TATA SURYA
1
Diusulkan oleh Johann Daniel Titius pada tahun 1766 dan diumumkan pada tahun
1772 oleh direktur Observatorium Berlin, Johann Elert Bode. Sebagian sumber
menyatakan bahwa hukum tersebut pertama kali ditemukan Christian Wolff pada
tahun 1724.
1
Wikipedia
Gambaran seniman tentang pembentukan Tata Surya.
Planet
Sampai saat ini dikenal ada 8 buah planet yang mengitari Matahari, yaitu
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Dalam
sidang umumnya di Praha – Republik Ceko pada akhir Agustus 2006 silam,
Himpunan Astronomi Internasional (IAU – International Astronomical Union)
memutuskan untuk melepas status planet dari Pluto. Meskipun tidak lagi berstatus
sebagai planet, Pluto tetap diakui sebagai anggota Tata Surya dan menempati
kelompok baru sebagai planet kerdil (dwarf planet) bersama-sama Ceres (dulu
dikelompokkan sebagai asteroid/planet minor) dan sejumlah objek-objek lain yang
terletak di luar orbit Neptunus (disebut pula sebagai trans-Neptunian objects seperti
Eris).
Dalam resolusinya, IAU memberikan definisi baru tentang planet, yaitu:
Dari definisi baru tersebut, poin ketiga tidak dipenuhi oleh Pluto. Seperti diketahui,
orbit Pluto memotong orbit Neptunus sehingga adakalanya Neptunus terletak lebih
luar dari Matahari dibandingkan Pluto. Sementara itu, objek-objek Tata Surya
penghuni kelas baru planet kerdil adalah yang memenuhi kriteria:
memiliki orbit mengelilingi Matahari
memiliki massa yang cukup untuk menghasilkan gaya gravitasi sendiri, berwujud
benda tegar yang bentuknya mendekati bulat
memiliki orbit yang memotong orbit objek lain di Tata Surya
bukan satelit alami dari planet
2
Merkurius Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunus
Jarak dari Maksimum 69,7 109 152 249 816 1507 3004 4537
Matahari Rata-rata 57,9 108,2 149,6 227,9 778 1427 2870 4497
(juta km) Minimum 45,9 107,4 147 206,7 741 1347 2735 4456
Periode
87,97 hari 224,7 hari 365,3 hari 687,0 hari 11,86 tahun 29,46 tahun 84,01 tahun 164,8 tahun
orbit
Periode
sinodis 115,9 583,92 - 779,9 398,9 378,1 369,7 367,5
(hari)
Periode 24 jam 37 9 jam 55 10 jam 13
23 jam 56 17 jam 14 16 jam 7
rotasi di 58,646 hari 243,16 hari menit 23 menit 30 menit 59
menit 4 detik menit menit
khatulistiwa detik detik detik
Eksentrisitas 0,206 0,00 0,017 0,093 0,048 0,056 0,047 0,009
Inklinasi
7,0 3,4 0 1,8 1,3 2,5 0,8 1,8
orbit ()
Kecepatan
4,25 10,36 11,18 5,03 60,22 32,26 22,5 23,9
lepas (km/s)
Massa
0,055 0,815 1 0,11 317,9 95,2 14,6 17,52
(Bumi = 1)
Volume
0,056 0,86 1 0,15 1319 744 67 57
(Bumi = 1)
Kerapatan
5,44 5,25 5,52 3,94 1,33 0,71 1,27 1,77
(air = 1)
Percepatan
gravitasi di
0,38 0,90 1 0,38 2,64 1,16 1,17 1,2
permukaan
(Bumi = 1)
Temperatur
permukaan 427 480 22 -23 -150 -180 -214 -220
(C)
Albedo 0,06 0,76 0,36 0,16 0,43 0,61 0,35 0,35
Diameter di
khatulistiwa 4878 12.104 12.756 6794 143.884 120.536 51.118 50.538
(km)
3
Dalam Tata Surya kita, hanya planet Merkurius dan Venus yang tidak memiliki
satelit alami. Bumi memiliki satu buah satelit yang disebut Bulan, sementara Mars
memiliki dua buah (Phobos dan Deimos) yang diduga kuat sebagai asteroid yang
terperangkap gravitasi Mars. Dugaan ini muncul karena ukuran kedua satelitnya yang
jauh lebih kecil daripada planet induknya dengan bentuk yang juga tidak beraturan.
Rekor planet dengan satelit alami terbanyak saat ini diraih oleh Jupiter (dengan lebih
dari 60 buah satelit), disusul kemudian Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Bahkan Pluto
yang sekarang statusnya turun sebagai planet kerdil, sejak Mei 2005 diketahui
memiliki 2 buah satelit alami baru menemani Charon yang lebih dulu ditemukan pada
1978, yaitu Nix dan Hydra. Kehadiran objek pengiring yang menemani benda
induknya bukan hanya dimiliki planet atau planet kerdil. Planet minor atau asteroid
sekalipun diketahui dapat memiliki satelit alami, seperti dijumpai pada asteroid 243
Ida dengan satelitnya yang bernama Dactyl.
4
Sebagian kecil asteroid
memiliki permukaan berupa basalt.
Ketika asteroid bertum-bukan satu
dengan lainnya, akan terbentuk
pecahan-pecahan yang berukuran
lebih kecil yang disebut meteoroid.
Akibat pe-ngaruh gravitasi,
meteoroid-meteoroid tersebut
dapat tertarik ke arah Bumi yang
ketika ber-gesekan dengan
atmosfer akan berpijar
menghasilkan fenome-na kilatan
Nick Strobel/Astronomy Notes cahaya yang kita sebut sebagai
Dua dari tiga tipe asteroid ditunjukkan dalam gambar. meteor. Meteo-roid-meteoroid
Mathilde (tipe C) dan Eros (tipe S) pernah dikunjungi kecil pada umumnya terbakar habis
didekati wahana antariksa dalam misi NEAR, sedang- di angkasa Bumi, namun tidak de-
kan asteroid Gaspra dan Ida (tipe S) dikunjungi oleh
wahana Galileo.
mikian halnya dengan yang berukuran lebih besar. Meteoroid dengan ukuran lebih
besar adakalanya tidak terbakar habis. Sisa yang dapat mencapai permukaan Bumi
tersebut disebut sebagai meteorit.
Objek menarik anggota Tata Surya lainnya yang juga menjadi sisa-sisa
pembentukan Tata Surya adalah komet. Komet dipercaya berasal dari awan Oort,
suatu daerah di tepian Tata Surya (hingga sejauh 100.000 AU dari Matahari)
berbentuk bola yang menjadi sarang trilyunan komet. Akibat gangguan yang dialami
awan Oort, misalnya karena ada bintang lain yang melintas dekat Tata Surya, komet-
komet di dalamnya dapat ”tercebur” ke Tata Surya bagian dalam. Komet-komet
jugalah yang dipercaya membawa benih-benih kehidupan ke Bumi pada periode
bombardir di masa awal terbentuknya Bumi.
Karena berada di tempat yang jauh dari Matahari, materi-materi penyusun
komet (bulir-bulir debu air, amonia, metana, dan karbon dioksida) berada dalam
keadaan membeku. Ketika komet mendekati Matahari, intinya yang membeku
tersebut akan mengalami sublimasi dan penguapan membentuk koma di sekeliling inti
dan ekor yang panjangnya dapat mencapai ratusan juta kilometer! Ekor komet yang
terbentuk ini terdiri atas dua komponen, yaitu ekor ion (merentang lurus di belakang
inti komet) dan ekor debu yang tampak melengkung. Kedua ekor komet ini selalu
mengarah menjauhi Matahari akibat pengaruh angin matahari (solar wind).
5
Hukum Kepler
Gerak planet mengitari Matahari memenuhi hukum Kepler yang pertama kali
dikemukakan oleh astronom Jerman, Johannes Kepler (1571–1630). Ketiga buah
hukum Kepler tersebut adalah:
1. Hukum Kepler 1: “orbit planet berbentuk elips dan Matahari berada di salah satu
fokus elips”. Karena orbit planet berbentuk elips, gerak planet mengelilingi
Matahari bukan gerak melingkar beraturan. Dengan kata lain, kelajuan planet di
dalam orbit berbeda-beda bergantung posisi; di titik terdekat ke Matahari
(perihelion) planet bergerak lebih cepat, sedangkan di titik terjauhnya (aphelion)
planet bergerak lebih lambat. Hubungan antara sumbu semimayor (a) dan sumbu
semiminor (b) elips dengan eksentrisitas (e) dinyatakan sebagai:
b 2 a 2 (1 e 2 )
m1 m 2
F G
d2
Contoh Soal:
6
1. Bila lintasan planet mengorbit Matahari dianggap lingkaran, buktikan bahwa
kuadrat periode revolusi planet sebanding dengan pangkat tiga sumbu semimayor!
2. Berapakah berat seseorang di planet Jupiter bila diketahui berat orang tersebut di
Bumi sebesar 800 N? Diketahui, radius dan massa Jupiter masing-masing 11x dan
318x jari-jari dan massa Bumi.