Anda di halaman 1dari 8

A.

JUDUL
UJI KANDUNGAN ASAP KENDARAN BERMOTOR BERBAHAN BAKAR
PREMIUM DAN PERTAMAX DENGAN METODE ANALISIS AKTIVASI
NEUTRON (AAN)

B. LATAR BELAKANG
Kendaran bermotor merupakan salah satu penyumbang terbesar pencemaran
udara di bumi. Hampir di semua negara pasti memiliki kendaraan bermotor. Asap
yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor tersebut mengandung berbagai macam gas
atau zat yang dapat mencemari udara. Dengan banyaknya jumlah negara di bumi ini,
dan banyak jumlah pengendara kendaraan bermotornya, tentu saja sangat banyak gasgas yang keluar dari kendaraan bermotor tersebut dan mencemari udara. Padahal,
pencemaran udara oleh asap kendaraan bermotor ini dapat mengakibatkan berbagai
macam masalah.
Salah satu dampak dari pencemaran udara yang diakibatkan oleh asap
kendaraan bermotor ini yang berupa gangguan kesehatan adalah gangguan pernafasan.
Gangguan pernafasan diakibatkan oleh karbon monoksida yang bersifat racun, karbon
monoksid ini merupakan komponen utama dari asap kendaraan bermotor. Selain itu
asap kendaraan bermotor ini juga dapat mengakibatkan iritasi mata. Diluar bidang
kesehatan, asap kendaraan bermotor dapat mengakibatkan suhu permukaan bumi
meningkat. Hal ini dikarenakan asap kendaraan bermotor merupakan penyumbang
terbesar gas-gas efek rumah kaca.
Namun terdapat perbedaan kandungan asap kendaraan bermotor yang
dipengaruhi oleh bahan bakarnya. Oleh karena itu, dibuat penelitian tentang uji
kandungan asap kendaraan bermotor berbahaan bakar premium dan pertamax dengan
metode analisis aktivasi neutron (aan).

C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaiana kandungan asap kendaraan bermotor yang berbahan bakar preium dan
pertamax?
2. Apakah perbedaan kandungan asap kendaraan bermotor yang berbahan bakan
premium dan pertamax?

3. Asap kendaraan bermotor yang berbahan bakar manakah yang lebih baik untuk
lingkungan?

D. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kandungan asap kendaraan bermotor dengan bahan bakar
premium dan pertamax.
2. Untuk mengetahui perbedaan asap kendaraan bermotor dengan bahan bakar
premium dan pertamax.
3. Untuk mengetahui asap kendaraan bermotor berbahan bakar premium atau
pertamax yang lebih baik untuk lingkungan.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat diketahui bagaimana
kandungan asap kendaraan bermotor dengan bahan bakar premium dan pertamax
sehingga dapat dibuat suatu penyuluhan untuk menggunakan bahan bakar yang lebih
sedikit mencemari udara.

F. MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat diketahui kandungan dari asap kendaraan
bermotor dengan bahan bakar premium dan pertamax dan setelah dibandingkan dapat
diketahui bahan bakar manakah yang lebih baik untuk digunakan agar mengurangi
pencemaran udara.

G. TINJAUAN PUSTAKA
Logam berat pada umumnya mempunyai sifat toksik dan berbahaya bagi
organisme hidup, walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil.
Beberapa logam berat banyak

digunakan dalam berbagai kehidupan sehari-hari.

