Anda di halaman 1dari 12

Neptunus

Dari Wikipedia Indonesia


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Untuk kegunaan lain, lihat Neptunus (disambiguasi).

Neptunus

Neptunus dari wahana Voyager 2

Penemuan

Ditemukan oleh Urbain Le Verrier

Johann Galle

Tanggal penemuan 23 September 1846[1]

Penamaan

Pelafalan /ˈnɛptjuːn/ ( simak)[2]

Kata sifat bahasa Inggris Neptunian


Ciri-ciri orbit[7]

Epos J2000

Aphelion 4.553.946.490 km

30,44125206 sa

Perihelion 4.452.940.833 km

29,76607095 sa

Sumbu semimayor 4.503.443.661 km


30,10366151 sa

Eksentrisitas 0,011214269

Periode orbit 164.8 tahun

60.190,03 hari[3]

89.666 hari matahari Neptunus[4]

Periode sinodis 367,49 hari[5]

Kecepatan orbit rata-rata 5,43 km/s[5]

Anomali rata-rata 267,767281°

Inklinasi 1,767975° ke Ekliptika

6,43° ke ekuator Matahari

0,72° ke bidang Invariabel[6]

Bujur node menaik 131,794310°

Argumen perihelion 265,646853°

satelit yang diketahui 14


Ciri-ciri fisik

Jari-jari khatulistiwa 24.764 ± 15 km[8][9]

3,883 Bumi

Jari-jari kutub 24.341 ± 30 km[8][9]

3,829 Bumi

Kepepatan 0,0171 ± 0,0013

Luas permukaan 7,6408×109 km²[9]


14,98 Bumi

Volume 6,254×1013 km³[5][9]

57,74 Bumi

Massa 1,0243×1026 kg[5]

17,147 Bumi

Massa jenis rata-rata 1,638 g/cm³[5][9]

Gravitasi permukaan 11.15 m/s²[5][9]

1.14 g

Kecepatan lepas 23,5 km/s[5][9]

Periode rotasi sideris 0,6713 hari[5]

16 j 6 men 36 d

Kecepatan rotasi khatulistiwa 2,68 km/det

9,660 km/jam

Kemiringan sumbu 28,32°[5]

Asensio rekta kutub utara 19j 57m 20d[8]

Deklinasi kutub utara 42,950°[8]

Albedo 0,290 (terikat)

0,41 (geometrik)[5]

Suhu permukaan min. rata-rata maks.


level 1 bar 72 K[5]
0,1 bar 55 K[5]
(10 kPa)

Magnitudo semu 8,0 sampai 7,78[5]

Diameter sudut 2,2″–2.4″[5]

Atmosfer[5]

Tinggi skala 19,7 ± 0,6 km

80±3,2% Hidrogen (H2)


Komposisi per volume
19±3,2% Helium
1,5±0,5% Metana
~0,019% Hidrogen deuterida (HD)
~0,00015% Etana
Es:
Amonia
Air
Amonium hidrosulfida(NH4SH)
Metana (?)

Neptunus merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari Matahari. Planet ini
dinamai dari dewa lautan Romawi. Neptunus merupakan planet terbesar keempat
berdasarkan diameter (49.530 km) dan terbesar ketiga berdasarkan massa. Massa
Neptunus tercatat 17 kali lebih besar daripada Bumi, dan sedikit lebih kecil
daripada Uranus.[10] Neptunus mengorbit Matahari pada jarak 30,1 sa atau sekitar 4.450
juta km. Periode rotasi planet ini adalah 16,1 jam, sedangkan periode revolusinya
adalah 164,8 tahun. Simbol astronomisnya adalah ♆, yang merupakan trisula dewa
Neptunus.
Neptunus ditemukan pada tanggal 23 September 1846.[1] Planet ini merupakan planet
pertama yang ditemukan melalui prediksi matematika. Perubahan yang tak terduga di
orbit Uranus membuat Alexis Bouvard menyimpulkan bahwa hal tersebut diakibatkan
oleh gangguan gravitasi dari planet yang tak dikenal. Neptunus selanjutnya diamati
oleh Johann Galle dalam posisi yang diprediksikan oleh Urbain Le Verrier. Satelit alam
terbesarnya, Triton, ditemukan segera sesudahnya, sementara 12 satelit alam lainnya
baru ditemukan lewat teleskop pada abad ke-20. Neptunus telah dikunjungi oleh satu
wahana angkasa, yaitu Voyager 2, yang terbang melewati planet tersebut pada tanggal
25 Agustus 1989.[11]
Komposisi penyusun planet ini mirip dengan Uranus, dan komposisi keduanya berbeda
dari raksasa gas Jupiter dan Saturnus. Atmosfer Neptunus
mengandung hidrogen, helium, hidrokarbon, kemungkinan nitrogen, dan kandungan
"es" yang besar seperti es air, amonia, dan metana. Astronom kadang-kadang
mengategorikan Uranus dan Neptunus sebagai "raksasa es" untuk menekankan
perbedaannya.[12] Seperti Uranus, interior Neptunus terdiri dari es dan batu.[13] Metana di
wilayah terluar planet merupakan salah satu penyebab kenampakan kebiruan
Neptunus.[14]
Sementara atmosfer Uranus relatif tidak berciri, atmosfer Neptunus bersifat aktif dan
menunjukkan pola cuaca. Contohnya, pada saat Voyager 2 terbang melewatinya pada
tahun 1989, di belahan selatan planet terdapat Titik Gelap Besar yang mirip
dengan Titik Merah Besar di Jupiter. Pola cuaca tersebut diakibatkan oleh angin yang
sangat kencang, dengan kecepatan hingga 2.100 km/jam.[15] Karena jaraknya yang jauh
dari Matahari, atmosfer luar Neptunus merupakan salah satu tempat terdingin di Tata
Surya, dengan suhu terdingin −218 °C (55 K). Suhu di inti planet diperkirakan sebesar
5.400 K (5.000 °C).[16][17] Neptunus memiliki sistem cincin yang tipis. Sistem cincin
tersebut baru dilacaktemu pada tahun 1960-an dan dipastikan keberadaannya
oleh Voyager 2 pada tahun 1989.[18]

Daftar isi

• 1Sejarah
o 1.1Penemuan
o 1.2Penamaan
o 1.3Status
• 2Komposisi dan struktur
o 2.1Struktur internal
o 2.2Atmosfer
o 2.3Magnetosfer
o 2.4Cincin planet
• 3Iklim
o 3.1Badai
o 3.2Panas internal
• 4Orbit dan rotasi
o 4.1Resonansi orbit
• 5Pembentukan dan perpindahan
• 6Satelit
• 7Pengamatan
• 8Penjelajahan
• 9Lihat pula
• 10Referensi
• 11Bacaan lanjutan
• 12Pranala luar

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Penemuan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Penemuan Neptunus
Lukisan Galileo menunjukkan bahwa ia pertama melihat Neptunus pada tanggal 28
Desember 1612 dan 27 Januari 1613. Pada kedua hari tersebut, Galileo salah
menganggap Neptunus sebagai sebuah bintang tetap ketika planet ini muncul sangat
dekat—konjungsi—dengan Jupiter pada langit malam;[19] karena itu, ia tidak dianggap
sebagai penemu Neptunus. Pada masa pengamatan pertamanya bulan Desember
1612, Neptunus bersifat tetap di langit karena planet ini baru saja
mengalami penghuluan pada hari itu. Gerakan ke belakang ini terbentuk ketika orbit
Bumi membawa Bumi melewati planet terluar. Karena Neptunus baru saja memulai
siklus penghuluan tahunannya, gerakan planet ini terlalu sulit dilacak
menggunakan teleskop kecil Galileo.[20] Pada Juli 2009, fisikawan Universitas
Melbourne, David Jamieson mengumumkan adanya bukti baru yang menyatakan
bahwa Galileo setidaknya sadar bahwa bintang yang ia amati telah berpindah relatif
terhadap bintang tetap.[21]
Tahun 1821, Alexis Bouvard menerbitkan tabel astronomi orbit tetangga Neptunus,
yaitu Uranus.[22] Pengamatan selanjutnya menemukan pergeseran dari tabel tersebut,
sehingga mendorong Bouvard berhipotesis bahwa suatu benda tak diketahui sedang
melakukan perturbasi pada orbitnya melalui interaksi gravitasi.[23] Tahun 1843, John
Couch Adams mulai mengamati orbit Uranus menggunakan data yang ia miliki. Melalui
James Challis, ia meminta Sir George Airy, Astronomer Royal, mengirimkan data
tersebut pada Februari 1844. Adams terus melakukan pengamatannya pada 1845–
1846 dan menghasilkan beberapa perkiraan yang berbeda tentang sebuah planet baru,
namun tidak menanggapi permintaan dari Airy tentang orbit Uranus.[24][25]

Urbain Le Verrier

Tahun 1845–1846, Urbain Le Verrier, terlepas dari Adams, mengembangkan


penghitungannya sendiri namun juga mengalami kesulitan memunculkan antusiasme
rekannya tersebut. Pada Juni 1846, setelah melihat terbitan perkiraan pertama bujur
planet karya Le Verrier dan kesamaan dengan perkiraan Adams, Airy membujuk
Direktur Cambridge Observatory, James Challis untuk mencari planet itu. Challis
dengan semangat mengamati langit sepanjang Agustus dan September.[23][26]
Sementara itu, melalui surat, Le Verrier meminta astronom Observatorium
Berlin, Johann Gottfried Galle untuk mencari planet ini
menggunakan refraktor observatorium. Heinrich d'Arrest, seorang pelajar di
observatorium ini, memberitahu Galle bahwa mereka mampu membandingkan carta
langit terkini di wilayah lokasi prediksi Le Verrier dengan keadaan langit saat itu untuk
menemukan karakteristik perpindahan suatu planet, berbeda dengan bintang tetap.
Pada sore 23 September 1846 ketika surat Le Verrier diterima, Neptunus ditemukan 1°
dari tempat yang diprediksi Le Verrier, dan sekitar 12° dari prediksi Adams. Challis
kemudian menyadari bahwa ia telah mengamati planet ini dua kali pada bulan Agustus
dan gagal mengidentifikasinya karena pendekatannya yang kasual terhadap
pengamatan tersebut.[23][27]
Setelah penemuan tersebut, muncul persaingan yang lebih nasionalis
antara Prancis dan Britania Raya mengenai pihak yang pantas mendapat penghargaan
atas penemuan planet ini. Konsensus internasional memutuskan bahwa Le Verrier dan
Adams sama-sama berhak mendapat penghargaan. Sejak 1966, Dennis
Rawlins mempertanyakan kredibilitas klaim Adams tentang penemuan bersama dan
masalah ini dievaluasi kembali oleh sejarawan dengan pengembalian dokumen
bersejarah "Neptune papers" pada tahun 1998 ke Royal Observatory,
Greenwich.[28] Setelah meninjau dokumen tersebut, mereka menyatakan bahwa, "Adams
tidak pantas menerima penghargaan bersama Le Verrier atas penemuan Neptunus.
Penghargaan ini berhak diberikan kepada orang yang sama-sama berhasil
memprediksikan lokasi planet dan meyakinkan para astronom untuk mencarinya." [29]
Penamaan[sunting | sunting sumber]
Sesaat setelah penemuannya, Neptunus hanya disebut sebagai "planet di luar Uranus"
atau "planet Le Verrier". Usulan nama pertama berasal dari Galle, yang
mengusulkan Yanus. Di Inggris, Challis mengusulkan Oceanus.[30]
Dengan mengklaim hak pemberian nama temuannya, Le Verrier langsung
mengusulkan nama Neptunus untuk planet ini, sementara secara keliru menyatakan
bahwa nama tersebut resmi disetujui oleh Bureau des Longitudes Prancis.[31] Pada
bulan Oktober, ia mengusulkan agar planet ini diberi nama Le Verrier, sesuai nama
dirinya, dan ia mendapatkan dukungan setia dari Direktur Observatorium, François
Arago. Usulan ini ditentang di luar Prancis.[32] Almanak Prancis langsung
memperkenalkan kembali nama Herschel untuk Uranus, sesuai nama penemunya
Sir William Herschel, dan Leverrier untuk planet baru ini.[33]
Struve membawa nama Neptunus kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Saint
Petersburg pada 29 Desember 1846.[34] Neptunus kelak menjadi nama yang disetujui
secara internasional. Dalam mitologi Romawi, Neptunus adalah dewa laut, yang dapat
dikenali dari Poseidon Yunaninya. Permintaan nama mitologi sepertinya mendukung
tata nama planet-planet lain, yang semuanya, kecuali Bumi, diberi nama sesuai mitologi
Yunani dan Romawi.[35]
Banyak bahasa di dunia saat ini, bahkan di negara-negara yang tidak memiliki
hubungan langsung dengan budaya Yunani-Romawi, memakai berbagai varian nama
"Neptunus" untuk planet ini; dalam bahasa Tionghoa, Jepang, dan Korea, nama planet
ini dapat diterjemahkan secara harfiah sebagai "bintang raja laut" (海王星), karena
Neptunus adalah dewa laut.[36]
Status[sunting | sunting sumber]
Sejak penemuannya tahun 1846 hingga penemuan Pluto pada tahun 1930, Neptunus
adalah planet terjauh yang diketahui manusia. Setelah penemuan Pluto, Neptunus
menjadi planet kedua terakhir selama 20 tahun antara 1979 dan 1999 ketika orbit elips
Pluto membawanya lebih dekat dengan Matahari dibandingkan
Neptunus.[37] Penemuan Sabuk Kuiper tahun 1992 mendorong banyak astronom
memperdebatkan apakah Pluto pantas dianggap sebagai planet atau bagian dari
struktur terbesar sabuk tersebut.[38][39] Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi
Internasional mendefinisikan kata "planet" untuk pertama kalinya, kembali
mengelompokkan Pluto sebagai "planet kerdil" dan menjadikan Neptunus sekali lagi
planet terakhir di Tata Surya.[40]

