LANDASAN KONSEPTUAL
1. Filosofis
Landasan filosofis membahas tentang hakikat manusia. Landasan filosofis
merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman
khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan
konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun
estetis. Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat (Victor
Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno,
2003) telah mendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :
a. Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan
mempergunakan ilmu untuk meningkatkan perkembangan dirinya.
b. Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya
apabila dia berusaha memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada
pada dirinya.
c. Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan
dirinya sendiri khususnya melalui pendidikan.
d. Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan
hidup berarti upaya untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau
setidak-tidaknya mengontrol keburukan.
e. Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji
secara mendalam.
f. Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan
manusia terwujud melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
g. Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya
sendiri.
h. Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk
membuat pilihan-pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri.
Kebebasan ini memungkinkan manusia berubah dan menentukan siapa
sebenarnya diri manusia itu dan akan menjadi apa manusia itu.
i. Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana
apapun, manusia berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan
berkemampuan untuk melakukan sesuatu.
Upaya-upaya bimbingan dan konseling perlu didasarkan pada pemahaman
tentang hakekat manusia agar upaya-upaya tersebut dapat lebih efektif. B.F
Skinner dan Watsan (Gerold Corey, Terjemahan E. Koeswara, 1988).
Mengemukakan tentang hakekat manusia : Manusia dipandang memiliki
kecenderungan-kecenderungan positif dan negatif yang sama. Manusia pada
dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budaya. Segenap
tingkah laku manusia itu dipelajari. Manusia tidak memiliki kemampuan
untuk membentuk nasibnya sendiri.
Dengan berfilsafat seseorang akan memperoleh wawasan atau cakrawala
pemikiran yang luas sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat John J.
Pietrofesa et. al. (1980) mengemukakan pendapat James Cribin tentang
prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan sebagai berikut :
Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan
harga diri individu dan hak-haknya untuk mendapat bantuannya.
a. Bimbingan merupakan proses yang berkeseimbangan
b. Bimbingan harus Respek terhadap hak-hak klien
c. Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental
d. Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi
dirinya
e. Bimbingan merupakan bagian dari pendidikan yang bersifat individualisasi
dan sosialisasi
3. Psikologis
Landasan psikologis dalam BK memberikan pemahaman tentang tingkah
laku individu yang menajadi sasaran (klien). Hal ini sangat penting karena
bidang garapan bimbingan dan konseling adalah tingkah laku klien, yaitu
tingkah laku yang perlu diubah atau dikembangkan untuk mengatasi masalah
yang dihadapi.
Untuk keperluan bimbingan dan konseling sejumlah daerah kajian dalam
bidang psikologi perlu dikuasai, yaitu tentang:
a. Motif dan motivasi
Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan
seseorang berperilaku baik.
b. Pembawaan dasar dan lingkungan
Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang
membentuk dan mempengaruhi perilaku individu.
c. Perkembangan individu
Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan
berkembangnya individu.
d. Belajar, balikan dan penguatan
Belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan
memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu.
e. Kepribadian
Kepribadian berhubungan dengan kualitas perilaku yang khas antara
individu satu dengan individu lainnya.
4. Pendidikan Secara Umum
Landasan pendidikan berkaitan dangan layanan bimbingan dan konseling
sebagai kegiatan ilmiah, yang harus senantiasa mengikuti perkembangan
IPTEK. Dengan adanya landasan ilmiah dan teknologi ini, maka peran
konselor didalamnya mencakup pula sebagai ilmuwan. Sebagai ilmuwan,
konselor harus mampu mengembangkan pengetahuan dan teori tentang
bimbingan konseling, baik berdasarkan hasil pemikiran kritisnya maupun
melalui berbagai penelitian lainnya.
Ditinjau dari pendidikan secara umum, maka sejalan dengan Peraturan
Pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar, pasal 25 ayat 1,
dikatakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada
siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenai lingkungan, dan
merencanakan masa depan.”
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, mengandung makna
bahawa guru kelas dalam kaitannya dengan pelaksanaan bimbingan
diharapkan mampu memberikan bantuan kepada siswa, seperti orang
tua/wali, agar dengan keinginan dan kemampuannya dapat mengenal
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki siswa serta menerimanya secara
positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.
Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan, mengandung makna
bahwa guru seyogyanya mampu memberikan kemudahan (bantuan) kepada
siswa dan pihak-pihak yang dekat dengannya, untuk mengenal
lingkungannya dengan baik, termasuk lingkungan yang ada diluar sekolah.
Bimbingan bertujuan agar siswa mampu merencanakan masa depannya,
mengandung makna bahwa guru diharapkan mampu membantu siswa
mengenal berbagai jenis pekerjaan dan pendidikan yang ada di lingkungan
sekitarnya, serta mengembangkan cita-cita siswa sesuai dengan pengenalan
siswa akan berbagai jenis pekerjaan dan pendidikannya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/25/landasan-bimbingan-dan-
konseling/