Anda di halaman 1dari 5

Merkurius

Halaman

Pembicaraan

Baca

Sunting

Sunting sumber

Lihat riwayat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Untuk kegunaan lain, lihat Merkurius (disambiguasi).

Merkurius Simbol astronomis merkurius

Merkurius

Gambar warna semu Merkurius oleh MESSENGER

Penamaan

Nama alternatif Utarid (‫)אוטריד‬

Kata sifat bahasa InggrisMerkurian, Merkurial[1]

Ciri-ciri orbit[4]

Epos J2000

Aphelion 69.816.900 km

0,466 697 SA

Perihelion 46.001.200 km

0,307 499 SA

Sumbu semimayor 57.909.100 km

0,387 098 SA

Eksentrisitas 0,205 630[2]

Periode orbit 87,969 1 hari

(0,240 846 tahun)

Periode sinodis 115,88 d[2]

Kecepatan orbit rata-rata 47,87 km/s[2]


Anomali rata-rata 174,796°

Inklinasi 7,005° ke Ekliptika

3,38° ke ekuator Matahari

6,34° ke bidang invariabel[3]

Bujur node menaik 48,331°

Argumen perihelion 29,124°

satelit yang diketahui 0

Ciri-ciri fisik

Jari-jari rata-rata 2.439,7 ± 1,0 km[5][6]

0,3829 Bumi

Kepepatan < 0,0006[6]

Luas permukaan 7,48×107 km²

0,108 Bumi[5]

Volume 6,083×1010 km³

0,054 Bumi[5]

Massa 3,3022×1023 kg

0,055 Bumi[5]

Massa jenis rata-rata 5,427 g/cm³[5]

Gravitasi permukaan 3,7 m/s²

0,38 g[5]

Kecepatan lepas 4,25 km/s[5]

Periode rotasi sideris 58,646 day

1407,5 jam[5]

Kecepatan rotasi khatulistiwa 10,892 km/j

Kemiringan sumbu 2,11′ ± 0,1′[7]

Asensio rekta kutub utara 18 j 44 men 2 d

281,01°[2]

Deklinasi kutub utara 61,45°[2]

Albedo 0,119 (terikat)


0.106 (geometrik)[2]

Suhu permukaan min. rata-rata maks.

0°N, 0°W 100 K 340 K 700 K

85°N, 0°W 80 K 200 K 380 K

Magnitudo semu hingga −1,9[2]

Diameter sudut 4,5" – 13"[2]

Atmosfer

Tekanan permukaan jejak

Komposisi per volume 42% oksigen molekuler

29,0% natrium

22,0% hidrogen

6,0% helium

0,5% kalium

Sejumlah kecil argon, nitrogen, karbon dioksida, uap air, xenon, krypton, & neon[2]

Merkurius adalah planet terkecil di Tata Surya sekaligus yang terdekat dari Matahari. Periode revolusi
planet ini merupakan yang terpendek dari semua planet di Tata Surya, yakni 87,79 hari. Seperti halnya
Venus, Merkurius merupakan planet inferior yang letak orbitnya berada di sebelah dalam orbit Bumi,
dan ketika diamati dari Bumi, jarak sudutnya dari Matahari tidak pernah melebihi 28°. Karena jarak yang
dekat dengan Matahari, planet ini hanya dapat dilihat di dekat ufuk barat setelah matahari terbenam
atau ufuk timur sebelum matahari terbit, atau biasanya ketika aram. Merkurius akan tampak seperti
bintang yang terang jika diamati pada waktu tersebut, tetapi sering kali jauh lebih sulit untuk diamati
daripada Venus. Jika diamati dari teleskop, Merkurius akan menampilkan serangkaian fase yang mirip
dengan fase Venus dan Bulan, ketika bergerak di orbit bagian dalamnya yang relatif terhadap Bumi dan
terjadi berulang dalam satu siklus sinodiknya, yakni sekitar 116 hari.

Merkurius memiliki rotasi yang unik dalam Tata Surya. Planet ini terkunci pasang surut terhadap
Matahari dalam putaran–resonansi orbit 3:2,[8] yang berarti bahwa relatif terhadap bintang tetap,
planet ini berotasi pada porosnya tepat tiga kali untuk setiap dua kali periode revolusi mengelilingi
Matahari.[a][9] Seperti yang diamati dari Matahari, dalam kerangka acuan yang berotasi dengan gerakan
orbit, Merkurius terlihat hanya berotasi sekali setiap dua tahun Merkurius.

Sumbu Merkurius memiliki kemiringan terkecil dari semua planet di Tata Surya, yaitu hanya sekitar 1⁄30
derajat. Planet ini juga memiliki eksentrisitas orbit terbesar dari semua planet yang ada di Tata Surya;
ketika berada di titik perihelion, jarak Merkurius dari Matahari hanya sekitar dua per tiga (atau 66%) dari
jaraknya ketika berada di titik aphelion. Permukaan Merkurius penuh akan kawah dan memiliki wujud
yang serupa dengan Bulan; hal ini menandakan bahwa proses geologis pada permukaannya telah
berhenti sejak miliaran tahun yang lalu. Karena hampir tidak memiliki atmosfer untuk menahan panas,
Merkurius memiliki suhu permukaan yang sangat beragam setiap harinya, mulai dari 100 K (−173 °C;
−280 °F) pada malam hari sampai 700 K (427 °C; 800 °F) pada siang hari di sepanjang daerah
khatulistiwa. Suhu permukaan di daerah kutubnya selalu berada di bawah 180 K (−93 °C; −136 °F).
Merkurius tidak memiliki satu pun satelit alami yang diketahui.

Dua wahana antariksa yang pernah mengunjungi Merkurius adalah Mariner 10, yang terbang melewati
planet ini pada tahun 1974 dan 1975, dan MESSENGER, yang diluncurkan pada tahun 2004 dan telah
mengorbit Merkurius sebanyak lebih dari 4.000 kali dalam empat tahun sebelum kehabisan bahan bakar
dan menabrakkan diri ke permukaan planet ini pada 30 April 2015.[10][11][12] Wahana antariksa
BepiColombo diperkirakan akan tiba di Merkurius pada tahun 2025.

Struktur dalam

Dengan diameter sebesar 4879 km di katulistiwa, Merkurius adalah planet terkecil dari empat planet
kebumian di Tata Surya. Jarak merkurius ke matahari 57 juta km, dan jarak Merkurius dengan Bumi 92
juta km. Merkurius terdiri dari 70% logam dan 30% silikat serta mempunyai kepadatan sebesar 5,43
g/cm3 hanya sedikit dibawah kepadatan Bumi. Namun apabila efek dari tekanan gravitasi tidak dihitung
maka Merkurius lebih padat dari Bumi dengan kepadatan tak terkompres dari Merkurius 5,3 g/cm3 dan
Bumi hanya 4,4 g/cm3.

Kepadatan Merkurius digunakan untuk menduga struktur dalamnya. Kepadatan Bumi yang tinggi
tercipta karena tekanan gravitasi, terutamanya di bagian inti. Merkurius namun jauh lebih kecil dan
bagian dalamnya tidak terdapat seperti bumi sehingga kepadatannya yang tinggi diduga karena planet
tersebut mempunyai inti yang besar dan kaya akan besi. Para ahli bumi menaksir bahwa inti Merkurius
menempati 42 % dari volumenya (inti Bumi hanya menempati 17% dari volume Bumi). Menurut riset
terbaru, kemungkinan besar inti Merkurius adalah cair.

Mantel setebal 600 km menyelimuti inti Merkurius dan kerak dari Merkurius diduga setebal 100 sampai
200 km. Permukaan merkurius mempunyai banyak perbukitan yang kurus, beberapa mencapai ratusan
kilometer panjangnya. Diduga perbukitan ini terbentuk karena inti dan mantel Merkurius mendingin dan
menciut pada saat kerak sudah membatu.

Merkurius mengandung besi lebih banyak dari planet lainnya di tata surya dan beberapa teori telah
diajukan untuk menjelaskannya. Teori yang paling luas diterima adalah bahwa Merkurius pada awalnya
mempunyai perbandingan logam-silikat mirip dengan meteor Kondrit umumnya dan mempunyai massa
sekitar 2,25 kali massanya yang sekarang. Namun pada awal sejarah tata surya, merkurius tertabrak oleh
sebuah planetesimal berukuran sekitar seperenam dari massanya. Benturan tersebut telah melepaskan
sebagian besar dari kerak dan mantel asli Merkurius dan meninggalkan intinya. Proses yang sama juga
telah diajukan untuk menjelaskan penciptaan dari Bulan.

Teori yang lain menyatakan bahwa Merkurius mungkin telah terbentuk dari nebula Matahari sebelum
energi keluaran Matahari telah stabil. Merkurius pada awalnya mempunyai dua kali dari massanya yang
sekarang, tetapi dengan mengambangnya protomatahari, suhu di sekitar merkurius dapat mencapai
sekitar 2500 sampai 3500 Kelvin dan mungkin mencapai 10000 Kelvin. Sebagian besar permukaan
Merkurius akan menguap pada temperatur seperti itu, membuat sebuah atmosfer "uap batu" yang
mungkin tertiup oleh angin surya.

Orbit

Merkurius memiliki orbit yang sangat elips dengan eksentrisitas 0,21. Hal itu yang membuat merkurius,
kadang-kadang menjadi planet terdekat dari bumi. Merkurius membutuhkan sekitar 87,969 hari bumi
untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi matahari. 1 hari matahari (solar day) di Merkurius
berlangsung sangat lama yaitu sekitar 176 hari bumi.

Anda mungkin juga menyukai