17.01 | 0 comments
1. Aurora
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari
sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet
tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).Di bumi,
aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Hal ini
dikarenakan pada daerah kutub, baik utara maupun selatan memiliki medan magnet yang
sangat kuat. Aurora ini diperkirakan terjadi 11 tahun sekali, ketika terjadi peningkatan
aktifitas pada matahari. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama
Aurora Borealis, yang dinamai Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara,
Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah
matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan
Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan
Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.
Beberapa teori tentang aurora diberikan oleh beberapa ahli. Edmund Halley yang
sukses memprediksi kemunculan komet pernah memberi teori bahwa aurora itu uap air encer
yang tersublimasi oleh pemanasan yang dengannya terkandung juga sulfur yang akan
menghasilkan kilauan sinar warna-warni di atmosfer. Tahun 1746, Leonard Euler (Swiss)
menyatakan bahwa aurora adalah partikel dari atmosfer bumi yang melampaui ambang
batasnya akibat cahaya matahari dan selanjutnya naik ke ketinggian beberapa ribu mil. Di
daerah kutub partikel-partikel ini tidak akan terdispersi akibat perputaran bumi. Orang ketiga
yang berusaha menjelaskan tentang aurora adalah Benjamin Franklin.Benjamin mengatakan
bahwa aurora berkaitan dengan sirkulasi di atmosfer. Lebih lanjut Benjamin menjelaskan
bahwa atmosfer di daerah kutub lebih tebal/berat dan lebih rendah dibandingkan dengan di
daerah ekuator karena gaya sentrifugalnya (gaya akibat rotasi) lebih kecil. Elektrisitas
(kelistrikan) yang dibawa awan ke daerah kutub tidak akan dapat menembus es sehingga
akan terputus melewati atmosfer bawah kemudian ruang hampa menuju ke ekuator.
Elektrisitas akan kelihatan lebih kuat di daerah lintang tinggi dan sebaliknya di lintang rendah.
Hal itulah yang akan tampak sebagai Aurora Borealis. Sebenarnya selama seratus lima puluh
tahun terakhir banyak teori lain tentang aurora ini, antara lain bahwa aurora terjadi karena
pemantulan sinar matahari oleh partikel-partikel es, pemantulan sinar matahari oleh awan,
uap air yang mengandung sulfur, pembakaran udara yang mudah terbakar, pancaran partikel
magnetik, debu meteor yang terbakar akibat gesekan dengan atmosfer, thunderstorm, listrik
yang timbul antara dua kutub magnet bumi, dll.
Sekitar tahun 1800 an karakteristik aurora mulai diketahui. Seorang ilmuwan Inggris
bernama Cavendish berhasil menghitung ketinggian aurora yaitu antara 52 s.d 71 mil (83 km
s.d 113,6 km). Tahun 1852 diketahui bahwa ada hubungan antara aktivitas geomagnet, aurora,
dan sunspot dimana frekuensi dan amplitudo ketiganya berfluktuasi dengan periode yang
hampir sama yaitu 11 tahunan. Tahun 1860, Elias Loomis berhasil membuat diagram yang
menunjukkan daerah dengan kejadian aurora paling banyak. Dari temuannya itu diketahui
bahwa ternyata aurora berhubungan dengan medan magnet bumi. Angstrom, seorang
ilmuwan Swedia, pada tahun 1867 berhasil melakukan pengukuran spektrum-spectrum dari
aurora. Penelitian tentang aurora semakin menemukan titik terang ketika seorang fisikawan
Inggris J.J. Thomson berhasil menemukan elektron dan fisikawan Swedia Kristian Birkeland
menyatakan bahwa aurora disebabkan oleh sinar dari elektron yang diemisikan matahari.
Ketika elektron-elektron itu sampai ke bumi akan dipengaruhi oleh medan magnet bumi, dan
terbawa ke daerah lintang tinggi dan terjadilah aurora.
2. Jalan Lolos dari Black Hole
Sebuah unsur yang sangat panas telah terdeteksi oleh observatorium sinar gamma integral
milik European Space Agency, dalam hitungan milidetik sebelum ia terjerumus ke ruang
antah berantah di dalam lubang hitam (black hole).Temuan ini mengungkapkan adanya
sebuah struktur medan magnet yang menyediakan kesempatan lolos bagi partikel-partikel
yang disedot oleh black hole.
Dari pengamatan, beberapa ratus kilometer dari pusat lubang hitam, ruangan di sekitar
merupakan kawasan penuh badai partikel dan radiasi. Badai raksasa yang terdiri dari partikel
jatuh ke dalam lubang hitam dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Akibatnya,
temperatur naik ke angka jutaan derajat celcius.Umumnya, dibutuhkan hanya satu milidetik saja
bagi partikel untuk mencapai titik tersebut. Namun kini astronom mendapati bahwa kawasan yang
bergejolak itu juga memiliki medan magnet yang menyediakan jalan keluar bagi partikel yang
terhisap.
Temuan adanya emisi yang terpolarisasi dari pancaran black hole adalah temuan unik. Ini
pertamakalinya medan magnet teridentifikasi sangat dekat dengan lubang hitam. Penemuan ini
sendiri diawali ketika tim peneliti dari Institute for Research into the Fundamental Laws of the
Universe (IRFU) di Perancis tengah mengamati black hole Cygnus X-1. Ketika itu, Laurent dan
rekan-rekannya melihat bahwa ia sedang menggerogoti sebuah bintang yang ada di dekatnya dan
memakan gas milik bintang itu.
Dari bukti yang mereka temukan, terungkap bahwa medan magnet yang ada cukup kuat
untuk merebut sebagian partikel dari gaya gravitasi raksasa milik lubang hitam dan
melemparkannya ke luar, membuat sebuah semburan partikel ke ruang angkasa bebas.
Namun tim peneliti belum mengetahui persis bagaimana partikel yang jatuh diubah menjadi
semburan. Masih banyak perdebatan yang terjadi di kalangan pengamat, dan penelitian lebih
lanjut akan membantu membuat kesimpulan. Sebelum ini, semburan di sekitar black hole pernah
ditangkap oleh teleskop radio, namun observasi seperti itu tidak bisa melihat black hole dalam
detail yang cukup untuk mengetahui seberapa dekat black hole itu dengan sumber semburan.
Aurora
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala
pada lapisan ionosfer dari sebuah planetsebagai akibat adanya interaksi antara medan
magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh
Matahari (angin surya).
Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya.
Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora
Borealis (IPA / bils/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan
nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-
merahan di ufuk utara seolah-olah Matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis
selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di
sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang
serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.
Oksigen, dapat menghasilkan dua warna utama aurora, yaitu hijau-kuning yang memiliki
panjang gelombang 557,7 nm, warna ini paling sering terlihat,dan merah yang memiliki
panjang gelombang 630 nm, namun warna ini jarang terlihat.
Nitrogen, yang pada keadaan terionisasi akan menghasilkan warna biru muda. Pada
keadaan netral, molekul nitrogen menghasilkan warna merah keunguan
2012, badai matahari dan kiamat 2012, badai matahari dan kiamat 2013, cahaya Aurora, foto Aurora, kiamat
Jika diuraikan dengan kata-kata, keindahan langit memang tidak akan pernah ada
habisnya. Sungguh Maha Besar bagi Dia yang menciptakan langit dengan segala isinya.
Kali ini kita akan bersama-sama menguraikan rasa penasaran tentang cahaya yang
berpendar luar biasa anggun dalam dinginnya atmosfer lintang tinggi. Kemilau cahayanya
yang terang menyerupai fajar di pagi hari, mampu menimbulkan mitos di kalangan
Bangsa Yunani. Mereka menyebut pendar cahaya itu sebagai kehadiran Sang Dewa Fajar.
Namun demikian, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, mitos Dewa Fajar itu
telah tersisihkan dengan nama Aurora.
Menurut Pak Marufin, sunspot ini dianggap sebagai bendungan pasir pada arus air yang
liar, nah ketika kekuatannya sudah tak sanggup lagi menahan tekanan arus, maka ia akan
jebol. Jebolnya sunspot ini akan memuntahkan kandungan energi yang disalurkan
sebagai arus proton atau elektron. Energi yang dilontaran keluar matahari
tersebutlah yang disebut sebagai angin matahari. Jika dengan intensitas yang besar maka
dinamakan badai matahari.
Proses terjadinya angin matahari. Dimulai dengan
terbentuk nya sunspot yang menciptakan medan magnet. Karena kekuatan sudah
tak sanggup lagi menahan tekanan arus, maka ia akan jebol. Jebol nya sunspot
ini akan memuntahkan kandungan energi yang disalurkan sebagai arus proton
atau elektron. Image Credit : UIO Oslo university
Perjalanan angin matahari menuju bumi, dapat ditempuh selama 18 jam hingga 2 hari
perjalanan antariksa. Ketika melewati Merkurius dan Venus, angin matahari akan
langsung begitu saja menerpa atmosfernya, sehingga planet tersebut mengalami
peningkatan suhu yang luar biasa akibat dari terpaan aliran proton dan elektron yang
dibawanya. Namun demikian, lain halnya ketika angin matahari itu menghantam bumi.
Bumi ini bagaikan magnet yang berukuran sangat besar, dengan kutub-kutub magnetnya
hampir berdekatan dengan kutub geografis bumi. Sehingga bumi ini dilapisi oleh medan
magnet (magnetosfer) yang berbentuk sebuah perisai yang mirip dengan buah apel,
dimana bumi berada pada inti buahnya dan magnetosfer berada pada kulit buah
apel.magnetosfer ini terdiri dari beberapa lapisan, dengan lapisan terbawahnya, sabuk
radiasi van allen yang berada di sekitar ekuator (khatulistuwa). Layaknya sebuah perisai,
magnetosfer dan sabuk van allen melindungi bumi dari terpaan partikel angin matahari.
POTRET AURORA
Gaya Lorentz
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Elektromagnetisme
Kelistrikan
Magnetisme
Elektrostatika[tampilkan]
Magnetostatika[tampilkan]
Elektrodinamika[sembunyikan]
Arus perpindahan
Persamaan Maxwell
Medan elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik
Tensor Maxwell
Vektor Poynting
Potensial LinardWiechert
Persamaan Jefimenko
Arus Eddy
Persamaan London
Rangkaian listrik[tampilkan]
Rumus kovarian[tampilkan]
Ilmuwan[tampilkan]
B
S
Kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B
Gaya Lorentz adalah gaya (dalam bidang fisika) yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang
bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet, B. Jika ada sebuah
penghantar yang dialiri arus listrik dan penghantar tersebut berada dalam medan magnetik maka
akan timbul gaya yang disebut dengan nama gaya magnetik atau dikenal juga nama gaya
lorentz. Arah dari gaya lorentz selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik (l) dan induksi
magnetik yang ada (B). Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang diputar
dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan magnet, B, seperti yang terlihat dalam
rumus berikut:
di mana
F adalah gaya (dalam satuan/unit newton)
B adalah medan magnet (dalam unit tesla)
q adalah muatan listrik (dalam satuan coulomb)
v adalah arah kecepatan muatan (dalam unit meter per detik)
adalah perkalian silang dari operasi vektor.
Untuk gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam suatu
medan magnet (B), rumusnya akan terlihat sebagai berikut (lihat arah
gaya dalam kaidah tangan kanan):
di mana
F = gaya yang diukur dalam unit satuan newton
I = arus listrik dalam ampere
B = medan magnet dalam satuan tesla
Pada setiap kawat berarus yang diletakkan dalam daerah bermedan magnet maka kawat
tersebut akan merasakan gaya magnet.
Dengan :
Di sekitar kawat berarus timbul induksi magnet. Apa yang akan terjadi jika kawat berarus
lain didekatkan kawat pertama? Keadaan ini berarti ada dua kawat sejajar. Kawat kedua
berada dalam induksi magnet kawat pertama, sehingga akan terjadi gaya Lorentz. Begitu
juga pada kawat kedua akan menimbulkan gaya Lorentz pada kawat pertama. Gaya itu
sama besar dan memenuhi persamaan berikut.
F21 = i2 l B1
Bagaimanakah arahnya? Kawat sejajar yang diberi arus searah akan tarik menarik dan
diberi arus berlawanan akan tolak menolak.
Muatan bergerak dapat disamakan dengan arus listrik. Berarti saat ada muatan bergerak
dalam medan magnet juga akan timbul gaya Lorentz. Arus listrik adalah muatan yang
bergerak dan muatan yang dimaksud adalah muatan positif.
Gaya Lorentz yang dirasakan muatan positif dapat ditentukan dengan kaedah tangan kanan.
Perhatikan gambar diatas Ibu jari menunjukKan arah v, 4 jari lain menjadi arah B dan
telapak arah gaya Lorentz. Gaya Lorentz yang dirasakan oleh muatan bergerak tersebut
memenuhi persamaan berikut.
F = q v B sin
Dengan :
Perhatikan nilai gaya Lorent pada muatan yang bergerak. F = q v B sin . Nilai ini memiliki
tiga kemungkinan. Perhatikan ketiga kemungkinan tersebut.
(a) Nilai = 0.
Nilai = 0 terjadi jika v sejajar B akibatnya nilai F = 0. Karena tidak dipengaruhi gaya maka
muatannya akan bergerak lurus beraturan (GLB).
(b) Nilai = 90o.
Nilai = 90o terjadi jika v tegak lurus B. Nilai F = q v B dan selalu tegak lurus dengan v.
Keadaan ini menyebabkan akan terjadi gerak melingkar beraturan (GMB). Jari-jarinya
memenuhi persamaan berikut.
(c) Nilai 0 < < 90o.
Nilai kemungkinan ketiga ini dapat menyebabkan terjadi perpaduan gerak GLB dan GMB
dan terjadi gerak helix.
Muatan Bergerak Disekitar Kawat Berarus
Kawat yang dialiri arus dapat menimbulkan medan magnet berarti muatan yang bergerak di
sekitar kawat berarus sama dengan bergerak dalam medan magnet yaitu akan
merasakan gaya Lorentz.
Home
Biologi
Fisika
Kimia
Geografi
Matematika
Makalah
Berita
Ilmuan
Home fisika gaya kelas 12 magnet Penjelasan tentang Gaya Magnetik (Gaya Lorentz)
Add Comment
Gaya Lorentz merupakan gaya yang bekerja pada sebuah penghantar berarus listrik dalam
medan magnet.
Arus merupakan kumpulan muatan-muatan yang bergerak. Kita telah mengetahui bahwa arus
listrik memberikan gaya pada magnet, seperti pada jarum kompas. Eksperimen yang dilakukan
Oersted membuktikan bahwa magnet juga akan memberikan gaya pada kawat pembawa arus.
Gambar diatas memperlihatkan sebuah kawat dengan panjang l yang mengangkut arus I yang
berada di dalam medan magnet B. Ketika arus mengalir pada kawat, gaya diberikan pada kawat.
Arah gaya selalu tegak lurus terhadap arah arus dan juga tegak lurus terhadap arah medan
magnetik. Besar gaya yang terjadi adalah:
F = I . l . B sin
(1.0)
Apabila arah arus yang terjadi tegak lurus terhadap medan magnet ( = 90o ), maka diperoleh:
Fmaks = I . l . B
(1.1)
Tetapi, jika arusnya paralel dengan medan magnet ( = 0o ), maka tidak ada gaya sama sekali
(F = 0).
Bergerak dalam Medan Magnetik Kawat penghantar yang membawa arus akan mengalami gaya
ketika diletakkan dalam suatu medan magnetik, yang besarnya dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan (1.0). Karena arus pada kawat terdiri atas muatan listrik yang
bergerak, maka berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa partikel bermuatan yang bergerak
bebas (tidak pada kawat) juga akan mengalami gaya ketika melewati medan magnetik.
Kita dapat menentukan besarnya gaya yang dialami partikel tersebut. Jika N partikel bermuatan
q melewati titik tertentu pada saat t, maka akan terbentuk arus:
(1.2)
Jika t adalah waktu yang diperlukan oleh muatan q untuk menempuh jarak l pada medan magnet
B, maka:
l=v.t
(1.3)
dengan v menyatakan kecepatan partikel. Jadi, dengan menggunakan persamaan (1.0 ) akan
diketahui gaya yang dialami N partikel tersebut, yaitu:
(1.4)
Gaya pada satu partikel diperoleh dengan membagi persamaan (1.4) dengan N, sehingga
diperoleh:
F = q v B sin
(1.5)
Persamaan (1.5) menunjukkan besar gaya pada sebuah partikel bermuatan q yang bergerak
dengan kecepatan v pada kuat medan magnetik B, dengan adalah sudut yang dibentuk oleh v
dan B. Gaya yang paling besar akan terjadi pada saat partikel bergerak tegak lurus terhadap B
( = 90o ), sehingga:
Fmaks = q. v. B
(1.6)
Tetapi, ketika partikel bergerak sejajar dengan garis-garis medan ( = 0o), maka tidak ada gaya
yang terjadi. Arah gaya tegak lurus terhadap medan magnet B dan terhadap partikel v, dan
dapat diketahui dengan kaidah tangan kanan.
Lintasan yang ditempuh oleh partikel bermuatan dalam medan magnetik tergantung pada sudut
yang dibentuk oleh arah kecepatan dengan arah medan magnetik.
b. Lingkaran
Gambar di atas memperlihatkan lintasan yang ditempuh partikel bermuatan negatif yang
bergerak dengan kecepatan v ke dalam medan magnet seragam B adalah berupa lingkaran. Kita
anggap v tegak lurus terhadap B, yang berarti bahwa v seluruhnya terletak di dalam bidang
gambar, sebagaimana ditunjukkan oleh tanda x. Elektron yang bergerak dengan laju konstan
pada kurva lintasan, mempunyai percepatan sentripetal:
Berdasarkan Hukum II Newton, bahwa:
F = m.a
q.v.B = m.a
(1.7)
atau
(1.8)
Persamaan di atas untuk menentukan jari-jari lintasan (R), dengan m adalah massa partikel, v
adalah kecepatan partikel, B menyatakan induksi magnetik, dan q adalah muatan partikel.
c. Spiral
Lintasan melingkar terjadi apabila kecepatan gerak muatan tegak lurus terhadap medan
magnetik. Tetapi,
jika v tidak tegak lurus terhadap B, maka yang terjadi adalah lintasan spiral. Vektor kecepatan
dapat dibagi menjadi komponen-komponen sejajar dan tegak lurus terhadap medan. Komponen
yang sejajar terhadap garis- garis medan tidak mengalami gaya, sehingga tetap konstan.
Sementara itu, komponen yang tegak lurus dengan medan menghasilkan gerak melingkar di
sekitar garis-garis medan. Penggabungan kedua gerakan tersebut menghasilkan gerak spiral
(heliks) di sekitar garis-garis medan, seperti yang terlihat pada Gambar berikut.
Lintasan spiral.
3. Gaya Magnetik pada Dua Penghantar Sejajar Dua penghantar lurus panjang yang terpisah
pada jarak d satu sama lain, dan membawa arus I1 dan I2 , diperlihatkan pada Gambar berikut.
Gaya F per satuan panjang l pada penghantar yang membawa arus I2 adalah:
(1.10)
(1.11)
Demikianlah materi tentang Gaya Magnetik (Gaya Lorentz) ini saya sampaikan, semoga
bermanfaat ...