Anda di halaman 1dari 52

RADIASI

HILDA AGUSTINA
KAMIS, 21 MARET 2013

Radiasi adalah suatu bentuk energi yang


dipancarkan oleh setiap benda yang
mempunyai suhu di atas nol mutlak, dan
merupakan satu - satunya bentuk energi yang
dapat menjalar di dalam vakum angkasa luar.
Radiasi matahari yang jatuh ke bumi ini
disebut insolasi. Hampir 99 % energi radiasi
matahari berada di daerah gelombang
pendek, yaitu antara 0,15 m dan 4,0 m,
sehingga radiasi matahari dinamakan pula
radiasi gelombang pendek.

Energi matahari melakukan jalannya


ke Bumi dengan mekanisme
pemindahan energi yang dinamakan
radiasi

gelombang elektromagnetik datang dalam


berbagai ukuran. Spektrum elektromagnetik
dibagi berdasarkan panjang gelombang.
Sinar Gamma mempunyai panjang gelombang
terpendek kurang dari sepermilyar
centimeter, dan gelombang radio adalah yang
terpanjang, dengan panjang gelombang dapat
mencapai kilometer. Cahaya tampak, seperti
namanya, adalah hanya bagian dari spektrum
yang dapat kita lihat.

Spektrum gelombang
elektromagnetik

Cahaya tampak kenyataannya terdiri dari


campuran warna, masing-masing
berhubungan dengan panjang gelombang
yang berbeda.
Hal ini dapat didemonstrasikan dengan
melewatkan cahaya matahari melalui
prisma. Setiap panjang gelombang cahaya
dibelokan secara berbeda menghasilkan
susunan warna yang kita kenal dengan
bianglala.

Walaupun radiasi elektromagnetik


dibagi menjadi kategori, seluruh
bentuk pada dasarnya adalah sama.
Ketika setiap bentuk radiasi diserap
oleh suatu obyek, hasilnya adalah
kenaikan suhu. Seluruh panjang
gelombang berpindah menembus
angkasa pada kecepatan 300,000 km
(186,000 mil) per detik (kecepatan
cahaya).

Permukaan Bumi dan Matahari menyerap dan meradiasikan


dengan efisiensi hampir 100% untuk masing2 suhunya.
Sedangkan, gas2 adalah absorber dan radiator yang selektif.
Dan Atmosfer adalah campuran dari gas2. Dengan demikian
gas2 yang membentuk atmosfer adalah absorber dan
emitter yang baik dari beberapa panjang gelombang tetapi
tidak menyerap atau mengemisikan panjang gelombang
yang lain. Beberapa gas adalah absorber dan emitter yang
baik dari radiasi gelombang panjang. Pengalaman
menceritakan bahwa atmosfer adalah transparan thd cahaya
tampak karena cahaya tersebut dengan segera mencapai
permukaan Bumi. Sebaliknya, gas2 yang membentuk
atmosfer kita mampu menyerap dan mengemisikan banyak
radiasi yang lebih panjang yang diemisikan oleh Bumi.

APA YANG TERJADI PADA RADIASI


MATAHARI YANG DATANG?
Sebagian energi matahari
dipantulkan kembali ke ruang
angkasa. Dia meninggalkan dalam
panjang gelombang pendek yang
sama ketika dia datang ke Bumi.

Scaterring adalah proses dimana


gas2 dan partikel yang sangat kecil
di atmosfer membelokkan eneergi
matahari. Ketika berkas cahaya
dibaurkan, dia menghasilkan banyak
cahaya yang lebih lemah. Beberapa
energi dikembalikan ke ruang
angkasa. Scattering menjelaskan
bagaimana cahaya mencapai daerah
bayangan atau kamar dimana

Pada rata2nya, sekitar 30% dari


energi matahari yang dihalangi Bumi
dipantulkan dan dibaurkan kembali
ke angkasa. Persentase total radiasi
yang dipantulkan oleh permukaan
dinamakan albedo.

Albedo permukaan daratan dan


permukaan laut umumnya rendah. (satu
perkecualian adalah permukaan yang
tertutup es dan salju).
Sebaliknya albedo awan umumnya tinggi.
Dengan Mudah dapat membedakan awan
dari permukaan Bumi dalam citra
tersebut. Permukaan daratan dan air
nampak gelap (albedo rendah), akan
tetapi awan nampak putih (albedo tinggi).

Sebagian energi matahari diserap secara langsung


oleh atmosfer dan awan. Presentase dari energi
matahari datang yang benar2 paling besar menembus
atmosfer dan diserap pada permukaan Bumi. Dengan
demikian atmosfer tidak menerima jumlah yang besar
dari energinya secara langsung dari Matahari.
Atmosfer dipanasi terutama oleh energi yang pertamatama diserap oleh permukaan Bumi dan kemudian
diemisikan oleh permukaan ke langit. Persentase yang
ditunjukkan digambar adalah rata-rata global. Jumlah
aktual dapat bervariasi karena beberapa faktor yang
dapat menyebabkan albedo bervariasi.

Sudut berkas cahaya Matahari mempengaruhi persentase


cahaya yang dipantulkan. Makin kecil sudut Matahari, makin
panjang lintasan menembus atmosfer. Lintasan yang lebih
panjang menembus atmosfer meningkatkan jumlah scaterring
dan pemantulan.
Ketika albedo meningkat, ada sedikit energi matahari tersedia
untuk memanasi Bumi dan atmosfernya. Bila albedo mengecil,
lebih banyak energi yang tersedia.

Faktor yang Menyebabkan Variasi dalam Albedo:


Tutupan awan
Sifat dasar permukaan
Sudut Matahari

PENGARUH WARNA PADA ALBEDO


Albedo dari satu tempat ke tempat dan dari waktu
ke waktu dapat sangat bervariasi. Permukaan
yang berbeda memantulkan dan menyerap
cahaya dengan beda pula. Ingat bahwa atmosfer
dipanasi ketika radiasi gelombang panjang dari
Bumi diserap oleh atmosfer. Permukaan dengan
albedo tinggi adalah bukan penyerap radiasi
matahari yang efisien. Melainkan, permukaan
semacam itu memantulkan persentase yang
tinggi dari panjang gelombang pendek Matahari
kembali ke angkasa.

Karena radiasi matahari gelombang


pendek yang dipantulkan oleh
permukaan Bumi tidak diserap oleh
atmosfer, suhu atmosfer di atas
permukaan dengan albedo tinggi
lebih dingin daripada jika albedonya
lebih rendah.

Beberapa istilah yang banyak dipakai


untuk meng-ekspresikan radiasi
matahari ini adalah: Radiasi
Matahari, Irradiance, Insolaon, ESH
(equal sun hour), PSH (peak sun
hour). Seluruhnya mengacu pada hal
yang sama, yakni menunjukkan
berapa kWh/m2/hari radiasi matahari
yang sampai di permukaan bumi, di
lokasi tertentu.

Radiasi matahari dalam


perjalanannya melewati atmosfer
menuju permukaan bumi mengalami
penyerapan (absorpsi), pemantulan,
hamburan dan pemancaran kembali
atau reradiasi.

Radiasi matahari yang jatuh


biasanya ditaksir dengan
menggunakan alat perekam
penyinaran matahari yaitu dengan
Campbell Stokes. Alat ini mengukur
durasi atau lamanya penyinaran
matahari yang cerah dan terdiri dari
sebuah bola pejal yang terbuat dari
gelas.

Campbell Stokes

Prinsip kerja
Sinar matahari akan di fokuskan atau
dipusatkan oleh bola gelas tadi pada sutu
kertas tebal yang peka dan khusus. Pias yang
berskala pada jam ini dipasang pada logam
berbentuk setengah mangkok yang konsentris
dengan bola gelas tersebut. Sinar matahari
yang difokuskan pada pias akan membakar
dan meninggalkan bekas pada pias. Durasi
total penyinaran matahari cerah sepanjang
siang hari di dapatkan dengan mengukur
panjang total dari bekas pada pias.

Spektrum radiasi Matahari sendiri


terdiri dari dua yaitu, sinar
bergelombang pendek dan sinar
bergelombang panjang.

Sinar yang termasuk gelombang


pendek adalah sinar x, sinar gamma,
sinar ultra violet, sedangkan sinar
gelombang panjang adalah sinar
infra merah.

Jumlah total radiasi yang diterima di


permukaan bumi tergantung 4
(empat) faktor :
1.Jarak Matahari.
2.Intensitas radiasi Matahari
3. Panjang hari (sun duration)
4. Pengaruh atmosfer

1.Jarak Matahari.
Setiap perubahan jarak bumi dan
Matahari menimbulkan variasi terhadap
penerimaan energi Matahari

2.Intensitas radiasi Matahari


yaitu besar kecilnya sudut datang sinar Matahari
pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima
berbanding lurus dengan sudut besarnya sudut
datang.
Sinar dengan sudut datang yang miring kurang
memberikan energi pada permukaan bumi
disebabkan karena energinya tersebar pada
permukaan yang luas dan juga karena sinar
tersebut harus menempuh lapisan atmosphir
yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan
sudut datang yang tegak lurus.

3. Panjang hari (sun duration),


yaitu jarak dan lamanya antara Matahari
terbit dan Matahari terbenam.

4. Pengaruh atmosfer.
Sinar yang melalui atmosfer sebagian
akan diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan
uap air, dipantulkan kembali,
dipancarkan dan sisanya diteruskan ke
permukaan bumi.selain itu, radiasi
matahari bisa menangkal black hole
yang KATANYA bisa memerangkap
cahaya

Fluk rata-rata radiasi sinar matahari di


wilayah Indonesia selama bulan Januari 1979.

Skala warna dalam unit W/m2


(Sumber data: Climate Diagnostic
Center, NOAA).

Fluk rata-rata radiasi sinar matahari di


wilayah Indonesia selama bulan Januari 1993.

Skala warna dalam unit W/m2


(Sumber data: Climate Diagnostic
Center, NOAA).

Permukaan bumi yang dipanaskan


oleh penyerapan radiasi matahari
akan menjadi sumber radiasi
gelombang panjang dan dinamakan
radiasi bumi.

Radiasi infra merah yang dipancarkan oleh bumi di


dalam atmosfer akan mengalami proses - proses :
a. Penyerapan, dimana sebagai penyerap utama di
dalam atmosfer adalah ozon, karbondioksida dan
awan.
b. Reradiasi, bagian radiasi bumi dan radiasi
matahari yang diserap bersama - sama memanaskan
atmosfer. Pemanasan ini mendorong atmosfer
memancarkan radiasi, jadi atmosfer memancarkan
kembali radiasi bumi yang diserapnya.
c. Penerusan, radiasi bumi yang diserap atmosfer
adalah 95%, sedangkan sisanya 5% diteruskan tanpa
dipengaruhi atmosfer samasekali dan langsung
meninggalkan bumi menuju angkasa luar.

Selama ini partikel-partikel aerosol diketahui


mempengaruhi suhu dipermukaan bumi
dengan 2 cara. Pertama, merefleksikan sinar
matahari kembali ke luar angkasa dan
mengurangi radiasi matahari yang dapat
mengakibatkan pendinginan global. Kedua,
menyerap radiasi itu sehingga ikut
memanaskan atmosfer. Variabel efek
pendinginan dan pemanasan dari aerosol itu
lalu juga memodifikasi sifat tutupan awan
dan curah hujan.

Aerosol juga diyakini memiliki efek yang tidak


langsung pada iklim dengan mengubah-ubah
awan. Malah kalau tidak ada aerosol di
atmosfer, tidak akan ada awan. Gas rumah
kaca, begitu juga oksigen dan nitrogen yang
merupakan dua komponen terbesar di
atmosfer bersifat transparan. Gas rumah
kaca bisa meneruskan radiasi matahari yang
datang, tapi mereka memerangkapkan panas
dari bumi (efek rumah kaca).

Setiap benda secara kontinu memancarkan


radiasi panas dalam bentuk
gelombangelektromagnetik. Bahkan sebuah
kubus es pun memancarkan radiasi panas,
sebagian kecil dariradiasi panas ini ada dalam
daerah cahaya tampak. Walaupun demikian
kubus es ini tak dapat dilihat dalam ruang gelap.
Serupa dengan kubus es, badan manusia pun
memancarkan radiasi panas dalam daerah
cahaya tampak, tetapi intensitasnya tidak cukup
kuat untuk dapat dilihat dalam ruang gelap.

Setiap benda memancarkan radiasi


panas, tetapi umunya benda terlihat
oleh kita karena benda itu
memantulkan cahaya yang datang
padanya, bukan karena
memancarkan radiasi panas.

Benda baru terlihat karena meradiasikan panas


jika suhunya melebihi 1000 K. Pada suhu ini benda
mulai berpijar merah sepeti kumparan pemanas
sebuah kompor listrik. Pada suhu di atas 2000 K
benda berpijar kuning atau keputih-putihan,
seperti besi berpijar putih atau pijar putih dari
filamen lampu pijar. Begitu suhu benda terus
ditingkatkan, intensitas relatif dari spectrum
cahaya yang dipancarkannya berubah. Ini
menyebabkan pergeseran dalam warna-warna
spektrum yang diamati, yang dapat digunakan
untuk menaksir suhu suatu benda

Teori kuantum dimulai dengan fenomena radiasi


benda hitam.
Apabila suatu benda dipanaskan maka akan tampak
mengeluarkan radiasi (misalnya ditandai dengan
terpancarnya cahaya yang berwarna warni).
Dalam keadaan kesetimbangan maka cahaya yang
dipancarkan akan tersebar dalam seluruh spektrum
frekuensi f atau panjang gelombang , dan kita
berusaha mendefinisikan daya yang terpancar
sebagai energi emisi pada panjang gelombang per
satuan luas per satuan waktu, E(,T).

Kirchhoff (1859) menunjukkan dari


hukum kedua termodinamika, bahwa
radiasi di dalam rongga benda hitam
bersifat isotropik yaitu fluks radiasi bebas
dari arah/orientasi, kemudian juga
bersifat homogeny yaitu fluks radiasi
sama untuk disetiap titik, dan juga sama
dalam semua rongga pada suhu yang
sama, untuk setiap sepanjang
gelombang.

Daya emisi (dengan alas an geometric


sederhana) lalu dikaitkan dengan rapat energi
u(,T) di dalam rongga adalah:
u(,T) = [4E (,T)]/c
Selanjutnya pada tahun 1879, seorang ahli
fisika dari Australia mengemukakan suatu hasil
eksperimen bahwa emisivitas dari benda padat
yang panas sebanding dengan temperatur
absolut benda pangkat empat. Dengan
demikian, total emisi adalah radiasi intensitas

pada semua frekuensi. Persamaan total emisi ini


dikenal sebagai persamaan Stefan-Boltzmann
yang dapat dituliskan sebagai berikut:
E = Ef df = T4
Dimana:
E = daya emisi benda hitam persatuan luas
Ef= daya emisi benda hitam per satuan luas per
satuan frekuensi/waktu
T = temperatur absolut/mutlak benda (oK)
= konstanta Stefan-Boltzmann = 5,67 x 10 -8 w.m2.K-4

Suatu benda yang bukan radiator ideal


juga memenuhi persamaan di atas, tetapi
mempunyai koefisien absorbsi e yang
nilainya kurang dari 1, sehingga dituliskan :
E = e T4
Dimana, e = emisivitas (0 e 1)
Selain Kirchhoff dan Stefan-Boltzmann, ada
juga persamaan Wien dan Rayleigh
mengenai radiasi benda hitam.

RADIASI PADA
EVAPOTRANSPIRASI
EVAPORASITRANSPIRASI
Kehilangan air akibat penguapan air dari
permukaan air, tanah, dan bentuk
permukaan DAN kehilangan air akibat
penguapan melalui vegetasi oleh proses
transpirasi

Radiasi matahari
Sebagian radiasi gelombang pendek
(shortwave radiation) matahari akan
diubah menjadi energi panas di dalam
tanaman, air dan tanah.

Panas yang dipakai untuk


menghangatkan partikel-partikel
berbagai material di udara tanpa
mengubah bentuk partikel disebut
panas-tampak (sensible heat)

Sebagian dari energi matahari akan


diubah menjadi energi mekanik.
Tenaga mekanik akan menyebabkan
perputaran

Anda mungkin juga menyukai