Anda di halaman 1dari 91

Kalisto (satelit)

satelit alami Jupiter

Kalisto[8][9] adalah satelit planet Jupiter


yang ditemukan pada tahun 1610 oleh
Galileo Galilei.[1] Kalisto merupakan
satelit terbesar ketiga di Tata Surya dan
terbesar kedua di sistem Jupiter setelah
Ganimede. Diameter Kalisto kurang lebih
sekitar 99% diameter planet Merkurius,
tetapi massanya hanya sekitar
sepertiganya. Berdasarkan jarak, ia
adalah satelit Galileo keempat dari
Jupiter, dengan jari-jari orbit sekitar
1.880.000 km.[2] Satelit ini tidak ikut serta
dalam resonansi orbit yang
memengaruhi tiga satelit Galileo lainnya
—Io, Europa, dan Ganimede—dan
akibatnya tidak mengalami pemanasan
pasang surut.[10] Rotasi Kalisto terkunci
pasang surut terhadap Jupiter, sehingga
belahan yang sama selalu menghadap ke
arah Jupiter dan Jupiter tampak diam di
langit Kalisto. Kalisto tidak terlalu
terpengaruh oleh magnetosfer Jupiter
dibanding satelit Galileo lainnya karena
orbitnya yang jauh.[11]
Kalisto

Penemuan

Ditemukan oleh Galileo Galilei


Simon Marius[1]

Tanggal penemuan 7 Januari 1610[1]

Penamaan

Nama alternatif Jupiter IV

Ciri-ciri orbit

Periapsis 1 869 000 km[b]

Apoapsis 1 897 000 km[a]

Sumbu semimayor 1 882 700 km[2]


Eksentrisitas 0.007 4[2]

Periode orbit 16,689 018 4 d[2]

Kecepatan orbit rata- 8,204 km/s


rata

Inklinasi 0,192° (terhadap


bidang Laplace)[2]

Satelit dari Jupiter

Ciri-ciri fisik

Jari-jari rata-rata 2410.3 ± 1.5 km


(0.378 Bumi)[3]

Luas permukaan 7,30 × 107 km2


(0.143 Earths)[c]

Volume 5,9 × 1010 km3


(0.0541 Earths)[d]

Massa 1,075 938 ± 0.000 137 × 1023


kg (0.018 Earths)[3]
Massa jenis rata-rata 1,834 4 ± 0.003 4
g/cm3[3]

Gravitasi permukaan 1,235 m/s2 (0.126


g)[e]

Kecepatan lepas 2.440 km/s[f]

Periode rotasi sinkronis[3]

Kemiringan sumbu zero[3]

Albedo 0.22 (geometrik)[4]

Suhu permukaan min. rata-rata maks.


K[4] 80 ± 5 134 ± 11 165 ± 5

Magnitudo semu 5.65 (oposisi)[5]

Atmosfer

Tekanan permukaan 7,5 pbar[6]

Komposisi per ~4 × 108 cm−3


volume karbon dioksida[6]
hingga 2 × 1010 cm−3
molekular
oksigen(O2)[7]

Kalisto terdiri dari batu dan es, dengan


rata-rata massa jenis sekitar 1,83 g/cm3.
Senyawa di permukaan yang dideteksi
dengan spektroskopi meliputi es air,
karbon dioksida, silikat, dan senyawa
organik. Penyelidikan yang dilakukan
oleh wahana Galileo menunjukkan bahwa
di Kalisto mungkin terdapat inti yang
terdiri dari silikat dan samudra air di
bawah permukaan dengan kedalaman
lebih dari 100 km.[12][13]

Permukaan Kalisto dipenuhi oleh kawah


tubrukan dan sangat tua. Tidak ada
tanda-tanda terjadinya proses endogenik
seperti tektonika lempeng atau
vulkanisme, dan evolusi Kalisto diduga
sangat dipengaruhi oleh tubrukan.[14] Ciri
permukaan yang penting meliputi
struktur cincin ganda, kawah tubrukan,
dan serangkaian kawah (catenae) serta
gawir, punggung bukit dan endapan yang
terkait.[14] Dalam skala kecil,
permukaannya bervariasi dan terdiri dari
endapan beku yang kecil dan cerah di
puncak ketinggian yang dikelilingi oleh
bahan gelap di bawahnya.[4] Hal ini
diduga merupakan akibat dari degradasi
bentang alam yang didorong oleh
sublimasi, yang didukung oleh kurangnya
kawah tubrukan kecil dan keberadaan
knob-knob kecil (sejenis bukit) yang
diduga merupakan sisa dari proses
tersebut.[15] Umur bentang alam di
Kalisto masih belum diketahui.

Kalisto dikelilingi oleh atmosfer yang


sangat tipis dan terdiri dari karbon
dioksida,[6] (kemungkinan) oksigen
molekuler,[7] dan ionosfer.[16] Satelit ini
diduga terbentuk melalui proses akresi
dari cakram gas dan debu yang
mengelilingi Jupiter setelah
pembentukannya.[17] Akibat akresi
gradual dan ketiadaan pemanasan
pasang surut, tidak ada cukup panas
yang mampu mendiferensiasi Kalisto
secara cepat. Konveksi perlahan di
dalam Kalisto, yang dimulai setelah
pembentukannya, mengakibatkan
diferensiasi sebagian dan pembentukan
samudra di bawah permukaan dengan
kedalaman 100–150 km serta inti yang
berbatu.[18]

Kemungkinan keberadaan samudra di


Kalisto menimbulkan dugaan bahwa ada
kehidupan di satelit tersebut. Namun,
keadaannya dianggap tidak lebih baik
dibanding Europa.[19] Berbagai wahana
seperti Pioneers 10, 11, Galileo, dan
Cassini telah mempelajari Kalisto. Karena
tingkat radiasinya yang rendah, Kalisto
dianggap sebagai pangkalan
penjelajahan Jupiter yang paling tepat.[20]
Bersama Kalisto, Jupiter untuk saat ini
diketahui memiliki 79 satelit.

Penemuan dan penamaan

Kalisto ditemukan oleh Galileo pada


Januari 1610 bersamaan dengan tiga
bulan Jupiter lainnya: Ganimede, Io, dan
Europa.[1] Nama "Kalisto" (Callisto)
diambil dari putri Likaon yang bernama
Kalisto.[21] Nama ini diusulkan oleh
Simon Marius segera setelah penemuan
bulan ini.[22] Marius menghubungkan
usulan ini dengan Johannes Kepler.[21]
Namun, nama-nama satelit Galileo
sempat tidak disukai, dan tidak banyak
digunakan hingga pertengahan abad ke-
20. Dalam buku astronomi awal, Kalisto
disebut Jupiter IV atau "satelit keempat
Jupiter.[23] Dalam penulisan ilmiah
bahasa Inggris, bentuk adjektifnya adalah
Callistoan,[24] dilafalkan
/ˌkæl[invalid input: 'ɨ']ˈstoʊ.ən/, atau
Callistan.[15]

Orbit dan rotasi

Kalisto (kiri bawah), Jupiter (kanan


atas) dan Europa (di bawah dan
sebelah kiri Bintik Merah Besar) dari
wahana Cassini
Kalisto adalah satelit terluar di antara
empat satelit Galileo. Satelit ini
mengorbit dari jarak sekitar
1.880.000 km (26,3 kali jari-jari Jupiter
yang besarnya 71.492 km).[2] Jari-jari
orbit Kalisto lebih besar daripada jari-jari
orbit Ganimede yang besarnya
1.070.000 km. Karena orbitnya yang jauh,
Kalisto tidak terlibat dalam resonansi
orbit antara tiga satelit Galileo lainnya
(resonansi Laplace).[10]

Seperti satelit-satelit lain, rotasi Kalisto


terkunci pasang surut, sehingga satu
permukaan selalu menghadap Jupiter.[3]
Lama hari di Kalisto (dan juga periode
orbitnya) adalah 16,7 hari Bumi. Orbitnya
eksentrik dan terinklinasi ke khatulistiwa
Jupiter, yang juga berubah-ubah hampir
secara berkala akibat perturbasi gravitasi
matahari dan planet dalam skala abad.
Rata-rata perubahannya adalah 0,0072–
0,0076 untuk eksentrisitas dan 0,20–
0,60° untuk inklinasi.[10] Variasi orbit
tersebut mengakibatkan kemiringan
sumbu bervariasi antara 0,4 dan 1,6°.[25]

Karena tidak turut serta dalam resonansi


Laplace, Kalisto tampaknya tidak pernah
mengalami pemanasan pasang surut,
sehingga memengaruhi struktur dalam
dan evolusi Kalisto.[26] Selain itu, akibat
jaraknya yang jauh, fluks partikel
bermuatan dari magnetosfer Jupiter di
permukaan Kalisto juga relatif rendah—
sekitar 300 kali lebih rendah dari Europa.
Maka, tidak seperti satelit Galileo lainnya,
iradiasi partikel bermuatan tidak banyak
berpengaruh di permukaan Kalisto.[11]
Tingkat radiasi di permukaan Kalisto
kurang lebih 0,01 rem (0,1 mSv) per
hari.[27]
Ciri-ciri fisik

Komposisi

Spektra inframerah dekat dataran


berkawah gelap (merah) dan kawah
Asgard (biru) menunjukkan
keberadaan es air (pita serapan dari 1
hingga 2 µm)[28] dan materi yang
kurang berbatu di Asgard.

Rata-rata massa jenis Kalisto adalah


1.83 g/cm3,[3] yang menunjukkan bahwa
satelit tersebut terdiri dari materi berbatu
dan es air, dengan beberapa es volatil
tambahan seperti amonia.[12] Fraksi
massa es berkisar antara 49–55%.[12][18]
Komposisi bebatuan Kalisto masih
belum diketahui secara pasti, tetapi
kemungkinan terdiri dari kondrit O tipe
L/LL yang memiliki lebih sedikit besi, besi
metalik, dan lebih banyak besi oksida
daripada kondrit H. Rasio massa besi
dengan silikon adalah 0,9—1,3 di Kalisto,
sementara rasio mataharinya 1:8.[12]

Permukaan Kalisto albedonya sekitar


20%.[4] Komposisi permukaannya diduga
mirip dengan komposisi secara
keseluruhan. Spektroskopi inframerah
dekat telah menunjukkan adanya pita
serapan es air dengan panjang
gelombang 1,04, 1,25, 1,5, 2,0 dan 3,0
mikrometer.[4] Es air tampaknya ada di
mana saja di permukaan Kalisto, dengan
fraksi massa 25–50%.[13] Analisis
spektra inframerah dan UV beresolusi
tinggi yang didapat oleh wahana Galileo
dari permukaan telah menunjukkan
keberadaan berbagai materi non-es:
silikat terhidrasi yang mengandung
magnesium dan besi,[4] karbon
dioksida,[29] sulfur dioksida,[30] dan
kemungkinan amonia serta berbagai
senyawa organik.[4][13] Data spektrum
menunjukkan bahwa permukaan Kalisto
sangat heterogen dalam skala kecil.
Wilayah es air murni yang kecil dan cerah
tercampur dengan wilayah campuran es
bebatuan dan wilayah gelap luas yang
terdiri dari materi non-es.[4][14]
Permukaan Kalisto bersifat asimetris:
belahan depannya—yang menghadap ke
arah gerakan orbit[a]—lebih gelap
daripada yang di belakang. Hal ini
berbeda dengan satelit Galileo lainnya
karena di satelit-satelit tersebut belahan
depan lebih terang daripada belahan
belakang.[4] Belahan belakang[a] Kalisto
tampaknya kaya akan karbon dioksida,
sementara belahan depannya
mengandung lebih banyak sulfur
dioksida.[31] Banyak kawah tubrukan baru
seperti Lofn yang kaya akan karbon
dioksida.[31] Secara keseluruhan,
komposisi kimia permukaan, terutama
wilayah yang gelap, mirip dengan
asteroid tipe D[14] yang permukaannya
juga kaya akan karbon.

Struktur dalam

Model struktur dalam


Kalisto yang
menunjukkan lapisan es
permukaan, kemungkinan
lapisan es air, dan inti
berbatu.

Permukaan Kalisto berada di atas litosfer


yang dingin, keras, dan ber-es, dengan
ketebalan antara 80 hingga 150 km.[12][18]
Samudra bergaram dengan kedalaman
50–200 km mungkin ada di bawah
kerak,[12][18] yang ditunjukkan melalui
penelitian medan magnet di sekitar
Jupiter dan satelit-satelitnya.[32][33]
Berdasarkan penelitian tersebut, medan
magnet tidak dapat memasuki Kalisto,
sehingga menunjukkan bahwa mungkin
ada lapisan cairan yang sangat konduktif
dengan kedalaman paling tidak 10 km.[33]
Keberadaan samudra menjadi lebih
mungkin bila air tersebut mengandung
sedikit amonia atau antibeku lainnya.[18]
Apabila hal tersebut benar, samudra ini
bisa mencapai ketebalan 250–
300 km.[12] Jika tidak, litosfer ber-es
mungkin lebih tebal hingga mencapai
300 km.

Di bawah litosfer dan samudra yang


diduga ada, wilayah dalam Kalisto
tampak tidak seragam ataupun beragam.
Berdasarkan data wahana Galileo[3]
(terutama momen inersia yang tak
berdimensi,[b] yaitu 0.3549 ± 0.0042)
menunjukkan bahwa bagian dalamnya
terdiri dari batu dan es, dan semakin
dalam lapisan semakin banyak
bebatuan.[12][34] Dalam kata lain, Kalisto
hanya terdiferensiasi sebagian. Massa
jenis dan momen inersia juga
menunjukkan keberadaan inti bersilikat di
pusat Kalisto. Jari-jari inti tersebut tidak
dapat melebihi 600 km, dan massa
jenisnya mungkin bervariasi antara 3.1
hingga 3.6 g/cm3.[3][12] Bagian dalam
Kalisto berbeda jauh dengan Ganimede
yang sangat terdiferensiasi.[13][35]
Kenampakan permukaan

Citra dataran berkawah yang


diabadikan oleh wahana Galileo.

