhenti berosilasi. Bilavm energi mekanik gerak osilasi
berkurang terhadap waktu, gerakan dikatakan teredam. Jika gaya gesekan
atau redaman kecil. Gerak hampir periodik sekalipun amplitudo berkurang
secara lambat terhadap waktu. Demikian juga terjadi pada energi karena
energi sebuah isolator berbanding lurus dengan dengan kuadrat amplitudo.
Untuk redaman kecil baik amplitudo maupun energi osilasi berkurang dengan
presentase penurunan konstanta dalam suatu internal waktu tertentu. Bentuk
penurunan ini disebut penurunan eskponensial.
Osilasi beda teredam atau redaman karena pengaduk yang teredam
didalam laju kehilangan energi dapat bervariasi dengan mengubah ukuran
pengaduk atau viskositas ( kekentalan cairan).
Berikut analisis terhenti gaya teredam seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2. 1 Grafik simpangan terhadap waktu untuk osilator teredam sedikit. Gerak hampir serupa
gerak harmonik sederhana dengan amplitudo yang berkurang secara lambat terhadap waktu.

Beberapa orang dapat menyajikan daya seperti itu dengan suatu


persamaan empirik yang berurusan dengan hasil eksperimen dan pengolahan
matematitnya relatif sederhana. Persamaan paling sederhana dan paling lazim
untuk gaya seperti itu yang berbanding lurus dengan kecepatan benda namun
arahnya berlawanan adalah:

Fd=−h . v (2.1)

Dengan h adalah konstanta yang mengatakan redaman ini merupakan


suatu contoh gaya lambat karena gaya menghambat selalu berlawanan arah
dengan gaya atau arah gerak usaha yang dilakukan oleh gaya yang tidak
konservatif ini selalu negatif jadi gaya ini menyebabkan energi mekanik
sistem berkurang hukum kedua Newton yang diterapkan untuk gerak benda
bermassa m pada besar dan konstanta gaya bila momentum redaman - hv
adalah

F x =Max
dv
−F x −hv =m (2.2)
dt

Dalam gerak harmonik sederhana. Energi mekanik total terolasi


antara potensial dan kinetik. Nilai energi rata-rata potensial dan energi kinetik
untuk satu siklus adalah sama. Dan energi total sama dengan dua kali lipat
nilai rata-rata energi potensial maupun energi kinetik. Oleh karena itu, dapat
dituliskan sebagai berikut:

E=2 ( 12 mv ) rata−rata
2
(2.3)

2
¿ mv rata−rata
Untuk osilator teredam sedikit, hanya energi mekanik yang hilang
selama satu siklus sehingga energi total berkurang secara lambat terhadap
waktu. Laju perubahan sesaat dari energi mekanik total sama dengan daya
momentum dari gaya redaman.

dv
P=
dt
¿ Fd . v
2
¿−hv (2.4)

Daya masukan tertanda negatif menunjukkan bahwa energi


meninggalkan sistem . Jika Mengganti Va dalam persamaan 2.4 dengan nilai
rata-rata redaman (V2) rata-rata = E/m dari persamaan 2.3 kita dapat
memperoleh,

dE −h
= −t (2.5)
dt m

Dari persamaan 2.5 menggambarkan suatu persamaan penemuan


eksponensial laju penurunan energi berbanding lurus dengan energi,
sehingga penurunan fraksional -d E/E = (h/m) dt sama untuk seluberang
sebuah waktu,

dE −h
= dt (2.6)
dt m

Dengan menginteralkan kedua persamaan, maka diperoleh:

−h
ln E= −c
mt
−ht
e m
¿e .e

−ht
m
¿ Eo . e

Dengan Eo =e e adalah suatu nilai yang merupakan energi pada waktu


t = 0, dengan demikian,

−( mh )t
E=Eo . e

−h
¿ Eo . e t (2.7)

Dengan konstanta waktu,

m
I=
h
(Tripler. 1998: 425, 447-449)

Menurut David (1979:477) Jika ada gaya gesekan frekuensi lebih kecil
dari periodenya lebih panjang. Gesekan memperlambat gerakan seperti yang
kita jumpai. Jika tidak ada gesekan dan 10 menjadi kembali w yang sama
dengan √ k /m yaitu frekuensi getaran yang tidak terendam. Pernyataan
tersebut merupakan pemecahan yang pertama. Sedangkan yang kedua
amplitudo gerak sedikit demi sedikit nol.
Gerak osilasi dengan amplitudo yang terus menurun amplitudonya
nampak mulai dari harga ∆ dan meluruh secara eksporsial menuju nol ketika
A dan meluruh ke t → . Dalam gerak harmonik terendam, tenaga osilator
osilator berangsur-angsur dilepaskan oleh gesekan dan akhirnya menjadi 0
pada waktunya.
(David Halliday, 1979: 477)

2. Rangkaian RLC
Tiap rangkaian sebenarnya terdiri atas satu lilitan sedikit atau
banyaknya, ada induktitas sejenisnya juga ada kapasitansi antara m bagian-
bagian sebuah rangkaian berosilasi sekali yang berlainan dan tiap konduktor
yang sebesarnya (kecuali super konduktor) mempunyai daya hambat (ada lagi
energi akibat radiasi dari rangkaian berosilasi sekalipun dalam daya hambat
nol). Karena itu, dalam halini terdapat dua contoh rangkaian RLC yang
didalamnya terdapat jenis elementer rangkaian RLC yang didalamnya terdapat
ketiga rangkaian. Misalnya sebuah konduktor yang Induktansi L dari daya
hambatnya R dihubungkan ke ujung-ujung sebuah kapasitor yang sudah
bermuatan. Jika daya hambat R itu relatif kecil rangkaian akan berosilasi
tetspi dengan gerak selaras teredam. Jika R diperbesar, maka osilasi akan
lebih cepat
hilang. Pada suatu harga R yang besarnya mencukupi, rangkaian tidak
berosilasi dam dikatakan terjadi redaman kritis. Jika hanya daya hambat itu
lebih besar lagi, maka terjadi redaman berlebihan.

(High Dyoung, dkk, 2020: 802-803)

Sebuah rangkaian yang terdiri atas sebuah resistor, kapasitor dan


induktor yang dihubungkan secara seri disebut rangkaian RLC.
Gambar 2. 2 Rangkaian RLC

Resistansi dari resistor (R) mempresentasikan dari resistansi dalam


rangkaian. Dengan adanya resistansi R1 energi total elektromagnetik U dari
rangkaian (yang merupakan jumlah energi kritik dan energi magnet) menurut
sebagai fungsi dari waktu karena sebagian energi ditransfer menjadi panas
dalam resistansi. Akibat dari kehilangan energi, osilasi muatan listrik arus
dan perbedaan potensial secara terus-menerus dalam bentuk amplitudo, dan
osilasi dikatakan dalam keadaan teredam.
Ada 3 kasus umum gerak harmonik teredam, yaitu:
a. Redaman ringan yang memerlukan waktu lama untuk mencapai
kesetimbangan dengan syarat:

( )
2
k b
>
m 2m
b. Redaman penuh, yang memerlukan beberapa ayunan sebelum berhenti,
dengan syarat:

( )
2
k b
<
m 2m
c. Redaman Krisis, yang kesetimbangannya dicapai dengan cepat syaratnya:

( )
2
k b
=
m 2m
Gerak harmonis teredam pada rangkaian RLC mengikuti syarat
redaman pada umumnya, yaitu: gerak osilasi pada pegas dimana k identik
dengan b, identik dengan m, 1/c identik dengan k, sehingga diperoleh:
a. Redaman ringan
b. Redaman penuh
c. Redaman kritis
(Miftan, 2014)

Sebagaimana diketahui bahwa resistor tidak menyimpan energi


elektromagnetik, maka energi total elektromagnetik U dapat ditulis dalam
bentuk:
2 2
Li q
U =U B +U E = + (2.9)
2 2C
Energi total ini melemah akibat ditransfer dalam bentuk energi panas
dengan laju transfer sebesar:

dU 2
=−i R (2.9)
dt

Dengan mendefinisikan persamaan 2.8 terhadap waktu dengan


memberikan hasilnya kedalam persamaan 2.9, diperoleh:
dU di q dq 2
=Li + =−i R
dt dt C dt

Dimana,
dq di d 2 q
i= dan = 2
dt dt dt
2
d q dq 1
L + R + q=0 (2.10)
dt
2
dt C
d2q R dq 1
+2 + q=0
dt 2
2 L dt LC
Dengan,
R 1 2
=β dan ωo
2L LC
d2 q dq
+2 β + ωo2 q=0
dt 2
dt

Solusi dari persamaan diatas untuk osilasi teredam dalam rangkaian


RLC
Rt
q=Qe 2 L cos ( ωt+ φ ) (2.11)

Dimana

√ ( )
2
2 R adalah frekuensi anguler dari osilasi teredam.
ω= ω o −
2L
1
ω o2 = adalah frekuensi anguler dari osilasi tanpa redaman
√ LC

Yang dapat ditulis dalam bentuk gabungan:

√ ( )
2
1 R
ω= −
√ LC 2 L
Dan
R
β= adalah konstanta redaman rangkaian (2.12)
2L

(Tim penyusun. 2022:18-19)

B. HIPOTESIS
Semakin besar perubahan resistansi resistor, maka sewaktu besar pula
peluruhan energi dalam rangkaian RLC.

Anda mungkin juga menyukai