1
kegelapan warna bulan purnama. Warna bulan pada lokasi pengamatan saat GBT
bergantung pada beberapa faktor seperti banyaknya kandungan uap air, polutan udara
sebagai hasil pembakaran, asap pabrik atau asap kendaraan bermotor; dan debu atau abu
letusan gunung berapi. Ketika kandungan material tersebut semakin banyak maka bulan
akan tampak semakin gelap.
Kata ‘eclipse’ (gerhana) berhasal dari bahasa Yunani yaitu ekleipsis yang berarti
peninggalan atau pelalaian. Gerhana merupakan kejadian astronomi yang berlaku apabila
satu objek astronomi bergerak kedalam baying-bayang objek astronomi yang lain.
Kemungkinan gerhana terjadi, yaitu pada bulan baru (new moon) dan bulan purnama (full
moon). Pada bulan baru, bulan terletak diantara matahari dan bumi, sedangkan pada bulan
purnama, bumi terletak diantara bulan dan matahari. Kejadian gerhana disebabkan oleh
bayangan bumi dan bulan yang besar sekali. Kedua benda langit itu gelap. Oleh karena
itu, ketika kedua benda ini diterangi oleh matahari, masing-masing mempunyai bayangan
yang menjulur kedalam ruang angkasa jauh dari matahari. Bayangan yang terbentuk oleh
bumi atau bulan mempunyai beberapa bagian.
Terdapat suatu daerah bayangan sempurna yang dikenal sebagai umbra (dari bahasa
latin ayang artinya bayangan). Karena bumi maupun bulan lebih kecil dari matahari,
umbra masing-masing berbentuk kerucut. Umbra ini berkurang diameternya semakin
bayangan ini menjulur lebih jauh kedalam ruang angkasa sampai akhirnya bayangan ini
tiba pada suatu titik. Sekeliling kerucut bayangan sempurna terdapat suatu daerah
bayangan sebagian yang disebut penumbra (bahasa latin untuk ‘hampir suatu bayangan’).
Setiap objek dalam penumbra ini menerima cahaya dari suatu bagian sisi matahari. Jika
garis-garis yang membatasi daerah kerucut bayangan sempurna diperpanjang kea rah luar,
akan terbentuk suatu kerucut terbalik. Kerucut terbalik ini disebut umbra negative. Tidak
sulit untuk menghitung panjang umbra bumi dan umbra bulan.
Perlu diingat bahwa diameter matahari, bumi, bulan adalah factor-faktor yang tetap.
Sedangkan jarak antara bumi dan matahari serta jarak bulan dengan matahari selalu
berubah, oleh karena itu panjang umbra bumi atau umbra bulan berubah-ubah. Panjang
rata-rata umbra bumi kira-kira 1.400.000 km, sedangkan panjang rata-rata umbra bulan
kira-kira 375.000 km. Bidang orbit bulan mengitari bumi tidak sejajar dengan bidang
orbit bumi mengitari matahari (bidang ecliptika) melainkan membentuk sudut (inklinasi)
sekitar 5 derajat (gambar 2). Penamaan bidang orbit bumi sebagaim ekliptika juga tidak
terlepas dari fakta bahwa gerhana hanya terjadi ketika bulan melintasi bidang ini. Karena
kedua bidang orbit membentuk sudut, terdapat dua titik potong yang disebut sebagai
simpul (node). Disebut simpul naik (ascending node) bila dilalui bulan dari selatan
ekliptika menuju ke utara dan disebut simpul turun (descending node) bila sebaliknya. 5 o
Bumi Bulan Orbit Bulan Orbit Bumi Matahari Garis khayal yang menghubungkan kedua
simpul tersebut, garis ini bergerak ke arah barat ekliptika sekitar 19 derajat per tahun.
Fenomena bergeraknya garis simpul ini disebut regresi.
Karena kemiringan orbit tersebutlah bulan menghabiskan sebagian besar waktunya
sederajat diatas ekliptika atau dibawah ekliptika. Itulah mengapa meskipun berada pada
fase bulan baru tapi bulan berada diatas atau ekliptika, bayangannya tidak akan jatuh ke
permukaan bumi sehingga tidak terjadi gerhana matahari. Demikian pula fase bulan
penuh, bila bulan berada diatas atau dibawah ekliptika, tidak terjadi gerhana bulan.
2
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mencari ada tidaknya pengaruh
gerhana bulan terhadap kehidupan di muka bumi.
1.4 MANFAAT
Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat digunakan oleh
pembaca untuk mengetahui tentang proses, jenis, dan dampak dalam fenomena gerhana
bulan.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4
Kemudian bagian kedua adalah umbra ini merupakan daerah gelap atau bayangan inti.
Karena Matahari lebih besar membentuk kerucut yang bayangannya menyebar keluar
angkasa. Pada satu kalender setidaknya terjadi 2 gerhana. Biasanya yang paling banyak
terjadi adalah gerhan Matahari, namun sebaliknya , gerhana bulan dalam satu kalender
hanya terjadi 2-3 kali dalam setahun atau bahkan tidak terjad sama sekali. Hal ini
dikarenakan bahwa titik simpul orbit bulan dan orbit bumi ada dua jenis yaitu:
2.1.1 Titik simpul naik Yaitu titik yang tidak dilalui Bulan ketika bergerak dari selatan
ekliptika.
2.2.2 Titik simpul turun Yaitu titik yang dilalui bulan ketika bergerak dari utara
ekliptika menuju ke selatan ekliptika.
Periode dimana selama matahari dekat dengan titik simpul dinamakan dengan musim
gerhana dan setiap tahun ada 2 musim gerhana. Musim gerhana ini berjalrak 6 bulan
yang dikarenakn bergersernya titik simpul sebesar 19 derajat per tahun kearah barat.
Sehingga musim terjadi dengan interval yang lebih pendek dari 6 bulan yaitu 173.3 hari.
Dan 2 musim gerhana ini akan menyusun sebuah tahun gerhana dengan lama 346.6 hari.
Tahun gerhana memiliki panjang hari lebih pendek daripada tahun kalender masehi.
Gerhana yang dipisahkan oleh 233 bulan sinodis akan mempunyai karakteristik yang
sama. hal ini disbebkan bulan sinodis sama dengan kurang lebih 19 tahun gerhana dimana
kedua nya hanya terpaut 11 jam, arinya pada 34 selang periode saros bulan akan kembali
ke fase yang sama dan titik simpul yang sama juga. Dampak dari periode saros ini adalah
panjang hari memiliki pecahan sebesar 1/3 hari atau setara dengan 8 jam. Sehingga pada
saat gerhana berikutnya yang suda terpisah oleh satu periode saros, bumi telah berputar
selama 1/3 hari. Karena itu, lintasan gerhana akan bergeser 120º ke arah barat. Uniknya
tiap 3 periode saros (54 tahun 34 hari) gerhana dapat diamati di geografi yang sama.
namun seri saros ini tidak bertahan lama, karena periode saros lebih pendek ½ hari dari
19 tahun gerhana. Akibatnya titik simpul sartu periode saros akan bergeser 05º sehingga
jarak simpul sudah demikian jauh dari matahari ataupun bulan dan tidak memunkinkan
lagi terjadinya gerhana.28 Seri saros gerhana bulan akan dimuali atau lahir ketika bulan
purnama dengan jarak bulan sebesar 16.5º disebelah timur titik simpul. Ketika saros
terjadi maka gerhana bulan yang terjadi sebagai berikut:
1. Gerhana purnama yang terjadi adalah penumbra (semu) yang akan diikuti gerhana
bulan penumbra yang kainnya dengan jumlah sekitar 7- 15 gerhana penumbra. Dari
gerhana bulan penumbra ke gerhana bulan penumbra lainnya magnitudo Bulan akan
semakin besar sedikt demi sedikit. Hal ini disebakan satu periode saros lebih pendek
dri 19 tahun gerhana, ini mengakibatkan setelah satu periode saros titik simpul akan
5
bergeser ke timur sebesar 0.5º yang secara otomatis akan menggeser magnitude
gerhana penumbra berikutnya samapai bulan mendekati penumbra Bumi.
2. Berikutnya akan terjadi 10-29 gerhan parsial dengan magnitudo yang semakin
besar, hingga ahirnya seluruh piringan Bulan akan masuk ke wilayah bayangan umbra
bumi
3. Akan terjadi 12-30 gerhana bulan total yang diikuti dengan bertambahnya jarak
bulan kea rah barat dari pusat bayangan bumi
4. Akan diikuti 10-20 gerhana bulan parsial, dalam gerahan ini antara gerhana satu ke
gerhana lainnya magnitude akan semakin mengecil
5. Seri saros akan berakhir sekitar 16.5º sebelah barat titik simpul setelah terjadi 7-15
gerhana penumbra.29 Satu seri saros akan memakan waktu sekitar 13-14 abad dimulai
dari lahir sampai matinya. Setiap satu seri saros beranggotakan 70-85 buah gerhana
Bulan dengan 45-55 diantaranya adalah gerhana Bulan umbra.
Dalam gerhana Bulan selain pirode saros , ada juga periode tritos yang mempunyai
periode 135 lunasi (11 tahun 1 bulan). Adapun periode matius cycle yang periodenya 235
lunasi atau kurang lebih 19 tahun dan lainnya. Namun selama ini periode yang selalu kita
gunakan adalah pe riode seri saros Bulan.
6
BAB III PEMBAHASAN
7
1) Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total terjadi saat seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi
bulan. Dengan demikian, matahari, bumi dan bulan tepat berada di satu garis yang
sama. Bulan bergerak dalam orbit mengelilingi bumi, dan pada saat yang sama bumi
juga mengorbit pada matahari. Saat bumi berada di antara matahari dan bulan, bumi
akan menghalangi sinar matahari yang biasanya memantul dari bulan. Sementara,
NASA menuturkan, gerhana bulan total terjadi saat bulan dan matahari berada pada
sisi yang berlawanan dari bumi. Walaupun permukaan bulan tertutup oleh bumi,
sebagian sinar matahari tersebut tetap bisa menyentuh permukaan bulan. Lalu, sinar
matahari yang melewati atmosfer bumi itu mengakibatkan atmosfer menyaring
sebagian besar cahaya biru. Akibatnya, ketika terjadi gerhana bulan total, bulan akan
terlihat berwarna merah jika dilihat dari Bumi. Gerhana bulan biasanya berlangsung
selama beberapa jam. Gerhana bulan sebagian biasanya terjadi setiap tahun,
sedangkan gerhana bulan total terbilang jarang terjadi. Ilmuwan NASA pernah
berkata, warna bulan bergantung pada jumlah debu dan atmosfer. Apabila terdapat
partikel ekstra di atmosfer, seperti letusan gunung berapi misalnya, bulan akan
terlihat lebih gelap dan berwarna merah.
2) Gerhana Bulan Sebagian
Gerhana bulan sebagian juga biasa disebut sebagai gerhana bulan parsial.
Gerhana bulan jenis ini terjadi saat bumi tidak seutuhnya menghalangi bulan dari
sinar matahari. Sebagian permukaan bulan masih berada di daerah penumbra.
Dengan demikian, masih ada sebagian sinar matahari yang bisa sampai ke permukaan
bulan. Sederhananya, gerhana bulan sebagian terjadi saat matahari, bumi, dan bulan
tidak sejajar dengan sempurna. Ketika gerhana bulan parsial terjadi, bumi akan
terlihat melahap sebagian bulan. Walaupun begitu, penampakan bulan selama
gerhana bulan parsial tergantung posisi matahari, bulan, dan bumi.
3) Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana bulan penumbra terjadi saat bagian bulan berada di bagian penumbra
seluruhnya. Dengan demikian, bulan masih bisa tampak dengan warna cenderung
samar. Tidak seperti fenomena gerhana yang lain, gerhana bulan penumbra kecil
kemungkinan untuk bisa dilihat.
8
diperhatikan. Karena peristiwa gerhana bulan mengubah cahaya di alam terbuka
menjadi gelap, kamu harus hati-hati dalam melangkah. Jangan sampai kakimu
tersandung lalu luka.
2) Gerhana Bulan Tidak Membahayakan Ibu Hamil
Terkadang ada saja yang mengaitkan gerhana bulan dengan ibu hamil. Konon,
gerhana bulan berbahaya bagi ibu hamil. Bahkan, ibu yang melahirkan saat peristiwa
gerhana bulan bakal menimbulkan gangguan kesehatan atau kelainan pada anaknya.
Padahal, hal itu sama sekali tidak benar. Ibu hamil akan tetap sehat asalkan menjaga
pola makan dan keselamatan kandungannya.
3) Gerhana Bulan Tidak Berhubungan dengan Penyakit Mental
Peristiwa gerhana bulan sering dikaitkan dengan penyakit mental. Benarkah
demikian? Faktanya, yang sering terjadi adalah adanya peningkatan tekanan darah,
denyut nadi, serta perilaku mental abnormal yang menghubungkannya dengan air
pasang di laut. Jadi, tidak benar kalau gerhana bulan mengganggu mental seseorang.
4) Jumlah Nyamuk Bertambah Banyak Saat Gerhana Bulan
Salah satu dampak gerhana bulan yang tidak boleh kamu abaikan adalah
kehadiran nyamuk yang semakin banyak. Ada sebuah penelitian rawa pesisir
Chambers County. Nyamuk-nyamuk berspesies Aedes, Anopheles, Culex, dan
Psorophora tampak meningkat selama gerhana bulan, kemudian menurun saat bulan
purnama. Ketika gerhana bulan terjadi, ada baiknya kamu memastikan kondisi rumah
dan lingkungan sekitar tetap bersih agar tak menjadi sarang nyamuk.
9
BAB IV PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Jadi dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa :
Secara sederhana, gerhana bulan merupakan fenomena yang terjadi saat posisi bumi
ada di antara matahari dan bulan. Saat gerhana bulan terjadi, bulan mengitari bumi.
Sementara itu, bumi mengitari matahari. Dengan demikian, yang jatuh di permukaan
bulan bukanlah sinar matahari. Gerhana bulan selalu terjadi saat bulan purnama. Gerhana
Bulan dapat berdurasi hingga hampir dua jam, sementara gerhana Matahari hanya
berlangsung selama beberapa menit di wilayah tertentu. Selain itu, gerhana Bulan juga
aman dilihat dengan mata telanjang dan tanpa perangkat pelindung khusus. Bulan
membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik oposisi
lainnya. Maka seharusnya, gerhana bulan akan diikuti dengan gerhana Matahari karena
kedua node tersebut terletak pada garis yang menghubungkan antara Matahari dengan
Bumi.
Pada umumnya gerhana bulan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu gerhana bulan total,
gerhana bulan sebagian dan gerhana bulan penumbra. Berikut penjelasannya.
1. Gerhana Bulan Total
Gerhana bulan total terjadi saat seluruh bayangan umbra bumi jatuh menutupi
bulan. Dengan demikian, matahari, bumi dan bulan tepat berada di satu garis yang
sama.
2. Gerhana Bulan Sebagian
Gerhana bulan sebagian juga biasa disebut sebagai gerhana bulan parsial.
Gerhana bulan jenis ini terjadi saat bumi tidak seutuhnya menghalangi bulan dari
sinar matahari.
3. Gerhana Bulan Penumbra
Gerhana bulan penumbra terjadi saat bagian bulan berada di bagian penumbra
seluruhnya. Dengan demikian, bulan masih bisa tampak dengan warna cenderung
samar. Tidak seperti fenomena gerhana yang lain, gerhana bulan penumbra kecil
kemungkinan untuk bisa dilihat.
Peristiwa super blood moon hanya akan terjadi saat fase bulan penuh atau mengalami
gerhana bulan total. Bulan akan terlihat berwarna merah. Warna bulan akan semakin
merah bergantung pada ketebalan partikel di atmosfer bumi yang ditembus oleh cahaya
tersebut, misalnya polusi udara atau tutupan awan. Selain jadi fenomena yang ditunggu-
tunggu masyarakat, gerhana bulan juga memiliki beberapa dampak terhadap bumi yang
dibahas pada buku Ensiklopedia Pengetahuan Pertamaku: Bumi Kita.
4.2 SARAN
Ketika gerhana bulan terjadi, ada baiknya kamu memastikan kondisi rumah dan
lingkungan sekitar tetap bersih agar tak menjadi sarang nyamuk.
Ketika gerhana bulan, terjadi pasang surut air laut yang lebih besar daripada
biasanya. Jadi sebisa mungkin jangan main ke pantai karena kita tidak tau pasang
surutnya air laut.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/proses-terjadinya-gerhana-bulan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Gerhana_bulan
https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/geofish/file/d9ce0b78-18b7-
4aca-a30b-4a6a470056af.pdf
https://iklim.sumsel.bmkg.go.id/gerhana-bulan-total-8-november-2022/
11
LAMPIRAN
Tabel Kejadian Fenomena Gerhana Bulan Total 8 November 2022
WAKTU SETIAP FASE GERHANA WILAYAH YANG
NO FASE GERHANA UT WIB WITA WIT DAPAT MENGAMATI
1 Awal Fase Penumbra (PI) 08.00.3 15.00.3 16.00.3 17.00.3 Tidak Teramati Di Wilayah
8 8 8 8 Indonesia
2 Awal Fase Sebagian (UI) 09.08.5 16.08.5 17.08.5 18.08.5 Papua, Papua Barat,
9 9 9 9 Sebagian Maluku Utara,
Sebagian Maluku
3 Awal Fase Total (U2) 10.16.1 17.16.1 18.16.1 19.16.1 Papua, Papua Barat,
9 9 9 9 Maluku Utara, Maluku,
Sulawesi, Nusa Tenggara,
Bali, Sebagian Besar
Kalimantan, Sebagian
Kecil Jawa Timur
4 Puncak Gerhana Puncak 10.59.1 17.59.1 18.59.1 19.59.1 Papua, Papua Barat,
1 1 1 1 Maluku Utara, Maluku,
Sulawesi, Nusa Tenggara,
Bali, Kalimantan, Jawa,
Sebagian Sumatera Bagian
Timur
5 Akhir Fase Total (U3) 11.42.0 18.42.0 19.42.0 20.42.0 Seluruh Wilayah Di
3 3 3 3 Indonesia
6 Akhir Fase Sebagian (U4) 12.49.2 19.49.2 20.49.2 21.49.2 Seluruh Wilayah Di
2 2 2 2 Indonesia
7 Akhir Fase Penumbra (P4) 13.57.4 20.57.4 21.57.4 22.57.4 Seluruh Wilayah Di
3 3 3 3 Indonesia
12