Permukaan Kalisto merupakan salah


satu yang paling dipenuhi kawah di Tata
Surya.[36] Nyatanya, setiap kawah baru
yang terbentuk akan menghapus kawah
yang lama. Geologi Kalisto sendiri sangat
sederhana: tidak ada gunung, gunung
berapi, atau fitur tektonik dan endogenik
lainnya.[37] Kawah tubrukan dan struktur
cincin ganda-serta kekar, gawir, dan
endapan—adalah satu-satunya
kenampakan besar yang dapat ditemui di
permukaan.[14][37]

Permukaan Kalisto dapat dibagi menjadi


beberapa bagian yang berbeda secara
geologis: dataran berkawah, dataran
terang, dataran halus yang terang dan
gelap, dan berbagai satuan yang terkait
dengan struktur cincin ganda dan kawah
tubrukan.[14][37] Dataran berkawah
meliputi sebagian besar permukaan dan
mewakili litosfer kuno. Dataran ini
merupakan campuran antara materi ber-
es dan berbatu. Sementara itu, dataran
terang meliputi kawah yang terang
(seperti kawah Burr dan Lofn, sisa kawah
tua yang besar yang disebut
palimpsest,[c] bagian tengah struktur
cincin ganda, dan bagian terisolasi di
dataran berkawah.[14] Dataran terang
tersebut diduga merupakan endapan
tubrukan yang ber-es. Dataran halus yang
terang dan gelap meliputi sebagian kecil
permukaan Kalisto dan dapat ditemui di
punggung Valhalla dan Asgard dan
tempat terisolasi di dataran berkawah.
Dataran tersebut diduga diakibatkan oleh
aktivitas endogenik, tetapi citra wahana
Galileo yang beresolusi tinggi
menunjukkan bahwa dataran halus yang
terang terkait dengan medan yang penuh
rekahan dan knob dan tidak
menunjukkan tanda-tanda pelapisan
kembali.[14] Citra wahana Galileo juga
menunjukkan bahwa wilayah halus yang
kecil dan gelap yang meliputi kurang dari
10.000 km2 tampaknya mengurung
medan di sekitar. Kemungkinan
kenampakan tersebut merupakan
endapan kriovulkanik.[14] Baik dataran
terang maupun halus biasanya lebih
muda dan tidak terlalu berkawah bila
dibandingkan dengan dataran
berkawah.[14][38]

Kawah tubrukan Hár dengan kubah di


tengahnya.
Diameter kawah tubrukan bervariasi
antara 0,1 km hingga lebih dari 100 km,
tanpa menghitung struktur cincin
ganda.[14] Kawah kecil, dengan diameter
kurang dari 5 km, memiliki bentuk yang
seperti mangkuk. Kawah dengan
diameter 5–40 km biasanya memiliki
puncak di tengah. Kawah yang lebih
besar, dengan diameter 25–100 km,
memiliki lubang tengah (seperti kawah
Tindr.[14] Kawah terbesar dengan
diameter lebih dari 60 km dapat memiliki
kubah pusat, yang diduga merupakan
akibat dari pengangkatan tektonik
setelah tubrukan;[14] contohnya meliputi
kawah Doh dan Hár. Beberapa kawah
yang sangat besar—diameternya lebih
dari 100 km—dan kawah tubrukan cerah
memiliki geometri kubah yang aneh, yang
biasanya dangkal dan mungkin
merupakan bentang alam transisional
sebelum menjadi struktur cincin ganda.
Contohnya adalah kawah Lofn.[14] Kawah
Kalisto biasanya lebih dangkal daripada
kawah di Bulan.

Citra kawah Valhalla yang diabadikan oleh


Voyager 1.

Kenampakan tubrukan terbesar di


permukaan Kalisto adalah cekungan
cincin ganda.[14][37] Valhalla merupakan
yang terbesar, dengan wilayah tengah
yang terang dan berdiameter 600
kilometer, sementara cincinnya mencapai
1.800 kilometer dari tengah.[39] Yang
terbesar kedua adalah Asgard, dengan
diameter sebesar 1.600 kilometer.[39]
Struktur cincin ganda kemungkinan
terbentuk dari pemecahan konsentrik
litosfer di lapisan materi lembut atau cair
(kemungkinan samudra) setelah
tubrukan.[24] Catenae—contohnya Gomul
Catena—adalah rangkaian kawah
tubrukan yang terjajar di garis lurus di
permukaan. Kemungkinan catenae
terbentuk oleh objek yang terganggu
secara pasang surut ketika mendekati
Jupiter sebelum menabrak Kalisto.[14]
Contoh gangguan semacam itu adalah
kasus Komet Shoemaker-Levy 9 yang
menabrak Jupiter.

Seperti yang disebutkan di atas,


potongan es air kecil dengan albedo
hingga 80% dapat ditemui di permukaan
Kalisto, yang dikelilingi oleh materi yang
lebih gelap.[4] Citra Galileo yang
beresolusi tinggi menunjukkan bahwa
potongan cerah tersebut kebanyakan
terletak di kenampakan permukaan yang
tinggi seperti gawir, punggung bukit, dan
knob.[4] Potongan tersebut tampaknya
merupakan endapan beku. Bahan gelap
biasanya ada di dataran rendah yang
mengelilingi kenampakan terang.
Potongan tersebut panjangnya dapat
mencapai 5 km.[4]

Longsor sepanjang 3–3.5 km


dapat dilihat di sisi kanan dasar
dua kawah yang besar di sebelah
kanan.

Permukaan Kalisto lebih terdegradasi


dibanding permukaan satelit Galileo ber-
es lainnya.[4] Walaupun jumlah kawah
kecil dengan diameter kurang dari 1 km
lebih sedikit bila dibandingkan dengan
Ganimede,[14] Kalisto memiliki
kenampakan yang disebut knob dan
lubang.[4] Knob diduga merupakan sisa
dari pinggir kawah yang terdegradasi
oleh proses yang belum diketahui.[15]
Proses yang paling mungkin
menyebabkan hal tersebut adalah
sublimasi es, yang dimungkinkan dalam
suhu hingga 165 K.[4] Sublimasi air atau
volatil lainnya menyebabkan
dekomposisi. Sisa-sisa non-es
membentuk longsoran yang berasal dari
lereng dinding kawah.[15] Longsoran
tersebut biasanya ditemui di dekat dan di
dalam kawah tubrukan.[4][14][15] Kadang-
kadang kawah tubrukan dipotong oleh
irisan mirip lembah yang disebut "gullies",
yang mirip dengan beberapa
kenampakan permukaan Mars.[4]
Berdasarkan hipotesis sublimasi es,
bahan gelap di dataran rendah dianggap
sebagai lapisan bahan non-es yang
berasal dari pinggir kawah yang
terdegradasi dan telah melapisi batuan
dasar yang ber-es.

Umur relatif satuan permukaan yang


bemacam-macam di Kalisto dapat
ditentukan melalui kepadatan kawah.
Semakin tua permukaan, semakin padat
jumlah kawah.[40] Penanggalan absolut
masih belum dilakukan, tetapi
berdasarkan pertimbangan teoretis,
dataran berkawah diduga berusia
~4,5 miliar tahun. Usia struktur cincin
ganda dan kawah tubrukan diperkirakan
antara 1 hingga 4 miliar tahun.[14][36]
Atmosfer dan ionosfer

Medan magnet terinduksi di sekitar Kalisto.

Kalisto memiliki atmosfer tipis yang


terdiri dari karbon dioksida.[6] Atmosfer
tersebut ditemukan oleh Near Infrared
Mapping Spectrometer (NIMS) Galileo
dari ciri absorpsinya dengan panjang
gelombang 4,2 mikrometer. Tekanan
permukaan diperkirakan sebesar
7,5 × 10−12 bar (0,75 µPa) dan massa
jenis partikel 4 × 108 cm−3. Karena
atmosfer tipis seperti itu akan lenyap
dalam waktu 4 hari, atmosfer tersebut
harus terus menerus diperbarui, sehingga
kemungkinan terjadi sublimasi es karbon
dioksida di kerak es Kalisto,[6] yang
sesuai dengan hipotesis sublimasi-
degradasi yang mencoba menjelaskan
pembentukan knob permukaan.

Ionosfer Kalisto pertama kali dilacak oleh


wahana Galileo;[16] massa jenis
elektronnya yang besar (7–
17 × 104 cm−3) tidak dapat dijelaskan
melalui fotoionisasi karbon dioksida
atmosfer saja. Maka dari itu, diduga
atmosfer Kalisto dipenuhi oleh oksigen
molekuler (kandungannya 10–100 kali
lebih besar daripada CO2).[7] Namun,
oksigen masih belum dilacak di atmosfer
Kalisto. Pengamatan melalui Teleskop
Angkasa Hubble menempatkan batas
konsentrasi oksigen di atmosfer yang
walaupun didasarkan pada fakta bahwa
oksigen masih belum dilacak, tetapi
tetap sesuai dengan pengukuran
ionosfer.[41] Pada saat yang sama,
Teleskop Angkasa Hubble mampu
melacak oksigen terkondensasi yang
terperangkap di permukaan Kalisto.[42]

Asal usul dan evolusi

Karena Kalisto hanya terdiferensiasi


sebagian (yang diketahui dari, misalnya,
pengukuran momen inersia), satelit
tersebut tidak cukup panas untuk
mencairkan komponen esnya.[18] Maka,
model pembentukan Kalisto yang paling
tepat adalah melalui proses akresi di
anak nebula Jupiter (cakram gas dan
debu yang ada di sekitar Jupiter setelah
pembentukannya).[17] Akibat proses
akresi yang panjang, pendinginan akan
mengikuti akumulasi panas akibat
tubrukan, peluruhan radioaktif, dan
kontraksi, sehingga mencegah pencairan
dan diferensiasi cepat.[17] Skala waktu
pembentukan Kalisto berkisar antara
0,1 juta–10 juta tahun.[17]
Pemandangan knob es (ketinggian
~100 m) yang sedang terkikis
(atas) dan telah terkikis (bawah),
yang kemungkinan terbentuk dari
pecahan (ejecta) kawah tubrukan
kuno.

Evolusi Kalisto setelah akresi ditentukan


oleh keseimbangan pemanasan
radioaktif, pendinginan melalui konduksi
panas di dekat permukaan, dan konveksi
subsolidus di dalam.[26] Rincian konveksi
subsolidus di es masih belum pasti.
Konveksi tersebut terjadi ketika suhu
mendekati titik lebur karena viskositas es
bergantung kepada suhu.[43] Konveksi
subsolidus di benda ber-es merupakan
proses yang lambat dengan laju
pergerakan es 1 sentimeter per tahun.
Namun, proses ini merupakan
mekanisme pendinginan yang efektif
dalam jangka panjang.[43] Kemudian,
proses diduga berlangsung dalam
"keadaan penutup stagnan", yaitu suatu
keadaan ketika lapisan luar yang dingin
dan keras mengonduksi panas tanpa
konveksi, sementara es di bawahnya
mengonveksi dalam keadaan
subsolidus.[18][43] Lapisan konduktif luar
sesuai dengan litosfer yang dingin dan
keras dengan ketebalan 100 km.
Keberadaannya menjelaskan kurangnya
aktivitas endogenik di permukaan
Kalisto.[43][44] Konveksi di bagian dalam
Kalisto mungkin berlapis akibat tekanan
tinggi yang menyebabkan es ada dalam
fase kristalin yang berbeda dari es I di
permukaan hingga es VII di pusat.[26]
Konveksi subsolidus awal di dalam
Kalisto mungkin mencegah pencairan es
berskala besar dan diferensiasi yang
seharusnya membentuk inti berbatu dan
mantel ber-es. Akibatnya, pemisahan dan
diferensiasi sebagian berlangsung
selama miliaran tahun dan mungkin
masih berlanjut hingga kini.[44]

Berdasarkan pemahaman evolusi Kalisto


yang ada saat ini, kemungkinan ada
samudra di dalam Kalisto. Hal ini terkait
dengan titik lebur es fase I yang aneh
karena menurun seiring dengan
meningkatnya tekanan, hingga mencapai
suhu 251 K pada tekanan 2.070 bar
(207 MPa).[18] Dalam semua model
Kalisto, suhu di lapisan sedalam 100
hingga 200 km mendekati atau sedikit
melebihi titik lebur ini.[26][43][44]
Keberadaan amonia dalam jumlah kecil
pun (sekitar 1–2% berat) dapat
mempertahankan bentuk cair samudra
tersebut karena amonia menurunkan titik
lebur.[18]

Walaupun Kalisto mirip dengan


Ganimede, sejarah geologis Kalisto jauh
lebih sederhana. Permukaan Kalisto
tampaknya dibentuk oleh tubrukan dan
gaya eksogenik lainnya.[14] Tidak seperti
Ganimede, bukti tidak menunjukkan
berlangsungnya aktivitas tektonika
lempeng di Kalisto.[13] Penjelasan yang
diajukan adalah perbedaan keadaan
pembentukan,[45] pemanasan pasang
surut yang lebih besar di Ganimede,[46]
dan tubrukan yang lebih banyak
menimpa Ganimede selama
Pengeboman Berat Akhir.[47][48][49]
Sejarah geologi Kalisto yang relatif
sederhana merupakan acuan bagi
ilmuwan untuk membandingkannya
dengan objek lain yang lebih aktif dan
kompleks.[13]

Perbandingan ukuran Bumi, Bulan, dan


Kalisto
Kemungkinan kehidupan di
samudra

Seperti Europa dan Ganimede, terdapat


gagasan bahwa kehidupan luar bumi
mungkin ada di samudra bergaram di
bawah permukaan Kalisto.[19] Namun,
kondisi agar kehidupan dapat muncul
tidak lebih baik daripada di Europa.
Alasan utamanya adalah kurangnya
kontak dengan materi berbatu dan fluks
panas dari dalam Kalisto.[19] Ilmuwan
Torrence Johnson mengungkapkan hal
berikut ketika membandingkan
kemungkinan kehidupan di Kalisto bila
dibandingkan dengan satelit Galileo
lainnya:[50]
“ Bahan dasar kehidupan—apa yang
kita sebut 'kimia pre-biotik'—
berlimpah di banyak objek di tata
surya, seperti komet, asteroid, dan
bulan ber-es. Biolog meyakini
bahwa air dan energi adalah hal
yang dibutuhkan untuk mendukung
kehidupan, sehingga penemuan air
di tempat lain merupakan suatu
hal yang menggembirakan.
Namun, energi itu masalah lain,
dan kini, samudra Kalisto hanya
dipanaskan oleh unsur-unsur
radioaktif, sementara Europa juga
dipanaskan oleh energi pasang
surut dari kedekatan jaraknya
dengan Jupiter. ”
Berdasarkan pertimbangan di atas dan
pengamatan ilmiah lain, di antara satelit-
satelit Galileo lain Europa dianggap
sebagai tempat yang paling mungkin
untuk mendukung kehidupan
mikrobial.[19][51]

Penjelajahan

Pioneer 10 dan Pioneer 11 yang


mencapai Jupiter pada awal tahun 1970-
an tidak banyak memperoleh
pengetahuan baru tentang Kalisto bila
dibandingkan dengan pengamatan yang
dilakukan dari Bumi.[4] Terobosan baru
terjadi ketika Voyager 1 dan 2 melewati
Kalisto pada tahun 1979–1980. Kedua
wahana tersebut mengambil citra
permukaan Kalisto dengan resolusi 1–
2 km, dan mengukur suhu, massa, dan
bentuk satelit tersebut.[4] Penjelajahan
ronde kedua berlangsung dari tahun
1994 hingga 2003 ketika wahana Galileo
mendekati Kalisto (pada tahun 2001
hingga mencapai 138 km di atas
permukaan). Wahana pengorbit Galileo
melakukan pencitraan seluruh
permukaan Kalisto dan mengirimkan
beberapa gambar dengan resolusi hingga
15 meter.[14] Pada tahun 2000, wahana
Cassini yang sedang menuju ke Saturnus
mengirimkan spektra inframerah satelit-
satelit Galileo, termasuk Kalisto.[29] Pada
Februari–Maret 2007, New Horizons yang
sedang menuju Pluto mengirimkan
gambar dan spektra baru Kalisto.[52]

Misi ke Jupiter selanjutnya adalah


Jupiter Icy Moon Explorer (JUICE) yang
direncanakan akan diluncurkan pada
tahun 2022 oleh European Space Agency
(ESA).[53] Misi tersebut rencananya juga
akan mendekati Kalisto.[53]

Usulan lama

Europa Jupiter System Mission (EJSM)


yang merupakan program gabungan
NASA/ESA direncanakan akan
diluncurkan pada tahun 2020 untuk
menjelajahi satelit-satelit Jupiter. Pada
Februari 2009, ESA/NASA
mengumumkan akan memprioritaskan
misi ini daripada Titan Saturn System
Mission.[54] Sayangnya, kontribusi ESA di
misi tersebut masih harus bersaing
dengan proyek-proyek ESA lain dalam
memperoleh dana.[55] EJSM terdiri dari
Jupiter Europa Orbiter yang dipimpin oleh
NASA, Jupiter Ganymede Orbiter yang
dipimpin oleh ESA, dan kemungkinan
Jupiter Magnetospheric Orbiter yang
dipimpin oleh JAXA.

Kemungkinan kolonisasi

Penggambaran pangkalan di
Kalisto.[56]
Pada tahun 2003, NASA melakukan
penelitian konseptual yang disebut
Human Outer Planets Exploration (HOPE)
dengan maksud untuk menyelidiki
kemungkinan penjelajahan manusia di
Tata Surya Luar. Salah satu tempat yang
dipertimbangkan adalah Kalisto.[20][57]

Penelitian tersebut mengusulkan


pendirian pangkalan di permukaan
Kalisto yang akan menghasilkan bahan
bakar untuk penjelajahan Tata Surya
lebih lanjut.[56] Keunggulan dari
pembangunan pangkalan di Kalisto
meliputi radiasi yang rendah (karena
jaraknya yang jauh dari Jupiter) dan
kestabilan geologis. Pangkalan tersebut
dapat memfasilitasi penjelajahan Europa
atau menjadi tempat pemberhentian
untuk wahana yang akan pergi ke tempat
yang lebih jauh dengan memanfaatkan
bantuan gravitasi dari Jupiter.[20]

Laporan NASA pada Desember 2003


meyakini bahwa misi berawak ke Kalisto
mungkin akan dilakukan pada tahun
2040-an.[58]

Catatan

1. Belahan depan adalah belahan yang


menghadap ke arah gerakan orbit,
belahan belakang adalah yang
menghadap ke arah sebaliknya.
2. Momen inersia tak berdimensi ditulis
I /(mr2), dengan I adalah
momen inersia, m massa, dan r jari-
jari maksimal. Nilainya 0,4 untuk
benda bulat seragam, tetapi kurang
dari 0,4 jika massa jenisnya naik
seiring dengan meningkatnya
kedalaman.
3. Di satelit ber-es, palimpsest
didefinisikan sebagai kenampakan
permukaan yang cerah dan bulat,
kemungkinan kawah tubrukan tua;
lihat Greeley et al. 2000.[14]

Catatan kaki

1. Galilei, G.; Sidereus Nuncius (http://www.p


hysics.emich.edu/jwooley/chapter9/Chap
ter9.html) Diarsipkan (https://web.archiv
e.org/web/20090823094340/http://www.
physics.emich.edu/jwooley/chapter9/Cha
pter9.html) 2009-08-23 di Wayback
Machine. (13 Maret 1610)
2. "Planetary Satellite Mean Orbital
Parameters" (http://ssd.jpl.nasa.gov/?sat_
elem) . Laboratorium Jet Propulsi,
California Institute of Technology.
3. Anderson, J. D. (2001). "Shape, mean
radius, gravity field and interior structure
of Callisto" (http://adsabs.harvard.edu/ab
s/2001Icar..153..157A) . Icarus. 153:
157–161. doi:10.1006/icar.2001.6664 (htt
ps://doi.org/10.1006%2Ficar.2001.6664) .
Kesalahan pengutipan: Tanda <ref>
tidak sah; nama "Anderson 2001"
didefinisikan berulang dengan isi
berbeda
4. Moore, Jeffrey M. (2004). "Callisto" (http
s://web.archive.org/web/2009032705212
5/http://lasp.colorado.edu/~espoclass/h
omework/5830_2008_homework/Ch17.p
df) (PDF). Dalam Bagenal, F.; Dowling, T.E.;
McKinnon, W.B. Jupiter: The planet,
Satellites and Magnetosphere. Cambridge
University Press. Diarsipkan dari versi asli
(http://lasp.colorado.edu/~espoclass/ho
mework/5830_2008_homework/Ch17.pd
f) (pdf) tanggal 2009-03-27. Diakses
tanggal 2010-11-10.
5. "Classic Satellites of the Solar System" (ht
tps://web.archive.org/web/20181225201
720/http://www.oarval.org/ClasSaten.ht
m%0A%20) . Observatorio ARVAL.
Diarsipkan dari versi asli (http://www.oarv
al.org/ClasSaten.htm) tanggal 2018-12-
25. Diakses tanggal 2007-07-13.
6. Carlson, R. W. (1999). "A Tenuous Carbon
Dioxide Atmosphere on Jupiter's Moon
Callisto" (https://web.archive.org/web/20
081003231710/http://trs-new.jpl.nasa.go
v/dspace/bitstream/2014/16785/1/99-01
86.pdf) (PDF). Science. 283 (5403): 820–
821. doi:10.1126/science.283.5403.820
(https://doi.org/10.1126%2Fscience.283.
5403.820) . PMID 9933159 (https://www.
ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9933159) .
Diarsipkan dari versi asli (http://trs-new.jp
l.nasa.gov/dspace/bitstream/2014/1678
5/1/99-0186.pdf) (pdf) tanggal 2008-10-
03. Diakses tanggal 2010-11-10.
Kesalahan pengutipan: Tanda <ref>
tidak sah; nama "Carlson 1999"
didefinisikan berulang dengan isi
berbeda
7. Liang, M. C. (2005). "Atmosphere of
Callisto" (https://web.archive.org/web/20
090225131107/http://yly-mac.gps.caltec
h.edu/ReprintsYLY/N164Liang_Callisto%2
005/Liang_callisto_05.pdf) (PDF). Journal
of Geophysics Research. 110: E02003.
doi:10.1029/2004JE002322 (https://doi.o
rg/10.1029%2F2004JE002322) .
Diarsipkan dari versi asli (http://yly-mac.g
ps.caltech.edu/ReprintsYLY/N164Liang_C
allisto%2005/Liang_callisto_05.pdf) (pdf)
tanggal 2009-02-25. Diakses tanggal
2010-11-10. Kesalahan pengutipan:
Tanda <ref> tidak sah; nama "Liang
2005" didefinisikan berulang dengan isi
berbeda
8. pengucapan bahasa Inggris: [kəˈlɪstoʊ].
Dalam kamus transkripsi Amerika Serikat:
kə·lĭs′·tō.
9. (Indonesia) Arti kata Kalisto (https://kbbi.k
emdikbud.go.id/entri/Kalisto) dalam
situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia
oleh Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
10. Musotto, Susanna (2002). "Numerical
Simulations of the Orbits of the Galilean
Satellites". Icarus. 159 (2): 500–504.
Bibcode:2002Icar..159..500M (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2002Icar..159..500
M) . doi:10.1006/icar.2002.6939 (https://
doi.org/10.1006%2Ficar.2002.6939) .
11. Cooper, John F. (2001). "Energetic Ion and
Electron Irradiation of the Icy Galilean
Satellites" (https://web.archive.org/web/2
0120116225011/http://people.virginia.ed
u/~rej/Icarus_Jan2001_Cooper_et_al.pd
f) (PDF). Icarus. 139 (1): 133–159.
Bibcode:2001Icar..149..133C (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2001Icar..149..133
C) . doi:10.1006/icar.2000.6498 (https://d
oi.org/10.1006%2Ficar.2000.6498) .
Diarsipkan dari versi asli (http://people.vir
ginia.edu/~rej/Icarus_Jan2001_Cooper_et
_al.pdf) (PDF) tanggal 2012-01-16.
Diakses tanggal 2013-06-17.
12. Kuskov, O.L. (2005). "Internal structure of
Europa and Callisto". Icarus. 177 (2): 550–
369. Bibcode:2005Icar..177..550K (http://
adsabs.harvard.edu/abs/2005Icar..177..5
50K) . doi:10.1016/j.icarus.2005.04.014
(https://doi.org/10.1016%2Fj.icarus.2005.
04.014) .
13. Showman, Adam P. (1999). "The Galilean
Satellites" (http://www.lpl.arizona.edu/~s
howman/publications/showman-malhotra
-1999.pdf) (PDF). Science. 286 (5437):
77–84. doi:10.1126/science.286.5437.77
(https://doi.org/10.1126%2Fscience.286.
5437.77) . PMID 10506564 (https://www.
ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10506564) .
14. Greeley, R. (2000). "Galileo views of the
geology of Callisto" (https://archive.org/d
etails/sim_planetary-and-space-science_2
000-08_48_9/page/829) . Planetary and
Space Science. 48 (9): 829–853.
Bibcode:2000P&SS...48..829G (http://ads
abs.harvard.edu/abs/2000P&SS...48..829
G) . doi:10.1016/S0032-0633(00)00050-7
(https://doi.org/10.1016%2FS0032-0633%
2800%2900050-7) .
15. Moore, Jeffrey M. (1999). "Mass
Movement and Landform Degradation on
the Icy Galilean Satellites: Results of the
Galileo Nominal Mission". Icarus. 140 (2):
294–312. Bibcode:1999Icar..140..294M (h
ttp://adsabs.harvard.edu/abs/1999Icar..1
40..294M) . doi:10.1006/icar.1999.6132
(https://doi.org/10.1006%2Ficar.1999.613
2) .
16. Kliore, A. J. (2002). "Ionosphere of Callisto
from Galileo radio occultation
observations". Journal of Geophysics
Research. 107 (A11): 1407.
Bibcode:2002JGRA.107kSIA19K (http://a
dsabs.harvard.edu/abs/2002JGRA.107kS
IA19K) . doi:10.1029/2002JA009365 (htt
ps://doi.org/10.1029%2F2002JA00936
5) .
17. Canup, Robin M. (2002). "Formation of the
Galilean Satellites: Conditions of
Accretion" (http://www.boulder.swri.edu/~
robin/cw02final.pdf) (PDF). The
Astronomical Journal. 124 (6): 3404–
3423. Bibcode:2002AJ....124.3404C (htt
p://adsabs.harvard.edu/abs/2002AJ....12
4.3404C) . doi:10.1086/344684 (https://d
oi.org/10.1086%2F344684) .
18. Spohn, T. (2003). "Oceans in the icy
Galilean satellites of Jupiter?" (https://we
b.archive.org/web/20080227015925/htt
p://lasp.colorado.edu/icymoons/europacl
ass/Spohn_Schubert_oceans.pdf) (PDF).
Icarus. 161 (2): 456–467.
Bibcode:2003Icar..161..456S (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2003Icar..161..456
S) . doi:10.1016/S0019-1035(02)00048-9
(https://doi.org/10.1016%2FS0019-1035%
2802%2900048-9) . Diarsipkan dari versi
asli (http://lasp.colorado.edu/icymoons/e
uropaclass/Spohn_Schubert_oceans.pd
f) (PDF) tanggal 2008-02-27. Diakses
tanggal 2013-06-17.
19. Lipps, Jere H. (2004). "Astrobiology of
Jupiter's Icy Moons" (https://web.archive.
org/web/20080820014713/http://learnin
g.berkeley.edu/astrobiology/2004ppt/jupit
er.pdf) (PDF). Proc. SPIE. 5555: 10.
doi:10.1117/12.560356 (https://doi.org/1
0.1117%2F12.560356) . Diarsipkan dari
versi asli (http://learning.berkeley.edu/astr
obiology/2004ppt/jupiter.pdf) (PDF)
tanggal 2008-08-20. Diakses tanggal
2013-06-18.
20. Trautman, Pat (2003). "Revolutionary
Concepts for Human Outer Planet
Exploration (HOPE)" (https://web.archive.
org/web/20120119170143/http://www.na
sa-academy.org/soffen/travelgrant/bethk
e.pdf) (PDF). NASA. Diarsipkan dari versi
asli (http://www.nasa-academy.org/soffe
n/travelgrant/bethke.pdf) (PDF) tanggal
2012-01-19. Diakses tanggal 2013-06-18.
21. "Satellites of Jupiter" (http://galileo.rice.e
du/sci/observations/jupiter_satellites.htm
l) . The Galileo Project. Diakses tanggal
2007-07-31.
22. Marius, S. (1614). Mundus Iovialis anno
M.DC.IX Detectus Ope Perspicilli Belgici
(http://galileo.rice.edu/sci/marius.html) .
23. Barnard, E. E. (1892). "Discovery and
Observation of a Fifth Satellite to Jupiter"
(http://adsabs.harvard.edu//full/seri/A
J.../0012//0000081.000.html) .
Astronomical Journal. 12: 81–85.
Bibcode:1892AJ.....12...81B (http://adsab
s.harvard.edu/abs/1892AJ.....12...81B) .
doi:10.1086/101715 (https://doi.org/10.1
086%2F101715) .
24. Klemaszewski, J.A. (2001). "Geological
Evidence for an Ocean on Callisto" (http://
www.lpi.usra.edu/meetings/lpsc2001/pd
f/1818.pdf) (PDF). Lunar and Planetary
Science XXXI. hlm. 1818.
25. Bills, Bruce G. (2005). "Free and forced
obliquities of the Galilean satellites of
Jupiter". Icarus. 175 (1): 233–247.
Bibcode:2005Icar..175..233B (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2005Icar..175..233
B) . doi:10.1016/j.icarus.2004.10.028 (htt
ps://doi.org/10.1016%2Fj.icarus.2004.10.
028) .
26. Freeman, J. (2006). "Non-Newtonian
stagnant lid convection and the thermal
evolution of Ganymede and Callisto" (http
s://web.archive.org/web/2007082415510
6/http://bowfell.geol.ucl.ac.uk/~lidunka/E
PSS-papers/pete2.pdf) (PDF). Planetary
and Space Science. 54 (1): 2–14.
Bibcode:2006P&SS...54....2F (http://adsab
s.harvard.edu/abs/2006P&SS...54....2F) .
doi:10.1016/j.pss.2005.10.003 (https://do
i.org/10.1016%2Fj.pss.2005.10.003) .
Diarsipkan dari versi asli (http://bowfell.ge
ol.ucl.ac.uk/~lidunka/EPSS-papers/pete2.
pdf) (PDF) tanggal 2007-08-24. Diakses
tanggal 2013-06-18.
27. Frederick A. Ringwald (2000-02-29). "SPS
1020 (Introduction to Space Sciences)" (h
ttps://www.webcitation.org/5jwBSgPuV?u
rl=http://zimmer.csufresno.edu/~fringwa
l/w08a.jup.txt) . California State
University, Fresno. Archived from the
original on 2009-09-20. Diakses tanggal
2009-07-04.
28. Clark, R. N. (1981-04-10). "Water frost and
ice: the near-infrared spectral reflectance
0.65–2.5 μm" (https://web.archive.org/we
b/20110606002239/http://www.agu.org/
pubs/crossref/1981/JB086iB04p03087.s
html) . Journal of Geophysical Research.
86 (B4): 3087–3096.
Bibcode:1981JGR....86.3087C (http://ads
abs.harvard.edu/abs/1981JGR....86.3087
C) . doi:10.1029/JB086iB04p03087 (http
s://doi.org/10.1029%2FJB086iB04p0308
7) . Diarsipkan dari versi asli (http://www.
agu.org/pubs/crossref/1981/JB086iB04p
03087.shtml) tanggal 2011-06-06.
Diakses tanggal 2010-03-03.
29. Brown, R. H. (2003). "Observations with
the Visual and Infrared Mapping
Spectrometer (VIMS) during Cassini's
Flyby of Jupiter". Icarus. 164 (2): 461–
470. Bibcode:2003Icar..164..461B (http://
adsabs.harvard.edu/abs/2003Icar..164..4
61B) . doi:10.1016/S0019-
1035(03)00134-9 (https://doi.org/10.101
6%2FS0019-1035%2803%2900134-9) .
30. Noll, K.S. (1996). "Detection of SO2 on
Callisto with the Hubble Space Telescope"
(http://www.lpi.usra.edu/meetings/lpsc9
7/pdf/1852.PDF) (PDF). Lunar and
Planetary Science XXXI. hlm. 1852.
31. Hibbitts, C.A. (1998). "Distributions of CO2
and SO2 on the Surface of Callisto" (http://
www.lpi.usra.edu/meetings/lpsc2000/pd
f/1908.pdf) (PDF). Lunar and Planetary
Science XXXI. hlm. 1908.
32. Khurana, K. K. (1998). "Induced magnetic
fields as evidence for subsurface oceans
in Europa and Callisto" (http://www.igpp.u
cla.edu/people/mkivelson/Publications/N
395777.pdf) (PDF). Nature. 395 (6704):
777–780. Bibcode:1998Natur.395..777K
(http://adsabs.harvard.edu/abs/1998Natu
r.395..777K) . doi:10.1038/27394 (https://
doi.org/10.1038%2F27394) .
PMID 9796812 (https://www.ncbi.nlm.nih.
gov/pubmed/9796812) .
33. Zimmer, C. (2000). "Subsurface Oceans
on Europa and Callisto: Constraints from
Galileo Magnetometer Observations" (htt
p://www.igpp.ucla.edu/people/mkivelson/
Publications/ICRUS147329.pdf) (PDF).
Icarus. 147 (2): 329–347.
Bibcode:2000Icar..147..329Z (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2000Icar..147..329
Z) . doi:10.1006/icar.2000.6456 (https://d
oi.org/10.1006%2Ficar.2000.6456) .
34. Anderson, J. D. (1998). "Distribution of
Rock, Metals and Ices in Callisto" (https://
web.archive.org/web/20070926195310/h
ttp://trs-new.jpl.nasa.gov/dspace/bitstrea
m/2014/19178/1/98-0442.pdf) (PDF).
Science. 280 (5369): 1573–1576.
Bibcode:1998Sci...280.1573A (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/1998Sci...280.1573
A) . doi:10.1126/science.280.5369.1573
(https://doi.org/10.1126%2Fscience.280.
5369.1573) . PMID 9616114 (https://ww
w.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/9616114) .
Diarsipkan dari versi asli (http://trs-new.jp
l.nasa.gov/dspace/bitstream/2014/1917
8/1/98-0442.pdf) (PDF) tanggal 2007-09-
26. Diakses tanggal 2013-06-17.
35. Sohl, F. (2002). "Implications from Galileo
Observations on the Interior Structure and
Chemistry of the Galilean Satellites".
Icarus. 157 (1): 104–119.
Bibcode:2002Icar..157..104S (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2002Icar..157..104
S) . doi:10.1006/icar.2002.6828 (https://d
oi.org/10.1006%2Ficar.2002.6828) .
36. Zahnle, K. (1998). "Cratering Rates on the
Galilean Satellites" (https://web.archive.or
g/web/20080227015923/http://lasp.color
ado.edu/icymoons/europaclass/Zahnle_e
tal_1998.pdf) (PDF). Icarus. 136 (2): 202–
222. Bibcode:1998Icar..136..202Z (http://
adsabs.harvard.edu/abs/1998Icar..136..2
02Z) . doi:10.1006/icar.1998.6015 (http
s://doi.org/10.1006%2Ficar.1998.6015) .
PMID 11878353 (https://www.ncbi.nlm.ni
h.gov/pubmed/11878353) . Diarsipkan
dari versi asli (http://lasp.colorado.edu/ic
ymoons/europaclass/Zahnle_etal_1998.p
df) (PDF) tanggal 2008-02-27. Diakses
tanggal 2013-06-18.
37. Bender, K. C.; Rice, J. W.; Wilhelms, D. E.;
Greeley, R. (1997). "Geological map of
Callisto" (https://astrogeology.usgs.gov/P
rojects/PlanetaryMapping/DIGGEOL/gals
ats/callisto/jcglobal.htm) . U.S.
Geological Survey.
38. Wagner, R. (March 12–16, 2001).
"Fractures, Scarps, and Lineaments on
Callisto and their Correlation with Surface
Degradation" (http://www.lpi.usra.edu/me
etings/lpsc2001/pdf/1838.pdf) (PDF).
32nd Annual Lunar and Planetary Science
Conference.
39. Controlled Photomosaic Map of Callisto
JC 15M CMN (https://geopubs.wr.usgs.go
v/i-map/i2770/) (Peta) (edisi ke-2002).
U.S. Geological Survey.
40. Chapman, C.R. (1997). "Populations of
Small Craters on Europa, Ganymede, and
Callisto: Initial Galileo Imaging Results" (h
ttp://www.lpi.usra.edu/meetings/lpsc97/p
df/1221.pdf) (PDF). Lunar and Planetary
Science XXXI. hlm. 1221.
41. Strobel, Darrell F. (2002). "Hubble Space
Telescope Space Telescope Imaging
Spectrograph Search for an Atmosphere
on Callisto: a Jovian Unipolar Inductor".
The Astrophysical Journal. 581 (1): L51–
L54. Bibcode:2002ApJ...581L..51S (http://
adsabs.harvard.edu/abs/2002ApJ...581
L..51S) . doi:10.1086/345803 (https://doi.
org/10.1086%2F345803) .
42. Spencer, John R. (2002). "Condensed O2
on Europa and Callisto" (http://www.bould
er.swri.edu/~spencer/o2europa.pdf)
(PDF). The Astronomical Journal. 124 (6):
3400–3403.
Bibcode:2002AJ....124.3400S (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2002AJ....124.3400
S) . doi:10.1086/344307 (https://doi.org/
10.1086%2F344307) .
43. McKinnon, William B. (2006). "On
convection in ice I shells of outer Solar
System bodies, with detailed application
to Callisto". Icarus. 183 (2): 435–450.
Bibcode:2006Icar..183..435M (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2006Icar..183..435
M) . doi:10.1016/j.icarus.2006.03.004 (htt
ps://doi.org/10.1016%2Fj.icarus.2006.03.
004) .
44. Nagel, K.a (2004). "A model for the interior
structure, evolution, and differentiation of
Callisto". Icarus. 169 (2): 402–412.
Bibcode:2004Icar..169..402N (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2004Icar..169..402
N) . doi:10.1016/j.icarus.2003.12.019 (htt
ps://doi.org/10.1016%2Fj.icarus.2003.12.
019) .
45. Barr, A. C. (2008-08-03). "Constraints on
gas giant satellite formation from the
interior states of partially differentiated
satellites". Icarus. 198 (1): 163–177.
Bibcode:2008Icar..198..163B (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2008Icar..198..163
B) . doi:10.1016/j.icarus.2008.07.004 (htt
ps://doi.org/10.1016%2Fj.icarus.2008.07.
004) .
46. Showman, A. P. (1997-03). "Tidal evolution
into the Laplace resonance and the
resurfacing of Ganymede". Icarus. 127
(1): 93–111. Bibcode:1997Icar..127...93S
(http://adsabs.harvard.edu/abs/1997Icar..
127...93S) . doi:10.1006/icar.1996.5669
(https://doi.org/10.1006%2Ficar.1996.566
9) .
47. Baldwin, E. (2010-01-25). "Comet impacts
explain Ganymede-Callisto dichotomy" (ht
tps://web.archive.org/web/20100130231
918/http://www.astronomynow.com/new
s/n1001/25galilean/) . Astronomy Now.
Diarsipkan dari versi asli (http://www.astr
onomynow.com/news/n1001/25galilea
n/) tanggal 2010-01-30. Diakses tanggal
2010-03-01.
48. Barr, A. C. (March 2010). "Origin of the
Ganymede/Callisto dichotomy by impacts
during an outer solar system late heavy
bombardment" (http://www.lpi.usra.edu/
meetings/lpsc2010/pdf/1158.pdf) (PDF).
41st Lunar and Planetary Science
Conference (2010). Houston. Diakses
tanggal 2010-03-01.
49. Barr, A. C. (2010-01-24). "Origin of the
Ganymede–Callisto dichotomy by
impacts during the late heavy
bombardment". Nature Geoscience. 3
(March 2010): 164–167.
Bibcode:2010NatGe...3..164B (http://adsa
bs.harvard.edu/abs/2010NatGe...3..164
B) . doi:10.1038/NGEO746 (https://doi.or
g/10.1038%2FNGEO746) .
50. Phillips, T. (1998-10-23). "Callisto makes a
big splash" (https://web.archive.org/web/
20091229235157/http://science.nasa.go
v/newhome/headlines/ast22oct98_2.ht
m) . Science@NASA. Diarsipkan dari versi
asli (http://science.nasa.gov/newhome/h
eadlines/ast22oct98_2.htm) tanggal
2009-12-29. Diakses tanggal 2013-06-18.
51. François, Raulin (2005). "Exo-
Astrobiological Aspects of Europa and
Titan: from Observations to speculations"
(http://www.springerlink.com/content/u8
112784gx7j6266/fulltext.pdf) (PDF).
Space Science Reviews. 116 (1–2): 471–
487. Bibcode:2005SSRv..116..471R (htt
p://adsabs.harvard.edu/abs/2005SSRv..1
16..471R) . doi:10.1007/s11214-005-
1967-x (https://doi.org/10.1007%2Fs1121
4-005-1967-x) .
52. Morring, F. (2007-05-07). "Ring Leader".
Aviation Week & Space Technology: 80–
83.
53. "Esa selects 1bn-euro Juice probe to
Jupiter" (https://www.bbc.co.uk/news/sci
ence-environment-17917102) . BBC News
Online. 2 May 2012. Diakses tanggal
2012-05-02.
54. Rincon, Paul (2009-02-20). "Jupiter in
space agencies' sights" (http://news.bbc.
co.uk/1/hi/sci/tech/7897585.stm) . BBC
News. Diakses tanggal 2009-02-20.
55. "Cosmic Vision 2015–2025 Proposals" (ht
tp://sci.esa.int/science-e/www/object/ind
ex.cfm?fobjectid=41177) . ESA. 2007-07-
21. Diakses tanggal 2009-02-20.
56. "Vision for Space Exploration" (http://ww
w.nasa.gov/pdf/55583main_vision_space
_exploration2.pdf) (PDF). NASA. 2004.
57. Troutman, Patrick A. (28 January 2003).
"Revolutionary Concepts for Human Outer
Planet Exploration (HOPE)". American
Institute of Physics Conference
Proceedings. 654: 821–828.
doi:10.1063/1.1541373 (https://doi.org/1
0.1063%2F1.1541373) .
58. "High Power MPD Nuclear Electric
Propulsion (NEP) for Artificial Gravity
HOPE Missions to Callisto" (https://www.
webcitation.org/68rIn3JrS?url=http://traje
ctory.grc.nasa.gov/aboutus/papers/STAIF
-2003-177.pdf) (PDF). NASA. 2003.
Diarsipkan dari versi asli (http://trajectory.
grc.nasa.gov/aboutus/papers/STAIF-200
3-177.pdf) (PDF) tanggal 2012-07-02.
Diakses tanggal 2013-06-18.
Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki media


mengenai Callisto.
Profil Kalisto (http://solarsystem.nasa.
gov/planets/profile.cfm?Object=Jup_C
allisto) Diarsipkan (https://web.archiv
e.org/web/20140328070532/http://sol
arsystem.nasa.gov/planets/profile.cf
m?Object=Jup_Callisto) 2014-03-28 di
Wayback Machine. di situs
Penjelajahan Tata Surya NASA (http://s
olarsystem.nasa.gov) '
Halaman Kalisto (http://www.solarview
s.com/eng/callisto.htm) di Views of
the Solar System
Basis Data Kawah Kalisto (http://www.l
pi.usra.edu/resources/cc/cchome.htm
l) dari the Lunar and Planetary
Institute
Citra Kalisto di Fotojurnal Keplanetan
JPL (http://photojournal.jpl.nasa.gov/t
arget/Callisto)
Movie of Rotasi Kalisto (http://sos.noa
a.gov/videos/Callisto.mov) Diarsipkan
(https://web.archive.org/web/2010060
1171427/http://sos.noaa.gov/videos/
Callisto.mov) 2010-06-01 di Wayback
Machine. dari the National Oceanic
and Atmospheric Administration
Peta Kalisto dengan nama
kenampakan (http://photojournal.jpl.na
sa.gov/catalog/PIA03876) dari
Fotojurnal Keplanetan (http://photojour
nal.jpl.nasa.gov/)
Nomenklatur Kalisto (https://planetary
names.wr.usgs.gov/Page/CALLISTO/t
arget) dan peta Kalisto dengan nama
kenampakan (https://planetarynames.
wr.usgs.gov/images/callisto_comp.pd
f) dari situs nomenklatur keplanetan
USGS (https://planetarynames.wr.usg
s.gov)
Citra 3D Paul Schenk dan video Kalisto
serta satelit Tata Surya Luar lainnya (ht
tp://stereomoons.blogspot.com/2009/
10/galileo-4-moons-at-400-years.htm
l)
Human Outer Planet Exploration
(2003) - NASA (http://www.nasa-acade
my.org/soffen/travelgrant/bethke.pdf)
Diarsipkan (https://web.archive.org/we
b/20120119170143/http://www.nasa-
academy.org/soffen/travelgrant/bethk
e.pdf) 2012-01-19 di Wayback
Machine. (dengan konsep misi Kalisto)

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Kalisto_(satelit)&oldid=22343983"

Halaman ini terakhir diubah pada 17 Desember


2022, pukul 07.53. •
Konten tersedia di bawah CC BY-SA 4.0 kecuali
dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai