Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dwi Chrisdiana

Nim : 148620617038
Prodi : PGSD/VI E

PETUNJUK PRAKTIKUM

PENGAMATAN SAINS

A. Judul
Gerhana Bulan

B. Tujuan Praktikum
Untuk melakukan pengamatan dan menuliskan deskripsi tentang terjadinya gerhana
bulan

C. Dasar Teori
Gerhana
Gerhana dalam bahasa arab dikenal dengan istilah kusuf dan khusuf. Pada
dasarnya istilah kusuf dan khusuf digunakan untuk menyebut gerhana matahari
maupun gerhana bulan. Kata kusuf lebih dikenal untuk menyatakan gerhana matahari
sedangkan kata khusuf untuk gerhana bulan. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah eclipse. Kusuf artinya menutupi; menggambarkan adanya fenomena alam
bahwa (dilihat dari bumi) bulan menutupi matahari, sehingga terjadi gerhana
matahari. Adapun khusuf berarti memasuki; menggambarkan adanya fenomena alam
bahwa bulan memasuki bayangan bumi, sehingga terjadi gerhana bulan. Sering juga
digunakan bentuk ganda kusufain dan khusufani untuk menyebut gerhana matahari
dan gerhana bulan sekaligus. Dalam astronomi fenomena gerhana diartikan
tertutupnya arah pandang pengamat ke benda langit oleh benda langit lainnya yang
lebih dekat dengan pengamat.
Bulan
Bulan bukanlah hanya sebagai penghias langit malam dan penerangan saat
Matahari tenggelam. Objek yang dikenal sebagai satelit Bumi ini merupakan salah
satu anggota tata surya yang senantiasa mengelilingi planet ketiga Matahari ini. Jarak
rata-rata Bulan dari Bumi adalah 384.400 km atau 0,00258 kali jarak rata-rata Bumi
dari Matahari (149.000.000 km). Hal inilah yang menyebabkan Bulan tampak
berukuran hampir sama dengan Matahari jika diamati dari Bumi, karena itu pula
pantulan cahaya Bulan yang berasal dari Matahari pun cukup banyak, sehingga Bulan
akan tampak sebagai benda langit paling terang kedua setelah Matahari.
Bulan sebagai satelit alami Bumi mengalami tiga gerak sekaligus: (1) rotasi Bulan; (2)
revolusi Bulan; (3) besama-sama dengan Bumi mengitari Matahari.
Gerhana Bulan

Gerhana Bulan terjadi apabila Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu
garis simpul, dengan posisi Bulan membelakangi Bumi (oposisi). Tentu saja gerhana
Bulan terjadi pada malam Bulan purnama. Gerhana Bulan terjadi karena Bulan
memasuki umbra Bumi.

Ada dua macam gerhana bulan, yaitu gerhana bulan total dan gerhana bulan
sebagian. Gerhana bulan total (Total Lunar Eclipse/ Khusuf Kulli) yaitu selama
gerhana bulan berlangsung, terjadi fenomena seluruh bulan memasuki kawasan umbra
bumi pada saat bulan tepat pada daerah penumbra (bayangan kabur) sehingga muka
tertutup oleh bumi secara keseluruhan sehingga dia (bulan masuk ke daerah umbra
yaitu daerah yang sangat gelap. Gerhana bulan sebagian (panumbra) yakni bayangan
kabur di sekeliling umbra. Daerah penumbra hanya mendapat sedikit sinar; samar
samar. Gerhana bulan dapat berlangsung selama 5-6 jam. Namun demikian, gerhana
bulan total hanya berlangsung lebih kurang 1 jam 40 menit.

D. Alat dan Bahan


Alat :
1. Senter.
2. Globe.
3. Bola tenis.
4. Dudukan lampu.
Bahan :

1. Benang.
2. Selotip kecil.

E. Langkah Kerja
1. Menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan selama pengamatan.
2. Meletakkan globe di atas meja. Jika tidak ada globe, bisa menggunakan bola sepak
plastik atau kertas koran yang dibuat bulat.
3. Mengikat bola tenis dengan tali, kemudian menggantungkannya pada dudukan
bola.
4. Meletakkan bola di belakang globe.
5. Menyalakan senter, kemudian mengarahkan cahaya pada globe dan bola tenis
sehingga membentuk garis lurus. Dan mengamati apa yang terjadi.
6. Membuat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.

F. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan gerhana?
2. Bagaimana proses terjadinya gerhana bulan berdasarkan pengamatan yang
dilakukan? jelaskan!
3. Apa yang disebut dengan umbra dan panumbra?
4. Apa perbedaan gerhana bulan total dan gerhana bulan sebagian?
5. Apakah ada dampak dari proses terjadinya gerhana bulan?

Daftar Pustaka

Mujab, S. (2016). Gerhana; Antara Mitos, Sains, dan Islam. YUDISIA: Jurnal Pemikiran
Hukum dan Hukum Islam, 5(1).

Wijaya, A. F. C. (2010). Gerak Bumi dan Bulan. Digital Learning Lesson Study Jayapura.

Jayusman, M. (2011). Fenomena Gerhana Dalam Wacana Hukum Islam Dan


Astronomi. Al-'Adalah, 10(2), 237-250.

Anda mungkin juga menyukai