Anda di halaman 1dari 38

PERDARAHAN

INTRASEREBRAL
PEMBIMBING :
D R . B A S L I M U H A M M A D , S P. S
 

OLEH :
JIHAN NABILA, S.KED
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Setengah kasus stroke


Angka kematian stroke hemoragik mengalami
hemoragik mencapai Angka kematian stroke kematian dalam 24 jam
49,2%, hampir dua kali hemoragik dalam waktu pertama, menekankan
lipat stroke iskemik 30 hari berkisar 35-52%, pentingnya tatalaksana
(25,9%). yang tepat pada unit
gawat darurat (UGD).
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Stroke hemoragik, atau yang
dikenal juga sebagai perdarahan
intraserebral (PIS) spontan

merupakan salah satu jenis


patologi stroke akibat
pecahnya pembuluh darah
intraserebral

menimbulkan gejala neurologis


yang terjadi secara tiba-tiba dan
seringkali diikuti gejala akibat efek
desak ruang atau peningkatan
tekanan intrakranial (TIK)
EPIDEMIOLOGI
Peningkatan prevalensi stroke dari
8,3 (tahun 2007) menjadi 12,2
(tahun 2013) per 1000 penduduk.
Data RISKESDAS

Tahun 2014 didapatkan 5411 kasus


stroke akut dari 18 RS dengan angka
kejadian stroke hemoragik sebesar
33%. Data Stroke registry di
Indonesia
ETIOLOGI & PATOFISIOLOGI

Proses turbulensi aliran


Didahului oleh kerusakan darah mengakibatkan
hipertensi kronik dapat
dinding pembuluh darah terbentuknya nekrosis
menyebabkan terbentuknya
kecil di otak akibat fibrinoid, yaitu nekrosis
aneurisma
hipertensi sel/jaringan dengan
akumulasi matriks fibrin

sehingga terbentuk
mikroaneurisma yang
Terjadi pula herniasi
disebut Charcot-Bouchard
dinding arteriol dan ruptur
(Gambar 1).
tunika intima
Mikroaneurisma ini dapat
pecah seketika
Gambar 1. Proses Pembentukan Mikroaneurisma Charcot-Bouchard pada
Hipertensi Kronis
Darah yang keluar akan terakumulasi dan
membentuk bekuan darah (hematom) di parenkim
otak. Volume hematom tersebut akan bertambah,
sehingga memberikan efek desak ruang, menekan
parenkim otak, serta menyebabkan peningkatan
TIK.

Pada hematom yang besar, efek desak ruang


menyebabkan pergeseran garis tengah (midline
shift) dan herniasi otak yang pada akhimya
mengakibatkan iskemia dan perdarahan sekunder.
Pergeseran tersebut juga dapat menekan sistem
ventrikel otak dan mengakibatkan hidrosefalus
sekunder

Stroke hemoragik juga dapat disebabkan etiologi


lain seperti tumor intrakranial, penyalahgunaan
alkohol dan kokain, penggunaan obat antiplatelet
dan antikoagulan, serta gangguan pembekuan
darah, seperti trombositopenia, hemofilia, dan
leukemia.1,10
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS
BANDING
Pemeriksaa
n fisik

Pemeriksaa
anamnesis
n penunjang

Diagnosi
s tegak
Anamnesis

Identitas

Faktor Sosial Kronologis


risiko ekononomi keluhan
Pemeriskaan Fisik
keadaan
umum
kesadaran

Tanda vital
Pemeriksaan
Neurologis GCS berkala

Reaksi pupil, refleks kornea

Nervus kranialis, derajat motorik,


refleks fisiologis dan patologis,
sensorikm dan otoniom
Tabel 1. Skor stroke Siriraj
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
CT scan lebih unggul
CT scan
dalam mendeteksi
membutuhkan waktu
CT scan merupakan perdarahan langsung
yang lebih singkat
baku emas berdasarkan gambaran
dengan harga yang
hiperdensitas di
lebih ekonomis.
parenkim otak
Gambar 2. Gambaran Stroke Hemoragik pada Pemeriksaan
CT scan
A= diameter terbesar hematom pada salah satu-
potongan CT scan (dalam cm)
B= diameter perpendikularterhadap A (dalam cm)
C= jumlah potongan CT scan yang terdapat hematom
Besarnya volume
perdarahan dapat x tebal potongan CT scan ( dalam cm).
diestimasi dengan
menggunakan metode
ABC Terdapat beberapa ketentuan untuk
jumlah potongan CT scan dengan hematom
(poin C), yaitu:13
Volume perdarahan
( dalam cc) = (A x B x C) 1. Potongan CT scan dihitung 1 bila
2 luas hematom pada potongan terse but >
75%
2. Potongan CT scan dihitung 0,5 bila
luas hematom pada potongan tersebut 25-
75%
Gambar 3. Metode ABC dalam Pengukuran Estimasi Volume Perdarahan
TATA LAKSANA
Stabilisasi jalan
napas dan
pernapasan

Stabilisasi hemodinamik
Tata laksana
peningkatan TIK
Tata
Tata Tata laksana cairan
laksana
laksana
n Tata laksana nutrisi
Umum
Khusus

Tata laksana
Umum
STABILISASI JALAN NAPAS DAN PERNAPASAN

• Hal utama adalah melihat serta melakukan stabilisasi jalan dan saluran pernapasan untuk
menghindari hipoksia.
• Apabila terjadi gangguan ventilasi, dapat dilakukan pemasangan pipa endotrakeal untuk menjaga
patensi jalan nafas pasien.
• Selain itu juga harus dipastikan kemampuan menelan pasien.
• Jika terjadi gangguan menelan atau pasien dalam keadaan tidak sadar, perlu dilakukan pemasangan
pipa nasogastrik untuk meneegah terjadinya aspirasi pada pemberian
STABILISASI HEMODINAMIK

a. Pemberian cairan kristaloid atau koloid intravena (IV), hindari cairan hipotonik seperti
glukosa.

b. Pemasangan central venous catheter (CVC) bila diperlukan, untuk memantau kecukupan
cairan serta sebagai sarana memasukkan cairan dan nutrisi dengan target tekanan 5-12mmHg.

c. Optimalisasi tekanan darah (lihat penatalaksanaan khusus)

d. Pada pasien dengan defisit neurologis nyata, dianjurkan pemantauan berkala status neurologis,
nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan saturasi oksigen dalam 72 jam.
TATA LAKSANA PENINGKATAN TIK
a. Pemantauan ketat terhadap pasien yang berisiko mengalami edema serebral dengan
memperhatikan perburukan gejala dan tanda klinis neurologis dalam 48 jam pertama serangan
stroke.
b. Monitor tekanan intrakranial terutama pada pasien dengan perdarahan intraventrikular
(dilakukan sebagai monitoring tekanan intrakranial dan evakuasi perdarahan intraventrikular).
Target terapi adalah TIK <20mmHg dan CPP >70mmHg.
c. Penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial meliputi: meninggikan posisi kepala
30°, ,menghindari penekanan vena jugularis, menghindari hipertermia, pemberian osmoterapi
atas indikasi: Manitol 0,25- 0,5Og/kgBB, selama >20 menit, diulangi setiap 4-6 jam
TATA LAKSANA CAIRAN

• a. Pada umumnya kebutuhan cairan 30mL/kgBB/hari (parenteral maupun enteral).


• b. Pemberian cairan isotonik seperti NaCI 0,9% untuk menjaga euvolemia. tekanan vena
sentral di pertahankan antara 5- 12mmHg.
• c. Perhatikan keseimbangan cairan dengan melakukan pengukuran cairan masuk dan keluar
secara ketat.
• d. Elektrolit (sodium, kalium, kalsium, magnesium) harus selalu diperiksa dan diatasi bila
terjadi kekurangan.
• e. Gangguan keseimbangan asam basa harus segera dikoreksi dengan monitor analisis gas
darah.
TATALAKSANA KHUSUS

Mempertahanka
Perawatan di Koreksi n Cerebral Penatalaksanaan
Tekanan darah
unit stroke koagulopati Perfusion bedah
Pressure (CPP)
PERAWATAN DI UNIT STROKE

• Perawatan di unit stroke akan menurunkan kematian dan dependensi


dibandingkan dengan perawatan di bangsal biasa. Penderita dengan
stroke hemoragik di supratentorial seharusnya dirawat di unit stroke
(AHA/ ASA level B).
KOREKSI KOAGULOPATI
a. Melakukan pemeriksaan hemostasis, antara lain prothrombin time (PT),
activated partial thrombin time (APTT), international normalized ratio (INR), dan
trombosit, serta koreksi secepat
mungkin jika didapatkan kelainan.
b. Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi berat atau trombositopenia berat harus
diberikan factor replacement therapy atau trombosit (AHA/ASA kelas I, level C).
c. Pada pasien dengan peningkatan INR karena penggunaan antagonis vitamin K
(VKA), maka VKA harus dihentikan. Diberikan terapi untuk menggantikan faktor
pembekuan yang besifat vitamin K-dependent dan memperbaiki INR, serta
diberikan vitamin K IV (AHA/ ASA kelas I, level C).
TEKANAN DARAH
• Untuk menurunkan tekanan darah, dapat diberikan antihipertensi intravena seperti nikardipin,
labetalol, atau esmolol maupun antihipertensi oral. Namun tidak ada antihipertensi yang
spesifik.
a. Pada tekanan darah antara sistolik antara 150 sampai 220mmHg dan tanpa adanya
kontraindikasi terapi penurunan tekanan darah akut, penurunan TD sistolik akut 140mmHg aman
dilakukan (AHA/ ASA kelas I, level A) dan efektif memperbaiki keluaran fungsional (AHA/ ASA
level B).
b. Pada tekanan darah sistolik>220mmHg, dapat dilakukan penurunan tekanan darah secara
agresif dengan antihipertensi IV secara kontinu disertai pemantauan rutin (AHA/ ASA kelas lib,
level C)
(rekomendasi baru).
MEMPERTAHANKAN CEREBRAL PERFUSION PRESSURE
(CPP)

• Pasien stroke hemoragik harus mempunyai tekanan darah yang terkontrol tanpa melakukan
penurunan tekanan darah yang berlebihan. Usahakan TD sistolik <160mmHg dan CPP dijaga
>60- 70mmHg. Hal ini dapat dicapai dengan menurunkan TIK ke nilai normal dengan
pemberian mannitol atau operasi.
Pada kasus diperlukan pemberian vasopressor 
• a. Phenylephrine 2 – 10 mcg kg/kg/menit
• b. Dopamin 2-10 mcg/kg/menit atau
• c. Norepinefrin dimulai dengan 0,05- 0,2 mcg/kg/menit dan dititrasi sampai efek yang
diinginkan.
PENATALAKSANAAN BEDAH
Secara umum indikasi bedah pada perdarahan intraserebral sebagai berikut:
a. Hematom serebelar dengan diameter >3cm yang disertai penekanan batang otak dan atau
hidrosefalus akibat obstruksi ventrikel seharusnya dilakukan dengan sesegara mungkin (AHA/
ASA kelas I, level B).
b. Pendarahan dengan kelainan struktur seperti aneurisma atau malformasi arteriovena (MAV),
(AHA/ ASA kelas III -V, level C) .
c. Perdarahan lobaris dengan ukuran sedang-besar yang terletak dekat dengan korteks ( <1cm)
pada pasien berusia <45 tahun dengan SKG 9-12, dapat dipertimbangkan evakuasi hematom
supratentorial dengan kraniotomi standar (AHA/ ASA kelas IIb, level B)
d. Evakuasi rutin hematom supratentorial dengan kraniotomi standar dalam 96 jam tidak
direkomendasikan (AHA/ ASA kelas III, level A), kecuali pada hematom lobaris 1cm dari korteks.
KESIMPULAN
Perdarahan intraserebral (PIS) spontan merupakan salah satu jenis
patologi stroke akibat pecahnya pembuluh darah intraserebral

Patofisiologi stroke hemoragik umumnya didahului oleh


kerusakan dinding pembuluh darah kecil di otak akibat hipertensi

Etiologi lain seperti tumor intrakranial, penyalahgunaan alkohol dan


kokain, penggunaan obat antiplatelet dan antikoagulan, serta
gangguan pembekuan darah, seperti trombositopenia, hemofilia, dan
leukemia.
Penegakan diagnosis stroke dilakukan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis,
serta pemeriksaan penunjang.

Pencitraan otak menggunakan CT scan merupakan


baku emas dalam diagnosis stroke hemoragik.

Tata Iaksana stroke hemoragik dapat dibagi menjadi tata


laksana umum dan khusus.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai