Anda di halaman 1dari 16

Satuan Astronomi/Astronomical Unit Seperti yang udah dibilang tadi, Jarak Bumi-Matahari itu 149.600.

000 km (Dibulatkan menjadi 150juta km), dan jarak inilah yang menjadi acuan Satuan Astronomi atau Astronomical Unit. Bisa disimpulkan bahwa 1 SA sama dengan 149.600.000 km (Sering dibulatkan menjadi 150juta km untuk memudahkan penghitungan). Namun, biasanya satuan SA digunakan untuk mengukur jarak objek yang masih ada di area Tata Surya kita, seperti halnya Pluto yang berjarak 32 SA. Tahun Cahaya/Lightyear Apabila keberadaan objek langit tersebut sudah di luar Tata Surya kita, maka kita bisa menggunakan Lightyear atau Tahun Cahaya. Satuan Tahun Cahaya diambil berdasarkan jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu satu tahun atau tepatnya 9.454.254.955.488 km (Seringkali 1 tahun cahaya sama dengan 9.460.800.000.000 km apabila yang dipakai 300.000km/detik). Dan biasanya satuan tahun cahaya ini yang paling banyak dipakai karena cahaya merupakan sesuatu yang tercepat sampai saat ini (Belum ditemukan sesuatu yang lebih cepat dari cahaya kecuali pengembangan Alam Semesta) dan bisa dibilang fleksibel karena angka yang keluar biasanya gk banyak (Setau saya paling banyak itu sampai digit miliaran). Parallax per second (Parsec) Namun, kalo dirasa digit miliaran itu banyak, maka kita bisa gunakan satu unit lagi yaitu Parsec alias Parallax per second. 1 Parsec sama dengan 3,26 tahun cahaya. Dan, Parsec sendiri bisa dikonversikan menjadi empat jenis yaitu Parsec (Pc), KiloParsec (KPc), MegaParsec (MPc), dan yang paling besar GigaParsec (GPc). KPc sendiri sama dengan 110^3 , MPc sama dengan 110^6, GPc sama dengan 110^9.

Untuk penambahan belaka, ini merupakan konstanta SA dan Kecepatan Cahaya: SA : 149.600.000 km atau 150.000.000 km Kecepatan Cahaya : 299.792,458 km/detik atau 300.000 km/detik (Untuk perhitungan menjadi tahun cahaya, kalikan dengan 31536000 detik (Apabila 1 tahun 365 hari)).

Secara matematis ellips dapat dituliskan sebagai berikut (dalam koordinat kutub) :

Dengan (r, ) adalah koordinat kutub ellips, p adalah semilakusrektum dan adalah eksentrisitas. Bagi tata surya kita, r adalah jarak dari matahari ke benda langit anggota tata surya dan adalah sudut yang terbentuk antara benda langit tersebut dengan pada Matahari pada titik tertentu dengan sumbu dimana benda langit tersebut terletak paling dekat ke Matahari. Jarak terdekat tersebut dikenal sebagai perihelion, yang didefinisikan terjadi saat = 0 sehingga persamaan matematis di atas akan berbentuk :

dengan q merupakan perihelion. Sedangkan jarak terjauh antara benda langit anggota tata surya terhadap Matahari dikenal sebagai aphelion dan didefinisikan terjadi saat = 180 sehingga persamaan matematisnya menjadi berbentuk :

dengan Q merupakan aphelion. Secara geometris, hasil penjumlahan antara q dan Q setara dengan 2a, dimana a adalah setengah sumbu utama ellips. Sehingga diperoleh :

Jika nilai p ini dimasukkan ke dalam persamaan dasar ellips, maka kita memperoleh sebuah persamaan matematis untuk ellips sebagai berikut :

Sementara nilai eksentrisitas ellips dapat ditulis ulang sebagai :

Dalam semua ilmu eksak sebuah ukuran adalah hal yang sangat penting untuk membandingkan suatu hal dengan hal lainnya. Begitu pula dalam ilmu astronomi, untuk mengukur sudut antar objek kita gunakan sebuah satuan yang disebut derajat. terkadang ada orang yang menyebut besar sudut ini sebagai jarak antara objek yang satu dengan lainnya. Jarak yang dimaksud bukan lah jarak panjang antar objek melainkan sebuah sudut yang dibetuk antara objek yang satu dengan objek yang lain dengan titik sudut adalah mata.

Sudut yang dibentuk antar objek Lantas bagaimana kita bisa menetukan besar sudut yang dibentuk antar objek langit jika kita tidak ada alat sama sekali? Tanpa menggunakan alat sebenarnya Tuhan sudah memberikan sebuah alat yang praktis dan selalu dibawa kemana-mana. Alat itu adalah tangan dan jari kita. Untuk menentukan besar sudut yang dibentuk antar objek kita dapat memperkirakan dengan menggunakan jari dan kombinasi nya seperti pada gambar tetapan sudut berikut.

Tetapan besar sudut menggunakan jari

Sesudah kita tahu ketetapan-ketetapan dari jari dan kombinasi nya kini saat nya kita mempraktikkan. Caranya silahkan rentangkan tangan anda sampai lurus. Ada baiknya gunakan tangan kiri biar ndak bingung ngliat gambarnya. Nah kemudian gunakan satu mata (tutup mata kanan dan gunakan mata kiri) perkirakan berapa panjang antar objek itu dapat dijangkau dengan menggunakan jari dan kombinasi nya. Apakah satu genggaman tangan, satu kelingking atau satu genggaman tangan + jempol? Sesudah panjang antar objek dapat dijangkau dengan jari dan kombinasi nya maka lihat pada gambar tetapan sudut maka itulah besar sudut yang dibentuk antar objek. Jika ternyata 1 genggaman tangan dan kombinasi jari belum dapat mencapai objek, boleh kita menambahkan menggunakan 1 tangan lagi dan untuk besar sudut tetap sama seperti pada aturan.

Contoh Besar sudut yang dibentuk antar objek sebesar 10 derajat

Ketinggian posisi benda langit setinggi 1 derajat dari horizon atau garis batas laut dengan bumi. Copyright: Kafe Astronomi.com

Ketinggian posisi benda langit setinggi 15 derajat dari horizon. Copyright Kafe Astronomi.com Bagaimana sudah jelas bukan cara menetukan besar sudut atau Jarak antar objek langit? Kini anda sudah tidak boleh bingung dengan istilah kekiri dari sirius sekian derajat dan lain sebagainya. Semoga bermanfaat yach baik untuk diri saya, anda dan orang lain.

Kemerlip cahaya bintang dilangit sangat berwarna-warni. Ada yang berwarna biru terang, kuning kekuningan dan ada pula yang berwarna orange. Apa kah ada kaitannya semua warna ini dengan pribadi dari si bintang-bintang yang ada di langit ini? Perbedaan warna ini ternyata digunakan oleh para astronom untuk mengetahui temperatur permukaan, garis hidrogen pada spektrum bintang dan luminositas(jumlah energi yang dipancarkan sebuah bintang ke segala arah per satuan waktu) dari si bintang itu sendiri. Oleh karenanya dari macam-macam warna bintang yang dapat dilihat itu dibuatlah sebuah klasifikasi bintang. Pada tahun 1814, Joseph von fraunhofer seorang fisikawan asal jerman mencatat dan memetakan sejumlah garis-garis gelap dalam sebuah spektrum Matahari jika cahayanya dilewatkan pada suatu prisma. Dari hasil pemetaan yang dihasilkan, Garis-garis gelap ini kemudian disebut sebagai garis-garis Fraunhofer. Disisi lain Kirchhoff dan Bunsen kemudian manemukan bahwa seperangkat garis-garis tersebut berhubungan dengan suatu elemen kimia yang berada di lapisan atas matahari. Fraunhofer juga menemukan bahwa bintang-bintang lain juga memiliki spektrum seperti Matahari, tetapi dengan pola garis-garis gelap yang berbeda. 53 tahun setelah penemuan garis fraunhofer, seorang astronom Yesuit yaitu Angelo Secchi, melakukan penyelidikan terhadap sekitar 4000 spektrum bintang dari hasil pengamatan yang dilakukannya dengan menggunakan prisma obyektif. Hanya dengan menggunakan mata, Secchi menggolongkan bintangbintang tersebut ke dalam tiga kelas. Bintang dengan garis-garis serapan sangat kuat dari atom hidrogen digolongkan sebagai tipe I berwarna putih, bintang dengan garis-garis serapan sangat kuat dari ion logam digolongkan sebagai tipe II berwarna kuning, dan bintang dengan pita-pita serapan lebar digolongkan sebagai tipe III berwarna merah. Setahun kemudian Secchi memasukkan beberapa bintang

yang memiliki garis-garis serapan dengan pola yang aneh, jarang ada, mirip tetapi tidak terlalu sama dengan pola tipe III, dan menggolongkannya sebagai tipe IV. Dari hasil klasifikasi bintang yang dilakukan oleh Secchi, Edward Charles Pickering ditahun 1886 memulai penyelidikan spektrum bintang secara fotografi bertempat diobservatorium Harvard. Dengan menggunakan prisma obyektif para astronom di Harvard meng-klasifikasikan bintang berdasarkan kuat garis-garis serapan pada deret Balmer dari hidrogen netral (H I), memperluas penggolongan dan menamakan kembali penggolongan dengan huruf A, B, C dan seterusnya hingga P, dimana bintang kelas A memiliki garis serapan atom hidrogen paling kuat, B terkuat berikutnya dan seterusnya. Asisten-asisten Pickering(Williamina Fleming, Annie Jump Cannon, Antonia Maury, dan Henrietta Swan Leavitt), memulai sebuah proyek skala besar pengklasifikasian spektrum bintang. Antara ditahun 1911 dan 1949, 400.000 bintang telah didaftarkan ke dalam katalog Henry Draper (dinamai menurut sang penyandang dana dan perintis penelitian spektroskopi fotografi Amerika, Henry Draper). Para gadis Harvard ini, khususnya Cannon dan Maury, kemudian menyadari adanya sebuah keteraturan dalam semua garis-garis spektral (tidak hanya hidrogen) jika penggolongan bintang-bintang tersebut diurutkan menjadi O, B, A, F, G, K, M. Kelas lainnya dihilangkan karena ditemukan bahwa beberapa di antaranya sebenarnya merupakan kelas yang sama. Untuk mengingat urutan penggolongan ini biasanya digunakan kalimat Oh Be A Fine Girl Kiss Me. Dengan kualitas spektrogram yang lebih baik memungkinkan penggolongan ke dalam 10 sub-kelas yang diindikasikan oleh sebuah angka arab (0 hingga 9) yang mengikuti huruf. Pada mulanya urutan pola spektrum ini diduga karena perbedaan susunan kimia atmosfer bintang. Namun kemudian disadari bahwa urutan tersebut sebenarnya merupakan urutan temperatur permukaan bintang, setelah pada tahun 1925, Cecilia Payne-Gaposchkin berhasil membuktikan hubungan tersebut. Berikut ini adalah daftar klasifikasi bintang yang dikenal dengan klasifikasi Hardvard atau klasifikasi bintang berdasarkan spektrum. Kelas bintang ini dimulai dari yang paling panas hingga yang paling dingin (dengan massa, radius dan luminositas dalam satuan Matahari)

Tabel Klasifikasi Bintang berdasarkan spektrum Kelas O Bintang kelas O adalah bintang yang paling panas, temperatur permukaannya lebih dari 25.000 Kelvin. Bintangderet utama kelas O merupakan bintang yang nampak paling biru, walaupun sebenarnya kebanyakan energinya dipancarkan pada panjang gelombang ungu dan ultraungu. Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium yang terionisasi 1 kali (He II) dan

karbon yang terionisasi dua kali (C III). Garis-garis serapan dari ion lain juga terlihat, di antaranya yang berasal dari ion-ion oksigen, nitrogen, dan silikon. Garis-garis Balmer Hidrogen (hidrogen netral) tidak tampak karena hampir seluruh atom hidrogen berada dalam keadaan terionisasi. Bintang deret utama kelas O sebenarnya adalah bintang paling jarang di antara bintang deret utamalainnya (perbandingannya kira-kira 1 bintang kelas O di antara 32.000 bintang deret utama). Namun karena paling terang, maka tidak terlalu sulit untuk menemukannya. Bintang kelas O bersinar dengan energi 1 juta kali energi yang dihasilkan Matahari. Karena begitu masif, bintang kelas O membakar bahan bakar hidrogennya dengan sangat cepat, sehingga merupakan jenis bintang yang pertama kali meninggalkan deret utama. Contoh : Zeta Puppis

Spektrum dari bintang kelas O5V Kelas B Bintang kelas B adalah bintang yang cukup panas dengan temperatur permukaan antara 11.000 hingga 25.000 Kelvin dan berwarna putih-biru. Dalam pola spektrumnya garis-garis serapan terkuat berasal dari atom Helium yang netral. Garis-garis Balmer untuk Hidrogen (hidrogen netral) nampak lebih kuat dibandingkan bintang kelas O. Bintang kelas O dan B memiliki umur yang sangat pendek, sehingga tidak sempat bergerak jauh dari daerah dimana mereka dibentuk, dan karena itu cenderung berkumpul bersama dalam sebuah asosiasi OB. Dari seluruh populasi bintang deret utama terdapat sekitar 0,13 % bintang kelas B. Contoh : Rigel, Spica

Spektrum dari bintang kelas B2II Kelas A Bintang kelas A memiliki temperatur permukaan antara 7.500 hingga 11.000 Kelvin dan berwarna putih. Karena tidak terlalu panas maka atom-atom hidrogen di dalam atmosfernya berada dalam keadaan netral sehingga garis-garis Balmer akan terlihat paling kuat pada kelas ini. Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti magnesium, silikon, besi dan kalsium yang terionisasi satu kali (Mg II, Si II, Fe II dan Ca II) juga tampak dalam pola spektrumnya. Bintang kelas A kira-kira hanya 0.63% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Vega, Sirius Kelas F Bintang kelas F memiliki temperatur permukaan 6000 hingga 7500 Kelvin, berwarna putih-kuning. Spektrumnya memiliki pola garis-garis Balmer yang lebih lemah daripada bintang kelas A. Beberapa garis serapan logam terionisasi, seperti Fe II dan Ca II dan logam netral seperti besi netral (Fe I) mulai tampak. Bintang kelas F kira-kira 3,1% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Canopus, Procyon

Spektrum dari bintang kelas F2III Kelas G Bintang kelas G barangkali adalah yang paling banyak dipelajari karena Matahari adalah bintang kelas ini. Bintang kelas G memiliki temperatur permukaan antara 5000 hingga 6000 Kelvin dan berwarna

kuning. Garis-garis Balmer pada bintang kelas ini lebih lemah daripada bintang kelas F, tetapi garis-garis ion logam dan logam netral semakin menguat. Profil spektrum paling terkenal dari kelas ini adalah profil garis-garis Fraunhofer. Bintang kelas G adalah sekitar 8% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Matahari, Capella, Alpha Centauri A

Spektrum dari bintang kelas G5III Kelas K Bintang kelas K berwarna jingga memiliki temperatur sedikit lebih dingin daripada bintang sekelas Matahari, yaitu antara 3500 hingga 5000 Kelvin. Alpha Centauri B adalah bintang deret utama kelas ini. Beberapa bintang kelas K adalah raksasa dan maharaksasa, seperti misalnya Arcturus. Bintang kelas K memiliki garis-garis Balmer yang sangat lemah. Garis-garis logam netral tampak lebih kuat daripada bintang kelas G. Garis-garis molekul Titanium Oksida (TiO) mulai tampak. Bintang kelas K adalah sekitar 13% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Alpha Centauri B, Arcturus, Aldebaran

Spektrum dari bintang kelas K4III Kelas M Bintang kelas M adalah bintang dengan populasi paling banyak. Bintang ini berwarna merah dengan temperatur permukaan lebih rendah daripada 3500 Kelvin. Semua katai merah adalah bintang kelas ini. Proxima Centauri adalah salah satu contoh bintang deret utama kelas M. Kebanyakan bintang yang berada dalam fase raksasa dan maharaksasa, seperti Antares dan Betelgeuse merupakan kelas ini. Garis-garis serapan di dalam spektrum bintang kelas M terutama berasal dari logam netral. Garis-garis Balmer hampir tidak tampak. Garis-garis molekul Titanium Oksida (TiO) sangat jelas terlihat. Bintang kelas M adalah sekitar 78% dari seluruh populasi bintang deret utama. Contoh : Proxima Centauri, Antares, Betelgeuse

Aberasi kromatis: cacat pada lensa yang mengakibatkan berkas cahaya untuk panjang gelombang yang berbeda dibiaskan dengan sudut yang berbeda. Cacat ini dapat diatasi dengan memberikan lensa tambahan. Aberasi sferis: cacat pada cermin berbentuk kulit bola yang mengakibatkan perbedaan sudut pantul antara berkas cahaya yang jatuh di titik yang dekat dari sumbu cermin dengan berkas cahaya yang jatuh di titik yang jauh dari sumbu cermin (misalnya di tepi cermin). Albedo: perbandingan antara intensitas cahaya yang diterima permukaan planet dari Matahari dengan yang dipantulkan kembali. Bulan memiliki albedo 0,113 dan Bumi 0,367. Almanak: katalog yang berisikan jadwal fenomena benda langit seperti kapan Matahari, Bulan, dan planet-planet terbit dan terbenam.

Altitud: salah satu besaran dalam sistem koordinat alt-azimuth. Artinya adalah ketinggian sebuah benda langit yang dihitung dari horison ke arah kutub-kutub langit. Nilainya dari -90 hingga 90. Apfokus: jarak terjauh sebuah benda terhadap titik fokus elips orbitnya. Misalnya, jarak terjauh Bumi dari Matahari disebut dengan aphelion. Dalam sistem Bulan Bumi, namanya apogee. Dalam sistem bintang ganda, namanya apastron. Bumi berada di aphelion saat bulan Juli. Asensiorekta: salah satu besaran dalam koordinat ekuatorial yang mendefinisikan jarak antara titik gamma dengan titik potong proyeksi benda langit dari kutub ke ekuator langit. Asensiorekta dihitung sepanjang ekuator langit dari 0 24 jam berlawanan gerak harian bintang. Asterisme: kumpulan bintang di langit yang membentuk pola tertentu. Sebuah asterisme bisa saja merupakan bagian dari sebuah rasi (misalnya bintang tujuh di rasi Ursa Major dan Ursa Minor) atau gabungan dari beberapa bintang di berbagai rasi (misalnya segitiga musim panas yang terdiri dari bintang Vega, Deneb, dan Altair). Asteroid: benda kecil di tata surya, yang sangat banyak terdapat di antara orbit Mars dan Jupiter. Selain itu, ada juga NEA, Near Earth Asteroid atau asteroid di dekat Bumi. Astrometri: cabang ilmu dalam astronomi yang mempelajari penentuan posisi objek langit. Contohnya penentuan orbit bintang ganda, asteroid, dan gerak diri bintang. Astrofisika: cabang ilmu dalam astronomi yang mempelajari proses fisika yang terjadi di dalam objek langit. Seperti reaksi nuklir di dalam inti bintang dan proses hantaran energi dari inti bintang hingga ke atmosfernya. Aurora: cahaya yang timbul di lapisan ionosfer akibat interaksi antara partikel bermuatan yang berasal dari angin Matahari dengan medan magnet planet. Di Bumi, aurora ada 2 macam, yaitu aurora Borealis (terlihat dari Bumi belahan utara) dan aurora Australis (terlihat dari Bumi belahan selatan). Autumnal Equinox: saat Matahari berada tepat di ekuator langit pada sekitar tanggal 23 September setiap tahunnya. Pada saat itu, kawasan Bumi yang ada di utara khatulistiwa mengalami musim gugur dan yang ada di selatan mengalami musim semi. Awan Oort: awan hipotetik yang terletak di bagian tepi tata surya kita dan berisikan batuan beku yang menjadi sumber komet. Jaraknya sekitar 50.000 SA dari Matahari. B Benda Hitam (Black Body): benda hipotetis yang menyerap semua energi yang diterimanya. Benda ini dapat didekati dengan membuat eksperimen berikut: sebuah benda berongga yang diberi lubang kecil dipanaskan. Apabila kita amati lubang yang ada di benda tersebut maka sifat pancaran energinya mendekati sifat benda hitam. Bimasakti: galaksi yang kita tinggali. Dalam bahasa Inggris, galaksi ini disebut Milkyway. Binokular: alat bantu optik yang terdiri dari sepasang sistem lensa yang lebih dikenal dengan istilah kekeran. Binokuler ini membentuk bayangan tegak sehingga lebih sering digunakan sebagai teropong medan/Bumi daripada teropong langit. Bintang: benda langit yang menghasilkan dan memancarkan energi/cahayanya sendiri.

Bola langit: bola khayal yang digunakan untuk memetakan seluruh benda langit. Bola ini merupakan perluasan dari bola Bumi dan memiliki unsur-unsur yang mirip seperti yang dimiliki Bumi, yaitu kutub utara dan selatan langit serta ekuator langit. Bolide: bola api yang mengeluarkan suara bergemuruh, yang timbul ketika meteor melintas di udara. Bulan: secara umum berarti satelit alami sebuah planet. Secara khusus berarti nama satelit milik Bumi. Selain itu juga memiliki arti penanda waktu yang berisikan sekitar 30 hari dalam penanggalan/sistem kalender. Bulge: bagian pusat dari sebuah galaksi spiral yang menonjol, berbentuk spheroid yang ukuran tiga sumbunya berbeda. Bujur: salah satu komponen penentu koordinat dalam sistem koordinat Bumi, horison, ekliptika, dan galaktik. Garis bujur selalu menghubungkan kutub utara dan kutub selatan sistem koordinatnya. Biasanya memiliki nilai 0 360. C Centaurus: rasi berbentuk setengah manusia dan setengah kuda yang berada di belahan langit selatan. Rasi ini berada sangat dekat dengan rasi Crux. Dua kakinya, dua bintang paling terang di rasi ini yaitu bintang Alfa dan Beta Centauri, menunjuk rasi Crux di sebelah baratnya. Cepheid: nama turunan dari rasi Cepheus. Nama rasi ini terkenal karena bintang variabel Cepheid yang menjadi salah satu andalan dalam menentukan jarak galaksi yang jauh. Bintang variabel ini memiliki keteraturan dan hubungan antara luminositas dengan periode variabilitasnya. Ceres: nama sebuah planet katai yang terletak di sabuk asteroid (antara Mars dan Jupiter). Awalnya, Ceres dikelompokkan sebagai asteroid. Namun berubah menjadi planet katai sejak Agustus 2006. Crux: rasi berbentuk salib/layang-layang yang berada di belahan langit selatan. Rasi ini menjadi salah satu penunjuk arah selatan yang cukup akurat. Rasi ini dapat diamati setelah Matahari terbenam pada bulan Maret hingga September. D Deklinasi: salah satu besaran dalam koordinat ekuatorial yang mendefinisikan jarak antara ekuator langit ke benda langit. Nilainya adalah dari -90 hingga 90. Diagram garpu tala: diagram yang menunjukkan pengelompokan galaksi berdasarkan bentuknya. Diagram ini dibuat oleh Edwin Hubble. Diagram HR: diagram Hertzsprung-Russel, yaitu diagram yang menunjukkan sebaran bintang berdasarkan luminositas dan temperaturnya. E Efek Doppler: perubahan panjang gelombang suatu sumber pemancar gelombang yang dideteksi apabila sumber tersebut bergerak relatif terhadap pengamat. Pada pengamatan spektrum bintang/galaksi yang bergerak, kita akan melihat pergeseran panjang gelombang ke arah merah jika benda itu menjauhi kita dan pergeseran ke arah biru jika benda itu mendekati kita.

Ekuator langit: garis imajiner yang membagi langit menjadi dua bagian sama besar, yaitu belahan langit utara dan selatan. Garis ini merupakan perluasan dari garis ekuator/khatulistiwa hingga memotong bola langit. Ekliptika: bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari. Bidang ini membentuk sudut sebesar 23,5 dengan ekuator langit. Dapat juga dikatakan sebagai lintasan semu Matahari selama satu tahun di langit. Elips: suatu kurva tertutup yang memiliki dua buah titik pusat (disebut titik fokus). Kurva semacam ini dapat dihasilkan dari mengiris sebuah kerucut dengan sudut irisan antara 0 hingga sudut kemiringan sisi kerucut. Kelonjongan sebuah elips dinyatakan dengan nilai eksentrisitas antara 0 dan 1. Eksentrisitas 0 akan memberikan lingkaran, 1 berarti parabola, dan lebih dari 1 berarti hiperbola. Elongasi: sudut yang dibentuk antara Matahari, Bumi, dan planet. Equinox: berarti panjang siang yang sama dengan panjang malam. Terjadi 2 kali dalam setahun, yaitu di sekitar tanggal 21 Maret dan 23 September. F Fluks bintang: jumlah energi yang dipancarkan satu satuan luas permukaan bintang ke segala arah. Fotometri: teknik dalam astronomi yang khusus mempelajari intensitas pancaran elektromagnetik dari benda langit. Fotosfer: bagian dari Matahari yang memancarkan cahaya. Fusi (reaksi): reaksi penggabungan atom-atom. Di pusat bintang seperti Matahari, reaksi yang terjadi adalah pembentukan Helium dari Hidrogen. G Galaksi: kumpulan terbesar bintang-bintang di alam semesta. Memiliki bentuk dan ukuran yang bermacam-macam, seperti spiral, elips, dan tak beraturan. Galaksi Bimasakti (Milky Way Galaxy) berbentuk spiral. Geosentrisme: paham yang menyatakan bahwa tata surya (alam semesta) berpusat pada Bumi dan semua benda langit bergerak mengelilingi Bumi. Gerak harian: gerak benda langit dalam sehari terbit dan terbenam dari timur ke barat. Gerak tahunan: gerak Matahari dalam setahun yang berpindah-pindah rasi dari barat ke timur. Gerhana: peristiwa tertutupnya sebuah objek karena adanya objek yang melintas di depannya. Kedua objek yang terlibat dalam gerhana ini memiliki ukuran yang hampir sama jika diamati dari Bumi. Contohnya gerhana Matahari dan gerhana Bulan. Gravitasi: gaya tarik menarik yang timbul antara 2 benda bermassa atau lebih yang memiliki jarak tertentu. Grup Lokal (Local Group): kelompok kecil galaksi di sekitar Galaksi Bimasakti. Beranggotakan sekitar 30 galaksi, kelompok galaksi ini hanya beranggotakan sedikit galaksi yang berukuran besar, di antaranya adalah Bimasakti, Andromeda, Awan Magellan Besar, dan Awan Magellan Kecil.

Gugus bintang (star cluster): sekelompok bintang-bintang yang berdekatan karena dilahirkan pada daerah yang sama. Terdapat dua jenis gugus bintang, yaitu gugus terbuka dan gugus bola. Gugus terbuka/galaktik (open cluster ): gugus bintang dengan bintang anggota berjumlah kurang dari 100 bintang. Ruang antar bintang terlihat renggang Gugus bola (globular cluster): gugus bintang dengan bintang anggota berjumlah hingga jutaan bintang. Ruang antar bintang terlihat rapat. H Halo galaksi: komponen terbesar dari sebuah galaksi spiral. Diperkirakan bahkan membentang lebih jauh dari batas terjauh piringan yang bisa dilihat. Heliosentrisme: paham yang menyatakan bahwa tata surya (alam semesta) berpusat pada Matahari dan semua benda langit mengelilingi Matahari. Horison: garis khayal yang membatasi wilayah langit yang dapat diamati dengan permukaan Bumi yang dipijak pengamat. Di laut yang luas, horison mempertemukan laut dengan langit. Hujan meteor: peristiwa terlihatnya puluhan hingga ratusan meteor dalam semalam. Hujan meteor selalu terjadi di tanggal yang sama setiap tahun. Batuan yang menjadi asal meteor biasanya berasal dari serpihan debu komet. I Inklinasi: sudut yang terbentuk akibat dua bidang yang tidak terletak berhimpit tetapi berpotongan. Inklinasi ekliptika dengan ekuator langit adalah 23,5, inklinasi orbit Bulan dengan ekliptika adalah 5 . J Jupiter: nama salah satu planet di tata surya kita. K Katai putih: salah satu tahapan akhir dari evolusi bintang yang terjadi ketika bintang menghembuskan selubungnya setelah menjadi planetary nebula dan hanya menyisakan bagian intinya saja. Matahari diyakini akan menjadi sebuah bintang katai putih. Komet: benda kecil di tata surya yang terlihat memiliki ekor ketika melintas di dekat Matahari. Karena orbitnya yang sangat eksentrik, komet lebih sering diamati ketika berada di dekat Matahari saja. Contoh: komet Halley yang mendekati Matahari setiap 76 tahun sekali. Konjungsi: konfigurasi yang terbentuk ketika planet Matahari Bumi berada pada satu garis lurus. Untuk planet dalam, formasi seperti itu disebut dengan konjungsi superior. Sedangkan konfigurasi Matahari planet Bumi disebut konjungsi inferior. Sudut elongasi planet saat konjungsi adalah 0 . Konstelasi: rasi. Korona: bagian luar Matahari yang sangat panas dan hanya dapat diamati ketika terjadi gerhana Matahari total. Kosmologi: cabang ilmu astronomi yang mempelajari sejarah, evolusi, dan perkembangan alam semesta.

Kuadratur (timur dan barat): konfigurasi yang terbentuk ketika elongasi planet luar adalah 90 . Kulminasi: melintasnya sebuah benda langit di garis yang menghubungkan titik utara dan selatan. Kulminasi terdiri atas 2 jenis, kulminasi atas yaitu ketika benda langit melintasi garis yang menghubungkan titik utara, zenith, dan titik selatan (berada di atas horison) dan kulminasi bawah yaitu ketika benda langit melintasi garis yang menghubungkan titik utara, nadir, dan titik selatan (berada di bawah horison). L Leonid: salah satu nama hujan meteor yang terkenal karena jumlah meteornya sangat banyak dan spektakuler. Diambil dari nama rasi Leo yang menjadi titik radian/titik tempat meteor-meteor yang terjadi berasal. Lubanghitam: bentuk akhir dari evolusi bintang bermassa sangat besar. Lubanghitam baru terbentuk apabila bintang tersebut mengalami supernova. Setelah itu massa bintang yang tersisa begitu besar tetapi radiusnya sangat kecil sehingga gaya gravitasi di permukaan sangat besar, bahkan cahay tidak dapat lolos dari tarikan gravitasinya. Akibatnya bintang runtuh pada dirinya sendiri. Luminositas: jumlah energi per detik yang dipancarkan seluruh permukaan bintang ke segala arah. Besarnya bergantung pada kuadrat jejari bintang dan pangkat empat temperaturnya. M Magnitudo: satuan yang digunakan untuk menyatakan kecerlangan suatu bintang/benda langit. Meridian: garis khayal yang menghubungkan kutub utara langit dan kutub selatan langit dan memisahkan belahan langit sebelah timur dengan langit barat. Peristiwa saat objek langit melintasi meridian dari timur ke barat disebut juga transit. Messier: nama katalog untuk 110 benda-benda langit yang menarik, berisi nebula, gugus bintang, dan galaksi. Nama Messier diambil dari nama penemunya, Charles Messier (1730-1817) seorang astronom Prancis. Meteor: kilatan cahaya di langit yang diakibatkan oleh masuknya benda asing ke Bumi. Benda tersebut akan bergesekan dengan partikel di atmosfer Bumi sehingga memanas dan memijar. Benda ini bisa saja habis terbakar atau terus melaju hingga menumbuk permukaan Bumi. Meteorit: meteor yang tidak habis terbakar di atmosfer dan menumbuk permukaan Bumi. Meteoroid: benda yang ukurannya lebih kecil dari asteroid dan lebih besar dari atom yang terdapat di ruang angkasa dan menjadi benda yang menimbulkan meteor. Mounting: sistem penyokong suatu teleskop yang menghungkan teleskop dengan kaki-kaki penyangga (tripod atau monopod). N Nebula: sekumpulan gas dan debu yang memiliki kerapatan rendah. Dapat merupakan materi pembentuk bintang atau sebaliknya, merupakan sisa ledakan bintang (supernova). (Bintang) Neutron: sisa supernova (hasil ledakan bintang bermassa besar) yang membentuk bintang yang sedemikian padat sehingga hanya berisikan neutron saja.

New General Catalogue (NGC): katalog yang berisikan daftar nebula, gugus bintang, dan galaksi. Jumlah objeknya mencapai 7.840 buah. O Okultasi: peristiwa tertutupnya sebuah benda langit oleh benda langit lainnya yang lebih besar. Contohnya okultasi bintang oleh Bulan atau planet oleh Bulan. Oposisi: konfigurasi yang terbentuk ketika Matahari Bumi planet berada pada satu garis lurus. Sudut elongasi planet saat oposisi adalah 180 . Orbit: lintasan sebuah benda langit dalam mengelilingi benda langit lainnya. Orion: rasi yang digambarkan sebagai sosok pemburu. Sangat terkenal dengan tiga sabuk berjejer yang disebut sabuk Orion. Rasi ini dapat diamati setelah Matahari terbenam pada bulan Desember hingga Mei. P Paralaks: perbedaan pandangan akibat melihat sebuah benda dari 2 tempat yang berbeda. Contoh sederhananya adalah melihatsebuah pensil yang digenggam di tangan sejauh 30 cm dari mata secara bergantian dengan hanya satu mata kanan dan kiri saja. Pensil tersebut akan terlihat berpindah relatif terhadap benda di belakangnya. Parsek (parsec, pc): jarak objek yang memiliki paralaks sebesar 1 detik busur, yaitu sebesar 206265 SA atau 3.26 tahun cahaya. Penumbra: bayangan sebuah benda (Bulan atau Bumi) yang tidak terlalu pekat. Ketika gerhana Matahari terjadi, wilayah di Bumi yang terkena penumbra Bulan akan mengalami gerhana Matahari sebagian. Sedangkan saat gerhana Bulan penumbra, kecerlangan Bulan purnama hanya akan berkurang sedikit dan sangat sulit dideteksi mata telanjang. Perifokus: jarak terdekat dari titik fokus untuk orbit elips. Apabila Matahari yang berada di titik fokus disebut dengan perihelion, bila bintang yang di titik fokus sebutannya adalah periastron. Bumi berada di titik perihelion pada bulan Januari Polusi Cahaya: polusi karena cahaya buatan manusia justru membuat langit malam menjadi terang. Hal ini sangat mengganggu pengamatan astronomi karena informasi dari langit datang dalam bentuk cahaya, sehingga jika lingkungan sekitar terlalu terang oleh cahaya lampu penduduk/jalan maka benda langit akan semakin sulit dilihat. Phobos: salah satu satelit/bulan milik planet Mars. Planetary Nebula: bentuk lanjutan evolusi bintang bermassa kecil setelah tahap raksasa merah. Bintang akan melontarkan selubungnya dan hanya menyisakan inti bintang menjadi katai putih. Matahari nanti akan menjadi seperti ini. Pluto: nama benda di tata surya yang sempat digolongkan sebagai planet sebelum tahun 2006. Karena bentuk orbitnya, Pluto bisa menjadi lebih jauh daripada Neptunus atau lebih dekat. Pulsar: pulsating radio source. Sumber pemancar energi radio yang pancarannya berubah-ubah secara periodik. Asalnya adalah bintang neutron yang berputar/rotasi dengan cepat. Q

Quasar: quasi stellar object. Objek yang tampak seperti bintang (sumber cahaya titik) namun berjarak sangat jauh dan mengindikasikan bahwa objek ini berada di luar Galaksi. Diketahui sebagai galaksi yang memiliki bagian inti yang aktif (Active Galactic Nuclei). R Rasi: kumpulan bintang yang tampak berdekatan di langit dan membentuk benda khayal bila dibuat garis yang menghubungkan bintang-bintangnya. Reflektor: jenis teleskop yang menggunakan cermin dalam sistem optiknya. Refraktor: jenis teleskop yang menggunakan lensa dalam sistem optiknya. Revolusi: gerak benda langit mengitari pusat massa sistemnya. Misalnya gerak planet-planet di tata surya mengelilingi Matahari, gerak Bulan mengelilingi Bumi, dan gerak Rotasi: gerak benda langit berputar pada porosnya. S Sabuk Van Allen: daerah di ruang angkasa dekat Bumi yang berbentuk donat yang berisikan partikel bermuatan Satuan Astronomi, SA (Astronomy Unit, AU): jarak rata-rata Bumi Matahari, sebesar 149.6 juta km, atau disederhanakan menjadi 150 juta km. Penggunaan jarak ini terbatas pada lingkup tata surya. Supernova: peristiwa meledaknya bintang, yang menjadi tahapan akhir evolusi bintang bermassa besar. T Tahun Cahaya (light year, ly): jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu 1 tahun. Kalikan kecepatan tempuh cahaya (300.000 km/dt) dengan jumlah detik dalam setahun. Hasilnya adalah 946 x 10^14 km atau 6324 AU. Jarak Matahari Bumi adalah 8 menit cahaya. Tata surya: sistem banyak benda yang bercirikan adanya sebuah benda dominan berupa bintang yang dikelilingi benda-benda lainnya yang lebih kecil. Hingga kini telah banyak ditemukan sistem tata surya di bintang lain, selain tata surya yang kita tinggali (Matahari dan 8 planetnya). Teleskop: piranti optik astronomi yang membantu mata untuk mengamati benda-benda langit yang redup. Sistem kerja utamanya adalah mengumpulkan cahaya. Transit: peristiwa melintasnya sebuah benda langit di meridian (disebut juga kulminasi atas). Arti lainnya adalah peristiwa melintasnya planet Merkurius atau Venus di depan piringan Matahari ketika diamati dari Bumi. Trojan: kelompok asteroid yang berada di lintasan/orbit Jupiter, berjarak sudut 60 di depan dan belakang Jupiter. Dengan demikian, asteroid ini mengorbit Matahari bersama-sama Jupiter dan tidak akan pernah menumbuk Jupiter. U Ultraungu: suatu daerah energi dengan panjang gelombang yang pendek dan energi tinggi.

V Vernal equinox: suatu waktu di kala Matahari berada tepat di titik perpotongan antara ekliptika dengan ekuator, sehingga pada saat itu panjang siang dan malam di Bumi di semua tempat adalah sama. Terjadi pada tanggal 21 Maret. Bisa disebut juga sebagai equinox awal. W W-Virginis: nama bintang variabel yang terletak di rasi Virgo X X-ray: sinar X. Pancaran elektromagnetik dengan energi tinggi. Y Yerkes: nama sistem klasifikasi bintang berdasarkan luminositas. Z Zenith: titik di langit yang berada tepat di atas kepala. Lawannya adalah Nadir. Zodiak: kelompok rasi yang dilewati ekliptika (Matahari) sepanjang tahun. Ada 12 rasi dalam zodiak yang dikaitkan dengan astrologi.

Anda mungkin juga menyukai