disingkat JWST), sebelumnya dikenal dengan Next Generation Space Telescope (NGST),
merupakan observatorium angkasa yang dioptimalkan untuk pengamatan dalam
spektrum inframerah guna melihat objek yang tua, jauh, atau terlalu redup untuk ditangkap Teleskop
Hubble. Teleskop ini diharapkan dapat digunakan untuk berbagai macam observasi dalam
bidang Astronomi dan Kosmologi, seperti observasi terbentuknya Bintang dan tersusunnya Galaksi,
dan detail informasi atmosfir dari Planet luar surya.
Pengembangan JWST dipimpin oleh Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) berkolaborasi
dengan European Space Agency (ESA) dan Canadian Space Agency (CSA). JWST dinamai setelah
James E. Webb, yang merupakan pimpinan NASA pada tahun 1961 sampai 1968 selama misi
Mercury, Gemini, dan Program Apollo.
JWST diluncurkan pada 25 Desember 2021 pukul 09:20 waktu setempat menggunakan roket Ariane
5 dari Kourou, Guyana Prancis, dan sampai pada orbit L2 Bumi-Matahari pada Januari 2022.[8] Fitur
teknis yang utama adalah cermin dingin yang sangat besar, dengan diameter 6.5 meter, dan empat
instrumen khusus untuk pengamatan yang jauh dari Bumi, yang mengorbit pada titik L2 Bumi-
Matahari. Kombinasi fitur-fitur ini membuat JWST bisa menghasilkan resolusi yang belum pernah
ada sebelumnya dan sensitivitas dari sinar tampak pada panjang gelombang-jauh sampai
inframerah-tengah, membuatnya bisa digunakan untuk 2 tujuan utama — mempelajari kelahiran dan
evolusi galaksi, dan pembentukan bintang dan planet.
Mulai direncanakan sejak 1996,[9] proyek ini merupakan kolaborasi internasional dari sekitar 17
negara[10] dipimpin oleh NASA, dan dengan kontribusi signifikan dari European Space
Agency dan Canadian Space Agency. Teleskop ini diberi nama dari James E. Webb, administrator
kedua NASA, yang berperan penting dalam Program Apollo.[11] Rencananya, teleskop ini akan
diluncurkan dengan roket Ariane 5 pada 2021.[12]
JWST akan memakan waktu sekitar satu bulan untuk mencapai posisi 1,5 juta kilometer (930.000
mil) dari Bumi. Wilayah ini dikenal sebagai Lagrange point 2, atau L2. Pada posisi ini, pengamatan
teleskop tidak akan terhambat Bumi dan Bulan jika terjadi malfungsi (seperti yang terjadi dengan
Hubble).
Resolusi sudut dari JWST sangat tajam dan tepat. Teleskop ini dapat melihat pada resolusi 0,1 detik
busur, yang berarti bahwa hal itu bisa melihat satu sen dari jarak 24 mil (40 kilometer) jauhnya atau
menonton pertandingan sepak bola dari jarak 340 mil (550 kilometer) jauhnya.
Cermin raksasa JWST terbuat dari 18 segmen heksagonal individu terdiri dari berilium ringan.
Cermin ini hampir tiga kali ukuran cermin Hubble, sehingga daerah pengumpul cahayanya tujuh kali
lebih besar dari Hubble. Namun kedua cermin ini memiliki berat hampir sama karena bahan yang
lebih ringan digunakan pada cermin JWST ini.
Sisi bagian bawah sunshield JWST akan selalu menghadap Matahari, sehingga suhunya mencapai
85 °C (185 °F). Sementara sisi lain, yang merupakan tempat cermin dan instrumen ilmiah akan
memiliki suhu sangat dingin, sekitar -233 °C (-388 °F). Foto di atas menunjukkan JWST sedang di
Uji Coba di dalam Ruangan yang sangat dingin.