Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan dasar
pijakan dan kacamata bagi konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling. Filsafat sebagai landasan bimbingan dan konseling bermakna bahwa
filsafat menyediakan dasar pijakan bagi bimbingan konseling untuk berdiri. Filsafat
berusaha membimbing semua praktek konseling karena praktek konseling yang tidak
memiliki landasan fiosofis akan mengalami kekosongan makna.
Walaupun demikian membahas landasan filosofis dan juga religius merupakan
hal yang sangat sukar. Selain karena diperlukan usaha yang berkaitan dengan
pemikiran pemikiran kritis yang mendasar, juga dikarenakan benyaknya aliran, faham
dan konsep filsafat yang ada.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari landasan religius berikut prinsip-prinsipnya?
2. Bagaimana hakikat manusia dalam landasan filosofis?
3. Apa saja tujuan dan tugas kehidupan dalam landasan filosofis?
4. Apa pengertian dari landasan religius?
5. Bagaimana impilkasi landasan filosofis dalam bimbingan konseling?

C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari landasan filosofis.
2. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam landasan filosofis.
3. Untuk mengetahui tujuan dan tugas kehidupan dalam landasan filosofis.
4. Untuk mengetahui pengertian dari landasan religius.
5. Untuk mengetahui implikasi dari landasan filosofis dalam bimbingan
konseling.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna dan Prinsip-prinsip Landasan Filosofis Bimbingan Konseling


“Landasan” di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai alas,
dasar atau tumpuan. Mengacu pada pengertian tersebut, kita dapat memahami bahwa
landasan adalah suatu alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal, suatu titik tumpu atau
titik tolak dari sesuatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal.
“Filosofis” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philos yang
artinya cinta dan shopos/shopia yang artinya kebijaksanaan, jadi filosofis adalah
kecintaan terhadap kebijaksanaan. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu
ilmu yang mencoba untukmemahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai
kebenaran atau kebijaksanaan.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa landasan filosofis bimbingan konseling
adalah asumsi filosofis yang dijadikan titik dalam rangka studi dan praktek bimbingan
konseling, asumsi tersebut adalah jawaban menyangkut pertanyaan tentang apakah
makna hidup itu?, siapa manusia itu?, dan pertanyaan sulit lainyya.1
Dengan berfilsafat seseorang akan memperoleh wawasan atau cakrawala
pemikiran yang luas sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat tentang prinsip-
prinsip filosofis dalam bimbingan sebagai berikut:
1. Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan
harga diri individu dan hak-haknya untuk mendapat bantuannya.
2. Bimbingan merupakan proses yang berkeseimbangan
3. Bimbingan harus respek terhadap hak-hak klien.
4. Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental.
5. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi
dirinya.2

B. Hakikat manusia dalam landasan filosofis bimbingan konseling


Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat telah mendeskripsika
tentang hakikat manusia sebagai berikut:
1. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan
ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
2. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila
dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
3. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya
sendiri khususnya melalui pendidikan.
4. Manusia mempunya dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji
secara mendalam.

1
Triana Nur Hidayati, Landasan Filosofis Bimbingan dan Konseling, http://triananurhidayati.blogspot.com,
diakses pada tanggal 21 Agustus 2021/ 20.53
2
Mohammad Rofiul, Makalah Landasan Filosofis Bimbingan Konseling, http://mohammadrofiul.blogspot.com,
diakses pada tanggal 21 Agustus 2021/21.36

2
5. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia
terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
6. Manusia adalah bebas mereka dalam berbagai keterbatasannya untukmembuat
pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri.
Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan
konseling diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu
sendiri. Seorang konselor dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu
melihat dan memperlakukan kliennya sebagai sosok utuh manusia dengan
berbagai dimensinya.3

D. Tujuan dan Tugas Kehidupan


Alder (1954) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari kehidupan psikis adalah
menjamin terus berlangsungnya eksistensi kehidupan kemanusiaan diatas bumi, dan
memungkinkan terselesaikannya dengan aman perkembangan manusia. Witrner dan
sweeney mengemukakan ciri-ciri hidup sepanjang hayat dalam lima kategori tugas
kehidupan yaitu:
1. Spiritualitas
Agama sebagai sumber inti dari hidup sehat. Agama sebagai sumber moral,
etika dan aturan-aturan formal berfungsi untuk melindungi dan melestarikan
kebenaran dan kesucian manusia.
2. Pengaturan diri
Seorang yang mengamalkan hidup sehat pada dirinya terdapat ciri-ciri:
pengendalian diri,pandangan realistik, spontanitas dan kepekaan emosional,
pemecahan masalah, kreatif, kemampuan berhumor dan kebugaran jasmani.
3. Bekerja
Untuk memperoleh keuntungan ekonomis, psikologis dan sosial yang
kesemuanya itu akan menunjang kehidupan yang sehat bagi diri sendiri dan
orang lain.
4. Persahabatan
Persahabatan memberikan tiga keutamaan dalam hidup yaitu: dukungan
emosional,dukungan material, dan dukungan informasi.
5. Cinta
Penelitian flanagan 1978 mengemukakan bahwa pasangan hidup suami, istri
dan anak merupakan tiga pilar utama bagi keseluruhn pencipta kebahagiaan
manusia.4

E. Landasan Religius
3
Ibid.
4
Riefqi, Landasan Filosofis dan Religius, https://id.scribd.com, diakses pada tanggal 22 Agustus 2021/21.55

3
Agama (religion) berasal dari kata latin yang berarti tie-up. Secara umum di
Indonesia, agama dipahami sebagai sistem kepercayaan, tingkah laku, nilai dan
pengalaman yang diorientasikan kepada masalah spiritual/ritual yang diterapkan
dalam sebuah komunitas dan diwarikan anatar generasi dalam tradisi.
Dalam pembahasan lebih lanjut tentang landasan religius bagi layanan
bimbingan konseling perlu ditekankan tiga hal pokok yaitu:
1. Manusia sebagai makhluk Tuhan
Keyakinan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan menekankan pada
ketinggian derajat dan keindahan manusia itu serta peranannya sebagai
khalifah di muka bumi. Tuhan memberikan segenap kemampuan potensial
kepada manusia. Penerapan segenap kemampuan potensial itu secara langung
berkaitan dengan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Sikap keberagaman
Sikap yang mendorong perkembangan dan peri kehidupan manusia
berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
3. Peranan agama
Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara
optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan
teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan
beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu.
Landasan religius dalam BK pada umumnya ingin menetapkan klien sebagai
mahluk Tuhan dengan segenap kemuliaan kemanusiaanya menjadi fokus
netral upaya bimbingan konseling. Karena di dalam masyarkat agama itu
anyak macamnya, maka konselor harus dengan sangat hati-hati dan bijaksana
menerapkan landasan religius itu terhadap klien yang berlatar agama yang
berbeda.5

F. Implikasi Landasan Religius dalam Bimbingan dan Konseling


Landasan religius dalam bimbingan dan konseling mengimplikasikan bahwa
konselor sebagai helper, pemberian bantuan yang dituntut untuk memiliki pemahaman
akan nilai-nilai agama, dan komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam memberikan layanan
bimbingan dan konseling kepada klien atau peserta didik. Konselor semestinya
menyadari bahwa memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada klien
merupakan salah satu kegiatan yang bernilai ibadah, karena didalam proses
bantuannya terkandung amar ma’ruf nahi munkar. Agar bantuan layanan yang
diberikan itu bernilai ibadah, maka kegiatan tersebut harus didasarkan kepada
keikhlasan dan kesabaran.6

KESIMPULAN

5
Mayang Suryaningtiyas, Landasan Filosofis dan Religius, https://id.scribd.com, diakses pada tanggal 22
Agustus 2021/22.26
6
Ibid

4
1. Pengertian landasan filosofis bimbingan konseling adalah asumsi filosofis
yang dijadikan titik dalam rangka studi dan praktek bimbingan konseling,
asumsi tersebut adalah jawaban menyangkut pertanyaan tentang apakah
makna hidup itu?, siapa manusia itu?, dan pertanyaan sulit lainyya
2. Hakikat manusia dalam landasan filosofis bimbingan konseling yakni:
a. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan
mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan
dirinya.
b. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya
apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada
pada dirinya.
c. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan
dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.
3. Tujuan dan tugas kehidupan dalam landasan filosofis adalah spiritualitas,
pengaturan diri, bekerja, persahabatan dan cinta.
4. Pengertian landasan religius adalah, agama (religion) berasal dari kata latin
yang berarti tie-up. Secara umum di Indonesia, agama dipahami sebagai
sistem kepercayaan, tingkah laku, nilai dan pengalaman yang diorientasikan
kepada masalah spiritual/ritual yang diterapkan dalam sebuah komunitas dan
diwarikan anatar generasi dalam tradisi.
5. Landasan religius dalam bimbingan dan konseling mengimplikasikan bahwa
konselor sebagai helper, pemberian bantuan yang dituntut untuk memiliki
pemahaman akan nilai-nilai agama, dan komitmen yang kuat dalam
mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya
dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada klien atau
peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

5
Hidayati, Tiara Nur. Landasan Filosofis Bimbingan dan Konseling.
http://triananurhidayati.blogspot.com,

Rofiul, Mohammad. Makalah Landasan Filosofis Bimbingan Konseling.


http://mohammadrofiul.blogspot.com

Riefqi. Landasan Filosofis dan Religius. https://id.scribd.com

Suryaningtiyas, Mayang. Landasan Filosofis dan Religius. https://id.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai