Anda di halaman 1dari 34

Jika bahan logam memiliki modulus elastisitas E, persamaannya adalah

sebagai berikut.
𝐹
tegangan 𝐴 Fv
𝐸= = u =
regangan Au
v

EAu EAu
F= ⇒ Ft = ( )t (*)
v v

Akan tetapi, gaya x selang waktu sama dengan perubahan momentum


dari massa batang sepanjang vt yang berubah kecepatannya dari 0 menjadi
u.
Ft = m(v2 − v1 )
Ft = m(u − 0) ⇒ Ft = mu (**)
Dengan menghitung massa batang m = ρv dengan volume V = Avt dan
menyubtitusikannya ke (**) kemudian digabung dengan (*) diperoleh
persamaan (1.4).
EAu
Ft = ( )t
v

Ft = mu
Ft = ρvu
EAu
ρvu = ( )t
v
EAu
ρvu = ( )t
v

ρv 2 = EAt
E
v = √ At 1.4
ρ

Keterangan :
v = cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s)
E= modulus elastisitas bahan logam (N/m2 atau Pa)
𝜌= massa jenis bahan logam (kg/m3)
Dengan :
γ = tetapan Laplace
Dengan memperhatikan derajat kebebasan gas diatomik, konstanta
Laplace gas diatomik pada suhu rendah adalah γ = 1,67 , pada suhu
sedang adalah γ = 1,40 , dan pada suhu tinggi adalah γ = 1,29.
R = tetapan umum gas = 8.300 J kmol-1K-1
T = suhu mutlak (K)
M = massa molekul gas (kg kmol-1)
Bunyi kuat terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi di titik

P menghasilkan interferensi konstruktif. Interferensi konstruktif jika

kedua gelombang bunyi yang bertemu di titik P adalah sefase atau

memiliki beda lintasan yang merupakan kelipatan bulat dari panjang

gelombang bunyi.
Bunyi lemah terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi di

titik L menghasilkan interferensi desktruktif. Interferensi destruktif jika

kedua gelombang yang bertemu di titik L adalah berlawanan fase atau

memiliki beda lintasan.


Misalkan dua gelombang menjalar dalam suatu medium dengan
kecepatan (v) dan amplitudo (A) serta pada waktu yang sama. Apabila
gelombang 1 mempunyai frekuensi sudut ω1 , sedangkan gelombang 2
mempunyai frekuensi sudut ω2 , persamaan simpangan gelombang-
gelombang adalah sebagai berikut.

𝐲𝟏 = 𝐀 𝐬𝐢𝐧 𝛚𝟏 𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐲𝟐 = 𝐀 𝐬𝐢𝐧 𝛚𝟐 𝐭


Hasil superposisi kedua gelombang adalah sebagai berikut.

𝐲 = 𝐲𝟏 + 𝐲𝟐 = 𝐀 𝐬𝐢𝐧𝛚𝟏 𝐭 + 𝐀 𝐬𝐢𝐧𝛚𝟐 𝐭 = 𝐀 (𝐬𝐢𝐧𝛚𝟏 𝐭 + 𝐬𝐢𝐧𝛚𝟐 𝐭)

Jika frekuensi kedua gelombang y1 dan y2 hampir sama besar, dapat kita
tulis 𝛚𝟏 = 𝛚 + ∆𝛚 dan 𝛚𝟐 = 𝛚 sehingga 𝛚𝟏 − 𝛚𝟐 = ∆𝛚 dan 𝛚𝟏 +
𝛚𝟐 = 𝟐𝛚 + ∆𝛚 ≈ 𝟐𝛚. Jika kita masukkan nilai-nilai ini ke dalam
persamaan, diperoleh persamaan berikut.
𝟏 𝟏
𝐲 = 𝟐𝐀 𝐜𝐨𝐬 ∆𝛚𝐭 𝐬𝐢𝐧 (𝟐𝛚)𝐭
𝟐 𝟐
∆𝛚
𝐲 = 𝟐𝐀 𝐜𝐨𝐬 𝐭 𝐬𝐢𝐧 𝛚𝐭 (*)
𝟐

Persamaan (*) menunjukkan bahwa hasil superposisi gelombang di


suatu titik juga bergetar harmonik dengan amplitudo 𝐴𝑃 , yaitu sebagai
berikut.
∆𝛚 𝛚𝟏 −𝛚𝟐
𝐀𝐏 = 𝟐𝐀 𝐜𝐨𝐬 𝐭 = 𝟐𝐀 𝐜𝐨𝐬 ( )𝐭 (**)
𝟐 𝟐
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa amplitudo merupakan
fungsi waktu sehingga mempunyai nilai maksimum dan minimum yang
berulang secara periodik dengan nilai frekuensi sudut seperti berikut.
𝛚𝟏 − 𝛚𝟐 𝟐𝛑𝐟𝟏 − 𝟐𝛑𝐟𝟐 𝐟𝟏 − 𝐟𝟐
∆𝛚 = ⟺ 𝟐𝛑𝐟 = ⟺𝐟=
𝟐 𝟐 𝟐
𝟏 𝟏 𝟐
𝐓= = =
𝐟 𝐟𝟏 − 𝐟𝟐 𝐟𝟏 − 𝐟𝟐
𝟐
Keterangan :

T = Periode gelombang

f = frekuensi gelombang (Hz)


Dengan
v = cepat rambat gelombang transversal dalam senar (m/s)
F = gaya tegangan senar (N)
µ = massa per satuan panjang senar (kg/m)
m = massa senar (kg)
L = panjang senar (m)
ρ = massa jenis senar (kg/m3)
A = luas penampang senar (m2)
Formulasi frekuensi pada senar
Perhatikan seutas senar dengan panjang L yang diikat kedua ujungnya
berikut ini.

Pertama, perhatikan bahwa pada ujung-ujung senar harus terjadi simpul


(S) karena titik-titik ini terikat. Pola gelombang untuk nada dasar
ditunjukkan pada gambar b. Di sini terjadi 2 simpul dan 1 perut, panjang
λ
senar sama dengan (jarak antara 2 simpul).
2
λ1
L= atau λ1 = 2L
2

frekuensi nada dasar adalah sebagai berikut.


v v
f1 = = a
λ1 2L

F
Cepat rambat gelombang transversal dalam senar adalah v = √ . Dengan
μ
demikian, kita dapat menyatakan persamaan (a) sebagai berikut.
1 F 1 F
f1 = √ = 2L √ρA b
2L μ

Pada nada berikutnya dengan panjang gelombang λ2 disebut nada atas


pertama. Ini terjadi dengan menyisipkan sebuah perut diantara kedua
ujungnya yang terikat sehingga untuk nada atas pertama terjadi 3 simpul dan
2 perut, dan panjang senar sama dengan λ2 .
L = λ2
Frekuensi nada atas pertama adalah sebagai berikut.
v v 2v
f2 = = = = 2f1 c
λ2 L 2L

Perhatikan bahwa frekuensi ini sama dengan dua kali frekuensi nada
dasar. Selanjutnya frekuensi tertinggi seperti pada gambar d adalah sebagai
berikut.
v 3v
f3 = = = 3f1 d
λ3 2L
Frekuensi-frekuensi f1, f2, f3 dan seterusnya disebut frekuensi alami atau
frekuensi resonansi. Secara umum frekuensi alami senar dinyatakan dengan
persamaan berikut.
nv n F
fn = nf1 = = √ρA e
2L 2L

Frekuensi-frekuensi f1 , 2f1 , 3f1 , dan seterusnya membentuk deret


harmonik. Frekuensi nada dasar f1 berkaitan dengan harmonik pertama,
frekuensi f2 = 2f1 berkaitan dengan harmonik kedua atau nada atas pertama,
frekuensi f3 = 3f1 berkaitan dengan harmonik ketiga atau nada atas kedua,
dan seterusnya.
Keterangan :
TI = Taraf Intensitas bunyi (dB)
I = intensitas bunyi (W/m2)
I0 = intensitas standar = 10-12 W/m2
Keterangan :
v = cepat rambat bunyi dalam zat cair (m/s)
B = Modulus Bulk zat cair (N/m2)
ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
Keterangan :
fP = frekuensi yang diterima oleh pendengar (Hz)
fS = frekuensi yang dipancarkan oleh sumber (Hz)
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
vP = kecepatan pendengar (m/s)
vS = kecepatan sumber bunyi (m/s)
Keterangan :
fP = frekuensi yang diterima oleh pendengar (Hz)
fS = frekuensi yang dipancarkan oleh sumber (Hz)
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
vW = kecepatan angin (m/s)
vP = kecepatan pendengar (m/s)
vS = kecepatan sumber bunyi (m/s)
Keterangan :
fL = frekuensi pelayangan (Hz)
TL = periode pelayangan
f1 = frekuensi pertama (Hz)
f2 = frekuensi kedua (Hz)
Ini adalah bentuk dari gelombang bunyi, dan seperti apa gelombang
bunyi. Molekul udara di mana gelombang bunyi bergerak, akan terlihat
seperti yang terdapat di dalam video, tetapi jika kamu menginginkan bentuk
visual lain dari bunyi, kita dapat menghubungkan speaker ke osiloskop dan
akan terlihat sepertin sebuah grafik.
Karena kita hanya fokus pada satu molekul udara, kita dapat melihat
molekul tersebut bergerak mundur dan sebagainya, seperti sebuah grafik
sinus dan cosinus. Garis horizontal disini menggambarkan waktu, dan garis
vertikal dapat menggambarkan jarak antara molekul udara ketika berosilasi
mundur dan sebagainya. Garis tengah di sini menggambarkan titik
kesetimbangan dari molekul udara.
Ketika kita membesarkan volume speaker, kita dapat melihat osilasi
yang terjadi semakin besar dan bunyi semakin kuat. Perpindahan
maksimum molekul udara dari titik kesetimbangan disebut amplitudo.
Amplitudo bukanlah panjang dari keseluruhan perpindahan. Amplitudo
hanya merupakan ukuran perpindahan maksimum dari titik kesetimbangan.
Hal penting lainnya yaitu periode dari sebuah gelombang bunyi. Periode
didefenisikan sebagai jumlah waktu yang diperlukan molekul udara untuk
bergerak sepenuhnya dalam satu waktu. Kita menghitung periode dalam
detik. Jadi, periode adalah jumlah waktu yang diperlukan dalam satu kali
putaran. Kita menggunakan huruf kapital T untuk menggambarkan periode.
Hal lainnya yang sangat berkaitan dengan periode adalah frekuensi.
Frekuensi didefenisikan sebagai satu per periode. Jadi, dikarenakan periode
adalah jumlah detik per osilasi, maka frekuensi merukan jumlah dari osilasi
per detiknya dengan satuan Hz (Hertz). Nada yang tinggi memiliki
frekuensi yang tinggi, dan nada yang rendah memiliki frekuensi yang
rendah pula.
Semakin besar tegangan senar
Semakin tinggi frekuensi yang dihasilkan
Aplikasi dari pemantulan gelombang bunyi. Ultrasonik merupakan
gelombang yang memiliki frekuensi lebih tinggi dari pada frekuensi yang
sanggup dideteksi oleh telinga manusia. Meskipun kita tidak dapat
mendengarnya, bunyi ultrasonik sangat berguna bagi manusia.
Misalnya Sonar adalah sebuah teknik yang menggunakan ultrasonik
untuk melacak objek bawah air atau untuk mengukur kedalaman laut. Untuk
mengukur kedalaman laut, gelombang ultrasonik dikirimkan dengan
menggunakan sebuah transmiter.
Kegunaan lain dari ultrasonik adalah untuk melihat bagian dalam tubuh
manusia dengan prinsip dari pemantulan bunyi yang disebut dengan
ultrasonografi. Sedangkan untuk penggunaan ultrasonik pada industrial,
utrasonik ditembakkan ke dalam struktur logam dan mesin sehingga dapat
mendeteksi kerusakan internal dan disfungsi sebuah mesin.
Video di atas menjelaskan apakah bunyi dapat merambat pada zat padat
?
Di dalam video terdapat dua orang anak yang akan membuktikan apakah
bunyi dapat merambat melalui zat padat, dimana di dalam video tersebut
contoh dari zat padat yaitu meja. Dua orang anak tersebut masing-masing
akan berdiri di kedua sisi dari meja.
Anak berbaju hijau menempelkan telinganya pada meja untuk
membuktikan apakah ia dapat mendengar bunyi yang dihasilkan oleh
gesekan dari anak berbaju coklat pada sisi lain dari meja.
Setelah anak berbaju coklat membuat gesekan di atas meja, ternyata
anak berbaju hijau dapat mendengar gesekan tersebut. Sehingga hal ini
membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat padat.
Selanjutnya kedua anak tersebut melakukan percobaan kedua, apakah
bunyi dapat merambat melalui tali ?
Percobaannya dilakukan dengan membuat “telepon” dari sebuah tali
yang ujung-ujungnya dihubungkan pada sebuah kaleng kosong. Selanjutnya
anak berbaju hijau akan membuat suara di dalam kaleng yang ia pegang,
sementara anak berbaju coklat akan menempelkan kaleng yang ia pegang ke
telinganya. Setelah percobaan dilakukan ternyata anak berbaju coklat dapat
mendengar suara dari anak berbaju hijau dan begitupun sebaliknya. Hal ini
membuktikan bahwa bunyi juga dapat merambat melalui tali.
Mengapa bunyi dapat merambat melalui zat padat ?
Ketika kita memukul sebuah benda padat misalnya meja, molekul-
molekul yang terdapat di dalamnya akan bergetar bersamaan dengan
pukulan yang kita lakukan. Getaran yang ditimbulkan oleh pukulan tersebut
akan menyebar ke molekul-molekul lainnya, sehingga seluruh molekul akan
bergetar. Getaran – getaran yang dihasilkan tersebutlah yang menghasilkan
bunyi, karena bunyi dihasilkan oleh getaran dari benda.
Video di atas berisi ilustrasi aplikasi dari efek Doppler. Ilustrasi di sini
akan membantu kamu untuk memahami efek Doppler.
Pastinya kamu pernah mendengar bunyi ambulance yang bergerak cepat
ke arah mu dan sirinenya akan semakin besar ketika ambulance semakin
mendekatimu dan bunyinya akan semakin mengecil ketika ambulance
semakin menjauhimu. Hal ini berlaku sama ketika sumber bunyi diam dan
pendengar yang bergerak mendekati atau menjauhi sumber.
Peristiwa ini dipengaruhi oleh frekuensi dari gelombang bunyi.
Berdasarkan pengamatan seorang fisikawan dan matematikawan Australia
JC Doppler yang bertujuan untuk mempelajari Efek Doppler pada tahun
1842.
Perubahan panjang gelombang dari bunyi atau cahaya adalah bergantung
pada pergerakan dari sumber atau pengamat atau keduanya.
Keterangan :
Tombol on : untuk memunculkan pulsa gelombang yang berasal dari
speaker

Tombol off : untuk menyembunyikan pulsa gelombang yang berasal dari


speaker
Keterangan :
Frekuensi : untuk mengubah (memperbesar atau memperkecil) nilai
frekuensi yang dihasilkan oleh speaker
Amplitudo : untuk mengubah (memperbesar atau memperkecil) nilai
amplitudo yang dihasilkan oleh speaker
Keterangan :
Tampilkan grafik : untuk memunculkan grafik tekanan terhadap posisi
gelombang (cm)
Grayscale : untuk tampilan gelombang hitam putih
Partikel : untuk tampilan gelombang dalam bentuk partikel
Keterangan :
Meteran : untuk mengukur panjang gelombang
Stopwatch : penghitung waktu
Detektor : detektor tekanan gelombang terhadap waktu (s)
Sudut pandang : untuk mengganti sudut pandang pengamat
Keterangan :
One speaker : satu sumber bunyi
Two speaker : dua sumber bunyi
Spasi : jarak antara dua sumber bunyi
Audio : untuk memunculkan suara dari speaker dengan cara
membesarkan atau mengecilkan volume
Keterangan :
Tanpa penghalang :
Satu celah :
Dua celah
Lebar celah
Letak penghalang
Separasi celah

Anda mungkin juga menyukai