Fikih Gerhana
Nama:aulia azli
Nim:2017140163
kATA PENGANTAR………………………………………. ………i
DAFTAR ISI………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..3
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………….
BAB I
FIQIH GERHANA
A. latar belakang
Definisi ini menjelaskan bahwa gerhana, dilihat dari segi bahasa, tidak
cahaya dari sumbernya oleh benda lain. Namun jika definisi gerhana dikaitkan
berkutat pada dua hal, yaitu gerhana Matahari dan gerhana Bulan.
menggunakan kata
yang berarti menutupi. Fenomena ini juga dikenal
4
dengan sebutan ijtima’ atau conjungtion (konjungsi).
awal Bulan qamariah. Oleh karenanya, gerhana Matahari selalu terjadi pada
akhir Bulan qamariah atau pada saat Bulan memasuki fase muhaq (: Bulan
mati). Meskipun ijtima’ selalu terjadi setiap Bulan, namun posisi Bulan tidak
selalu tepat sejajar dengan Matahari dan Bumi, terkadang berada di atas
5
atau di bawah Bumi. Hal ini menyebabkan gerhana Matahari tidak terjadi
total atau total solar eclipse) . Gerhana initerjadi ketika posisi Bumi-Bulan-
Matahari berada pada posisi sejajar serta Bulan dan Bumi
berada pada jarak yang dekatsehingga bayangan kerucut (umbra) Bulan dapat
7
menyentuh permukaan Bumi.
407.100 km.Diameter wilayah yang dapat dijangkau oleh umbra atau luas
daerah yang mengalami gerhana Matahari total tidak akan lebih dari 268,7
8
km. Perhatikan gambar berikut:
C. MACAM – MACAM GERHANA
Kedua adalah gerhana Matahari atau annular solar eclipse). Posisi
gerhana Matahari total. Namun, posisi Bulan dan Bumi berada pada jarak
yang cukup jauh (apogee) sehingga bayangan kerucut Bulan tidak bisa
keluar dari piringan Matahari. Posisi ini adalah waktu akhir total.
4. Kontak keempat adalah ketika seluruh piringan Bulan sudah keluar dari
piringan Matahari. Posisi ini adalah waktu gerhana berakhir. Jarak waktu
12
lurus. Akibatnya, bayangan umbra tidak sampai ke Bumi. Bumi hanya terkena
sebelah utara atau selatannya. Gerhana Matahari sebagian juga bisa terlihat
14
20
diameternya bisa mencapai 9100 km.
21
Gerhana Bulan total akan mengalami empat kali kontak, yaitu:
keluar dari bayangan inti Bumi. Posisi ini adalah waktu akhir total.
4. Kontak keempat adalah ketika seluruh piringan Bulan sudah keluar dari
2. Kontak kedua adalah ketika seluruh piringan Bulan sudah keluar dari
dan berdo’a ketika terjadi gerhana adalah sunah. Namun tidak jarang yang
b. Selesai Gerhana
d. Warna Gerhana
sebagai berikut:
dimaksud.
d. Jumlahkan ketiga data tersebut. Jika hasilnya lebih dari 360, maka
rukyat dalam penentuan awal Bulan. Dalam penentuan awal Bulan, terdapat
banyak kriteria seperti mathla’, tinggi hilal, ufuk, dan lain sebagainya yang
gerhana juga metode rukyat dan hisab sudah memiliki sinkronisasi yang
berbeda antara satu metode dengan metode lainnya, namun hal tersebut
42
umat sepe rti yang terjadi dalam penentuan awal Bulan.
tentunya tidak akan lepas dari shalat gerhana.Para ulama telah sepakat,
riwayat al-Syaikhan:
Namun mereka masih berbeda pendapat dalam hal sifatnya, bacaannya, waktu
atau tidak. Perbedaan yang lain adalah apakah shalat gerhana Bulan sama
46
ulama tentang shalat gerhana:
rakaat dan terdapat dua ruku’ pada setiap rakaatnya . Namun mereka
membolehkan dua rakaat seperti halnya shalat sunah lainya. Abu Hanifah
rakaat seperti shalat ‘id dan shalat jum’at. Pendap at lain ada yang
menyatakan bahwa shalat khusuf bisa dilaksanakan dua rakaat dengan dua
ruku, dua rakaat dengan tiga ruku’, dan dua rakaat dengan empat
ruku’. Bahkan Abu Dawud membolehkan shalat gerhana Matahari
o
mencapai satu tumbak (± 4 30’) sampai waktu zawal dan tidak
shalat ’id dan jum’at. Bahkan, dia berpendapat bahwa khutbah tetap
shalat gerhana Bulan sama dengan tata cara shalat gerhana Matahari,
seperti yang dikutip Ahmad Ghazali dalam kitab Irsyadul Murid, menyatakan
47
apabila terjadi mendung atau tertutup awan, sedangkan perhitungan qath’i
perhitungan tersebut. Lain halnya apabila seseorang ragu, karena tertutup awan
atau mendung, apakah gerhana sudah berakhir atau belum. Mengenai hal ini