Anda di halaman 1dari 18

LANDASAN BIMBINGAN

DAN KONSELING

DISUSUN OLEH:
1. RETTY MIRAZA(RRA1C313002)
2. ZAKA PUTRA UTAMA (RRA1C313004)
3. RIMA ARIANI (RRA1C313022)

Pengantar
Bab ini menguraikan berbagai hal yang menjadi
landasan pelayanan bimbingan dan konseling.
Landasan tersebut meliputi landasan filosofis,
religius, psikologis, sosial budaya, dan
pedagogis.
Landasan religius masih berbicara tentang
manusia, tetapi khusus dikaitkan pada aspekaspek keagamaan. Pemuliaan manusia sebagai
makhluk Tuhan menjadi fokus pembahasan.

A. Landasan Filosofis
Kata filosofi atau filsafat berasal dari bahasa
Yunani: philos berarti cinta, dan shopos berarti
bijaksana. Jadi filosofis berarti kecintaan
terhadap kebijaksanaan.
Dengan kata lain, filsafat merupakan pemikiran
yang sedalam-dalamnya, selengkap-lengkapnya,
serta setuntas-tuntasnya tentang sesuatu.
pemikiran filosofis menuntut konselor
bekerja secara cermat, tepat, dan bijaksana.

Pemikiran filosofis yang selalu terkait dalam


pelayanan bimbingan dan konseling.
1. Hakikat Manusia
Patterson, 1996, Alblaster & Lukes, 1971; Thompson
& Rudolph, 1983:
.manusia adalah makhluk rasional yang mampu
berpikir dan mempergunakan ilmu untuk
meningkatkan perkembangan dirinya.
.manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah
yang dihadapinya.
.manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan
dan menjadikan dirinya sendiri, khususnya melalui
pendidikan.

2. Tujuan dan Tugas Kehidupan


Tugas kehidupan 1: Spritualitas
Dalam kategori ini terdapat agama sebagai
sumber bagi hidup sehat.
Dimensi lain dari aspek spritualitas adalah
kemampuan manusia memberikan arti kepada
kehidupannya, optimisme terhadap kejadiankejadian yang akan datang, dan diterapkannya
nilai-nilai dalam hubungan antarorang serta
dalam pembuatan keputusan.

Tugas kehidupan 2: Pengaturan Diri


Seseorang yang mengamalkan hidup sehat
pada dirinya akan mampu mengkoordinasikan
hidupnya dengan pola tingkah laku yang
bertujuan, tidak sekedar acak ataupun
seadanya, melalui pengarahan, pengendalian
dan pengelolaan diri sendiri demi peningkatan
dirinya sesuai dengan norma-norma yang
berlaku di masyarakat luas.

Tugas kehidupan 3: Bekerja


Dengan bekerja, seseorang akan memperoleh
keuntungan ekonomis, keuntungan psikologis,
dan keuntungan sosial.
Sebaliknya, seseorang yang tidak mau
dan/atau tidak mampu bekerja biasanya
adalah orang yang kurang berani menghadapi
tantangan untuk mencapai kebahagiaan hidup.
Ketidakmampuan menjalani tugas kehidupan
ini oleh Drikurs dianggap sebagai suatu
gejala sakit yang dianggap serius.

Tugas kehidupan 4: Persahabatan


Maslow (1970) menemukan bahwa seseorang dengan
hidup yang sehat memiliki perasaan yang mendalam,
rasa simpati, dan rasa cinta kasih kepada sesama
manusia pada umumnya, dan kepada sahabat-sahabat
secara perorangan pada khusunya.
Persahabatan memberikan tiga keutamaan kepada hidup
yang sehat, yaitu :
1. Dukungan emosional-kedekatan, perlindungan, rasa
aman, kegembiraan;
2. Dukungan keberadaan-penyediaan kebutuhan fisik
sehari-hari, bantuan keuangan; dan
3. Dukungan
informasi-pemberian
data
yang
diperlukan, petunjuk, peringatan, nasihat.

Tugas kehidupan 5: Cinta


Dengan cinta hubungan seseorang dengan orang
lain cendrung menjadi amat intim, saling
mempercayai, saling terbuka, saling bekerjasama,
dan saling memberikan komitmen yang kuat.
Penelitian Flanagan (1978) mengungkapkan
bahwa pasangan hidup (suami istri), anak, dan
teman-teman merupakan tiga pilar paling utama
bagi keseluruhan penciptaan kebahagiaan
manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Perkawinan dan persahabatan secara signifikan
menyumbang pada kebahagiaan hidup.

B. Landasan Religius
Dalam pembahasan lebih lanjut tentang landasan religius
bagi layanan bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga
hal pokok, yaitu:
a) Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta
adalah makhluk Tuhan,
b) Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan
manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah
agama, dan
c) Upaya
yang
memungkinkan
berkembang
dan
dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat
budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dan
meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu
perkembangan dan pemecahan masalah individu.

C. Landasan Psikologis
Psikologis merupakan kajian tentang tingkah
laku individu. Landasan psikologis dalam
bimbingan dan konseling berarti memberikan
pemahaman tentang tingkah laku individu yang
menjadi sasaran layang (klien).
Untuk keperluan bimbingan dan konseling
sejumlah daerah kajian dalam bidang psikologis
perlu dikuasai, yaitu :

1. Motif dan Motivasi


Motif adalah dorongan yang menggerakkan
seseorang bertingkah laku. Dorongan ini hidup
pada diri seseorang dan setiap kali mengusik
serta menggerakkan orang itu untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang terkandung di
dalam dorongan itu sendiri.
Motif yang sedang aktif, biasa disebut motivasi,
kekuatannya dapat meningkat, sampai pada taraf
yang amat tinggi.

2. Pembawaan dan Lingkungan


Setiap individu dilahirkan kedunia dengan
membawa kondisi mental fisik tertentu. Apa
yang dibawa sejak lahir itu sering disebut
pembawaan. Dalam artinya yang luas
pembawaan meliputi berbagai hal, seperti warna
kulit, bentuk dan warna rambut, golongan darah,
kecendrungan pertumbuhan fisik, minat, bakat
khusus, kecerdasan, dan lain-lain.

3. Perkembangan individu
Sejak masa konsepsi dalam rahim ibu bakal individu yang telah
ditakdirkan ada itu berkembang menjadi anak kecil, anak usia
SD, remaja, dewasa, akhirnya manusia usia lanjut. Dengan
demikian jelas bahwa perkembangan individu itu tidak sekali
jadi, melainkan bertahap berkesinambungan.
4. Kepribadian
Sering dikatakan bahwa ciri seseorang adalah kerpibadiannya.
Wiggins, Renner, Clore, & Rose (1976) mengupas tentang
kerpibadian dengan melihat hakikat tingkah laku dan
perkembangannya secara menyeluruh.
Untuk menghindari salah paham berkaitan dengan peranan
psikologis dalam BK, Belkin menjelaskan bahwa psikologi
bukanlah akar gerakan BK, meskipun psikologi amat penting
sebagai salah satu (bukan satu-satunya) sarana penunjang bagi
kesuksesan layanan BK.

D. Landasan Sosial Budaya


Landasan sosial budaya mengingatkan bahwa
BK yang hendak dikembangkan adalah
bimbingan untuk seluruuh rakyat indonesia
dengan kebhinekaan budayanya. Oleh sebab itu
pelayanan BK seyogianya tidak disamaratakan
untuk semua klien dari latar belakang sosial
budaya yang berbeda. BK antar budaya yang
mempertimbangkan nilai-nilai, dan aspek-aspek
sosial budaya lainnya yang hidup dalam
masyarakat bangsa indonesia yang beraneka
ragam itu perlu dikembangkan.

E. Landasan Ilmiah dan Teknologis


Landasan ini membiacarakan tentang sifat-sifat
keilmuan BK. Dalam kaitan ini dikemukakan
bahwa BK adalah suatu ilmu sebagaimana ilmuilmu lainnya. Sementara itu, BK sebagai ilmu
yang multireferensial menerima sumbangan
besar dari ilmu-ilmu lain dan bidang teknologi.
Dengan sumbangan seperti itu BK semakin
menjadi besar dan kokoh serta selalu dapat
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi
yang semakin pesat.

F. Landasan Pedagogis
Landasan pedagogis mengemukakan bahwa
antara pendidikan dan bimbingan memang dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. Secara
mendasar bimbingan (dan konseling) merupakan
salah satu bentuk pendidikan. Demikianlah,
proses bimbingan dan konseling adalah proses
pendidikan yang menekankan pada kegiatan
belajar dan sifat normatif. Tujuan-tujuan
bimbingan dan konseling memperkuat tujuantujuan pendidikan dan menunjang programprogram pendidikan secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai