Anda di halaman 1dari 10

TATA SURYA

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari
dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah
planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang
telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet
luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan Piringan Terbesar. Enam dari delapan planet dan
tiga dari lima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami yang biasa disebut dengan bulan. Contoh:
Bulan atau satelit alami Bumi. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang
terdiri dari debu dan partikel lain.
Asal-usul Tata Surya
Banyak ahli telah mengemukakan hipotesis tentang asal-usul Tata Surya, diantaranya
Hipotesis nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenberg(1688-1772)tahun
1734dan disempurnakan oleh Immanuel Kant(1724-1804) pada tahun 1775 Hipotesis serupa
juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796.
Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa
pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es,dan
gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang
dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut
memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut
dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat
gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk
planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari
planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.

Hipotesis planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R.
Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk
akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa awal
pembentukan matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan
matahari, dan bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari.
Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari
matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan tetap di orbit,
mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut
planetisimal dan beberapa yang besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan
dari waktu ke waktu dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya
menjadi komet dan asteroid.
Hipotesis pasang surut bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917.
Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari. Keadaan yang
hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang

1|Tata Surya

lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi
planet.Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang
sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell
mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.
Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper
(1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk
dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956.
Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang yang hampir
sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan
kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai
mengelilinginya.

Sejarah Tata Surya


Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturn us)
telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak
bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad lalu membawa manusia untuk memahami
benda-benda langit terbebas dari selubung mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop
refraktornya mampu menjadikan mata manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak
bisa diamati melalui mata telanjang.
Karena teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan bentuk
penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi Venus
terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat teori heliosentris, yaitu
bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang sebelumnya digagas oleh Nicolaus
Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga
Saturnus.
Teleskop Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695)
yang menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan perhitungan gerak benda-benda
langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum
Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori
perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda langit selanjutnya.
Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus
menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu.
Neptunus ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan
gangguan orbit Uranus. Para astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang
letaknya melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana
mungkin ada sekitar 100.000 objek serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper
adalah bagian dari objek-objek trans-Neptunus).
Belasan benda langit termasuk dalam Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada
Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas,
Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004). Penemuan 2003 EL61 cukup menghebohkan
karena Objek Sabuk Kuiper ini diketahui juga memiliki satelit pada Januari 2005 meskipun berukuran
lebih kecil dari Pluto.
Dan puncaknya adalah penemuan UB 313 (2.700 km pada Oktober 2003) yang diberi nama oleh
penemunya Xena. Selain lebih besar dari Pluto, objek ini juga memiliki satelit.
Susunan Tata Surya
Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan
planet-planet, meteorid, komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari. Susunan tata surya terdiri atas
matahari, delapan planet, satelit-satelit pengiring planet, komet, asteroid, dan meteorid. Benda langit
yang berupa planet dan benda langit lainnya dalam mengelilingi matahari disebut revolusi. Sebagian
besar garis edarnya (orbit) berbentuk elips.
Bidang edar planet-planet mengelilingi matahari disebut bidang edar, sedangkan bidang edar
planet bumi disebut bidang ekliptika. Selain berevolusi benda-benda langit juga berputar pada porosnya
yang disebut rotasi, sedangkan waktu untuk sekali berotasi disebut kala rotasi.

2|Tata Surya

a.

Matahari

Matahari merupakan pusat tata surya yang berupa bola gas yang bercahaya. Matahari
merupakan salah satu bintang yang menghiasi galaksi Bima Sakti. Suhu permukaan matahari 6.000
derajat celsius yang dipancarkan ke luar angkasa hingga sampai ke permukaan bumi, sedangkan
suhu inti sebesar 15-20 juta derajat celsius.
Matahari merupakan bola gas raksasa, dengan lapisan-lapisan seperti ditunjukkan Gambar
13.3, yaitu:

Inti (core): suhunya sekitar 14 juta Kelvin, tempat terjadinya reaksi nuklir yang menghasilkan
energi sangat besar.

Fotosfer: suhunya sekitar 6.000 Kelvin, dengan ketebalan sekitar 300 km, merupakan bagian
matahari yang dapat kita lihat. Namun, janganlah kamu menatap matahari secara langsung,
karena dapat menyebabkan kerusakan pada mata.

Kromosfer: atmosfer matahari, bersuhu sekitar 4.500 Kelvin dan ketebalannya 2.000 km.

Korona: atmosfer luar matahari, bersuhu sekitar 1 juta Kelvin dan ketebalannya sekitar 700.000
km.

Di antara inti dan fotosfer terdapat daerah radiasi dan daerah konveksi. Di daerah tersebut
energi berpindah secara radiasi dan konveksi.
Di permukaan matahari terdapat berbagai aktivitas, antara lain sunspot (bintik hitam), flare
(letupan cahaya yang menyembarkan partikel-partikel bermuatan listrik), protuberans (ledakan
mendadak dan segera lenyap), serta yang terbesar adalah prominensa (kilauan gas yang mengalami
kondensasi kemudian jatuh kembali ke permukaan matahari).
b.

Bulan
Bulan merupakan benda langit yang
mengitari bumi. Karena bumi mengitari matahari,
maka bulan juga mengitari matahari bersamaan
dengan bumi. Selain itu, bulan juga berputar pada
porosnya sendiri. Dengan demikian bulan
mempunyai tiga gerakan sekaligus. Benda-benda
langit yang berada di dalam tata surya tersusun
secara rapi
Selama bergerak benda-benda itu tidak saling
bertabrakan. Hal itu terjadi karena adanya gaya
gravitasi pada masing-masing benda langit. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan gerakan benda-benda langit teratur adalah
gaya gravitasi.

3|Tata Surya

Gerakan bulan
Gambar di bawah menunjukkan bagaimana bulan berotasi pada porosnya, berevolusi
mengitari bumi dan bersama-sama dengan bumi mengelilingi matahari.

Waktu yang dibutuhkan bulan untuk satu kali berevolusi sekitar 27,3 hari; disebut kala
revolusi sideris (satu bulan sideris). Tetapi karena bumi juga bergerak searah gerak bulan, maka
menurut pengamatan di bumi waktu yang dibutuhkan bulan untuk melakukan satu putaran penuh
menjadi lebih panjang dari kala revolusi sideris, yaitu sekitar 29,5 hari. Kala revolusi ini disebut
kala revolusi sinodis (satu bulan sinodis). Kala revolusi sinodis dapat ditentukan melalui
pengamatan dari saat terjadinya bulan baru sampai bulan baru berikutnya. Satu bulan sinodis
digunakan sebagai dasar penanggalan Komariyah (penanggalan Islam).
Jika kamu perhatikan dari bumi, bentuk bulan ternyata tidak tetap. Suatu saat berbentuk
bundar, setengah lingkaran, lebih dari setengah lingkaran, seperti sabit, atau kadang-kadang tidak
terlihat sama sekali. Bentuk bulan yang berubah-ubah itu dikenal sebagai fase-fase bulan. Apakah
bentuk bulan memang benar-benar berubah?
Fase-fase bulan
Bulan tidak memancarkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari
matahari. Bagian bulan yang dapat kita lihat hanyalah bagian yang mendapat cahaya matahari dan
dipantulkan ke bumi. Karena bulan berevolusi, maka bagian bulan yang memantulkan cahaya
matahari diterima ke bumi, berubah-ubah.

4|Tata Surya

Gerhana matahari dan gerhana bulan


Seperti telah dibahas sebelumnya, bumi selalu berotasi pada porosnya dan berevolusi
terhadap matahari. Sementara bulan berotasi pada porosnya, berevolusi pada bumi, dan bersamasama bumi mengitari matahari. Karena gerakan ini, suatu saat bumi, bulan, dan matahari terletak
pada satu garis lurus.
a. Gerhana matahari

Gerhana matahari terjadi jika posisi bulan terletak antara bumi dan matahari, seperti
Gambar 13.15. Akibatnya bulan membentuk bayangan di bumi, sehingga orang yang tinggal di
belahan bumi tersebut tidak dapat melihat matahari. Ukuran bulan lebih kecil dari ukuran
matahari, karena itu hanya sebagian kecil permukaan bumi yang benar-benar ditutupi bayangan
bulan dan sama sekali tidak mendapatkan cahaya matahari. Daerah ini mengalami gerhana
matahari total.
b. Gerhana bulan

Gerhana bulan terjadi saat matahari, bumi, bulan terletak satu garis lurus. Saat gerhana
bulan, bumi terletak di antara matahari dan bulan, sehingga cahaya matahari mengenai bumi dan
tidak sampai di bulan. Akibatnya bulan tidak memantulkan cahaya sama sekali ke bumi. Keadaan
ini disebut gerhana bulan.
c.

Planet
1. Planet Merkurius
Merkurius merupakan planet terkecil dan terdekat dengan
matahari. Merkurius tidak mempunyai satelit atau bulan, dan
tidak mempunyai hawa. Garis tengahnya 4500 km, lebih
besar daripada garis tengah bulan yang hanya 3160 km.
Diperkirakan tidak ada kehidupan sama sekali di Merkurius.
Merkurius mengadakan rotasi dalam waktu 58,6 hari. Ini
berarti panjang siang harinya 28 hari lebih, demikian juga
malam harinya. Merkurius mengelilingi matahari dalam
waktu 88 hari.
2. Planet Venus
Planet ini lebih kecil dari bumi. Venus
menempati urutan kedua terdekat dengan
matahari. Planet ini terkenal dengan bintang
kejora yang bersinar terang pada waktu sore

5|Tata Surya

atau pagi hari. Rotasi Venus 247 hari, dan berevolusi (mengelilingi matahari) selama 225
hari, artinya 1 tahun Venus adalah 225 hari.

3. Planet Bumi
Bumi menempati urutan ketiga terdekat
dengan matahari. Ukuran besarnya hampir sama
dengan Venus dan bergaris tengah 12.640 km. Jarak
antara bumi dengan matahari adalah 149 juga km.
Bumi mengadakan rotasi 24 jam, berarti hari bumi
= 24 jam.

a. Gerak rotasi bumi

Gerak bumi berputar pada porosnya disebut rotasi bumi. Arah rotasi bumi sama
dengan arah revolusinya, yakni dari barat ke timur. Inilah sebabnya mengapa matahari terbit
lebih dulu di Irian Barat dari pada di Jawa. Satu kali rotasi bumi menjalani 360 0 yang
ditempuh selama 24 jam.
b. Akibat rotasi bumi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Adanya gerak semu harian dari matahari


Pergantian siang dan malam
Penyimpangan arah angin, arus laut
Penggelembungan di khatulistiwa dan pemepatan di kedua kutub bumi
Timbulnya gaya sentrifugal
Adanya dua kali air pasang naik dan pasang surut dalam sehari semalam
Perbedaan waktu antara tempat-tempat yang berbeda derajat busurnya

c. Gerak revolusi dari bumi

Selama mengedari matahari ternyata sumbu bumi miring dengan arah yang sama
terhadap bidang ekliptika. Kemiringan sumbu bumi ini besarnya 23 0 terhadap bidang
ekliptika tersebut. Akibat dari revolusi bumi ialah :
Akibat dari revolusi bumi adalah :
1) Pergantian empat musim
2) Perubahan lamanya siang dan malam

6|Tata Surya

3) Terlihatnya rasi (konstelasi) bintang yang beredar dari bulan ke bulan


Lintasan bumi dalam revolusinya terhadap matahari disebut orbit.
d. Gaya gravitasi terrestrial dari bumi
Bumi kita ini mempunyai gaya gerak atau gaya berat. Gaya tarik bumi ini dinamakan
gaya gravitasi terrestrial bumi. Benda di bumi ini memiliki bobot karena pengaruh gaya
gravitasi tersebut. Gaya gravitasi terrestrial inilah yang menahan semua materi yang ada di
bumi serta atmosfernya hingga tidak hilang melayang ke alam semesta.
e. Waktu
Kita telah mengenal waktu satu hari satu malam yang lamanya 24 jam. Waktu 24 jam
ini adalah sehari semalam solar (matahari) berdasarkan gerak semu matahari dalam
membuat satu revolusi lengkap.
4. Planet Mars
Planet ini berwarna kemerah-merahan
yang diduga tanahnya mengandung banyak
besi oksigen, hingga kalau oksigen masih ada
jumlahnya sangat sedikit. Pada permukaan
planet ini didapatkan warna-warna hijau, biru
dan sawo matang yang selalu berubah
sepanjang masa tahun. Mars mempunyai dua
satelit atau bulan yaitu phobus dan daimus.
Jarak planet mars dengan matahari
ialah 226,48 juga km. Garis tengahnya adalah
6272 km dan revolusinya 1,9 tahun.
Rotasinya 24 jam 37 menit. Berdasarkan data yang dikirim oleh satelit Mariner IV di Mars
tidak ada oksigen, hampir tidak ada air, sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung
banyak air itu tak lebih merupakan lapisan salju yang sangat tipis.
5. Planet Yupiter
Yupiter merupakan planet terbesar. Berdasarkan analisis
spektroskopis planet ini mengandung gas metana dan
amoniak banyak, serta mengandung gas hidrogen. Yupiter
mempunyai kurang lebih 14 satelit atau bulan. Planet
Yupiter bergaris tengah 138.560 km, rotasinya cepat yaitu
10 jam. Oleh karena gaya gravitasinya yang sangat kuat,
Yupiter mempunyai 12 satelit (bulan) dan 3 darinya
beredar berlawanan arah dengan 9 lainnya.

6. Planet Saturnus
Saturnus mempunyai massa jenis yang sangat lebih kecil
dari pada air yaitu 0,75 g/cm3, sehingga akan terapung di
air. Ternyata planet ini berupa gas yang terdiri dari metana
dan amoniak dengan suhu rata-rata 103 0C. Saturnus
mempunyai 10 satelit dan diantaranya yang terbesar
disebut Titan, yang lain disebut Phoebe yang bergerak
berlawanan arah dengan 9 satelit lainnya.

7. Planet Uranus
Uranus memiliki 5 satelit. Berbeda
dengan planet yang lain, Uranus arah gerak
rotasinya dari timur ke barat. Jarak ke matahari

7|Tata Surya

adalah 2860 juta km dan mengelilingi matahari dalam waktu 84 tahun. Rotasinya 10 jam 47
detik. Besar Uranus kurang dari setengah Saturnus, bergaris tengah 50.560 km. Berdasarkan
pengamatan pesawat VOYAGER pada bulan Januari 1986 Uranus memiliki 14 buah satelit.
8. Planet Neptunus
Neptunus mempunyai dua satelit, satu diantaranya
disebut Triton. Satelit Triton beredar berlawanan arah
dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke matahari 44790
km, mengelilingi matahari dalam 165 tahun sekali
seputar.

Tabel Perbandingan Antar Planet

d. Komet

Komet berasal dari bahasa Yunani, yaitu Kometes yang artinya berambut panjang. Komet
menurut istilah bahasa adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan orbit yang
sangat lonjong. Komet terdiri atas es yang sangat padat dan orbitnya lebih lonjong daripada
orbit planet. Komet menyemburkan gas bercahaya yang dapat terlihat dari bumi. Bagianbagian komet, yaitu:
1)inti komet, yaitu bagian komet yang kecil tapi padat tersusun dari debu dan gas.
2)koma, yaitu daerah kabut di sekeliling inti.
3)ekor komet, yaitu bagian yang memanjang dan panjangnya mampu mencapai satu satuan
astronomi(1SA=jarak antara bumi dan matahari).
Arah ekor komet menjauhi matahari. Kebanyakan komet tidak dapat di lihat dengan mata
telanjang,tapi harus dengan menggunakan Teleskop. Komet yang terkenal adalah komet

8|Tata Surya

Halley yang ditemukan oleh Edmunt Halley. Komet itu muncul setiap 76 tahun sekali.
Komet sering disebut Bintang berekor.

e. Asteroid
Asteroid adalah benda langit yang mirip dengan
planet-planet, yang terletak di antara orbit Mars dan
Yupiter. Asteroid disebut juga planetoid atau planet
kerdil. Asteroid yang terbesar dan yang pertama
adalah Ceres yang ditemukan oleh Giussepe Piazzi
(astronom Italia). Icarus adalah salah satu asteroid
yang pernah mendekati bumi dengan orbit yang
berbentuk lonjong.
f. Meteoroid
Meteoroid adalah batuan-batuan kecil
yang sangat banyak dan melayang-layang di
angkasa luar. Batuan-batuan ini banyak
mengandung unsur besi dan nikel yang masuk
ke Atmosfer karena pengaruh gravitasi bumi.
Batuan-batuan atau benda langit yang
bergesekan dengan atmosfer bumi dan habis
terbakar sebelum sampai di permukaan bumi
disebut meteor. Sedangkan batuan yang tidak
habis terbakar dan sampai ke bumi disebut
Meteorid.
g. Bulan
Bulan merupakan benda langit yang
mengitari bumi. Karena bumi mengitari
matahari, maka bulan juga mengitari
matahari bersamaan dengan bumi. Selain
itu, bulan juga berputar pada porosnya
sendiri. Dengan demikian bulan mempunyai
tiga gerakan sekaligus. Benda-benda langit
yang berada di dalam tata surya tersusun
secara rapi
Selama bergerak benda-benda itu tidak
saling bertabrakan. Hal itu terjadi karena
adanya gaya gravitasi pada masing-masing
benda langit. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa yang menyebabkan gerakan benda-benda langit teratur adalah gaya
gravitasi.
h. Satelit
Satelit adalah benda yang mengorbit atau bergerak mengitari benda langit yang lebih
besar. Ada dua jenis satelit, yaitu satelit alam, misalnya bulan dan satelit buatan, misalnya
Sputnik 1 (milik Uni Soviet) atau Palapa (milik Indonesia).
Satelit banyak membantu memberikan informasi tentang bulan, bumi, dan bendabenda langit lain kepada kita. Satelit juga menjadikan sistem komunikasi menjadi lebih baik.
Satelit membantu ahli lingkungan mempelajari polusi, ahli geologi menemukan sumur
minyak, dan ahli pertanian mengamati perkembangan tanaman. Satelit komunikasi
membantu mentransmisikan (memancarkan) siaran radio dan televisi ke seluruh dunia.
Satelit astronomi memberikan informasi ruang angkasa yang jauh lebih akurat dan lengkap
dibandingkankan sumber informasi di bumi.
Satelit Palapa
Satelit Palapa termasuk satelit komunikasi.
Satelit ini pertama kali diluncurkan tahun 1976

9|Tata Surya

dengan nomor seri Palapa A-1 dan perkiraan usianya 7 tahun. Dengan satelit Palapa transmisi
siaran televisi menjadi semakin luas. Mengapa? Siaran televisi yang dipancarkan oleh
transmiter (pemancar) pusat di Jakarta, ditangkap oleh stasiun relay yang ada di daerah
(antara lain Yogyakarta, Surabaya, dan Maluku). Selanjutnya, stasiun relay memancarkan
kembali siaran tersebut dan diterima oleh antena (alat penerima) televisi di rumah-rumah.
Sampai saat ini Indonesia telah meluncurkan 10 seri satelit Palapa, namun ada satu satelit
yang gagal mengorbit, yaitu Palapa B-2. Palapa B-2 ini digantikan dengan Palapa B-2P.

10 | T a t a S u r y a

Anda mungkin juga menyukai