Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN EKSPERIMEN 12

Tentang

Gerhana Matahari dan Bulan

Disusun Oleh:

Adisha Ade Insani Laura 1814070006

Fuji Santika 1814070014

Fitri Yunisa 1814070035

Dosen Pembimbing:

Dwi Nur Umi Rahmawati, M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1441 H/2020 M
LAPORAN KEGIATAN EKSPERIMEN 8

A. Judul Eksperimen : Gerhana Matahari dan Bulan


B. Tujuan : Mempelajari peristiwa terjadinya gerhana bulan
dan matahari
C. Alat dn Bahan :
1. Bola ping pong
2. Statis berkawat runcing 3 buah
3. Bola plastik dengan diameter 10cm
4. Lampu senter
5. Spidol

D. Teori Dasar
Gerhana Bulan terjadi ketika kedudukan bulan, bumi, dan Matahari
membentuk garis lurus. Pada waktu gerhana bulan, cahaya matahari yang seharusnya
diterima bulan terhalangi bumi, sehingga bulan berada dalam bayang-bayang bumi.
Sedangkan Gerhana matahari terjadi ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan
Matahari, sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan
lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena
Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat
dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Gerhana matahari ada 3 jenis, yaitu :
a. Gerhana Matahari total
Jika matahari tertutup seluruhnya oleh Bulan, berarti itu disebut gerhana
matahari total (GMT). Pada GMT piringan matahari sama sekali tidak terlihat.
Yang terlihat hanyalah bagian matahari yang disebut Korona.

b. Gerhana matahari sebagian


Jika matahari tertutup sebagian saja namun seluruh bulan ada di depan
matahari maka matahari akan tampak seperti cincin maka gerhana jenis ini
dinamakan Gerhana Matahari Cincin (GMC)
c. Gerhana matahari cincin
Apabila Matahari tertutup sebagian saja, dan tidak seluruh bulan berada di
depan matahari berarti disebut Gerhana Matahari Sebagian (GMS) atau
disebut juga Gerhana Matahari Penumbra.

 Penyebab terjadinya gerhana Matahari


Matahari laksana bola api raksasa yang memancarkan sinar sangat
tajam. Karena Bulan disinari oleh Matahari maka akan terbentuk bayangan
utama bulan yang berbentuk kerucut. Bayangan utama ini dinamakan umbra.
Di samping umbra terbentuk juga bayangan tambahan yang dinamakan
penumbra. Apabila umbra atau penumbra tersebut mengenai Bumi maka
terjadilah gerhana Matahari.

Beberapa faktor yang memengaruhi gerhana Matahari

1. Pengaruh jarak
Lintasan Bumi mengelilingi Matahari tidak berbentuk lingkaran
melainkan berbentuk lonjong (elips). Demikian juga lintasan Bulan dalam
mengitari Bumi. Hal ini mengakibatkan jarak Bumi dengan Matahari
begitu juga Bumi dengan Bulan senantiasa berubah. Akan ada jarak
terdekat Bumi dengan Matahari dan jarak terjauh Bumi dengan Matahari.
Akan ada juga jarak terdekat Bumi dengan Bulan dan jarak terjauh Bumi
dengan Bulan.
2. Pengaruh perbedaan bidang lintasan
Walaupun Bulan berada di antara Bumi dan Matahari sebulan sekali
(tiap bulan baru) namun tidak tiap bulan terjadi gerhana Matahari. Dalam
setahun biasanya hanya terjadi 2 kali gerhana Matahari. Mengapa
demikian? Bumi mengelilingi Matahari dalam sebuah bidang. Bulan pun
mengelilingi Bumi dalam sebuah bidang. Ternyata bidang lintasan Bumi
mengelilingi Matahari tidak berimpit dengan bidang lintasan Bulan
mengelilingi Bumi tetapi berselisih sekitar 5 derajat.

 Penyebab terjadinya gerhana Bulan


Sama dengan yang terjadi pada peristiwa gerhana Matahari, ketika
Bumi berada di hadapan Matahari terbentuk bayangan Bumi yang terdiri dari
umbra dan penumbra.
Berbeda dengan ukuran umbra Bulan pada gerhana Matahari yang
amat kecil dibanding ukuran Bumi, umbra Bumi pada gerhana Bulan dapat
meliputi Bulan seluruhnya. Akibatnya, apabila pada gerhana Matahari kita
hanya bisa menikmati GMT tidak lebih dari 8 menit, pada GBT kita bisa
menikmatinya hingga lebih dari satu jam—tergantung dari seberapa dekat
Bulan dari pusat umbra.
Sekitar 35% dari semua gerhana Bulan adalah GBP yang sangat sukar
diamati meskipun dengan menggunakan teropong, sekitar 30% adalah GBS
yang mudah diamati dengan mata telanjang, selebihnya adalah GBT yang juga
mudah terlihat dengan mata telanjang. Perhatikan bahwa berbeda dengan
gerhana Matahari di mana hanya kita yang berada di jalur umbra yang bisa
menyaksikan GMT, pada gerhana Bulan kita semua yang mengalami malam
hari saat terjadinya gerhana dapat menyaksikan GBT.

 Beberapa faktor yang memengaruhi gerhana Bulan


1. Pengaruh jarak
Lain halnya dengan gerhana Matahari di mana variasi jarak
Bumi-Matahari dan Bumi-Bulan berpengaruh pada jenis gerhana,
pada gerhana Bulan variasi tadi hanya memengaruhi ukuran umbra
maupun penumbra Bumi yang dilintasi Bulan. Hal ini berpengaruh
pada durasi (lama) gerhana. Jika Bumi berada di jarak terdekatnya
dengan Matahari sedang Bulan berada di jarak terjauhnya dari Bumi
dan Bulan melintas tepat di tengah-tengah umbra maka gerhana
Bulan yang terjadi dipastikan lebih lama daripada gerhana-gerhana
pada kondisi jarak yang lain.
2. Pengaruh perbedaan bidang lintasan
Sama halnya dengan gerhana Matahari, perbedaan bidang
lintasan mengakibatkan gerhana Bulan tidak terjadi di tiap purnama.
Faktanya gerhana Bulan biasanya hanya terjadi 2 kali dalam setahun.

E. Prosedur Eksperimen
a. Beri nama bulan pada bola pingpong, matahari pada senter dan bumi pada
bola plastik.
b. Masing-masing alat ataua bahan diatur pada sebuah garis lurus dengan posisi
diurutkan dan tegak dari kiri matahari, bumi dan bula dengan cara diurutkan
dan dikaitkan pada statis berkawat runcing.
c. Alat/bahan tersebut disusun dalam ruang gelap.
d. Senter/matahari dinyalakan
e. Amati bayangan yang dihasilkan.

F. Hasil Eksperimen

1. Hasil pengamatan

2. Analisis Data
Ketika senter dinyalakan, cahaya yang terpancar dari senter ke bola tenis
tertutup oleh bola pingpong. Akibatnya, ada bagian dari bola tenis yang tertutup oleh
bayangan bola pingpong. Saat bola pingpong digerakkan ke kiri dan ke kanan, bentuk
bayangan yang ada pada bola tenis akan tampak berubah-ubah.

G. Pembahasan
1. Konsep dan hasil Penelitian
a. Gerhana Bulan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
 Gerhana bulan total dibagi menjadi 2 yaitu:
- Gerhana bulan total negatif: Pada gerhana ini, bulan akan tepat berada
pada daerah NTT dan warna bulan menjadi merah tetapi tidak rata.
- Gerhana bulan total positif: Pada gerhana ini, bulan melalui titik pusat
daerah umbra dan warna bulan menjadi merah merata.
 Gerhana bulan sebagian
Pada gerhana ini, bumi tidak seluruhnya menghalangi bulan dari sinar
matahari. Sedangkan sebagian permukaan bulan yang lain berada di daerah
penumbra. Sehingga masih ada sebagian sinar Matahari yang sampai ke
permukaan bulan.
 Gerhana bulan penumbra
Pada gerhana ini, seluruh bagian bulan berada di bagian penumbra. Sehingga
bulan masih dapat terlihat dengan warna yang suram.
Gerhana Bulan dapat dibagi menjadi tiga yaitu: Eksperimen yang dilakukan
menggambarkan proses terjadinya gerhana matahari. Cahaya seter diumpamakan
sbagai sinar matahari, bola pingpong sebagai bulan, dan bola tenis. Saat gerhana
matahati, bulan berada di antara bumi dan matahari, sehingga sebagian sinar
matahari ke permukaan bumi tertutup oleh bulan. Terdapat empat jenis gerhana
matahari, yaitu gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, gerhana
matahari cincin, dan gerhana matahari hibrida.

2. Unsur Integritas
Allah berfirman dalam Q.S Al Fushilat ayat 37 yang berbunyi :
‫َوِم ْن آَياِتِه الَّلْيُل َو الَّنَهاُر َو الَّش ْم ُس َو اْلَقَم ُرۚ اَل َتْسُجُدوا ِللَّش ْم ِس َو اَل ِلْلَقَم ِر َو اْسُجُدوا ِهَّلِل اَّلِذ ي َخ َلَقُهَّن ِإْن ُكْنُتْم ِإَّياُه َتْعُبُد وَن‬
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari
dan bulan. Janganlah sujud (sembah) matahari maupun bulan, tapi bersujudlah
kepada Allah Yang menciptakannya, jika memang kalian beribadah hanya
kepada-Nya.
Fenomena terjadinya siang dan malam tersebut merupakan suatu tanda
kebesaran Allah SWT sebagai pencipta langit dan bumi. Terjadinya siang dan
malam memberi pelajaran terkait kebesaran Allah SWT yang dibuktikan lewat
sains.

Selain terjadinya siang dan malam, kebesaran Allah SWT juga dibuktikan
melalui terjadinya gerhana matahari cincin. Di masa Rasulullah SAW, persisnya
pada 27 Januari 632 Masehi atau menjelang awal Zulkaidah tahun 10 Hijriyah
juga pernah terjadi gerhana matahari cincin.
Peristiwa itu terjadi hanya beberapa saat setelah pemakaman Ibrahim,
putra Rasulullah. Masyarakat Madinah kala itu mengira gerhana matahari cincin
terjadi sebagai akibat dari wafatnya putra Rasulullah.
Maka kemudian Rasulullah meluruskan anggapan tersebut. Gerhana
matahari cincin terjadi karena kuasa Allah SWT, bukan karena ada kematian,
kelahiran atau dimakan makhluk tertentu. Dalam hadits Abu Burdah dari Abu
Musa Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:

"Gerhana ini adalah tanda-tanda dari Allah, bukan disebabkan karena


kematian atau kelahiran seseorang. Namun gerhana ini terjadi supaya Allah
menakuti hamba-hamba-Nya. Apabila kalian melihat sesuatu dari gerhana, maka
takutlah dan bersegeralah berdzikir kepada Allah, berdoa, dan memohon
ampunan-Nya."

3. Unsur Etnosains
Gerhana adalah fenomena alam, tetapi dalam sejarahnya sering dianggap
sebagai pertanda atau firasat, dan dapat memicu rasa takut karena matahari
tampak hilang dan langit menjadi gelap secara tiba-tiba. Karena tempat dan waktu
gerhana matahari masa lalu dapat diketahui melalui perhitungan astronomi,
catatan sejarah mengenai gerhana (misal Gerhana Matahari Asyur)
memungkinkan sejarawan mengetahui dengan pasti tanggal sebagian peristiwa
masa lalu dan memperkirakan tanggal atau tahun peristiwa-peristiwa terkait.
Perubahan posisi rasi bintang saat terjadi saat gerhana matahari Mei 1919
digunakan sebagai salah satu bukti teori relativitas umum Albert Einstein.
Mengamati gerhana matahari secara langsung dapat membahayakan mata,
karena di luar fase gerhana total radiasi dari matahari akan langsung memancar ke
retina dan mengakibatkan kerusakan permanen. Untuk mengamati gerhana
matahari dengan aman, digunakan filter tertentu untuk melindungi mata, atau
mengamatinya secara tidak langsung, misalnya dengan memproyeksikannya ke
sebuah layar kertas menggunakan kamera lubang jarum, teropong, atau teleskop
kecil.

H. Kesimpulan
Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan
matahari sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari di langit
bumi. Berdasarkan cara tertutupnya matahari, terdapat empat jenis gerhana matahari:
gerhana matahari total, gerhana matahari cincin, gerhana matahari sebagian. Begitu
juga pada gerhana Bulan.

I. Daftar Pustaka
Rumanta, M. (2019). Praktikum IPA di SD. Jakarta: PT. Prata Sejati Mandiri.
Aslizar. Hafal Mahir Materi IPA SD/MI 4,5,6. Jakarta : Grasindo.
Wijaya,Agung. IPA Terpadu IX B Untuk SMP dan Mts. Jakarta : PT Grasindo
https://inet.detik.com/science/d-4836408/gerhana-matahari-cincin-begini-
penjelasannya-dalam-al-quran-dan-hadits.

Anda mungkin juga menyukai