Anda di halaman 1dari 3

FENOMENA AURORA

PENYEBAB TERJADINYA AURORA Dari beberapa artikel yang saya baca ,ada yang memberi teori bahwa aurora terjadi karena pancaran sinar matahari yang terpantul ke bumi khususnya partikel partikel es, pembakaran yang terjadi di udara dan mudah terbakar, dan ada juga teori yang menyebutkan dua meteor yang terbakar akibat terjadinya geskan dengan atmosfer atau dengan muatan listrik yang bisa timbul di antara dua kutub bumi, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Setelah memilah milah dari artikel yang kami baca, kami menemukan bahasan yang tepat mengenai Aurora. Aurora terjadi karena adanya atom atom yang bertumbukan dengan beberapa partikel yang berjumlah banyak serta memiliki muatan,muatan tersebut elektron dan proton yang berasal dari Matahari. Partikel partikel tadi akan terlempar dengan kecepatan tinggi sekitar 500mil per detik lebih cepat dan terhempas ke Bumi di sekitar kutub utara dan selatan. Dari bahasan singkat tadi dapat di simpulkan bahwa aurora terjadi karena pengaruh hempasan partikel matahari yang mengenai bumi dan akan memutus medan medan magnet di bumi serta akan menghasilkan warna warna yang indah. Warna warna tersebut terjadi karena benturan partikel dan molekulyang berbeda. Contoh aurora hijau terjadi karena benturan partikel elektron dengan nitrogen ,dan aurora merah terjadi karena partikel elektron dan atom saling berbenturan. Namun ada bagian yang dianggap penting dari sebuah mekanisme aurora diantaranya adalah "angin Matahari". Angin Matahari ini di definisikan dengan suatu aliran partikel yang keluar dari matahari. Angin Matahari menggerakkan sejumlah besar listrik di atmosfer (sabuk Van Allen). Suatu energi ini akan mempercepat partikel menuju atmosfet di bagian atas kemudian menabrak berbagai gas. Tekanan listrik mengeluarkan molekul gas menjadi keadaan energi yang mengakibatkan lepasnya foton. Warna tergantung pada frekuensi tumbukan antara partikel-partikel dan gas-gas. Mekanisme ini hampir sama dengan lampu berpendar atau lampu neon.

PROSES TERJADINYA AURORA Aurora terjadi akibat beberapa faktor penting diantaranya : adanya medan magnet di bumi, adanya angin Matahari dan interaksi antara partikel medan magnet bumi dengan plasma atau angin matahari. Runtutan terjadinya sebagai berikut. Pada awalnya matahari menghasilkan angin matahari yang sering di sebut plasma. Kemudian angin matahari itu terhempas keluat dari peredaran matahari dan menuju mendekati bumi. Dimana bumi memiliki medan magnet yang setiap saat memiliki garis garis medan magnet serta selalu berhubungan dan tak pernah putus secara kasat mata. Saat plasma mendekati bumi yang terjadi adalah gesekan antara partikel plasma denmgan partikel medan magnet yang menyebabkan satu persatu medan magnet terputus oleh plasma hingga menyisakan sati lapisan sebagai pelindung bumi. Dengan kata lain, Angin matahari yang membawa pancaran plasma mendekati bumi, lalu plasma ini tertarik atau dibelokan ke pusat magnet bumi (kutub utara danselatan), saat plasma ini bertemu partikel atmosfer bumi terjadilah interaksi diantara keduanya sehingga memendarkan warna yang indah, itulah Aurora.

Fenomena aurora ini terkait dengan selubung medan magnet atau magnetosfer Bumi dan aktifitas kemunculan bahaya dari Matahari. Semakin kuat dan lama cahaya aurora, dapat diperkirakan semakin kuat gangguan dari Matahari yang dikenal sebagai badai matahari ( solar storm). Badai Matahari adalah siklus kegiatan peledakan dahsyat dari masa puncak kegiatan bintik matahari ( sunspot ), biasanya setiap 11 tahun akan memasuki periode aktivitas badai matahari. Sedangkan gangguannya yang terjadi pada medan magnet Bumi, dinamakan badai magnet (magnetic storm). Perubahan medan magnet yang mendadak tersebut menyebabkan partikel bermuatan yang ada di atmosfer meningkat atau berubah arah (misalnya di lapisan ionosfer). Aurora juga bisa muncul bila terjadi fenomena lanjutan pada magnetosfer yang dikenal sebagai magnetic sub-storm. Peristiwa ini memunculkan aurora oval di kutub-kutub Bumi yang simetri satu sama lain. Meski fenomena ini telah diduga oleh para ahli sejak lama, bukti observasi baru diperoleh pada tahun 2001 melalui pengamatan satelit NASA. Lokasi dan Waktu Terjadinya Aurora Aurora sering di jumpai di daerah kitub selatan dan kutub utara. Aurora memiliki julukan sendiri di setiap kutubnya. Misalkan saja aurora di kutub selatan di juluki Aurora Australis dan di kutub utara di juluki Aurora Borealis. Aurora paling sering terjadi di sekitar kutub utara dan kutub selatan magnetiknya, dan sangat jarang terjadi di daerah katulistiwa. Aurora borealis paling sering disaksikan di Fairbanks, Alaska, dan beberapalokasi di Kanada Timur, Islandia dan Skandinavia Utara. Aurora australis paling jarang terlihat karena aurora ini justru terlihat terang di daerah yang jarang penduduknya. Aurora australis biasanya sering terlihat di Australia pada siklus 11 tahunaktivitas titik matahari. Titik-titik matahari maksimum berlangsung pada tahun 2000. Aurora muncul dalam berbagai bentuk yang berbeda. Penampakannya berubah-ubah, Tahap paling indah adalah pada tengah malam. Aurora membentuk pita-pita cahaya dengan berbagai warna, biasanya berwarna hijau, kuning, biru atau merah tua.Warna-warna yang dihasilkan disebabkan benturan partikel dan molekul atau atom yang berbeda.Warna yang terlihat bergantung pada ketinggian dan jenis molekul yang ada diatmosfer. Elektron berenergi tinggi dan proton bergerak ke bawah menuju medan magnet bumi dan bertumbukan di atmosfer yang kebanyakan mengandung atom-atom oksigen dan nitrogen. Hasil dari tumbukan tersebut adalah atom-atom dan molekul-molekul yang adadi atmosfer tereksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi. Warna-warna yang kita lihat pada aurora bergantung pada gas di atmosfer yang bertumbukan dengan partikel bermuatan yang dibawa oleh angin matahari. Terdapat dua gas utama yang ada di atmosfer yang paling berpengaruh pada pembentukan cahaya aurora: a) Oksigen, dapat menghasilkan dua warna utama aurora, yaitu hijau-kuningyang memiliki panjang gelombang 557,7 nm, warna ini paling sering terlihat,dan merah yang memiliki panjang gelombang 630 nm, namun warna ini jarang terlihat. b) Nitrogen, yang pada keadaan terionisasi akan menghasilkan warna biru muda. Pada keadaan netral, molekul nitrogen menghasilkan warna merah keunguan.

Nama : 1. Arlita NP M02120 2. Annisa K M02120 3. Dian Novita M02120 4. Irwan R M02120 5. Nadya AD M02120

Anda mungkin juga menyukai