Anda di halaman 1dari 7

KELUARGA TATA SURYA

RESUME
(Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi
dan Antariksa)

Dosen Pengampu :

Adam Malik, M.Pd.

Rena Denya Agustin, M.Si.

Oleh :

Mira Riana Putri (1142070042)

Lutfiani Sita Tsania (1142070085)

Wilda Alisia Wardhani (1142070086)

Anisa Tifani (1142070087)

Kelas : VI A

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PRODI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017
A. Planet-planet
1. Merkurius merupakan planet terkecil dan sinarnya paling lemah.
Planet ini letaknya paling dekat dengan matahari, dengan jarak
sekitar 150 juta kilometer. Karena jaraknya ke matahari sangat
dekat, maka pada planet ini tidak ada udara dan tidak ada air,
dengan suhu pada bagian yang terang sekitar 5.000o C.1
2. Venus memiliki massa jenis 5.250 kg/m 3, hampir sama dengan
massa jenis Bumi (5.500 kg/m3), sehingga mungkin terbuat dari
unsur yang sama. Sebagian besar atmosfer Venus (kira-kira 96%)
terdiri dari karbon dioksida (CO 2), gas pekat yang memerangkap
panas. Gas CO2 yang memerangkap panas menyebabkan suhu
permukaan Venus cukup tinggi, yaitu 480 C. Bidang orbit Venus
memiliki inklinasi 32341 terhadap ekliptika sedangkan porosnnya
miring 2072.
3. Bumi, merupakan planet ketiga dari Matahari dan satu-satunya
planet di tata surya yang mampu menyangga kehidupan. Diameter
Bumi di katulistiwa 12.756,2698 km dan diameter di kutubnya
12.713,4994 km dengan massa jenis sekitar 5 520 kg/m 3. Sekitar
70% dari permukaan Bumi ditutupi oleh air, meskipun demikian
jumlah air di Bumi tidak sampai 1% dari total massa penyusun
Bumi. Inklinasi orbit Bumi 0 dan inklinasi porosnya 2326.
Percepatan gravitasi Bumi rata-rata 9,82 m/s2 memungkinkan Bumi
mempertahankan atmosfernya yang tersusun dari 78% nitrogen dan
21% oksigen3.
4. Mars merupakan salah satu planet yang paling dekat ke matahari,
dengan jarak sekitar 228 juta kilometer. Penyusun utama batuan
Mars diperkirakan adalah oksida besi dan sulfur, sehingga warnanya
tampak merah seperti karat besi. Massa jenis Mars 3.940 kg/m 3. Gas
utama di atmosfer Mars adalah karbon dioksida (sekitar 95%).
Suhunya berkisar dari paling dingin hingga paling panas yaitu
1 Nana Jumhana, Alam Semesta dan Tata Surya. UPI, Bandung, 2012, hlm. 30.

2 S Eka Gautama, Astronomi dan Astrofisika, SENA, Makassar, 2010, hlm. 163.

3 Ibid., hlm 163.


beberapa derajat diatas 0C. Bidang orbit Mars membentuk inklinasi
sebesar 1 51 1 terhadap ekliptika dan sumbu rotasinya miring
2359 terhadap bidang tegak lurus orbitnya. Planet mars
mempunyai dua satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet mars
dapat mengelilingi matahari dalam waktu 686 hari4.
5. Jupiter merupakan planet terdekat kelima dari matahari, yang
ukurannya paling besar dalam tata surya, sehingga disebut planet
raksasa. Jarak antara planet Jupiter dengan matahari sekitar 780
juta kilometer. Planet Jupiter dapat berputar pada sumbunya
(berotasi) dengan periode 9 jam 50 menit, sedangkan perioda
revolusinya 11,86 tahun. Rotasi planet yang sangat cepat ini
merupakan rotasi tercepat dalam tata surya5.
6. Saturnus adalah planet yang dikelilingi oleh banyak cincin yang
tebal. Atmosfer Saturnus tebal dan tersusun dari hidrogen, helium,
metana dan amoniak. Jika pada Jupiter amoniak lebih banyak dari
metana, pada Saturnus metana lebih banyak. Inklinasi orbit
Saturnus sekitar 230 dan inklinasi porosnya 2644. Diameter
Saturnus sekitar 9,41 kali diameter Bumi dan massanya 95,1 massa
Bumi, ini berarti rapat massa Saturnus sangat rendah, sekitar 630
kg/m3, lebih ringan dari air yang bervolum sama6.
7. Uranus merupakan merupakan planet yang letaknya sangat jauh
dari matahari, yaitu sekitar 2.880 juta kilometer dengan diameter
mencapai 51.118 kilometer. Periode rotasi planet Uranus adalah
17,25 hari, sedangkan periode revolusinya 84 tahun. Menurut para
akhli astronomi, planet ini sebagian besar terdiri dari gas hydrogen
dan keadaannya sangat dingin dengan suhu di permukaan planet ini
antara -2330 C sampai 2130 C. Seperti halnya planet saturnus,
planet Uranus juga memiliki cincin. Hanya cincin pada planet Uranus

4 Nana Jumhana, op. cit, hlm. 35.

5 Ibid., hlm. 36.

6 S Eka Gautama, op. cit, hlm. 166.


sangat tipis. Planet Uranus dilapisi oleh udara yang jernih, serta
mempunyai 9 satelit7.
8. Neptunus merupakan planet terakhir dalam sistem tata Surya kita.
Neptunus berawarna biru cerah karena gas metana yang ada di
atmosfer menyerap warna merah sinar Matahari dan memantulkan
warna biru. Neptunus tersusun dari inti batuan sebesar Bumi yang
terdiri dari besi dan silikon, dan diliputi lautan air ionik bercampur
bahan batuan membentang 5 000 km ke permukaan dan
bersambung dengan atmosfer tebal berupa gas hidrogen, helium,
metana dan amoniak. Suhu permukaan Neptunus kira-kira -213 C
dan suhu intinya 5 149 C. Inklinasi orbit Neptunus sekitar 1,8 dan
sumbu rotasinya miring 29,58. Massa Neptunus yaitu 1 670 kg/m3.8
B. Komet

Komet adalah benda langit kecil yang sebagian besar tersusun


atas es dan debu. Massa jenis komet rendah, yaitu sekitar 100
sampai 400 kg/m3 dan radiusnya sekitar satu sampai sepuluh
kilometer. Komet tampak unik diantara objek langit lainnya karena
jika komet melintas dekat Matahari, permukaan struktur padatnya
(pada inti) akan menguap, membentuk ekor dan terdorong oleh
angin Matahari sehingga ekornya selalu menjauhi Matahari. Ekor
komet tampak bercahaya akibat memantulkan cahaya Matahari dan
menyerap sinar ultraviolet dan memancarkannya kembali sebagai
cahaya tampak.

Struktur komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen, dan


ekor. Inti merupakan wujud komet saat jauh dari Matahari,
berbentuk tidak beraturan dan ditutupi dengan bahan tebal yang
sukar menguap, sedangkan koma adalah kabut di sekitar inti komet
dan meskipun radius inti hanya sekitar 10 km, radius koma dapat
mencapai puluhan ribu kilometer. Debu dan gas dipancarkan dari
materi dalam inti melalui celah pada permukaan inti komet,

7 Nana Jumhana, op. cit, hlm. 37.

8 S Eka Gautama, op. cit, hlm. 167.


bukannya menguap langsung. Ekor komet dapat dibedakan menjadi
ekor gas yang terlihat lurus dan ekor debu yang melengkung akibat
kelembaman terhadap vektor kecepatan komet. Ekor gas terutama
tersusun dari uap air sedangkan ekor debu tersusun atas karbon
dan silikon.

Menurut teori, komet periodik mungkin berasal di pinggiran


luar Sabuk Kuiper dan komet berperiode panjang mungkin berasal
dari awan Oort. Namun tidak semua komet yang teramati muncul
secara periodik, ada komet yang hanya muncul sekali dan tak
pernah lagi terlihat (mungkin juga periodenya amat panjang), dan
ada juga komet yang dalam perjalanannya hancur akibat tabrakan
seperti komet Biela yang hancur akibat gravitasi Bumi dan
Shoemaker Levy-9 yang menabrak Jupiter.9

C. Meteor
Meteoroid adalah batu-batu angkasa berukuran kecil-kecil yang melayang-layang
bebas di angkasa dan bergerak cepat. Lintasan meteoroid tidak beraturan dan tidak
mengorbit kepada Matahari10.
Sedangkan meteor ialah meteoroid yang tertarik masuk ke dalam atmosfer Bumi
karena pengaruh gravitasi Bumi. Karena mereka mengalami gesekan yang hebat oleh
atmosfer dan gerakannya pun yang cepat dapat menuju permukaan Bumi, meteoroid
terbakar di atmosfer. Meteoroid yang terbakar inilah yang disebut meteor. Penduduk
Bumi melihat meteor yang terbakar sebagai bintang jatuh.
Penerobosan ke atmosfer dengan kecepatan parabolis heliosentris pada kededudukan
bumi : 42 km/detik, sedangkan kecepatan bumi sebesar 30 km/detik, massa kecepatan
relati bisa mencapai 72 km/detik. Meteorid umumnya memijar pada ketinggian130
hingga 100 km kemudian memudar pada ketinggian 90 hingga 20 km. Meteor yang
terangnya sama dengan bintang terterang mepunyai massa 0,006-1,6 gram11.
Meteroid menurut asalnya ada 3 jenis, yaitu diantaranya:
1. Meteoroid dengan orbit hampir parabolis
9 S Eka Gautama, op. cit, hlm. 172

10 Hans Gunawan, Astronomi, Jakata : BPK Penabur,2006, hlm. 89.

11 Adam Malik, Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, Bandung : UIN SGD,
2016, hlm. 72.
2. Meteoroid kekometan
3. Meteoroid kepplanetan.

Meteoroid juga dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Meteoroid batuan sekitar 93% terdiri dari batuan Chondrites 86%, Achondrites
7% dan raapat massanya sekitar 3,4 gram/cm3
2. Meteroid besi sekitar 5,5% terdiri dari besi, 85,95% nikel sebagai sisanya, dan
rapat massanya sekitar 7,8 gram/cm3
3. Meteoroid batuan besi sekitar 1,5%, terdiri dari besi 60 % dan sisanya sebagai
batuan12.
D. Pengertian Gerhana

Gerhana secara bahasa diartikan sebagai suatu kejadian dimana tertutupnya


sumber cahaya oleh benda lain.13 Dilihat dari segi astronomi gerhana merupakan
tertutupnya arah pandang pengamatan benda langit oleh benda langit lainnya yang
lebih dekat dengan pengamat.14
Definisi di atas menjelaskan bahwasannya gerhana jika dilihat dari segi
bahasa, tidak hanya mengenai gerhana Matahari atau gerhana Bulan saja, melainkan
seluruh bentuk terhalangnya cahaya dari sumbernya oleh benda lain.

E. Gerhana Matahari dan Bulan


) adalah terhalangnya
Gerhana Matahari atau Kusuf al-Syams (
sinar Matahari yang menuju ke Bumi, karena terhalang oleh Bulan yang berada dalam
satu garis lurus antara Bumi dan Matahari, atau piringan Bulan menutupi piringan
Matahari dilihat dari Bumi baik sebagian atau seluruhnya.15

12 Ibid., hlm. 73.

13Susiknan Azhari, Ensiklopedi Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet. II, 2008,
hal. 471.

14Slamet Hambali, Pengantar Ilmu Falak (Menyimak Proses Pembentukan Alam Semesta),
Banyuwangi: Bismillah Publisher, cet . I, 2012, hal. 229.

15 Slamet Hambali, op. cit., hal. 233.


Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan berada pada kedudukan oposisi (istiqbal),
dimana Bulan berada pada salah satu titik simpul lainnya atau di dekatnya, sementara
Matahari berada pada jarak bujur astronomi 180o dari posisi Bulan. 16 Gerhana Bulan
adalah hilangnya cahaya Bulan karena bayangan Bumi, dimana posisi Bulan Bumi
dan Matahari berada pada satu garis lurus, karena cahaya Bulan yang tergantung
terhadap cahaya Matahari.17

DAFTAR PUSTAKA

Adam Malik.2016. Ilmu Pengetauan Bumi dan Antariksa. Bandung : UIN


SGD
Azhari, Susiknan. 2008. Ensiklopedi Hisab Rukyat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Fathullah, Ahmad Ghozali Muhammad . 2005. Irsyd al- Murd. Madura:


Lafal
Gunawan Hans.2006. Astronomy Club. Jakarta: BPK Penabur

Hambali, Slamet. 2012. Pengantar Ilmu Falak (Menyimak Proses Pembentukan Alam
Semesta). Banyuwangi: Bismillah Publisher
Ichtijanto dkk. 1981. Almanak Hisab Rukyat. Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan
Agama Islam
Nana Jumhana.2012. Alam Semesta dan Tata Surya. Bandung : UPI

S Eka Gautama.2010. Astronomi dan Astrofisika. Makassar : SENA

16 Ichtijanto dkk, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta: Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam,
1981, hal. 145.

17 Ahmad Ghozali Muhammad Fathullah, Irsyd al- Murd, Madura: Lafal, 2005, hal. 157.

Anda mungkin juga menyukai