Secara langsung maupun tidak langsung toksisitas dari polutan itulah yang kemudian
menjadi pemicu terjadinya pencemaran pada lingkungan sekitarnya. Apabila kadar
logam berat sudah melebihi ambang batas yang ditentukan dapat membahayakan bagi
kehidupan. (Koestoer, 1995)
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kandungan
logam berat dalam limbah batik adalah Analisis Pengaktifan Neutron (APN). Metode
APN merupakan suatu metode analisis yang memanfaatkan prinsip reaksi pengaktifan

inti suatu unsur dengan neutron, yang akan memancarkan radiasi - dengan energi
spesifik yang mencirikan unsur tersebut, sedangkan radioaktivitas yang dipancarkan
dari reaksi pengaktifan unsur tersebut akan sebanding dengan kandungan unsur yang
dianalisis (Susetyo,1988).
Radioaktivatas adalah perubahan keadaan inti atom secara spontan yang
disertai radiasi berupa zarah dan atau gelombang elektromagnetik. Gejala ini pada
hakekatnya menunjukan ketidakstabilan inti atom. Perbandingan cacah neutron dan
proton dalam satu inti sangat menentukan kestabilan inti tersebut, dengan kata lain
dapat menentukan apakah inti tersebut bersifat radioaktif atau tidak (Krane, 1992).
Peluruhan radioaktif atau disintegrasi merupakan perubahan dalam inti atom
akan membawa suatu perubahan dari satu nuklida menjadi nuklida lain atau dari satu
unsur menjadi unsur yang lain (Akhadi, 1997).
Jumlah inti induk N pada waktu t dinyatakan dalam tetapan radioaktif tiap
satuan waktu sesuai dengan persamaan 1. Dan jumlah inti induk sebelum peluruhan
adalah N0 pada waktu t=0.
Nt = N0 e- ................................................................................... (1)
Dengan nilai N0 sebagai jumlah radionuklida mula-mula atau cacah inti induk
pada saat t=0, Nt sebagai jumlah radionuklida atau cacah inti induk pada waktu t,
sebagai konstanta peluruhan, e merupakan bilangan naturalyang nilainya sama dengan
2,71828, dan, t adalah waktu peluruhan dalam satuan sekon. Peristiwa interaksi
neutron dengan inti atom dapat digambarkan dalam konsep tampang lintang.
Tampang lintang suatu reaksi merupakan probabilitas neutron yang akan bereaksi
dengan inti. Tampang lintang tersebut dipengaruhi oleh kecepatan neutron, jenis inti
dan kerapaan inti. Neutron yang menumbuk inti atom dan meteri yang ditumbuk
selalu bergerak, maka dengan gerakan neutron yang cepat akan memiliki tampang
lintang inti yang sempit (Beiser, 1991).
Pada setiap materi mempunyai tampang lintang dan tenaga ambang yang
berbeda, sehingga paparan zarah yang ditimbulkan dari masing-masing inti yang
bereaksi dengan neutron menjadi berbeda-beda. Oleh karena itu hasil paparan zarah
radioaktif yang dipancarkan akan berbanding lurus dengan kerapatan fluks neutron
dan tampang lintang materi (Krane, 1992).
Spektrometer merupakan suatu piranti elektronik yang digunakan untuk
analisis spektrum dari suatu cuplikan radioaktif yang sedang diukur. Keluarannya
berbentuk distribusi tinggi pulsa spektrum tenaga yang terserap oleh detektor,

kemudian diolah pada piranti elektronik sehingga menimbulkan pulsa cacahan. Dari
pulsa cacahan inilah dapat diketahui kadar radioaktif yang terkandung dalam logam
berat. Analisis spektrometri untuk identifikasi unsur dilakukan secara kualitatif
melalui tenaga sinar yang dipancarkan untuk radioaktif dalam sampel. Tenaga sinar
ini sangat karakteristik untuk setiap radionuklida. Setelah tenaganya dihitung,
kemudian dicocokkan dengan tabel isotop dari Erdtman dan Soyka (1979) untuk
menentukan radioisotop yang terdapat dalam cuplikan. Cuplikan yang akan dianalisis
diiradiasi dengan menggunakan suatu sumber neutron dan akan terjadi reaksi X(n,
)Y. Inti atom unsur-unsur yang berada dalam cuplikan tersebut akan menangkap
neutron dan berubah menjadi radioaktif. Selanjutnya, setelah paparan radiasi neutron
dianggap cukup, cuplikan dikeluarkan dari sumber neutron. Cuplikan tersebut
sekarang mengandung unsur-unsur yang memancarkan sinar-sinar radioaktif. Sinar-
yang dipancarkan oleh berbagai unsur dalam cuplikan dapat dianalisis secara
spektrometri-. Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan penentuan tenaga sinar-,
sedang analisis kuantitatif dilakukan dengan menentukan intensitasnya. Apabila unsur
stabil seperti logam berat dalam cuplikan diaktivasi dengan neutron maka reaksi yang
paling sering terjadi dan paling banyak digunakan adalah:
z XA + 0 n1 z XA+1 + 0 1 ....................................................... (2)
dengan Z merupakan nomor atom, A adalah nomor massa, X menunjukan logam berat
dalam kondisi stabil, lambang 0 n 1 merupakan simbol operasional neutron, dan
adalah simbol untuk sinar gamma.Reaksi pada persamaan (2) disebut reaksi
pengaktifan neutron yang dapat digunakan untuk Analisis Pengaktifan Neutron.
Timbulnya radioaktivitas imbas dari suatu cuplikan setelah ditembak neutron
merupakan prinsip dasardari APN. Hasil pengaktifan pada reaksi (2) adalah isotop
yang bersifat radioaktif yang memancarkan sinar dengan tenaga spesifik. Dalam
interaksi dengan neutron, dikenal adanya kerapatan fluks neutron. Kerapatan fluks
neutron merupakan banyaknya neutron yang menembus kumpulan cuplikan tiap
satuan waktu pada suatu luasan tertentu, kerapatan fluks neutron disimbolkan , yang
tergantung pada kerapatan netron dan kecepatan neutron. (Sasongko, 1997)
Tinggi pulsa yang dihasilkan oleh detektor HPGe pada spektrometri - setara
dengan energi sinar - yang mengenai detektor. Cacah pulsa yang mempunyai tinggi
dicatat dalam suatu salur dengan nomor salur tertentu. Dengan demikian nomor salur
penganalisis salur ganda juga sebanding dengan energi sinar-. Untuk suatu perangkat
spektrometer - dan satu setting kondisi kerja, perlu diketahui korelasi antara nomor

salur dan tingkat energinya. Hal ini dapat dilakukan dengan mencacah beberapa
macam sumber radioaktif standar. Bila dibuat plot tingkat energi foton- versus
nomor salur maka didapatkan satu garis lurus. Plot tersebut dinamakan kalibrasi
tenaga.
Menurut Debertin yang disadur oleh Rahayu (2006) efisiensi dalam fisika
eksperimen didefinisikan sebagai nisbah antara respon suatu instrumen pengukuran
(misalnya pembaca skala, arus listrik, jumlah cacah) dengan nilai besaran fisika yang
diukur. Dalam spektrometri, besaran fisika yang diukur adalah laju cacah total atau
cacah puncak fotolistrik dan tingkat energi foton-.
Dalam pencacahan secara spektrometri, dengan pencacahan ditujukan pada
salah satu energi dari sekian banyak energi dan mode peluruhan yang ada dalam
cuplikan, maka efisiensi pencacahan didasarkan pada nisbah antara laju cacah,
aktivitas, dan nilai intensitas mutlak. Dalam spektrometri - nilai efisiensi detektor
dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu melalui perhitungan geometri (metode mutlak)
dan metode nisbi yaitu membandingkan cuplikan yang ingin dicari kadarnya dengan
material standar yang sudah diketahui kadarnya, atau melalui pencacahan suatu
sumber standar yang telah diketahui aktivitasnya. Tetapi cara yang terakhir lebih
akurat sehingga lebih banyak digunakan (Susetyo, 1988).
Untuk menghitung aktivitas sumber standar pada saat digunakan dalam
pengukuran digunakan persamaan,

...........................................................................(3)

dengan At menyatakan aktivitas pada saat pengukuran (Bq), A0 menyatakan aktivitas


mula-mula (Bq), T1/2 menyatakan waktu paro radionuklida (tahun), sedangkan t
menyatakan waktu antara mula-mula sampai waktu pengukuran (tahun).

H. METODOLOGI
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan selama 4 minggu dimulai dari minggu pertama
Desember 2014 sampai minggu ke-4 Desember 2014 bertempat di Laboratorium
Teknik Analisis Radiometri dan Spektrometri Serapan Atom di Pusat Teknologi
Nuklir Bahan dan Radiometri Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

2. Alat dan Bahan


Alat

Spektrometer gamma Pencacah Salur Ganda


(Multi Channel Analyzer)

1 set

Detektor semikonduktor germanium

1 set

Penahan radiasi (shielding)

1 buah

Oven

1 buah

Freeze dryer

1 buah

Eksikator

1 buah

Sample changer

1 buah

Timbangan analitik (matter)

1 buah

Bahan

Asap kendaraan bermotor dengan bahan bakar premium dan pertamax

Plastik

Kertas saring tak berabu :


-

Millipore berdiameter 0,8 m

Vial polietilen (tinggi 10 mm dan 5 mm, diameter 7mm)

Aseton

HNO3

Standar acuan (Coal)

3. Prosedur Penelitian

Penyiapan sample
dan standar
Iradiasi
Pencacahan
Analisa hasil

1. Penyiapan sample dan standar


Kertas saring millipore yang berisi asap kendaraan bermotor ditimbang dan
dimasukkan ke dalam vial polietilen. Standar dibuat dengan memipet masingmasing larutan standar sebanyak
5 g), larutan Cr (

50 l larutan Cd (

100 g), larutan As (

25 g), larutan Zn ( 650 l), dan laurtan Fe ( 1500 l).

Kemudian larutan tersebut diteteskan ke dalam vial polietilen secara


bergantian dan dikeringkan pada suhu 30C 40C selama

2 jam. Bahan

standar acuan coal dikeringkan dalam oven pada suhu 85C selama

2 jam,

kemudian didinginkan dalam eksikator. Diambil secara acak dan ditimbang


dengan massa

200 mg lalu dimasukkan dalam vial.

2. Iradiasi
Blanko (kertas saring millipore), bahan standar acuan, dan standar pembanding
diradiasi didalam reaktor dengan waktu sesuai waktu paruh radionuklida yang
dihasilkan. Kemudian dilakukan pendinginan selama 4 hari sampai 1 bulan
dan pembersihan permukaan vial dengan HNO3 encer untuk menghilangkan
zat-zat kontaminan.
3. Pencacahan
Masing-masing vial (asap kendaaan bermotor, standar, dan blanko) yang
telah diradiasi diletakkan pada alat sample changer secara berurutan kemudian
dicacah selama 1 jam untuk masing-masing vial.

I. JADWAL KEGIATAN
Jenis kegiatan

Minggu ke

Pencarian alat dan bahan


Penyiapan alat dan bahan, dan pelaksanaan praktikum
Pengolahan data dan analisa
Pembuatan laporan

J. DAFTAR PUSTAKA
Koestoer, R.H. 1995. Perspektif Lingkungan Desa Kota: Teori dan Kasus. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Susetyo, W. 1988. Spektrometri Gamma dan Penerapannya Dalam Analisis
Pengaktifan Neutron. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Beiser, A. 1984. Konsep Fisika Modern, terjemahan The Houw Liong Edisi Ketiga.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Krane, K. 1992. Fisika Modern. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Sasongko, D. P. 1997. Kajian Radioaktivitas Alam Laut Pesisir Semarang. Skripsi S2 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Akhadi, M. 1997. Pengantar Teknologi Nuklir. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai