KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa Direktorat
Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berhasil menyusun Panduan
Pelaksanaan Pelatihan dan Pendampingan Implementasi K13 Jenjang SMP
Tahun 2016. Kegiatan Pelatihan dan Pendampingan Implementasi K13 di SMP
merupakan salah satu bentuk dukungan Direktorat PSMP (Pemerintah) untuk
SMP dalam mempersiapkan dan melaksanakan K13.
Panduan ini memberikan acuan bagi Direktorat PSMP, Dinas Pendidikan
Provinsi,
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota,
Tim
Pendamping
Kurikulum/instruktut Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota, induk cluster,
dan sekolah imbas dalam penyiapan, pelaksanaan, maupun evaluasi
pelaksanaan pelatihan dan pendampingan. Panduan ini akan disempurnakan
dari tahun ke tahun dengan antara lain memperhatikan masukan-masukan
dari berbagai pihak, perubahan peraturan-peraturan terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan (terutama kurikulum) di tingkat SMP, dan
pengalaman empiris pelaksanaan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan
kurikulum.
Direktorat PSMP menyampaikan penghargaan kepada semua pihak atas
waktu, tenaga, dan sumbangan pemikirannya dalam penyusunan panduan
ini. Semoga panduan ini dapat memandu penyelenggaraan pelatihan dan
pendampingan implementasi K13 dengan baik. Diharapkan setelah
memperoleh pelatihan dan pendampingan kesiapan sekolah menjadi
optimum dan pelaksanaan K13 berjalan dengan mantap.
Jakarta,
Maret 2016
Direktur Pembinaan SMP
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................................
....... ii
DAFTAR
ISI .....................................................................................................................
........ iii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................
...... 1
A. Latar
Belakang ............................................................................................
........... 1
B. Landasan
Hukum ................................................................................................
2
C. Tujuan
Panduan .............................................................................................
......
3
D. Sasaran
Panduan .............................................................................................
.....
4
BAB II PELATIHAN IMPLEMENTASI
K13 ......................................................................
A. Konsep Dasar
Pelatihan .......................................................................................
5
B. Durasi, Materi, dan Metode
Pelatihan .............................................................. 6
C. Pelaksanaan
Pelatihan .........................................................................................
8
D. Penilaian Kinerja Peserta
Pelatihan ................................................................... 16
E. Pendanaan ..........................................................................................
.................... 17
F. Peran dan Tanggung
Jawab ............................................................................... 17
G. Monitoring, Evaluasi, Pelaporan, dan Layanan
Informasi ........................... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 4 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan
Kurikulum 2013 menyatakan bahwa: Satuan pendidikan dasar dan
pendidikan menengah dapat melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 paling
lama sampai dengan tahun pelajaran 2019/2020. Ketentuan ini memberi
kesempatan kepada sekolah yang belum siap melaksanakan K13 untuk
tetap melaksanakan Kurikulum 2006 sambil melakukan persiapanpersiapan sehingga selambat-lambatnya pada tahun 2019/2020 sekolah
tersebut telah mengimplementasikan K13 setelah mencapai kesiapan
yang optimal.
Untuk memfasilitasi sekolah (SMP) meningkatkan kompetensi kepala
sekolah dan guru serta membantu sekolah mengimplementasikan K13,
Direktorat PSMP menyelenggarakan pelatihan dan pendampingan
pelaksanaan K13 bagi SMP. Pelatihan dan pendampingan pelaksanaan
K13 tersebut dengan sejumlah program pendukung lainnya
diharapkan mampu menjadikan jumlah SMP pelaksana K13 naik secara
signifikan setiap tahun. Pada tahun 2016 ditargetkan sekitar 9.319 (25%)
SMP telah melaksanakan K13, sementara tahun 2017 diharapkan 22.091
SMP (60%), tahun 2018 sebanyak 36.819 SMP (100%) di seluruh wilayah
Indonesia.
Pelatihan dan pendampingan implementasi K13 diselenggarakan dengan
melibatkan peranserta Direktorat PSMP, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, LPMP, sekolah induk, dan sekolah imbas
dengan peran/tugas masing-masing. Agar semua pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan tersebut dapat
menjalankan peran/tugasnya dengan baik, perlu dibuat panduan
pelaksanaan pelatihan dan pendampingan pelaksanaan K13 di SMP.
Panduan tersebut antara lain mengatur ketentuan mengenai tujuan,
sasaran/peserta, struktur program, materi, strategi, pendanaan,
pengelolaan, dan pelaporan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan.
Panduan ini memuat ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan
pelatihan dan pendampingan implementasi K13 pada tingkat SMP pada
tahun 2016 yang memuat butir-butir di atas.
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan jo Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 54 Tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 160 Tahun 2014 Tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006
dan Kurikulum 2013
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 SMP/MTs;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 79 Tahun 2014 tentang Mutan Lokal Kurikulum 2013;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 105 Tahun 2014 tentang Pendampingan Pelaksanaan Kurikulum
2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum;
6
D. Sasaran Panduan
Sasaran panduan ini adalah:
1. Pengelola kegiatan pelatihan dan pendampingan di pusat (Direktorat
PSMP);
2. Dinas Pendidikan Provinsi;
3. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP);
4. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota;
5. Pengelola kegiatan pendampingan di sekolah induk;
6. Pengelola kegiatan pendampingan di sekolah imbas.
BAB II
PELATIHAN IMPLEMENTASI K13
A. Konsep Dasar Pelatihan
1. Pengertian pelatihan
Pelatihan implementasi kurikulum 2013 dalam panduan ini
didefinisikan sebagai proses fasilitasi pemerolehan dan/atau
peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan
Kurikulum 2013.
2. Tujuan umum pelatihan
Pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013 TERUTAMA bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan peserta dalam:
a. menyusun RPP;
b. menyusun instrumen penilaian;
c. melaksanakan pembelajaran antara lain dengan pendekatan
saintifik, problem-based learning, project-based learning, dan
discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi
pekerti;
d. melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
e. memberi pelatihan implementasi K13; dan
f. memberi pendampingan implementasi K13.
3. Prinsip-prinsip pelatihan
Pelatihan pelaksanaan kurikulum
dengan prinsip-prinsip berikut:
diberikan
oleh
instruktur
a. Profesional,
yaitu
instruktur
memiliki
kompetensi
(penguasaan mengenai pelaksanaan kurikulum) yang
memadai dan memberikan pelatihan dengan baik;
b. Berdasarkan kebutuhan, yaitu materi pelatihan adalah
butir-butir yang relevan dan masih belum dikuasai dan/atau
memerlukan penguatan;
c. Integral, yaitu materi dan aktivitas pelatihan memfasilitasi
peserta memperoleh kesatuan kompetensi utuh yang
diperlukan dalam mengimplementasikan K13;
d. Kolegial, yaitu hubungan kesejawatan antara instruktur dan
peserta pelatihan; dan
9
e. Berkelanjutan,
yaitu
bahwa
pelatihan
pelaksanaan
kurikulum dilanjutkan oleh guru/sekolah sendiri dan/atau
melalui MGMP, MGBK, MKKS, dan forum lainnya yang relevan.
4. Jenjang Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan secara berjenjang dengan urutan
pelatihan Instruktur Nasional, pelatihan Instruktur Provinsi,
pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota, dan pelatihan Sekolah
Sasaran.
B. Durasi, Struktur Program, dan Materi Pelatihan
Pelatihan Kurikulum 2013 diselenggarakan untuk Instruktur
Nasional, Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, dan
Sekolah Sasaran. Durasi, struktur program, materi, dan aktivitas
pelatihan semua tingkat pelatihan tersebut pada dasarnya sama.
Berikut adalah deskripsi durasi, struktur program, materi, dan
aktivitas pelatihan tersebut.
1. Durasi
Pelatihan Instruktur Nasional, pelatihan Instruktur Provinsi,
pelatihan Instruktur Kabupaten/Kota, dan pelatihan Sekolah
Sasaran diselenggarakan dengan durasi 52 jam pelatihan (@ jam
pelatihan 45 menit).
2. Struktur program
Struktur program pelatihan Instruktur Nasional, Instruktur
Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, dan Sekolah Sasaran pada
dasarnya sama. Materi pelatihan dikelompokkan menjadi 3 (tiga),
yaitu materi umum, materi pokok, dan meteri penunjang. Materi
umum diberikan kepada semua peserta dengan isi dan metode
yang sama dalam sidang/sesi pleno, materi khusus diberikan
kepada kelompok-kelompok guru mata pelajaran dengan materi
sesuai kebutuhan mata pelajaran masing-masing, dan materi
penunjang
merupakan
pelengkap
dari
penyelenggaraan
pelatihan. Tabel 2.1 menyajikan struktur program pelatihan
tersebut.
10
Materi
Materi Umum
1.1. Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti
1.2. Kebijakan dan Dinamika Perkembangan
Kurikulum
1.3. Gerakan Literasi di SMP
1.4. Kompetensi, Materi, dan Pembelajaran
1.5. Penilaian Hasil Belajar dan Pengelolaan Nilai
1.6. Penyelenggaraan Pelatihan dan
Pendampingan Berbasis Sekolah
14
2
2
Materi Pokok
2.1. Analisis Kompetensi, Materi, Pembelajaran,
dan Penilaian
a. Analisis Dokumen: SKL, KI-KD, Silabus, dan
Pedoman Tematik/Mapel
b. Analisis Materi dalam Buku Teks Pelajaran
c. Analisis Penerapan Model Pembelajaran
d. Analisis Penilaian Hasil Belajar
2.2. Perancangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
2.3. Praktik Pembelajaran dan Penilaian
a. Praktik Pembelajaran dan Penilaian
b. Review Hasil Praktik
2.4. Praktik Pengolahan dan Pelaporan Penilaian
Hasil Belajar
34
Materi Penunjang
3.1. Tes Awal
3.2. Pembukaan: Kebijakan Peningkatan Mutu
Pendidikan
3.3. Tes Akhir
3.4. Penutupan: Review dan Evaluasi Pelatihan
TOTAL JAM PELATIHAN
4
1
1
Alokasi Waktu
(JP @45 Menit)
2
2
2
4
4
4
4
4
6
6
2
4
1
1
52
3. Materi pelatihan
Untuk menjamin mutu pelaksanaan pelatihan di setiap tingkat,
telah disusun silabus dan materi untuk setiap mata latih. Setiap
materi mata latih berisi rumusan tujuan sesi, uraian materi,
skenario dan aktivitas pelatihan yang dilengkapi dengan LK, dan
teknik penilaian kinerja peserta pelatihan.
11
C. Pelaksanaan Pelatihan
1. Pelatihan Instruktur Nasional
a. Tujuan khusus
Pelatihan
Instruktur
Nasional
diselenggarakan
untuk
menghasilkan Instruktur Nasional dengan kompetensi berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
13
untuk
1)
2)
3)
4)
5)
16
b. Peserta
1) Jumlah dan unsur
Jumlah peserta pelatihan instruktur kabupaten/kota seluruh
Indonesia adalah 17.520 orang (1.168 tim TPK
Kabupaten/Kota @ 15 orang). Satu tim TPK Kabupaten/Kota
terdidi atas unsur guru, kepala sekolah dan/atau pengawas
dengan latar belakang mata pelajaran Bahasa Indonesia,
PPKn, Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya,
Penjasorkes, Prakarya, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti, Pendidikan
Agama Hindu dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Buddha
dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Konghucu dan Budi
Pekerti @ satu orang.
Peserta pelatihan dari masing-masing Kabupaten/Kota
berkisar 1 (satu) hingga 3 (tiga) tim TPK, proporsional
dengan jumlah sekolah yang telah mengimplementasikan
K13.
2) Kriteria
Peserta pelatihan kelompok Instruktur kabupaten/kota
adalah guru, kepala sekolah, dan pengawas dengan
kriteria:
a) Telah mengikuti pelatihan pelaksanaan Kurikulum 2013;
b) Pendidikan sekurang-kurangnya S1/D4 di bidang
pendidikan diutamakan S2 atau S3;
c) Telah mengajar sekurang-kurangnya 10 tahun;
d) Diutamakan memiliki prestasi akademik pada tingkat
kabupaten/kota atau lebih tinggi;
e) Diutamakan telah memiliki pengalaman sebagai
narasumber/pendamping/fasilitator pelaksanaan K13;
f) Berasal dari sekolah yang telah mengimplementasikan
K13;
g) Diutamakan Bersedia melaksanakan pelatihan dengan
prosedur dan mekanisme yang ditetapkan Direktorat
Pembinaan SMP;
h) Berkepribadian baik; dan
i) Diijinkan oleh atasan yang berwenang.
c. Waktu dan tempat pelatihan
17
19
21
a.
b.
c.
d.
Nilai
Nilai
Nilai
Nilai
3. Sertifikat
Setiap peserta memperoleh sertifikat Instruktur Nasional,
Instruktur Provinsi, Instruktur Kabupaten/Kota, atau Peserta
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 sesuai dengan pelatihan
yang diikuti. Dalam sertifikat disebutkan nilai yang dicapainya
dengan sebutan SANGAT BAIK, BAIK, CUKUP, atau KURANG
berdasarkan penilaian kinerja yang dilakukan oleh instruktur.
E. Pendanaan
Dana pelatihan untuk pelatihan Instruktur Nasional dan Instruktur
Provinsi bersumber dari APBN Pusat melalui DIPA Kegiatan
Peningkatan Mutu Pembelajaran, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Pertama Tahun Anggaran 2016. Sementara itu
Bimbingan Teknis Instruktur Kabupaten/Kota dan pelatihan Sekolah
Sasaran berasal dari DIPA LPMP Tahun Anggaran 2016.
F. Peran dan Tanggung Jawab
1. Pusat
a. Menyiapkan
panduan
pelaksanaan
pelatihan
dan
pendampingan implementasi Kurikulum 2013;
b. Menyiapkan materi pelaksanaan pelatihan implementasi
Kurikulum 2013;
c. Melakukan sosialisasi kegiatan pelatihan dan pendampingan
implementasi Kurikulum 2013;
d. Melaksanakan pelatihan Instruktur Nasional;
e. Melaksanakan pelatihan Instruktur Provinsi;
f. Melakukan penjaminan kualitas pelaksanaan pelatihan
implementasi Kurikulum 2013 baik pelatihan Instruktur
Nasional, pelatihan Instruktur Provinsi, pelatihan Instruktur
Kabupaten/Kota,
pelatihan
Sekolah
Sasaran,
maupun
pelaksanaan pendampingan;
g. Menetapkan kuota pelaksana K13 di setiap Kabupaten/Kota
dan menetapkan SMP pelaksana K13 di setiap Kabupaten/Kota
dengan
memperhatikan
usulan
Dinas
Pendidikan
Kabupaten/Kota;
h. Menetapkan SMP Induk Kluster;
22
23
materi pelatihan;
metode/aktivitas pelatihan;
waktu pelaksanaan dan durasi pelatihan;
instruktur;
peserta;
pendanaan;
akomodasi dan konsumsi; dan
manajemen.
monitoring
e. Waktu pelaksanaan
Monitoring dilaksanakan
berlangsung.
pada
saat
pelatihan
sedang
27
BAB III
PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI K13
A. Konsep Dasar Pendampingan Implementasi K13
1. Pengertian pendampingan
Pendampingan pelaksanaan kurikulum adalah pemberian
bantuan teknis operasional perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelaksanaan kurikulum kepada sekolah (terutama guru
dan
kepala
sekolah)
yang
diberikan
oleh
Instruktur
Kabupaten/Kota (Tim Pengembang Kurikulum Kabupaten/Kota)
yang datang langsung ke sekolah induk kluster dan sekolah
imbas.
2. Tujuan pendampingan
Sasaran utama pendampingan adalah guru mata pelajaran dan
kepala sekolah. Bagi guru, tujuan utamanya adalah bahwa guru
meningkat keterampilan operasionalnya dalam:
a. menyusun RPP;
b. menyusun instrumen penilaian;
c. melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik,
problem-based learning, project-based learning, dan
discovery learning dengan integrasi penumbuhan budi
pekerti;
d. melaksanakan penilaian dan mengelola hasil penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan; dan
e. menyelesaikan hambatan-hambatan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian.
Sementara itu, bagi kepala sekolah, diharapkan
meningkat keterampilan praktiknya dalam:
mereka
28
3. Prinsip-prinsip pendampingan
Pendampingan pelaksanaan kurikulum diberikan oleh Instruktur
Kabupaten/Kota dengan prinsip-prinsip berikut:
a. Profesional,
yaitu
instruktur
memiliki
kompetensi
(penguasaan mengenai pelaksanaan kurikulum) yang
memadai dan memberikan pendampingan dengan baik;
b. Berdasarkan kebutuhan, yaitu aspek-aspek pendampingan
adalah butir-butir yang guru atau kepala sekolah secara riil
perlu memperoleh asistensi praktis;
c. Integral, yaitu aspek-aspek dan aktivitas pendampingan
memfasilitasi guru dan kepala sekolah mengimplementasikan
K13 secara utuh;
d. Kolegial, yaitu hubungan kesejawatan antara instruktur,
guru, dan kepala sekolah; dan
e. Berkelanjutan, yaitu bahwa pendampingan pelaksanaan
kurikulum dilanjutkan oleh sekolah sendiri melalui mekanisme
yang dikembangkannya.
B. Strategi, Materi, dan Aktivitas Pendampingan K13
1. Strategi
Pendampingan implementasi K13 pada jenjang dilaksanakan
dengan strategi kegiatan IN dan kegiatan ON. Baik
pendampingan IN maupun ON masing-masing diberikan 3 (tiga)
kali dengan @ pendampingan 1 (satu) hari @ hari 7 jam
pelatihan. Berikut adalah urutan pelaksanaan pemberian
pendampingan IN dan ON:
IN 1 ON 1 IN 2 ON 2 IN 3 ON 3
2. Pendampingan IN
a. Pengertian
Pendampingan IN adalah asistensi implementasi Kurikulum
2013 yang diberikan kepada guru dan kepala sekolah (sebagai
wakil guru mata pelajaran yang diampunya) pada semua
sekolah dalam satu kluster secara klasikal di induk kluster.
29
b. Peserta
Peserta pendampingan IN sekurang-kurangnya sama dengan
peserta
pelatihan
sekolah
sasaran.
Jumlah
peserta
pendampingan IN dari setiap sekolah minimal 11 orang yang
terdiri dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn,
Matematika, IPA, Bahasa Inggris, IPS, Seni Budaya,
Penjasorkes, Prakarya, Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti (@ 1 orang) dan 1 (satu) orang guru Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Katolik
dan Budi Pekerti, Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti,
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti, ATAU Pendidikan
Agama Konghucu dan Budi Pekerti. Guru Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti selain Islam yang dikirim adalah yang
peserta didiknya paling banyak di sekolah yang bersangkutan.
Salah satu dari 11 peserta tersebut adalah kepala sekolah
yang mewakili guru mata pelajaran yang diampunya sesuai
dengan latar belakang pendidikannya.
c. Instruktur
Instruktur pendampingan IN adalah Instruktur Kabupaten/Kota
(TPK Kabupaten/Kota) yang telah mengikuti pelatihan
Instruktur Kabupaten/Kota dengan nilai sekurang-kurangnya
BAIK.
d. Materi dan aktivitas
Materi (fokus) pendampingan IN 1, IN 2, dan IN 3 adalah
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian sebagaimana
disajikan pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, dan Tabel 3.3.
Tabel 3.1: Struktur Program Pendampingan IN 1
No.
Materi
JP
1.
2.
3.
4.
30
JUMLAH
Materi
JP
1.
2.
3.
4.
JUMLAH
Materi
JP
1.
2.
3.
4.
JUMLAH
e. Output
Produk yang diharapkan dihasilkan dari Pendampingan IN
disajikan dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4: Output Pendampingan IN
No.
1.
Pendam
Output
-pingan
IN 1
1. RPP untuk dilaksanakan pada ON 1;
31
2.
IN 2
3.
IN 3
2.
3.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
f. Pelaksana
Pelaksana pendampingan IN adalah Sekolah Induk yaitu oleh
panitia pelaksana yang dibentuk melalui rapat pembentukan
panitia pelaksana pendampingan IN yang dihadiri oleh semua
kepala sekolah dalam satu kluster, wakil kepala sekolah
sekolah induk, dan para guru serta kepala dan staf TU sekolah
induk.
Struktur panitia pelaksana pendampingan IN adalah sebagai
berikut:
Penanggungjawab
Ketua
Sekretaris
rapat
Bendahara
Seksi akademik
Seksi sarpras
Seksi konsumsi
Materi
JP*
1.
2.
3.
4.
33
2
2
7
34
Materi
JP*
1.
2.
3.
4.
JUMLAH
2
2
7
Materi
JP*
1.
2.
3.
4.
JUMLAH
2
2
7
e. Output Pendampingan ON
Produk yang diharapkan dihasilkan dari Pendampingan ON 1
dan ON 2 disajikan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8: Output Pendampingan ON
No.
1.
2.
3.
Pendam
-pingan
ON 1 1.
2.
4.
ON 2 1.
2.
3.
ON 3 1.
Output
Umpan balik pembelajaran;
Umpan balik penilaian;
RPP dan instrumen penilian yang telah direvisi.
Umpan balik pembelajaran;
Umpan balik penilaian;
Contoh pengolahan nilai.
Umpan balik pembelajaran;
35
f. Pelaksana Pendampingan ON
Pelaksana pendampingan ON adalah Sekolah Imbas yaitu oleh
panitia pelaksana yang dibentuk melalui rapat pembentukan
panitia pelaksana pendampingan ON yang dihadiri oleh
kepala sekolah semua wakil kepala sekolah, dan para guru
serta kepala dan staf TU.
Struktur panitia pelaksana pendampingan ON adalah sebagai
berikut:
Penanggungjawab
Ketua
Sekretaris
rapat
Bendahara
Seksi akademik
Seksi sarpras
Seksi konsumsi
NAMA LPMP
LPMP
LPMP
LPMP
LPMP
LPMP
LPMP
LPMP
LPMP
LPMP
GORONTALO
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
D.I.YOGYAKARTA
JAWA TIMUR
BALI
BENGKULU
BANTEN
37
@ BANTUAN
PEMERINTAH *
38
40
fokus pendampingan;
metode/aktivitas pendampingan;
waktu pelaksanaan dan durasi pendampingan;
instruktur;
peserta;
pendanaan;
konsumsi; dan
manajemen.
41
d. Pelaksana
Pelaksana monitoring pelaksanaan pendampingan adalah:
1) Direktorat
PSMP
untuk
monitoring
pengelolaan
pendampingan oleh LPMP dan pelaksanaan pendampingan
di sekolah induk dan sekolah imbas;
2) Dinas Pendidikan Provinsi untuk monitoring pelaksanaan
pendampingan di sekolah induk dan sekolah imbas;
3) LPMP untuk monitoring pelaksanaan pendampingan di
sekolah induk dan sekolah imbas; dan
4) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk monitoring
pelaksanaan pendampingan di sekolah induk dan sekolah
imbas.
e. Waktu pelaksanaan
Monitoring dilaksanakan pada saat pendampingan sedang
berlangsung.
2. Evaluasi pelaksaaan pendampingan
a. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya evaluasi pelaksanaan pelatihan
adalah:
1) mengetahui apakah pendampingan telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan;
2) mengetahui kesesuaian desain (terutama tujuan, fokus,
metode, durasi) pendampingan dengan kebutuhan guru
dan kepala sekolah;
3) mengetahui tingkat ketercapaian tujuan pendampingan;
4) mengidentifikasi kelebihan-kelebihan pendampingan yang
telah dilaksanakan untuk; dan
5) mengidentifikasi kekurangan-kekurangan pendampingan
yang telah dilaksanakan.
b. Cakupan/aspek
Aspek-aspek yang dicakup dalam evaluasi
pendampingan sekurang-kurangnya meliputi:
1) kesesuaian tujuan pendampingan;
2) kesesuaian fokus pendampingan;
3) kesesuaian metode/aktivitas pendampingan;
42
pelaksanaan
pelaksana
4. Sanksi
Sanksi terhadap penyelenggaraan pendampingan yang tidak
sesuai dengan ketentuan akan dijatuhkan oleh aparat/pejabat
yang berwenang. Sanksi kepada oknum yang melakukan
pelanggaran dapat diberikan dalam berbagai bentuk sesuai
tingkat keseriusan pelanggaran. Berikut adalah beberapa contoh
sanksi yang dapat diberikan:
a. Penerapan sanksi kepegawaian sesuai dengan peraturan dan
undang-undang yang berlaku (pemberhentian, penurunan
pangkat, mutasi kerja).
b. Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi, yaitu
dana yang terbukti disalahgunakan agar dikembalikan kepada
kas negara.
c. Penerapan proses hukum, yaitu mulai proses penyelidikan,
penyidikan dan proses peradilan bagi pihak yang diduga atau
terbukti melakukan penyimpangan dana.
d. Pemblokiran dana dan penghentian sementara seluruh
bantuan pendidikan yang bersumber dari APBN pada tahun
berikutnya kepada LPMP dan sekolah bilamana terbukti
pelanggaran tersebut dilakukan secara sengaja dan tersistem
untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok, atau
golongan.
5. Layanan informasi
Layanan informasi dan aduan ditangani oleh:
a. Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan
alamat:
Subdit Pembelajaran, Dit.PSMP, Telp. 021 5725685, 57900083,
57900342
b. LPMP setempat;
c. Dinas Pendidikan Provinsi setempat ;
e. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat.
44
BAB IV PENUTUP
Implementasi Kurikulum 2013 memerlukan keterlibatan semua unsur sekolah
untuk saling mendukung dan berperan serta sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya masing-masing. Agar pelaksanaan Kurikulum 2013 sesuai dengan
kebijakan dan konsep yang diinginkan maka guru yang telah dilatih perlu
mendapatkan pendampingan dalam mengimplementasikan hasil pelatihan.
Melalui pendampingan akan terjadi interaksi dan kolaborasi antara
pendamping dan yang didampingi untuk saling berbagi melaksanakan
Kurikulum 2013. Interaksi tersebut diharapkan mampu memperkuat
pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah.
Keberhasilan pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013
tahun 2016 sangat dipengaruhi oleh kualitas proses pelaksanaan mulai dari
persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi dan pelaporan. Oleh karena
itu, agar pelatihan dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 di SMP
dapat terlaksana sesuai tujuan diperlukan adanya komitmen dari seluruh
pihak yang terkait baik unsur pusat, LPMP, provinsi, kabupaten/kota, SMP
Induk Klaster, maupun sekolah imbas untuk bersama-sama mengupayakan
keberhasilan
keseluruhan
kegiatan
pelatihan
dan
pendampingan
implementasi Kurikulum 2013, sesuai
dengan
tugas,
fungsi
dan
kewenangan masing-masing.
Melalui panduan ini diharapkan semua pihak yang terkait dengan pelatihan
dan pendampingan implementasi Kurikulum 2013 dapat melaksanakan tugas
dan perannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. SMP Induk Klaster dan
sekolah imbas dapat mengembangkan lebih lanjut kegiatan pendampingan
sesuai dengan kebutuhannya dengan tetap mengikuti rambu-rambu yang
ada dalam panduan ini. Bila menemukan permasalahan ataupun pertanyaan
yang terkait dengan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dapat
menghubungi Tim Kurikulum LPMP setempat dan/atau Direktorat Pembinaan
SMP melalui Subdit Kurikulum di nomor telepon 021- 57900083.
45