Komposisi dan struktur[sunting | sunting sumber]


Neptunus memiliki massa sebesar 1,0243×1026 kg,[5] atau tujuh belas kali massa Bumi
dan 1/19 kali massa Jupiter.[10] Planet ini merupakan salah satu dari dua planet
(selain Jupiter) yang gravitasi permukaannya lebih besar daripada Bumi.[41] Jari-
jari khatulistiwanya tercatat sebesar 24.764 km,[8] atau sekitar empat kali jari-jari Bumi.
Neptunus dan Uranus sering dijuluki "raksasa es", karena ukurannya yang lebih kecil
dan kadar volatil yang lebih tinggi daripada Jupiter dan Saturnus.[42] Dalam
pencarian eksoplanet, Neptunus telah digunakan sebagai metonim: objek-objek luar
surya dengan massa yang mirip sering dijuluki dengan nama "Neptunes".[43]
Struktur internal[sunting | sunting sumber]
Struktur internal Neptunus mirip dengan Uranus. Atmosfer Neptunus membentuk
sekitar lima hingga sepuluh persen massanya, dan kira-kira meliputi 10 hingga 20
persen struktur planet tersebut. Tekanan di atmosfer dapat mencapai
10 GPa. Metana, amonia, dan air dapat ditemui di daerah bawah atmosfer.[16]

Struktur internal Neptunus:


1. Atmosfer atas
2. Atmosfer yang terdiri dari hidrogen, helium, dan gas metana
3. Mantel yang terdiri dari es air, amonia, dan metana
4. Inti yang terdiri dari bebatuan (silikat dan nikel-besi)
Suhu di daerah mantel dapat mencapai 2.000 K hingga 5.000 K. Massa mantel tersebut
sama dengan 10 hingga 15 kali massa Bumi, serta kaya akan air, amonia, dan
metana.[1] Seperti kebiasaan dalam ilmu keplanetan, campuran ini dijuluki ber-es,
meskipun "es" tersebut merupakan fluida superkritikal. Fluida ini, dengan konduktivitas
elektrik yang tinggi, kadang-kadang disebut samudra air-amonia.[44] Di kedalaman
7.000 km, metana dapat terurai menjadi kristal intan yang lalu berpresipitasi ke
inti.[45] Mantel terdiri dari lapisan air ionik, yaitu tempat molekul air pecah menjadi sup ion
hidrogen dan oksigen. Di lapisan mantel yang lebih dalam, terdapat air superionik, yaitu
tempat oksigen mengristal, namun ion hidrogen mengapung dengan bebas di
oksigen.[46]
Inti Neptunus terdiri dari besi, nikel, dan silikat, dengan massa 1,2 kali Bumi.[47] Tekanan
di inti diperkirakan sebesar 7 Mbar (700 GPa), jutaan kali lebih besar daripada tekanan
di permukaan Bumi. Sementara itu, suhu di inti dapat mencapai 5.400 K.[16][17]
Atmosfer[sunting | sunting sumber]

Gabungan gambar berwarna dan hampir-inframerah Neptunus memperlihatkan pita metana di atmosfernya,
dan empat satelitnya, Proteus, Larissa, Galatea, dan Despina.

Di ketinggian tinggi, atmosfer Neptunus terdiri dari 80% hidrogen dan


19% helium.[16] Jejak-jejak metana juga ada di Neptunus. Pita penyerap metana
terbentuk di rentang gelombang di atas 600 nm, di bagian merah dan inframerah
spektrum. Seperti Uranus, penyerapan cahaya merah oleh metana atmosfer adalah
bagian yang memberikan Neptunus warna biru,[48] meski warna biru langit cerah
Neptunus berbeda daripada warna cyan sejuk Uranus. Karena zat metana atmosfer
Neptunus sama seperti Uranus, sejumlah konstituen atmosfer yang tidak dikenal diduga
turut berkontribusi pada warna Neptunus.[14]
Atmosfer Neptunus terbagi lagi menjadi dua wilayah utama; troposfer bawah, tempat
suhu terus menurun seiring ketinggiannya, dan stratosfer, tempat suhu terus meningkat
seiring ketinggiannya. Batas di antara keduanya, yaitu tropopause, ada pada tekanan
01 bar (100 kPa).[12] Stratosfer kemudian dilanjutkan oleh termosfer pada tekanan
kurang dari 10−5 hingga 10−4 mikrobar (1 hingga 10 Pa).[12] Termosfer secara bertahap
berubah menjadi eksosfer.
Pita awan tinggi memberi bayangan pada dek awan bawah Neptunus

Model menunjukkan bahwa troposfer Neptunus dilapisi oleh awan dengan berbagai
komposisi tergantung ketinggiannya. Awan tingkat atas muncul pada tekanan kurang
dari satu bar, yang suhunya cocok bagi metana untuk mengembun. Untuk tekanan
antara satu dan lima bar (100 dan 500 kPa), awan amonia dan hidrogen sulfida diyakini
terbentuk. Di atas tekanan lima bar, awan Neptunus terdiri dari amonia, amonium
sulfida, hidrogen sulfida dan air. Awan es air yang lebih dalam ditemukan pada tekanan
sekitar 50 bar (5,0 MPa), yang suhunya mencapai 0 °C. Di bawahnya, awan amonia
dan hidrogen sulfida terbentuk.[49]
Awan tinggi di Neptunus telah diamati menghasilkan bayangan pada lapisan awan opak
di bawahnya. Ada pula pita awan tinggi yang menyelimuti planet ini pada garis lintang
yang sama. Pita melingkar ini selebar 50–150 km dan berada 50–110 km di atas
lapisan awan.[50]
Spektrum Neptunus menunjukkan bahwa stratosfer bawahnya berkabut akibat
pengembunan produk fotolisis ultraviolet metana, seperti etana dan
asetilena.[12][16] Stratosfer juga merupakan tempat bagi jejak-jejak karbon
monoksida dan hidrogen sianida.[12][51] Stratosfer Neptunus lebih hangat daripada Uranus
karena konsentrasi hidrokarbon yang tinggi.[12]
Termosfer planet ini memiliki suhu yang tidak normal sebesar 750 K dengan alasan
yang masih belum jelas.[52][53] Planet ini terlalu jauh dari Matahari untuk menghasilkan
suhu sepanas ini yang diakibatkan oleh radiasi ultraviolet. Satu dugaan mekanisme
pemanasan ini ialah adanya interaksi atmosfer di medan magnet planet ini. Dugaan lain
adalah adanya gelombang gravitasi dari dalam planet yang menghilang di atmosfer.
Termosfer Neptunus terdiri dari jejak-jejak karbon dioksida dan air yang diduga
terkumpul dari sumber-sumber luar seperti meteorit dan debu.[49][51]
Magnetosfer[sunting | sunting sumber]
Neptune juga memiliki magnetosfer yang mirip Uranus, dengan medan magnet yang
sangat miring relatif terhadap sumbu rotasinya pada 47° dan berimbang pada 0,55 radii,
atau sekitar 13500 km dari pusat fisik planet ini. Sebelum Voyager tiba di Neptunus,
diduga bahwa magnetosfer miring Uranus mengakibatkan rotasi Neptunus yang
menyamping. Dengan membandingkan medan magnet dua planet, para ilmuwan
sekarang berpikir bahwa orientasi ekstrem merupakan karakteristik aliran di bagian
dalam planet. Medan ini mungkin dibentuk oleh gerakan cairan konvektif dalam kulit
bola tipis pada cairan konduktor listrik (diduga berupa gabungan amonia, metana dan
air)[49] yang menghasilkan gerakan dinamo.[54]
Komponen dipol medan magnet di khatulistiwa magnetik Neptunus sekitar
14 mikrotesla (0,14 G).[55] Momentum magnetik dipol Neptunus sekitar
2,2 × 1017 T·m3 (14 μT·RN3; RN adalah radius Neptunus). Medan magnet Neptunus
memiliki geometri rumit yang mencakup kontribusi relatif besar dari komponen non-
dipolar, termasuk momentum kuadrupol kuat yang kekuatannya mungkin
melebihi momentum dipol. Bumi, Jupiter, dan Saturnus memiliki momentum kuadrupol
yang relatif kecil, dan medannya sedikit miring dari sumbu kutubnya. Momentum
kuadrupol Neptunus yang besar bisa jadi merupakan hasil dari keseimbangan pusat
planet dan masalah geometri penggerak dinamo medan magnet4.[56][57]
Kejutan busur Neptunus, tempat magnetosfer mulai memperlambat angin surya,
terbentuk pada jarak 34,9 kali radius planet ini. Magnetopause, tempat tekanan
magnetosfer mengimbangi angin surya, terbentuk pada jarak 23–26,5 kali radius
Neptunus. Ekor magnetosfer memanjang hingga 72 kali radius Neptunus, dan bisa jadi
lebih panjang lagi.[56]
Cincin planet[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Cincin Neptunus

Cincin Neptunus, diambil oleh Voyager 2

Neptunus memiliki sebuah sistem cincin planet, meski kurang kukuh daripada Saturnus.
Cincin-cincin tersebut terdiri dari partikel es yang diselubungi bahan berdasar silikat
atau karbon yang memberi warna merah pada cincin.[58] Tiga cincin utamanya adalah
Cincin Adams yang sempit, 63000 km dari pusat Neptunus, Cincin Le Verrier pada
ketinggian 53000 km, dan Cincin Galle yang luas dan lemah pada ketinggian 42000 km.
Perpanjangan lemah ke luar hingga Cincin Le Verier diberi nama Lassell; perpanjangan
ini dibatasi oleh Cincin Arago di pinggiran luarnya pada ketinggian 57.000 km.[59]
Cincin planet pertama ditemukan tahun 1968 oleh tim yang dipimpin Edward
Guinan,[18][60] namun akhirnya disimpulkan cincin ini belum lengkap.[61] Bukti bahwa cincin-
cincin tersebut memiliki celah pertama muncul pada okultasi bintang tahun 1984 ketika
cincin tersebut mengaburkan sebuah bintang ketika tenggelam, bukan ketika
muncul.[62] Gambar yang diambil Voyager 2 tahun 1989 menyelesaikan masalah ini
dengan memperlihatkan beberapa cincin lemah. Cincin ini memiliki struktur
menggumpal,[63] akibatnya belum diketahui namun bisa jadi karena interaksi gravitasi
dengan satelit kecil di orbit dekat cincin.[64]
Cincin terluar, Adams, terdiri dari lima busur utama yang diberi
nama Courage, Liberté, Egalité 1, Egalité 2 dan Fraternité (Keberanian, Kebebasan,
Kesetaraan dan Persaudaraan).[65] Keberadaan busur-busur ini sulit dijelaskan karena
hukum gerakan akan memprediksikan bahwa busur tersebut tersebar menjadi cincin
seragam dalam kurun waktu yang sangat singkat. Para astronom sekarang yakin
bahwa busur-busur tersebut mengitari Neptunus sesuai bentuknya sekarang akibat
dampak gravitasi Galatea, sebuah satelit yang dekat dengan cincin ini.[66][67]
Pengamatan dari Bumi pada tahun 2005 menunjukkan bahwa cincin Neptunus lebih
tidak stabil daripada dugaan sebelumnya. Gambar yang diambil dari Observatorium W.
M. Keck tahun 2002 dan 2003 memperlihatkan kerusakan pada cincin jika dibandingkan
dengan gambar dari Voyager 2. Karena itu, sepertinya busur Liberté akan menghilang
selambat-lambatnya satu abad berikutnya.[68]

Anda mungkin juga menyukai