Anda di halaman 1dari 5

Lidah 

buaya atau bahasa latin disebut dengan Aloe vera sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga
masyarakat. Bentuknya yang unik, mirip tanaman kaktus, berduri, daunnya yang menjulur ke atas, kaku
bagai lidah atau pedang yang tajam serta berlendir, membuat masyarakat mudah untuk mengingatnya

Saat ini mungkin hampir semua ibu-ibu atau pecinta tanaman mempunyai tanaman lidah buaya di
pekarangan rumah mereka sebagai penghias kebun. Lidah buaya yang ditanam di depan rumah, selama
ini kita mengetahui dapat dimanfaatkan sebagai penyubur rambut tetapi masih banyak juga khasiat lain
yang terkandung pada tanaman ini. Selain itu Aloe vera juga dapat diolah menjadi berbagai makanan
ataupun minuman menyehatkan ataupun beberapa produk kesehatan  lain setelah melalui proses
pengolahan.

Lidah buaya pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17, tanaman ini pada mulanya
dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang ditanam sembarangan di pekarangan rumah. Paling hanya
sesekali di manfaatkan sebagai obat luka bakar atau untuk mengatasi kebotakan. Baru pada dekade
1990-an tanaman ini mulai dilirik industri makanan, minuman dan kosmetik.

Di Indonesia daerah penghasil lidah buaya terbesar adalah daerah Kalimantan Barat, hampir 80% hasil
panen dipasok untuk memenuhi kebutuhan industri lokal, sedangkan selebihnya diekspor. Sebagai
gambaran Wong Coco, salah satu produsen aneka olahan minuman juga memperoleh bahan baku dari
daerah tersebut.

Tanaman asal kepulauan Canary di Afrika itu tumbuh di berbagai daerah yang memiliki spektrum
tumbuh dengan agroklimat beragam, yang terpenting adalah lokasi budidaya harus terbuka dan
mendapat sinar matahari penuh.  Secara umum tanaman ini tidak menghendaki kondisi lahan basah,
atau tergenang air cukup lama. Ia menyukai daerah beriklim basah, bercurah hujan tinggi dan memiliki
struktur tanah yang padat, PH tanah 5,5 – 6 dan sitem drainase yang baik.

Diseluruh dunia terdapat sedikitnya 350 jenis lidah buaya, mulai dari yang beracun sampai yang memilki
nilai ekonomis, tetapi dalam perdagangan Internasional hanya 3 jenis lidah buaya yang dipakai, yaitu
Aloe vera chinensis, Aloe vera berbadensis, dan Aloe vera ferox. Diantara ketiga jenis tersebut, yang
paling banyak digunakan adalah jenis Aloe vera berbadensis karena tekstur pelepahnya yang keras,
berisi dan tebal sehingga menguntungkan bagi industri karena diperoleh daging yang lebih banyak dan
pengupasan kulitnya pun akan lebih mudah.

Perkenalan umat manusia dengan lidah buaya dimulai berabad-abad sebelum masehi. Hal ini  dibuktikan
dengan penemuan sebuah artefak dari tanah liat peninggalan bangsa Sumeria, dimana disebutkan lidah
buaya sebagai obat pencahar. Bahkan ada yang percaya interaksi manusia dengan Aloe vera sudah
berlangsung sejak abad 4000 tahun sebelum Masehi, dimana ditemukan adanya lukisan Aloe vera di
dinding makam dan kuil raja-raja bangsa Mesir, bagi bangsa Mesir kuno, lidah buaya adalah sebagai
tanaman keabadian.

Berbagai penelitian mengungkapkan, lidah buaya mengandung vitamin A, B2, B2, B3, dan E serta kaya
asam amino yang mampu mencegah berbagai macam penyakit. Pengobatan dengan lidah buaya juga
tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah pengobatan Arab, Yunani, India, dan China. Di China
tanaman ini dipercaya ampuh sebagai  obat awet muda, dan hasil penelitian terkini menyebutkan bahwa
lidah buaya mampu memperbaiki sel kulit yang rusak. Ada juga yang menyebutkan khasiat tanaman ini
untuk mengatasi impotensi. Seorang ahli farmasi Romawi bernama Pedianos Discorides membuat
deskripsi lengkap tentang lidah buaya. Ia menyebutkan khasiatnya antara lain sebagai obat tidur,
sembelit, memar, sakit mata, dan luka pendarahan.

Di Afrika, lidah buaya dipasang dipintu masuk setiap rumah dengan maksud ada harapan hidup yang
panjang dan berjalan baik, ia juga sebagai jimat penolak bala dan kekuatan jahat. Selain itu para
pemburu di Kongo selalu membaluri sebagian tubuh mereka dengan lidah buaya supaya binatang
buruan tidak kabur lantaran mencium bau manusia. Gel lidah buaya juga dipakai anak-anak Kolombia
untuk melindungi tubuh mereka dari sengatan serangga. Berbagai penelitian di Amerika, Rusia,
Arab,India dan Jepang telah membuktikan keampuhan dari tanaman ini bagi kesehatan. Aloe vera
potensial mengurangi kadar gula pasien diabetes, menekan pertumbuhan sel kanker bahkan
menghambat pertumbuhan virus HIV

Selain memanjakan lidah, kebiasaan menkonsumsi lidah buaya mampu mencegah kanker karena
kandungan acemannan yang berfungsi sebagai imunostimulator atau meningkatkan kekebalan tubuh.
Sedangkan untuk mengatasi asma dapat meminum air rebusan dari campuran daging lidah buaya,
bawang putih, dan sedikit gula batu. Demikian juga dengan meminum jus lidah buaya setiap hari dapat
membantu memperlancar menstruasi bagi kaum wanita. Pemanfaatan lidah buaya tidak hanya
berkhasiat untuk kesehatan saja, seiring dengan perkembangan zaman, banyak produk kecantikan yang
tersedia di pasaran. Ada sabun muka, krim mata, obat creambath, sampai pelembab bibir dengan bahan
baku Aloe vera.

Aloe vera banyak juga dimanfaatkan sebagai makanan dan minuman yang menyehatkan dengan harga
yang terjangkau, diantaranya koktail yang diambil dari daging lidah buaya. Koktail ini dapat dibuat
sebagai campuran minuman siap saji. Jenang atau dodol juga merupakan hasil olahan lidah buaya.
Untuk mengolah 8 kg daging lidah buaya, perlu ditambahkan 3 kg tepung ketan, 2 kg tepung beras, 12 ltr
santan, 3 kg gula pasir, 1 kg susu bubuk, 4 bungkus agar-agar dan pewarna hijau makanan secukupnya.

Selanjutnya adalah olahan berupa selai yang rasanya juga tidak kalah nikmatnya dengan selai nanas, ada
juga teh lidah buaya yang dibuat dari pelepahnya. Produk ini bermanfaat membakar lemak  tubuh dan
menjaga tetap langsing, dan masih banyak lagi aneka olahan lainnya.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan membuat permintaan terhadap produksi lidah buaya
terus bertambah. Di Amerika, Jepang, dan Australia, Aloe vera menjadi minuman yang ekslusif karena
harganya yang mahal. Aneka olahan lidah buaya diekspor ke berbagai negara,volume ekspor per bulan
adalah 4-5 kontainer atau setara 60-75 ton, padahal permintaan pasar ekspor mencapai 10-12 kontainer
per bulan. Sayangnya permintaan ekspor yang besar belum mampu dipenuhi karena terbatasnya
produksi. Permintaan pasar yang tinggi dilirik oleh kalangan pebisnis, baik industri rumah tangga
maupun industri bermodal besar, oleh karena itu sekarang mudah ditemukan koktail lidah buaya
ataupun olahan lainnya di pasaran. Tersedia juga dalam bentuk agar-agar, sekarang sudah tersedia
mesin pengolah gel lidah buaya menjadi tepung supaya mempunyai nilai ekonomis tinggi. Dari sinilah
peluang pasar yang luas bagi para pecinta lidah buaya yang ingin mengembangkan kegemarannya
terhadap tanaman ini agar menjadi suatu bisnis yang menjanjikan untung besar. Sehingga dari sini dapat
kita mengetahui bahwa tanaman lidah buaya mempunyai peluang bisnis yang menggiurkan karena
peluang pasar terbuka lebar.

Lidah buaya merupakan tanaman hias yang banyak memenuhi pot di rumah-rumah, Lidah buaya juga
mudah ditanam di pekarangan atau lingkungan sekitar kita. Akan tetapi ternyata lidah buaya mempakan
tanaman yang memiliki banyak kandungan zat bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Daun lidah buaya sebagian besar berisi pulp atau daging daun yang mengandung getah bening dan
lekat. Sedangkan bagian luar daun berupa kulit tebal yang berklorofil.Secara kuantitatif, protein dalam
lidah buaya ditemukan dalan jumlah yang cukup kecil, akan tetapi secara kualitatif protein lidah buaya
kaya akan asam-asam amino esensial terutama leusin, lisin, valin dan histidin. Selain kaya akan asam-
asam amino esensial, gel lidah buaya juga kaya akan asam glutamat dan asam aspartat. Vitamin dalam
lidah buaya larut dalam lemak, selain itu juga terdapat asam folat dan kholin dalam jumlah kecil (Morsy,
1991). Kandungan zat gizi yang terdapat pada gel (daging) lidah buaya cukup lengkap, di antaranya,
vitamin A, B, C, E, choline, inositol, dan asam folat. Sedangkan kandungan mineralnya terdiri dari
kalsium, magnesium, kalium, natrium, besi, seng, dan kromium. Gabungan unsur vitamin dan mineral
dalam tumbuhan ini berfungsi sebagai antioksidan alami yang antara lain mampu mencegah serangan
jantung dan penuaan dini dengan menghindarkan kerusakan DNA akibat radikal bebas. Penelitian di
Hoshi University, Jepang menunjukkan Aloe vera mengandung senyawa antioksidan yang mampu
menyingkirkan radikal bebas akibat radiasi. Selain itu lidah buaya juga dimanfaatkan untuk membantu
melancarkan saluran pencernaan, sulit buang air besar, batuk, radang tenggorokan, diabetes melitus
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengatasi cacingan dan menyembuhkan luka. Saat ini, sudah
tidak aneh lagi ketika kita menemukan di toserba lidah buaya yang dikemas sebagai minuman, maupun
makanan. Selain diolah untuk produk perawatan luar tubuh, lidah buaya memang dapat dikonsumsi
dengan mengolahnya menjadi produk makanan. Seperti nata de aloe, sirup, teh, jus, koktail, jelly, dodol,
cendol, dan selai lidah buaya. Dengan berbagai khasiat yang dimiliki oleh lidah buaya, peluang bisnis
terkait dengan hal itu menjadi demikian terbuka.

http://www.lintasberita.com/Nasional/Bisnis/PELUANG-AGEN-PRODUK-OLAHAN-LIDAH-BUAYA

Setelah kita dapat daun lidah buaya ini, kita potong sekitar per 10cm jadi mungkin jadi 5 potong,
kemudian kita potong2 lagi 1cm atau 1,5 cm hal ini untuk memudahkan dalam mengelupas kulit yang
berwarna hijau. Hilangkan kulit yang berwarna hijau ini, tinggal daging buah yang bening, biasanya kalau
baru dipetik akan banyak getah/lendir yang keluar, dan agak bau.
Dari potongan memanjang tadi kita potong lagi menjadi kotak-kotak seperti nata de coco. kita cuci
berulang-ulang sampai lendirnya habis, sambil diremas-remas, sebaiknya dengan air yang mengalir.
Tambahkan garam dalam pencucian, mungkin 2 atau 3 kali saat membilasnya, pengalaman 5 kali sudah
bersih.
Kemudian rebuslah,tunggu 15 menit selama mendidih, setelah itu angkat, untuk mengurangi bau dapat
ditambahkan daun pandan, 2 atau 3 lembar.
Setelah dingin dapat di konsumsi dengan menambahkan sirup, atau yang lain sesuai selera.
Rasanya enak, kenyal, dan khasiatnya yang saya rasakan langsung adalah perut terasa enak.

DAWET LIDAH BUAYA

Bahan:
-Lidah buaya 10 buah
-Jeruk nipis 6 buah
-Santan dari 5 1/2 butir kelapa
-Daun pandan
-Gula merah
-Garam
-Sirup (rasa sesuai selera)
-Es batu serut

Cara membuat:
1. Lidah buaya di kupas dan dipotong berbentuk dadu.
2. Buang lendirnya dan cuci bersih.
3. Rendam dengan jeruk nipis selama 3 hari. Setiap hari air jeruk nipis di ganti dan lidah buaya
di cuci bersih.
4. Panaskan santan, tambahkan sedikit garam dan daun pandan, lalu dinginkan,
5. Rebus gula merah, saring dan dinginkan.
6. Siapkan wadah, masukan lidah buaya, es batu serut, siram dengan santan, gula merah dan
sirup sesuai selera.

MINUMAN LIDAH BUAYA

Bahan:
-Lidah buaya 1 kg.
-Gula pasir 400 gram.
-Garam 40 gram.
-Tawas 20 gram.
-Kapur sirih 20 gram.
-Vanili.
-Daun pandan.

Cara membuat:
1. Kupas lidah buaya, buang lendirnya, cuci bersih, potong dadu.
2. Rendam dalam larutan garam 20 gram yang di seduh dengan air hangat 60′C selama 20 menit.
Lalu tiriskan.
3. Rendam lagi lidah buaya dalam larutan garam 20 gram yang di seduh dengan air hangat 60′C
selama 20 menit. Tiriskan.
4. Haluskan tawas, tambahkan air secukupnya, rendam lidah buaya 20 menit. Tiriskan.
5. Rendam kembali lidah buaya kedalam larutan jernih kapur sirih yang di larutkan dengan air
secukupnya.
6. Tiriskan lalu cuci bersih.
7. Rebus air dan gula pasir sampai 80′C tambahkan vanili dan daun pandan.
8. Campurkan lidah buaya rebus sampai mendidih.
9. Dinginkan, beri es batu, hidangkan.
untuk 15 gelas ukuran 250 ml.

KERUPUK LIDAH BUAYA


BAHAN:
-2 kg lidah buaya, kupas kulit dan buang lendirnya lalu cuci sampai bersih.
-750 gr tepung tapioka.
-1 butir telur ayam.
-250 gr tepung beras.
-1 sendok teh gula pasir.
-2 siung bawang putih haluskan.
-150 gram margarin.
-merica dan garam secukupnya.
-3 sendok makan ketumbar, tumbuk kasar.
-air secukupnya.
CARA MEMBUAT:
1. Campur semua bahan dan aduk sampai tercampur rata.
2. Tambahkan air aduk kembali sampai di dapat adonan yang tidak terlalu encer dan agak kental.
3. Masukan dalam cetakan lontong atau loyang sesuai dengan keinginan anda. (adonan jangan
terlalu besar atau tebal karena lama matangnya).
4. Kukus hingga matang sampai ke tengah.
5. Setelah dingin iris tipis.
6. Jemur di terik matahari hingga betul – betul kering (sekitar 4 – 6 hari tergantung terik
matahari).
7. Goreng dalam minyak yang banyak.

Anda mungkin juga menyukai