Mars
Penamaan
Ciri-ciri orbit[2]
Epos J2000
Aphelion 249.209.300 km
1,665 861 sa
Perihelion 206.669.000 km
1,381 497 sa
Sumbu semimayor 227.939.100 km
1,523 679 sa
Eksentrisitas 0,093 315
1,8808 tahun Julian
668,5991 sol
5,65° ke ekuator Matahari
Argumen perihelion 286,537°
satelit yang diketahui 2
Ciri-ciri fisik
0,533 Bumi
0,284 Bumi
Volume 1,6318×1011 km³
0,151 Bumi
Massa 6,4185×1023 kg
0,107 Bumi
0,376 g
24j 37m 22d[4]
Asensio rekta kutub utara 21 j 10 m 44 d
317,681 43°
Deklinasi kutub utara 52,886 50°
Albedo 0,15[5]
Atmosfer
Tekanan permukaan 0,6–1,0 kPa
2.7% Nitrogen
1.6% Argon
0.2% Oksigen
0.07% Karbon monoksida
0.03% Uap air
0.01% Nitrogen monoksida
2.5 ppm Neon
300 ppb Krypton
130 ppb Formaldehida
80 ppb Xenon
30 ppb Ozon
10 ppb Metana
Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Namanya diambil
dari dewa perang Romawi, Mars. Planet ini sering dijuluki sebagai "planet merah"
karena tampak dari jauh berwarna kemerah-kemerahan. Ini disebabkan oleh
keberadaan besi(III) oksida di permukaan planet Mars.[6] Mars adalah planet
bebatuan dengan atmosfer yang tipis. Di permukaan Mars terdapat kawah, gunung
berapi, lembah, gurun, dan tudung es. Periode rotasi dan siklus musim Mars mirip
dengan Bumi. Di Mars berdiri Olympus Mons, gunung tertinggi di Tata Surya,
dan Valles Marineris, lembah terbesar di Tata Surya. Selain itu, di belahan utara
terdapat cekungan Borealis yang meliputi 40% permukaan Mars.[7][8]
Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan
planet Venus. Namun begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu udara
yang cukup rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi udara
yang sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat
bantu pernapasan jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai
penghujung abad ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun yang
amat sederhana.
Planet ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Fobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama
687 hari dalam mengelilingi Matahari. Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya 25,62 jam.
Di planet Mars, terdapat sebuah kenampakan unik di daerah Cydonia Mensae.
Kenampakan ini merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas tampak
sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai sebuah
bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun pada masa kini, telah
terbukti bahwa kenampakan tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa.
Daftar isi
1Ciri fisik
o1.1Geologi
o1.2Tanah
o1.3Hidrologi
1.3.1Tudung es kutub
o 1.4Geografi
1.4.1Topografi tubrukan
1.4.2Situs tektonik
1.4.3Gua
o 1.5Atmosfer
o 1.6Iklim
2Orbit dan rotasi
3Satelit alami
4Kehidupan
5Penjelajahan
o 5.1Misi sebelumnya
o 5.2Misi saat ini
o 5.3Misi ke depan
o 5.4Rencana misi berawak
o 5.5Astronomi di Mars
6Pengamatan
o 6.1Jarak terdekat
6.1.1Relatif
6.1.2Absolut
o 6.2Sejarah pengamatan
7Dalam budaya
o 7.1"Orang Mars cerdas"
8Lihat pula
9Referensi
10Pranala luar
o 10.1Gambar
o 10.2Video
o 10.3Sumber kartografis
Ciri fisik
Mars memiliki jari-jari sekitar setengah dari jari-jari Bumi. Planet ini kurang padat bila
dibandingkan dengan Bumi, dan hanya mempunyai sekitar 15% volume dan 11%
massa Bumi. Luas permukaannya lebih kecil dari jumlah wilayah kering di Bumi.[5] Mars
lebih besar daripada Merkurius, tetapi Merkurius lebih padat. Akibatnya kedua planet
mempunyai tarikan gravitasi yang hampir mirip di permukaan—dan tarikan Mars lebih
kuat sekitar kurang dari 1%. Ukuran, massa, dan gravitasi permukaan Mars berada "di
antara" Bumi dan Bulan (diameter Bulan hanya setengah dari Mars, sementara Bumi
dua kalinya; Bumi sembilan kali lebih besar dari Mars, dan Bulan satu per
sembilannya). Kenampakan permukaan Mars yang merah-jingga diakibatkan oleh
keberadaan besi(III) oksida, yang lebih dikenal dengan nama hematite.[9]
Geologi
Berdasarkan pengamatan orbit dan pemeriksaan terhadap kumpulan meteorit Mars,
permukaan Mars terdiri dari basalt. Beberapa bukti menunjukkan bahwa sebagian
permukaan Mars mempunyai silika yang lebih kaya daripada basalt biasa, dan mungkin
mirip dengan batu-batu andesit di Bumi. Sebagian besar permukaan Mars dilapisi oleh
debu besi(III) oksida yang memberinya kenampakan merah.[10][11]
Saat ini Mars tidak mempunyai medan magnet global,[12] namun hasil pengamatan
menunjukkan bahwa sebagian kerak planet termagnetisasi, dan medan magnet global
pernah ada pada masa lalu. Salah satu teori yang diumumkan pada tahun 1999 dan
diperiksa ulang pada Oktober 2005 (dengan bantuan Mars Global Surveyor)
menunjukkan bahwa empat miliar tahun yang lalu, dinamo Mars berhenti berfungsi dan
mengakibatkan medan magnetnya menghilang.[13] Ada pula teori bahwa asteroid yang
sangat besar pernah menghantam Mars dan mematikan medan magnetnya.[14]
Inti Mars, yang jari-jarinya diperkirakan sebesar 1.480 km, terdiri dari besi dan 14–
17% sulfur. Inti besi sulfida ini cair. Lapisan di atas inti Mars adalah mantel silikat yang
membentuk banyak objek tektonik dan vulkanik di Mars, tetapi saat ini mantel tersebut
sudah tidak aktif. Di atas lapisan mantel adalah kerak, yang ketebalan rata-ratanya
sekitar 50 km, dan ketebalan maksimumnya 125 km.[15]
Saat pembentukan Tata Surya, Mars terbentuk dari cakram protoplanet yang
mengelilingi Matahari. Planet ini punya ciri kimia yang berbeda karena letaknya di Tata
Surya. Unsur dengan titik didih yang rendah seperti klorin, fosfor, dan sulfur ada dalam
jumlah yang lebih besar daripada di Bumi. Unsur-unsur tersebut kemungkinan dihalau
dari daerah yang dekat dengan Matahari oleh angin surya muda yang kuat.[16]
Setelah terbentuk, planet-planet melewati masa "Pembombardiran Berat Akhir". Bekas
tubrukan dari masa tersebut dapat dilihat di 60% permukaan Mars.[17][18][19] 40%
permukaan Mars adalah bagian dari cekungan yang diakibatkan oleh tubrukan objek
sebesar Pluto empat miliar tahun yang lalu. Cekungan di belahan utara Mars yang
membentang sejauh 10.600 km ini kini dikenal dengan nama cekungan Borealis.[7][8][20][21]
Sejarah geologi Mars dapat dibagi menjadi beberapa masa, tetapi berikut adalah tiga
masa utama:[16][22]
Tanah
Berdasarkan data dari wahana Phoenix, tanah Mars terdiri dari unsur
seperti magnesium, sodium, potasium, dan klorida. Nutrien tersebut dapat ditemui di
kebun Bumi dan penting dalam pertumbuhan tanaman.[25] Percobaan yang dilakukan
oleh wahana Phoenix menunjukkan bahwa tanah Mars punya pH sebesar 8,3, dan
mengandung garam perklorat.[26][27]
Cerat dapat ditemui di seluruh Mars. Seringkali cerat baru muncul di lereng curam
kawah, palung, dan lembah. Cerat awalnya berwarna gelap, dan seiring berjalannya
waktu, cerat menjadi semakin menjadi terang. Kadang-kadang cerat muncul dalam
ukuran yang kecil, dan lalu melebar hingga ratusan meter. Cerat juga mengikuti tepi
batuan. Berdasarkan teori yang banyak diterima, cerat merupakan lapisan tanah gelap
di bawah yang muncul karena longsor atau badai debu.[28] Ada pula penjelasan lain yang
melibatkan air, dan bahkan pertumbuhan organisme.[29][30]
Hidrologi
Air tidak dapat bertahan di permukaan Mars karena tekanan atmosfernya yang rendah.
Di ketinggian terendah, air masih dapat bertahan dalam waktu yang singkat.[31][32] Dua
tudung es di Mars diduga terdiri dari air.[33][34] Jika dicairkan, volume air di tudung es kutub
selatan mampu melapisi seluruh permukaan planet dengan kedalaman 11 meter.
[35]
Lapisan permafrost terbentang dari kutub hingga lintang 60°.[33]
Es air dalam jumlah besar diduga terperangkap di bawah lapisan kriosfer Mars. Data
dari Mars Express dan Mars Reconnaissance Orbiter menunjukkan keberadaan es air
yang besar di kedua kutub (Juli 2005)[36][37] dan lintang tengah (November 2008).
[38]
Wahana Phoenix secara langsung mengambil sampel es air di Mars pada 31 Juli
2008.[39]
Dari kenampakan permukaan Mars dapat dilihat bahwa air pernah mengalir di
permukaan planet tersebut. Saluran banjir besar yang disebut saluran aliran
keluar (outflow channel)[40] dapat ditemui di 25 tempat, dan diduga merupakan tanda-
tanda terjadinya erosi pada masa lepasnya air dari akuifer di bawah tanah, meskipun
struktur tersebut juga diduga diakibatkan oleh glasier atau lava.[41][42] Saluran termuda
diduga terbentuk sekitar beberapa juta tahun yang lalu.[43] Di tempat lain, terutama di
wilayah tertua permukaan Mars, jaringan lembah yang bercabang menyebar di
sepanjang bentang alam. Ciri dan persebaran lembah tersebut menunjukkan bahwa
lembah tersebut dibentuk oleh limpasan permukaan yang diakibatkan oleh hujan atau
salju pada awal sejarah Mars. Aliran di bawah permukaan dan proses pengikisan tanah
dari lereng oleh air tanah yang ada di tepi sungai atau lereng bukit mungkin memainkan
peran tambahan di beberapa jaringan, namun hujan kemungkinan merupakan
penyebab utama.[44]
Di Mars juga ada ribuan kenampakan di kawah dan dinding lembah yang mirip dengan
parit. Parit tersebut biasanya ada di dataran tinggi belahan selatan. Sejumlah penulis
menyatakan bahwa proses pembentukannya memerlukan air, kemungkinan dari es
yang mencair,[45][46] namun ada pula yang meyakini bahwa es karbon dioksida dan
pergerakan debu kering-lah yang membentuknya.[47][48] Parit-parit tersebut sangat muda,
bahkan mungkin masih aktif hingga sekarang.[46]
Ciri geologis lain, seperti delta dan kipas aluvial, digunakan sebagai dasar untuk
mendukung gagasan bahwa Mars pada awalnya lebih hangat dan basah.[49] Keadaan
semacam itu memerlukan keberadaan banyak danau di permukaan, dan untuk itu ada
bukti-bukti mineralogis, sedimentalogis, dan geomorfologis.[50] Beberapa penulis bahkan
menyatakan bahwa pada masa lalu sebagian besar dataran rendah di utara merupakan
samudra, meskipun hal ini masih diperdebatkan.[51]
Bukti lebih lanjut bahwa air pernah ada di permukaan Mars muncul dari penemuan
beberapa mineral tertentu seperti hematit dan goetit, yang kadang-kadang terbentuk
saat air ada.[52] Beberapa bukti yang sebelumnya diyakini menunjukkan keberadaan
cekungan dan aliran air kuno telah ditampik oleh penilikan beresolusi tinggi oleh Mars
Reconnaissance Orbiter.[53] Pada tahun 2004, Opportunity menemukan mineral jarosit.
Mineral ini hanya terbentuk jika ada air berasam, yang menunjukkan bahwa air pernah
ada di Mars.[54]
Tudung es kutub
Citra tudung es kutub utara Mars oleh wahana Viking.
Mars punya dua tudung es kutub permanen. Selama musim dingin di salah satu kutub,
lapisan tersebut diselubungi oleh kegelapan, sehingga mendinginkan permukaan dan
menyebabkan 25–30% atmosfer mengembun menjadi es CO2 (es kering).[55] Saat
Matahari kembali menyinari kutub, CO2 yang membeku menyublim, sehingga
menghasilkan angin kencang yang menyapu wilayah kutub dengan kecepatan
400 km/jam. Peristiwa musiman tersebut mengangkut banyak debu dan uap air yang
menghasilkan embun beku dan awan cirrus besar. Awan es-air dicitrakan
oleh Opportunity pada tahun 2004.[56]
Tudung es Mars terdiri dari es air. Karbon dioksida beku melapisinya dengan ketebalan
satu meter di kutub utara pada musim dingin; sementara di kutub selatan, tudung es
kering tersebut bersifat permanen dengan ketebalan delapan meter.[57] Diameter tudung
es kutub utara tercatat sekitar 1.000 kilometer selama musim panas,[58] dan
mengandung sekitar 1,6 juta km kubik es.[59] Tudung es kutub selatan mempunyai
diameter sekitar 350 km dan ketebalan 3 km.[60] Total volume es di kutub selatan
ditambah lapisannya diperkirakan juga sekitar 1,6 juta km kubik.[61] Di kedua tudung es
terdapat lembang-lembang, yang diduga terbentuk akibat pemanasan Matahari,
ditambah dengan penyubliman es dan pengembunan uap air.[62][63]
Pembekuan musiman di beberapa wilayah di dekat tudung es kutub selatan
mengakibatkan pembentukan es kering transparan setebal 1 meter di atas permukaan.
Begitu musim semi datang, tekanan dari penyubliman CO2 mengangkat dan
memecahkan lapisan tersebut. Akibatnya, terjadi letusan gas CO2 yang bercampur
dengan pasir atau debu basalt gelap. Proses ini berlangsung cepat dan tidak biasa
dalam geologi Mars. Gas yang bergerak cepat di bawah lapisan ke tempat letusan
menghasilkan pola saluran radial yang seperti laba-laba di bawah es.[64][65][66][67]
Geografi
Lembah vulkanik (merah) dan cekungan akibat tubrukan (biru) mendominasi peta topografi Mars ini.
Atmosfer Mars.
Di antara semua planet di Tata Surya, Mars adalah planet yang musimnya paling mirip
dengan Bumi. Hal ini diakibatkan oleh miripnya kemiringan sumbu kedua planet.
Panjang musim di Mars itu sekitar dua kalinya Bumi karena jarak Mars yang lebih jauh
dari Matahari, sehingga tahun di Mars lebih panjang (dua kalinya Bumi). Suhu
permukaan Mars berkisar antara -87 °C pada musim dingin di kutub hingga -5 °C pada
musim panas.[31] Luasnya rentang suhu ini diakibatkan oleh ketidakmampuan atmosfer
yang tipis untuk menyimpan panas Matahari, tekanan atmosfer yang rendah,
dan inersia termal tanah Mars yang rendah.[99]
Jika Mars punya orbit yang seperti Bumi, musimnya akan mirip dengan Bumi karena
sumbu rotasinya mirip dengan Bumi. Eksentrisitas orbit Mars yang relatif besar
memberikan pengaruh yang besar. Mars berada di dekat perihelion saat musim panas
di belahan selatan dan dingin di utara, dan di dekat aphelion saat musim dingin di
belahan selatan adn musim panas di utara. Akibatnya, musim di belahan selatan lebih
ekstrem dan musim di utara lebih ringan. Suhu musim panas di selatan lebih hangat
30 °C daripada suhu musim panas di utara.[100]
Di Mars juga terdapat badai debu terbesar di Tata Surya. Badai-badai tersebut dapat
bervariasi, dari badai di wilayah kecil, hingga badai raksasa yang berkecamuk di
seluruh planet. Badai tersebut biasanya terjadi saat Mars berada dekat dengan
Matahari. Badai debu ini juga meningkatkan suhu global.[101]
Rata-rata jarak Mars dari Matahari itu sekitar 230 juta km (1,5 SA) dan periode orbitalnya 687 hari (Bumi),
seperti yang digambarkan oleh jejak merah, sementara orbit Bumi ditunjukkan dengan warna biru.
Rata-rata jarak Mars dari Matahari diperkirakan sekitar 230 juta km (1,5 SA) dan
periode orbitalnya 687 hari (Bumi). Hari Matahari (atau sol) di Mars itu sekitar 24 jam,
39 menit, dan 35,244 detik. Tahun Mars sama dengan 1,8809 tahun Bumi, atau 1
tahun, 320 hari, dan 18,2 jam.[5]
Kemiringan sumbu Mars itu sekitar 25,19 derajat, yang mirip dengan kemiringan sumbu
Bumi.[5] Akibatnya musim di Mars mirip dengan Bumi, meskipun lamanya dua kali lipat
karena tahunnya lebih lama. Saat ini orientasi kutub utara Mars dekat dengan
bintang Deneb.[102] Mars telah melewati perihelionnya pada April 2009[103] dan aphelionnya
Maret2010.[103] Perihelion berikutnya dilewati pada Maret 2011 dan aphelion selanjutnya
Februari 2012.
Mars punya eksentrisitas orbit sekitar 0,09; di antara tujuh planet lainnya di Tata Surya,
hanya Merkurius yang menunjukkan eksentrisitas yang besar. Pada masa lalu Mars
punya orbit yang lebih bundar daripada sekarang. Sekitar 1,35 juta tahun Bumi yang
lalu, Mars punya eksentrisitas sekitar 0,002, yang lebih rendah dari Bumi.[104] Siklus
eksentrisitas Mars itu sekitar 96.000 tahun Bumi jika dibandingkan dengan siklus
100.000 tahun planet Bumi.[105] Mars juga punya siklus eksentrisitas yang lebih panjang
dengan periode 2,2 juta tahun Bumi. Selama 35.000 tahun terakhir orbit Mars menjadi
semakin eksentrik karena pengaruh gravitasi planet lain. Jarak terdekat antara Bumi
dan Mars akan terus berkurang selama 25.000 tahun berikutnya.[106]
Satelit alami
Citra Phobos yang diabadikan oleh Mars Reconnaissance Orbiter – HiRISE pada 23 Maret 2008
Deimos pada 21 Februari 2009 (skala gambar di atas tidak sama dengan gambar ini)
Mars punya dua satelit alami yang relatif kecil, yaitu Fobos dan Deimos. Penangkapan
asteroid merupakan hipotesis yang didukung, namun asal usul satelit-satelit tersebut
masih belum pasti.[107] Kedua satelit ditemukan pada tahun 1877 oleh Asaph Hall, dan
dinamai dari tokoh Fobos (panik/ketakutan) dan Deimos (teror) yang, dalam mitologi
Yunani, menemani ayah mereka Ares dalam pertempuran. Ares juga dikenal sebagai
Mars oleh orang Romawi.[108][109]
Dari permukaan Mars, pergerakan Fobos dan Deimos tampak sangat berbeda dari
Bulan di Bumi. Fobos terbit di barat, tenggelam di timur, dan terbit lagi dalam waktu 11
jam. Deimos, yang berada di luar orbit sinkron-yang membuat periode orbitalnya sama
dengan periode rotasi planet-terbit di timur namun sangat pelan. Meskipun periode
orbital Deimos itu 30 jam, satelit tersebut butuh 2,7 hari untuk tenggelam di Barat.[110]
Orbit Fobos berada di bawah ketinggian sinkron, sehingga gaya pasang surut dari
planet Mars secara bertahap merendahkan orbitnya. Dalam waktu 50 juta tahun satelit
tersebut akan menabrak permukaan Mars atau pecah menjadi struktir cincin yang
mengitari planet.[110]
Asal usul kedua satelit tersebut tidak banyak diketahui. Albedo yang rendah dan
komposisi kondrit karbon di kedua satelit tersebut dianggap mirip dengan asteroid,
sehingga mendukung hipotesis penangkapan. Orbit Fobos yang tidak stabil
menunjukkan penangkapan yang baru saja terjadi. Akan tetapi keduanya mempunyai
orbit bundar dan sangat dekat dengan khatulistiwa; hal-hal tersebut tidak biasa untuk
objek yang ditangkap dan dinamika penangkapan yang diperlukan untuk itu kompleks.
Pertumbuhan pada awal sejarah Mars juga mungkin, namun hipotesis tersebut tidak
menjelaskan komposisi yang lebih mirip dengan asteroid daripada Mars sendiri.
Kemungkinan ketiga adalah keterlibatan objek ketiga atau semacam tubrukan.[111] Bukti
terbaru menunjukkan Fobos mempunyai bagian dalam yang berpori.[112] Selain itu,
komposisinya terdiri dari filosilikat dan mineral lain yang diketahui berasal dari Mars.
[113]
Bukti-bukti ini mendukung hipotesis bahwa Fobos terbentuk dari materi yang berasal
dari tubrukan di Mars,[114] yang mirip dengan hipotesis mengenai asal usul Bulan. Meski
spektra VNIR satelit-satelit Mars mirip dengan asteroid, spektra inframerah
termal Fobos dilaporkan tidak konsisten dengan kondrit dari kelompok manapun.[113]
Kehidupan
Berdasarkan pemahaman kelaikhunian planet, planet-planet yang punya air di
permukaan merupakan planet yang laik huni. Untuk mencapai hal tersebut, orbit suatu
planet harus berada di dalam zona laik huni. Di Tata Surya, zona tersebut terbentang
dari setelah Venus hingga poros semi-mayor Mars.[115] Selama perihelion Mars masuk ke
wilayah ini, namun atmosfer tipisnya mencegah air bertahan untuk waktu yang lama.
Bekas aliran air pada masa lalu menunjukkan potensi keterhunian Mars. Beberapa bukti
terbaru memunculkan gagasan bahwa air di permukaan Mars akan terlalu berasam dan
bergaram, sehingga sulit mendukung kehidupan.[116]
Kurangnya magnetosfer dan tipisnya atmosfer Mars merupakan tantangan. Di
permukaan planet ini tidak banyak terjadi pemindahan panas. Penyekatan
terhadap angin surya rendah, sementara tekanan atmosfer Mars tidak cukup untuk
mempertahankan air dalam bentuk cair. Planet ini juga hampir, atau bahkan
sepenuhnya, mati secara geologis; berakhirnya kegiatan vulkanik menyebabkan
berhentinya pendaurulangan bahan kimia dan mineral antara permukaan dengan
bagian dalam planet.[117]
Bukti menunjukkan bahwa planet ini dahulu lebih laik huni daripada sekarang, namun
masih belum diketahui apakah organisme hidup pernah ada atau tidak. Wahana
Viking pada pertengahan tahun 1970-an membawa percobaan yang dirancang untuk
menemukan mikroorganisme di tanah Mars. Percobaan tersebut membuahkan hasil
yang positif, termasuk peningkatan sementara CO2 pada saat pemaparan dengan air
dan nutrien.[butuh rujukan]
Tanda-tanda kehidupan masih dipertentangkan oleh beberapa ilmuwan. Ilmuwan
NASA Gilbert Levin menegaskan bahwa Viking telah menemukan kehidupan. Analisis
ulang data Viking telah menunjukkan bahwa percobaan Viking tidak cukup mutakhir
untuk menemukan kehidupan. Percobaan tersebut bahkan bisa membunuh kehidupan.
[118]
Percobaan yang dilakukan oleh wahana Phoenix menunjukkan bahwa tanah Mars
punya pH yang sangat basa, serta mengandung magnesium, sodium, potasium, dan
klorida.[119] Nutrien tanah bisa mendukung kehidupan, namun kehidupan masih harus
dilindungi dari sinar ultraviolet.[120]
Di laboratorium Johnson Space Center, bentuk-bentuk yang luar biasa telah ditemukan
di meteorit Mars ALH84001. Beberapa ilmuwan mengusulkan bahwa bentuk geometrik
tersebut mungkin merupakan mikrob Mars yang telah terfosilisasi sebelum meteorit itu
terlempar ke angkasa akibat tubrukan meteor 15 juta tahun yang lalu. Asal usul
anorganik bentuk-bentuk tersebut juga telah diusulkan.[121]
Metana dan formaldehida yang baru saja ditemukan oleh pengorbit Mars diklaim
sebagai tanda-tanda kehidupan, karena senyawa kimia tersebut akan segera hilang di
atmosfer Mars.[122][123] Ada kemungkinan bahwa senyawa tersebut dihasilkan oleh aktivitas
vulkanis dan geologis, seperti serpentinisasi.[124]