Bintang bersinar sangat terang akibat produksi energi pada intinya, yang menggabungkan dua atau
lebih inti atom dan membentuk inti atom tunggal unsur yang lebih berat serta melepaskan foton sinar
gama dalam prosesnya. Begitu energi ini mencapai lapisan luar bintang, energi ini diubah ke dalam
bentuk lain sebagai energi elektromagnetik yang berfrekuensi lebih rendah, misalnya cahaya
tampak.
Warna bintang, yang ditentukan oleh frekuensi cahaya tampaknya yang paling kuat, tergantung
pada suhu lapisan luar bintang, termasuk fotosfernya.[21] Selain cahaya tampak, bintang juga
memancarkan bentuk-bentuk lain radiasi elektromagnetik yang tidak kasatmata. Sebenarnya radiasi
elektromagnetik bintang meliputi keseluruhan spektrum elektromagnetik, dari yang panjang
gelombangnya terpanjang yaitu gelombang radio, ke inframerah, cahaya tampak, ultraungu,
hingga sinar X dan sinar gama yang panjang gelombangnya paling pendek. Jika dilihat dari jumlah
keseluruhan energi yang dipancarkan oleh sebuah bintang, tidak semua komponen radiasi
elektromagnetik bintang memiliki jumlah yang signifikan, tetapi seluruh frekuensi tersebut
memberikan kita wawasan tentang fisik bintang.
Dengan menggunakan spektrum bintang, astronom dapat menentukan suhu permukaan, gravitasi
permukaan, metalisitas, dan kecepatan rotasi sebuah bintang. Jika jarak sebuah bintang diketahui,
misalnya dengan mengukur paralaksnya, maka luminositasnya dapat dihitung. Massa, jari-jari,
gravitasi permukaan dan periode rotasi dapat diperkirakan dengan berdasarkan model bintang.
(Massa bintang-bintang dalam sistem biner dapat dihitung dengan mengukur jarak dan kecepatan
orbitnya. Efek lensa-mikro gravitasi dipergunakan untuk mengukur massa bintang tunggal.[22])
Dengan menggunakan parameter-parameter ini, astronom juga dapat memperkirakan umur sebuah
bintang.[23]