Anda di halaman 1dari 5

Angin 

adalah pergerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan


rendah.[1] Pembentukan arah angin terjadi karena perbedaan tekanan udara di dua tempat berbeda.
Aliran angin berasal dari tempat yang memiliki tekanan udara tinggi menuju ke tempat yang
bertekanan udara rendah.[2] Terjadinya angin dipengaruhi oleh rotasi bumi bersamaan dengan
proses pemanasan suatu wilayah oleh matahari.[3] Angin diberi nama berdasarkan asal datangnya,
seperti angin darat, angin lembah, dan angin gunung. Kekuatan angin dimanfaatkan dalam berbagai
kegiatan di kehidupan manusia. Penduduk yang tinggal di pesisir pantai memanfaatkan angin ketika
akan pergi melaut dengan kapal layar.[3] Angin juga berguna untuk menerbangkan mainan layang-
layang. Warga negara Belanda memanfaatkan angin untuk menjadi sumber energi pembangkit
listrik tenaga angin. Proses terjadinya angin tidak lepas dari hubungan antara tekanan udara
dan suhu. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang memuai menjadi lebih ringan dan
tekanan udara turun karena kepadatan udara berkurang. Udara dingin kemudian mengalir ke tempat
yang bertekanan rendah tersebut. Aliran naik udara panas dan turun udara dingin ini
dinamakan konveksi.[4] Kecepatan angin dinyatakan dalam satuan knot. Sedangkan arah mata
angin terbagi menjadi delapan yaitu utara, selatan, barat, timur, tenggara, barat laut, timur laut, dan
barat daya.[5]

Faktor terjadinya angin[sunting | sunting sumber]


Faktor terjadinya angin, yaitu:[6]

Anemometer, alat pengukur kecepatan angin

Gradien barometris
Gradien barometris adalah bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara antara
2 isobar.[7] Jarak antar isobar adalah 111 km. Semakin besar gradien barometris, semakin
cepat tiupan angin.
Letak tempat
Kecepatan angin di wilayah yang dekat dengan khatulistiwa lebih cepat daripada wilayah
yang jauh dari khatulistiwa.
Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang angin yang bertiup. Hal ini disebabkan oleh
pengaruh gaya gesek yang menghambat laju udara. Topografi tidak rata di permukaan bumi
seperti gunung, bukit, dan pohon memberikan gaya gesek yang besar. Semakin tinggi suatu
tempat, gaya gesek semakin kecil.
Waktu
Angin bergerak lebih cepat pada siang hari daripada malam hari

Tipe[sunting | sunting sumber]
Angin laut[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Angin laut
Angin laut (bahasa Inggris: sea breeze) adalah angin yang bertiup dari arah laut ke
arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari kira-kira dari pukul 09.00 sampai
pukul 16.00 di daerah pesisir pantai. Angin ini biasa dimanfaatkan
para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut. Angin laut ini terjadi pada
siang hari. Karena air mempunyai kapasitas panas yang lebih besar daripada
daratan, sinar matahari memanasi laut lebih lambat daripada daratan. Ketika suhu
permukaan daratan meningkat pada siang hari, udara di atas permukaan darat
meningkat pula akibat konduksi. Tekanan udara di atas daratan menjadi lebih
rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di lautan cenderung masih lebih
tinggi karena lebih dingin. Akibatnya terjadi gradien tekanan dari lautan yang lebih
tinggi ke daratan yang lebih rendah, sehingga menyebabkan terjadinya angin laut,
di mana kekuatannya sebanding dengan perbedaan suhu antara daratan dan
lautan. Namun, jika ada angin lepas pantai yang lebih kencang dari 8 km/jam, maka
angin laut tidak terjadi.[8]

Angin darat[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Angin darat
Angin darat (bahasa Inggris: land breeze) adalah angin yang bertiup dari arah
darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00
sampai dengan jam 06.00 di daerah pesisir pantai. Angin jenis ini bermanfaat bagi
para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin
sederhana. Pada malam hari daratan menjadi dingin lebih cepat daripada lautan,
karena kapasitas panas tanah lebih rendah daripada air. Akibatnya perbedaan suhu
yang menyebabkan terjadinya angin laut lambat laun hilang dan sebaliknya muncul
perbedaan tekanan yang berlawanan karena tekanan udara di atas lautan yang
lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada daratan, sehingga terjadilah angin
darat, khususnya bila angin pantai tidak cukup kuat untuk melawannya.[9]

Angin gunung[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Angin gunung
Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung
dan terjadi pada malam hari.

Angin lembah[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Angin lembah
Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah
puncak gunung dan terjadi pada siang hari.

Angin fohn[sunting | sunting sumber]


Angin fohn (angin lokal, angin terjun, angin jatuh) (bahasa Inggris: foehn wind)
adalah angin yang terjadi seusai hujan orografis. Angin bertiup pada suatu wilayah
dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin fohn terjadi karena ada
gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di
satu sisi lalu turun di sisi lain. Ketika naik, angin mengalami proses pendinginan dan
uap air yang terbentuk turun sebagai hujan orografis. Ketika angin menuruni
lembah, kenaikan tekanan menaikkan suhu udara yang terbawa melalui proses
adiabatik.[10]
Angin fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air
sudah dibuang pada saat hujan orografis. Angin fohn dapat terjadi di Kepulauan
Biak dan Eropa tengah dan Eropa selatan. Biasanya angin ini bersifat panas
merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin fohn bisa
mati karena kekeringan.[11] Efek terhadap manusia yaitu penurunan daya tahan
tubuh terhadap serangan penyakit dan penurunan kesehatan mental.[12][13]

Angin Muson[sunting | sunting sumber]


Angin Muson (bahasa Inggris: monsoon) adalah angin yang berhembus secara
periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya
akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun.
Biasanya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga
benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia.
Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di
Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini
menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia.
Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara
dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga di
Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh wilayah
Indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan
makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua
Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat
tekanan udara rendah, sedangkan di Australia terdapat pusat-pusat tekanan udara
tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari Australia menuju Asia.
Di Indonesia terjadi angin musim Timur di belahan bumi Selatan dan angin musim
barat daya di belahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas
maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu di indonesia terjadi
musim kemarau, kecuali pantai barat Sumatra, Sulawesi Tenggara, dan pantai
selatan Papua.
Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba
(peralihan), yaitu musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim
penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim
kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara
terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam
waktu singkat dan lebat.
Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu Munson Barat atau dikenal dengan Angin
Musim Barat dan Munson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur

Angin Musim Barat[sunting | sunting sumber]


Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang berembus dari
Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung
curah hujan yang banyak di Indonesia bagian barat, hal ini disebabkan karena
angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan
dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin
Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.
Angin ini terjadi antara bulan Oktober sampai bulan April di Indonesia terjadi musim
hujan.
Angin Musim Timur[sunting | sunting sumber]
Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua
Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan
(kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan
Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus,
dan maksimal pada bulan Juli.

Pergerakan[sunting | sunting sumber]
Aliran angin dalam jumlah yang besar merupakan akibat dari adanya rotasi bumi,
perbedaan suhu dan perbedaan tekanan udara antara dua tempat dengan
kecepatan yang dinamis dan fluktatif. Proses pengaliran angin merupakan
perpindahan massa udara dari satu tempat ke tempat lainnya secara mendatar atau
hampir mendatar. Pengaruh perputaran bumi terhadap angin disebut dengan efek
Coriolis. Pergerakan angin yang searah jarum jam dan berlawanan arah dengan
jarum jam disebabkan oleh efek Coriolis. Angin bergerak mengitari daerah
bertekanan rendah di belahan bumi bagian selatan dengan searah jarum jam.
Sebaliknya, angin bergerak berlawanan arah jarum jam mengitari daerah
bertekanan rendah di belahan bumi bagian utara.[14]

Pengukuran[sunting | sunting sumber]
Angin di permukaan diukur dengan menggunakan anemometer. Alat ukur dipasang
pada ketinggin 10 meter dari permukaan Bumi. Anemometer mengukur kecepatan
dalam satuan m/detik atau knot. Selain itu, anemometer juga
memberikan informasi dari arah angin.[15] Arah angin dinyatakan dengan derajat.
Angin dari arah utara dinyatakan dengan 360 derajat, dari arah timur dengan 90
derajat, dari arah selatan dengan 180 derajat dan dari arah barat dengan 270
derajat. Sedangkan angin yang sangat lemah dan tidak dapat dipastikan arahnya
ditandai dengan 0 derajat.[16] Energi angin setara dengan kecepatannya. Tingkat
kekuatan angin ditentukan berdasarkan skala Beaufort, sedangkan kecepatan
angin dirumuskan berdasarkan skala Beaufort oleh George Simpson.[17]

Peran[sunting | sunting sumber]
Peternakan[sunting | sunting sumber]
Angin dapat mempengaruhi suhu udara, kelembapan udara dan pergerakan awan.
Arah angin berpengaruh terhadap pembawaan uap air yang yang membentuk awan
dan dapat menyebabkan hujan. Ternak yang terkena oleh angin akan mengalami
pelepasan panas tubuh pada permukaan kulit. Pelepasan panas pada tubuh ternak
terjadi lebih cepat jika suhu udara di tingkat yang sedang dan kecepatan angin di
tingkat yang tinggi. Angin juga membantu proses
penyebaran biji tumbuhan, penyerbukan dan pembuahan pada tanaman.
Pertumbuhan tanaman yang dibantu oleh angin membuat
proses regenerasi tanaman dapat terus berlangsung. Selain itu, angin juga dapat
menjadi media penyebaran penyakit pada ternak dan tanaman.[18]

Pengaturan cuaca[sunting | sunting sumber]


Dalam ilmu cuaca, angin dimanfaatkan untuk pemindahan panas dan pemindahan
uap air. Angin dimanfaatkan untuk membuatkan keseimbangan neraca radiasi
matahari dengan melakukan pemindahan panas dari garis lintang rendah ke garis
lintang tinggi. Panas yang dipindahkan dalam bentuk yang dapat diukur maupun
yang tersimpan dari garis lintang rendah ke lintang yang lebih tinggi. Sedangkan
pemanfaatan angin untuk pemindahan uap air dilakukan untuk menyediakan
kebutuhan air yang turun kembali sebagai hujan, kabut, ataupun embun. Uap air
yang dipindahkan berasal dari laut dan ditempatkan ke daratan.[19]

Pembentukan hujan[sunting | sunting sumber]


Embusan angin membawa air yang banyak. Air ini kemudian berubah menjadi uap
air. Pada tekanan tertentu, uap air berubah menjadi awan. Setelah menjadi awan,
uap air berubah menjadi tetes air yang kemudian jatuh ke permukaan Bumi menjadi
hujan.[20]

Prinsip[sunting | sunting sumber]
Perbedaan nilai densitas menjadi penyebab perbedaan arah datangnya angin.
Angin berasal dari daerah dengan densitas besar menuju ke daerah dengan
densitas kecil. Kedatangan angin digambarkan sebagai sebuah gradien tekanan
menurun. Pernyataan tentang arah angin dinyatakan sebagai garis lurus
yang serenjang dengan isobar. Garis lurus akan tetap serenjang dengan isobar jika
hanya gradien tekanan yang bekerja. Adanya efek Coriolis akibat rotasi Bumi
membuat gerakan udara memiliki kemiringan dan memotong garis-garis isobar
dengan sudut yang kecil.[21] Perubahan gradien tekanan menunjukkan nilai
kecepatan angin. Kecuraman gradien tekanan menandakan angin bergerak dengan
kecepatan tiinggi. Tingkat kecuraman gradien tekanan ditentukan melalui kerapatan
isobar.[21]

Lihat pula

Anda mungkin juga menyukai