Anda di halaman 1dari 25

Tugas Ipas

Nama:Ahmad Faiz Aljabbari


Masrin(X DKV 2)
No.01
Bumi dan Antariksa
A Sistem Tata Surya
Sistem tata surya merupakan gugusan benda-benda langit yang terdiri atas Matahan delapan planet, planet-planet
kecil, asteroid, komet, dan benda-benda angkasa lainnya yang beredar mengelilingi Matahari sebagai pusat tata
surya.
1. Matahari
Matahari merupakan pusat tata surya yang dapat memancarkan sinarnya sendiri Berdasarkan sifatnya, Matahari
merupakan sebuah bintang. Jarak rata-rata Matahari ke Bumi adalah 150 juta km yang selanjutnya dinyatakan
sebagai 1 astronomi unit (au).
sistem tata surya
Lapisan Matahari

Matahari tersusun dari berbagai lapisan dengan suhu yang berbeda-beda. Lapisan tersebut terdiri atas sebagai beriku

1) Korona, yaitu lapisan paling luar dari Matahari yang merupakan kumpulan gas tipis dengan suhu ±1.000.000 K. Lapisan korona berbentuk mahkota yang akan tampak jelas saat terjadi gerhana matahari total
2) Kromosfer, yaitu lapisan yang bertindak sebagai atmosfer Matahari, Lapisan ini mempunyai ketebalan 16.000 km dengan suhu 6.000 K sampai 20.000
3) Fotosfer, yaitu bagian permukaan Matahari yang mengeluarkan cahaya sehingga mampu memancarkan cahaya ke segala penjuru dunia. Lapisan ini memiliki suhu 6.000 K sampai 16.000 K dengan tebal mencapai
500 km. Zona aktivitas fotosfer. antara lain sebagai beriku
a) Zona radiasi merupakan bagian fotosfer yang menyelimuti inti. Zona radiasi berperan sebagai pemancar energi yang terbentuk pada reaksi fusi dalam inti Matahari. Energi Matahari dipancarkan ke segala arah
melalui foton yang ada pada zona tersebut. Volume zona radiasi mencapai 45% dari volume Matahar
b) Zona konveksi, yaitu daerah terjadinya energi Matahari ke lapisan kromoster melalui proses konveks
4) Inti Matahari (core), yaitu lapisan paling dalam yang merupakan pusat terjadinya reaksi fusi antara atom hidrogen dan helium. Volume inti Matahari, yaitu kisaran 25% dari seluruh volumenya. Lapisan ini
merupakan lapisan yang paling panas dengan suhu mencapai 15 juta kelvi
b. Aktivitas Mataha
Sepintas Matahari merupakan bola panas yang sempurna. Akan tetapi, ketika diselidiki lebih saksama terdapat bintik-bintik noda yang diakibatkan oleh aktivitas Matahari, antara lain sebagai beriku
1) Granulasi, yaitu aktivitas Matahari yang menimbulkan granula. Granula yang dimaksud adalah gumpalan-gumpalan pada fotosfer Matahari. Bagian ini merupakan bintik- bintik panas akibat perbedaan suhu yang
sangat drastis pada fotosfer. Suhu pada gumpalan ini diperkirakan 100 kali lipat dari suhu permukaan lainny
2) Bintik Matahari (sunspot) atau noda Matahari, yaitu daerah gelap pada fotosfer ya
terbentuk karena suhu titik tersebut jauh lebih rendah dari suhu daerah sekitarny
Suhu bintik Matahari berkisar antara 4.000 K hingga 5.000 K. Ukuran diamet
bintik Matahari dapat bervariasi, yaitu bintik kecil berukuran kira-kira 3.000 km, sedangkan bintik besar dapat mencapai 200.000 km hingga 300.000 km. Bintik Matahari kecil dapat bertahan kurang dari satu jam.
Adapun yang berukuran besar dapat bertahan hingga 250 har
3) Lidah api (prominence), merupakan dampak dari gangguan yang terjadi pada kromosfer. Semburan gas tersebut menyerupai lidah api besar berwarna merah dengan variasi bentuk yang dapat menyerupai pita,
simpul, spiral, atau gunung.i.era.nga.t.rin.i.i.t.K.l.t.
4) Suar Matahari (solor flore), yaitu peristiwa ledakan besar di atmosfer matahari yang merupakan pertanda kembali aktifnya Matahari, Pada umumnya, Matahari memiliki
siklus 11 tahunan atau 24 tahunan. Peristiwa solar flare yang disertai dengan pelepasan massa koronal dan medan elektromagnet yang kuat dapat mengganggu perangkat
komunikasi di Bumi, seperti satelit dan radio.

2.Dalam sistem tata surya. Matahari adalah bintang. Planet yang mengorbit pada Matahari Dalam tata surya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus. Tiap planet memiliki orbit jarak terhadap Matahari yang Setiap planet memiliki ukuran bentuk, massa jenis, periode revolusi, dan periode berbeda. rotasi yang berbeda

a. Merkurius
Merkurius merupakan planet terkecil dalam tata surya. Merkurius terletak pada orbit yang berjarak 57,91 juta km dari Matahari. Jarak tersebut merupakan jarak terdekat dan
semua planet yang mengitari Matahari. Diameter rata-rata Merkurius mencapai ± 4.900 km. Merkurius berevolusi mengelilingi Matahari dalam waktu 88 hari dan berotasi pada
porosnya dalam waktu 58 hari 15 jam 30 menit.

b. Venus
Venus merupakan planet yang menempati urutan kedua terdekat dari Matahari Jarak orbit Venus ke Matahari berkisar 108 juta km dengan kala revolusi 225 hari. Venus berotasi
pada porosnya dalam waktu yang sangat lama, yaitu 116 hari 18 jam. Ukuran diameter Venus lebih kecil dari Bumi, yaitu ± 6.000 km. Venus dilapisi awan tebal tanpa uap air dan
oksigen. Awan tebal inilah yang menyebabkan Venus memantulkan cahaya Matahari dengan sangat terang hingga dijuluki sebagai bintang kejora.

C Bumi
Planet ketiga tata surya yang terdekat dengan Matahari adalah Bumi. Jarak Bumi ke Matahari ± 150 juta km. Jarak yang ideal menyebabkan planet Bumi hangat dan cukup ideal
bagi berlangsungnya kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Bumi beredar mengelilingi Matahari dalam periode waktu 356,25 hari dan berotasi pada sumbunya dalam waktu
24 jam. Diameter Bumi ± 12.800 km dengan 70% permukaannya berupa lautan dan sisanya berupa daratan. Seluruh permukaan Bumi dilapisi oleh atmosfer yaitu lapisan gas
yang disebut udara. Bumi memiliki sebuah satelit pengiring yang dinamakan Bulan.
d. Mars
Mars merupakan planet dengan jarak ke Matahari lebih jauh dari Bumi. Mars sering dijuluki sebagai planet merah karena memiliki permukaan jauh dari Bumi kemerah merahan akibat kandungan besi oksida yang sangat
melimpah. Lingkungan Mars diperkirakan dapat digunakan sebagai tempat berlangsungnya kehidupan. Namun, kondisi suhu udara yang sekarang dan lapisan atmosfer yang sangat tipis dengan sebagian besar
udara terdiri atas karbon dioksida membuat kondisi ini kurang ideal bagi kehidupan manusia. Mars memiliki ukuran yang lebih kecil dari Bumi dengan diameter rata-rata Mars 6.800 km dengan permukaan yang dipenuhi
dengan gunung dan lembah. Mars mengorbit Matahari dengan periode revolusi 687 hari dan periode rotasi 25,62 jam.
e.jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar di tata surya dengan diameter berkisar ± 15.000 km dan massa 318 kali lebih besar dari massa Bumi. Planet Jupiter memiliki diameter 11 kali Bumi dan massa 2,5 kali dari total seluruh
planet di tata surya, termasuk Bumi. Planet ini memiliki 68 satelit yang selalu mengiringinya. Sebagian besar massa Jupiter tersusun dari gas hidrogen, bahkan seperempat massa Jupiter adalah gas helium.

f. Saturnus
meni
Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter. Saturnus terkenal dengan sebutan planet bercincin dengan massa 95 kali massa Bumi. Saturnus memiliki diameter rata-rata 116.000 km dengan permukaan planet
berwarna kuning pucat karena lapisan atmosfer atas dipenuhi oleh kristal-kristal amonia yang membeku. Penampakan paling unik dari Saturnus adalah sistem cincin yang tidak dimiliki oleh planet manapun.
Saturnus memiliki periode orbit 29,5 tahun dengan periode rotasi 10 jam 33 menit 38 sekon. Setidaknya Saturnus memiliki 82 satelit yang bukan termasuk pada sistem cincin Saturnus.
Dua satelit paling besar, yaitu Titan yang besarnya dua kali dari Bulan
dan Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan satelit lainnya.

g. Uranus
Uranus merupakan planet yang paling dingin dalam sistem tata surya. Sinar Matahari membutuhkan waktu 2 jam 40 menit untuk mencapai Uranus. Planet ini memiliki diameter 26.000 km. Suhu atmosfer Uranus mencapai -
224 °C dengan komposisi helium, hidrogen, dan metana. Seperti halnya Bumi, Uranus memiliki warna biru. Namun, warna biru dari Uranus bukan karena planet ini sebagian besar tersusun dari air, tetapi karena planet ini
diselimuti oleh gas. Gas inilah yang kemudian mengeluarkan warna biru.

h. Neptunus merupakan planet dengan atmosfer yang penuh dengan angin dan badai. Neptunus hampir mirip dengan Uranus, yaitu memiliki atmosfer yang terdiri atas helium, hidrogen, dan metana. Diameter Neptunus
mencapai + 50.000 km dan mengorbit Matahari pada jarak rata-rata berkisar 4,5 miliar km. Untuk mengelilingi Matahari, Neptunus membutuhkan waktu selama 165 tahun sambil berotasi pada sumbunya dalam waktu 16 jam
6 menit.
3. Asteroid
Asteroid atau planet minor (planetoid) merupakan benda langit dengan bentuk tak teratur yang tersusun dari kumpulan debu dan es Jarak yang jauh dari Matahari membuat
komponen penyusun asteroid membeku dan menjadi es hingga suhu di permukaannya mencapai -73 °C

a. Penampakan asteroid
Ukuran diameter bervariasi antara 2 km sampai dengan 750 km. Dimensi asteroid ada yang berbentuk bulat dan ada yang lonjong dengan permukaan yang sangat kasar dan
tajam.

b. Orbit asteroid
Asteroid yang mengorbit Matahari dalam sistem tata surya sangat banyak dengan jumlah terbanyak berada pada sabuk asteroid yang berada di antara garis edar Mars dan
Jupiter. Jumlah asteroid yang mengisi sabuk asteroid diperkirakan ± 750.000 asteroid.

c. Klasifikasi asteroid
Berdasarkan komponen penyusun dan letak orbitnya, asteroid dikelompokkan menjadi empat, antara lain sebagai berikut.
1) Asteroid jenis karbon (C), yaitu asteroid yang tersusun dari komponen tanah liat dan batuan silikat. Posisi asteroid jenis C umumnya tersebar di gugusan tata surya di luar
sabuk utama asteroid.
2) Asteroid jenis silicaceous (S), yaitu asteroid dari komponen unsur besi dan nikel yang mendominasi sabuk dalam.
3) Asteroid jenis metallic (M), yaitu asteroid dari komponen unsur besi dan nikel yang berwarna kemerah-merahan.
4) Asteroid jenis vestoid (V), yaitu asteroid dari komponen batuan basal dan batuan vulkanik, biasanya mendominasi sabuk luar.

d. Contoh asteroid
Dari ratusan ribu asteroid yang mengorbit Matahari, beberapa telah berhasil diidentifikasi, di antaranya sebagai berikut.
1) Ceres, yaitu asteroid terbesar yang terletak pada sabuk utama asteroid. Massa Ceres mencapai ± 9,45 x 1020 kg dengan diameter ± 950 km.
2) Pallas, yaitu asteroid terbesar kedua yang berada di sabuk utama asteroid. Massa Pallas, yaitu ± 2,11 x 10²0 kg dengan diameter mencapai ± 545 km.
3) Vesta, yaitu asteroid terbesar ketiga yang berada di sabuk utama asteroid dengan massa ± 2,59 x 1020 kg dan diameter ± 525 km.
4) Hygiea, termasuk pada golongan asteroid besar yang terletak di sabuk asteroid utama dengan massa 8,67 x 10¹9 kg dan diameter 444 km.
5) Interamnia, yaitu asteroid dengan ukuran diameter ± 332 km dan massa ± 3,50 x 10¹9 kg.

The universe:
sekal
6) Baptistina, yaitu salah satu asteroid yang berada pada gugusan asteroid termuda di sabuk utama. Salah satu keluarga Baptistina ini diduga pernah jatuh
ke Bumi pada 160 juta tahun yang lalu dan menghancurkan populasi dinosaurus. Sisa hantaman asteroid tersebut masih terkubur di Semenanjung
Yucatan dan Teluk Meksiko.

Everything that 4. Meteor


Pada saat meteor memasuki atmosfer Bumi, akan terjadi gesekan yang luar biasa dengan udara sehingga meteor akan terbakar dan lenyap menjadi debu.
Meteor yang masih bertahan dari gesekan udara tersebut, jika sampai ke permukaan Bumi disebut meteorit.

exists
5. Komet
Komet atau yang sering disebut sebagai bintang berekor merupakan benda langit yang mengorbit pada Matahari dengan garis orbit yang sangat lonjong.
Ekor komet terbentuk karena serpihan kristal-kristal es rapuh yang terlepas dari badan komet. Kristal-kristal tersebut membentuk ekor yang selalu
menjauhi Matahari akibat tekanan angin Matahari yang menguapkan partikel es tersebut. Sebenarnya terdapat banyak komet yang mengorbit pada
Matahari, tetapi komet yang paling terkenal, yaitu komet Halley yang dapat teramati dari Bumi setiap 76 tahun sekali.
B.Sistem Galaksi
Sistem Galaksi
Galaksi merupakan kumpulan bintang yang sangat banyak dan membentuk gugusan dengan pola tertentu di alam semesta. Pola gugusan bintang tersebut digolongkan menjadi tiga, yaitu bentuk spiral, eliptis,
dan tidak beraturan (irregular). Jumlah galaksi yang ada di alam semesta bisa mencapai miliaran.

1. Bintang dan Rasi Bintang


Pernahkah Anda melihat bintang di malam hari? Bagi masyarakat di perdesaan dengan kondisi udara masih cenderung bersih, sangat mudah menyaksikan gugusan bintang di langit Benda berkelip yang
berada di langit pada malam hari, tidak semuanya merupakan bintang. Beberapa di antaranya mungkin planet yang memantulkan cahaya ke Bumi, seperti planet Venus yang dijuluki sebagai bintang kejora.
a. Bintang
Bintang merupakan benda langit yang mengeluarkan cahayanya sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, jelas bahwa tidak semua benda berkelip di langit saat malam hari adalah bintang. Banyaknya bintang
di alam semesta ini tak terhitung jumlahnya. Bintang yang paling dekat dengan Bumi adalah Matahari yang merupakan pusat tata surya.
Terbentuknya bintang merupakan proses menyatunya debu antariksa yang kaya akan hidrogen dan helium. Interaksi gaya gravitasi pada debu tersebut menyebabkan debu berputar, menyusut, dan mengumpul
di pusat putaran. Peristiwa berputarnya debu angkasa tersebut akan meningkatkan suhu material yang ada di dalamnya. Pada kondisi suhu tertentu, inti atom helium dan hidrogen akan melebur secara fusi
hingga akhirnya terbentuklah bintang.
Warna bintang bermacam-macam ditentukan oleh besarnya energi yang dihasilkan oleh aktivitas bintang tersebut. Sebagai contoh, bintang dengan aktivitas yang sangat besar akan memancarkan cahaya
warna biru atau putih, sedangkan bintang dengan aktivitas kurang kuat umumnya berwarna merah atau jingga.
Sebagaimana fenomena alam lainnya, bintang juga mengalami siklus. Setelah suksesi bintang berhasil, terbentuklah sebuah bintang. Seiring usianya, bintang mengalami fase bintang baru, bintang produktif,
dan bintang tua, lalu berhenti aktivitasnya karena kehabisan material untuk reaksi fusi. Tidak semua bintang mengalami fase bintang tua. Pada usia produktif, bintang dapat meledak atau sering disebut
sebagai peristiwa supernova

b. Rasi bintang (constellation)


Kelompok bintang yang membentuk konfigurasi khusus disebut sebagai rasi bintang. Beberapa rasi bintang letaknya selalu tetap sehingga sejak dulu digunakan oleh orang sebagai pedoman arah mata angin
di waktu malam. Rasi bintang di antaranya sebagai penanda zodiak dan pedoman arah mata angin yang mudah dikenali oleh orang secara umum.
2 Galaksi Bima Sakti (Milky Way)
Sistem tata surya merupakan bagian kecil dari gugusan bintang yang berjumlah 200 miliar hingga 400 milyar bintang penghuni galaksi Bima Sakti.
Jumlah bintang dalam sistem galaksi ini diyakini terus berubah karena beberapa bintang mengalami supernova dan lenyap. Terdapat juga bintang-
bintang baru yang terbentuk membuat para ilmuwan sulit memperkirakan secara pasti jumlah bintang di galaksi Bima sakti. Kenampakan bagian galaksi
Bima Sakti dapat terlihat dibumi pada Langit yang sangat cerah

Gravitasi Bumi
Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik Bumi kepada seluruh benda yang berada di dekatnya, Arah gaya gravitasi bumi selalu menuju massa pusat bumi.
Benda-benda yang berada di dalam Bumi tidak terlempar ke luar karena gaya gravitasi tersebut. Fenomena ini pertama kali diselidiki oleh ilmuwan
fisika yang terkenal dengan teori fisika klasiknya, yaitu Isaac Newto

1.Hukum Gravitasi Newton


Saat Newton harus menjalani karantina yang menyebabkannya belajar dari rumah karena wabah yang melanda Inggris pada tahun 1665-1666, dia tidak
sengaja tertimpa buah apel yang jatuh dari pohonnya. Saat itu, dia berpikir alasan buah apel dan seluruh benda-benda di Bumi jatuh ke bawah.
Pemikirannya yang kritis membawa pada simpulan bahwa setiap benda yang ada di Bumi ditarik oleh gaya tarik Bumi yang selanjutnya dikenal sebagai
gaya gravitasi. Dalam Hukum Newton mengenai gravitasi menyatakan, "Dua buah benda yang bermassa m1, dan m2, yang terpisah pada jarak r akan
bekerja gaya tarik-menarik di sepanjang garis yang menghubungkan kedua benda tersebut. Secara matematis, dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut.onn.mi.
2. Kuat Medan
Gravitasi Bumi Kuat medan gravitasi Bumi, yaitu besarnya pengaruh gaya gravitasi pada sebuah berda yang berada di daerah sekitar Bumi. Medan
gravitasi juga identik dengan percepatan gravitasi deh karena itu, besarnya kuat medan gravitasi dinyatakan dalam persamaan berikut.
3. Manfaat Gravitasi Bumi
Gaya gravitasi yang merupakan gaya interaksi antarbenda di seluruh alam semesta memiliki peran yang sangat penting dalam keseimbangan seluruh
benda. Beberapa manfaat dari gaya gravitasi yang dimiliki benda, khususnya Bumi, di antaranya sebagai berikut.
a. Menjaga kestabilan Bumi dan planet lainnya
Matahari berinteraksi dengan Bumi dan planet lainnya sehingga menimbulkan gaya gravitasi yang menjaga seluruh anggota tata surya tetap mengorbit
pada tempatnya Dalam hal ini, dapat dibayangkan jika Matahari tidak memiliki gaya gravitasi, planet- planet tersebut akan berhamburan tak tentu arah.
Selain gaya gravitasi, hal lain yang menyebabkan planet tidak jatuh ke permukaan Matahari, yaitu planet bergerak berputar yang menyebabkan
timbulnya gaya sentrifugal yang arahnya menjauhi Matahari. Besarnya gaya sentrifugal yang sama dengan gaya gravitasi antara Matahari dan planet
inilah yang menyebabkan sistem tata surya stabil dan planet-planet tetap pada tempatnya.
b. Menjaga kestabilan Bulan
Seperti halnya sistem tata surya, Bulan dapat beredar tetap di tempatnya atas pengaruh gaya gravitasi bumi terhadap Bulan. Fenomena sebaliknya,
gravitasi bulan ternyata juga memiliki manfaat bagi orang yang ada di Bumi, khususnya para petani garam. Gravitasi bulan menyebabkan fenomena
pasang surut air laut. Ketika pasang naik, tambak-tambak garam dapat terisi penuh dengan air laut sehingga petani garam tidak repot mengangkut air laut
untuk mengisi tambak.
Menjaga kestabilan benda-benda yang ada di Bumi
Benda-benda yang ada di permukaan Bumi tetap stabil dan tidak berhamburan meskipun Bumi
berputar pada porosnya. Hal tersebut disebabkan gaya gravitasi lebih kuat daripada gaya
sentrifugal benda di Bumi. Selain manfaat tersebut, gaya gravitasi bumi menjaga
keberlangsungan suplai udara untuk kehidupan di Bumi. Gaya gravitasi menarik atmosfer
sehingga komponen udara terbanyak berada di lapisan yang paling dekat dengan Bumi. Dengan
demikian, keberadaan oksigen dan gas-gas lain yang dibutuhkan untuk kehidupan tetap
terpenuhi.
Selain memengaruhi Bumi, gaya gravitasi juga memberikan pengaruh planet-planet tersebut
planet dalam berevolusi terhadap Maberikan pengaruh diformulasikan dalam hukum Kepler.
D Struktur Bumi
Bumi tersusun dari tiga komponen yang meliputi lapisan batuan (litosfer), lapisa perairan
(hidrosfer), dan lapisan udara (atmosfer).

1. Lapisan Batuan (Litosfer)


Lapisan batuan penyusun Bumi terletak paling atas dari permukaan Bumi. Lapisan in biasa
disebut dengan nama kerak Bumi dengan ketebalan ±70 km hingga 100 km. Kerak Bumi
berwujud lempeng-lempeng yang sangat kaku.
A Struktur lapisan kulit bumi
Struktur bumi yang Anda pijak tidak tersusun dari material seragam dan homogen. Bursin kulit Bumi isan yang memiliki
karakteristiknya masing masing Berikuhomostar.
lapisan tempat tinggal manusia dan hewan. Ketebalan kerak Bumi bervariasi pada kisaran Kerak Bumi yaitu lapisan Bumi
paling luar sebagai tempat tumbuhnya tanaman serta 70 km hingga 100 km. Lapisan ini kaya akan unsur hara dan beberapa
unsur logam.
Adapun lapisan tanah di kerak Bumi terbagi menjadi sebagai berikut.
a) Lapisan organik, merupakan tempat terurainya materi biomassa menjadi unsur-unsur abiotik. Lapisan ini kaya akan humus
dan unsur hara.
b) Lapisan tanah atas (top soil), merupakan lapisan tanah dengan warna terang. Warna terang tersebut karena materi pada zona
ini mengalami aluviasi dan pencucian oleh air yang meresap.
c) Lapisan tanah tengah (subsoil), merupakan lapisan yang lebih gelap dari lapisan atasnya karena pada lapisan ini materi
aluviasi dari atas akan terakumulasi
d) Lapisan batuan induk (parent material), merupakan lapisan yang terdiri atas batuan-batuan mudah lapuk, tetapi sangat sulit
ditembus air dan akar. Warna pada lapisan ini terang dan bervariasi, ada yang putih, abu-abu, atau merah.
e) Lapisan batuan dasar (bedrock), merupakan batuan induk yang tidak mudah lapuk. Pada lapisan ini dan ke bawahnya, tidak
ada aktivitas kehidupan lagi.
2) Selimut Bumi, merupakan lapisan Bumi di bawah kerak Bumi yang terdiri atas material cair. Lapisan inilah yang
menyebabkan terjadinya pergerakan lempeng kerak Bumi akibat gaya konveksi dari energi panas Bumi. Energi tersebut
merupakan tenaga endogen yang sangat memengaruhi bentuk permukaan Bumi. Materi cair berupa magma yang mendesak
kerak Bumi menyebabkan munculnya gunung- gunung berapi. Magma yang berhasil menerobos keluar dan menjadi dingin
mengalami perubahan fase dari cair menjadi padat berupa bebatuan, pasir, dan/ atau debu vulkanik. Berikut lapisan dari selimut Bumi.
a) Selimut luar (astenosfer), merupakan lapisan di bawah litosfer pada kedalaman 100 km hingga 400 km. Formasi magma akan terbentuk pada lapisan ini dengan suhu
mendekati 1.300 °C
b) Selimut dalam, merupakan lapisan di bawah astenosfer dengan kedalaman hingga 2.900 km. Komposisi selimut dalam banyak didominasi oleh campuran besi dan
batuan basal.

3) Inti Bumi, lapisan ini terletak pada kedalaman lebih dari 2.900 km di bawah permukaan Bumi. Inti Bumi tersusun dari materi cair dan padat yang banyak mengandung
besi dengan suhu ± 5.400 °C. Inti Bumi dibedakan menjadi dua, yaitu inti luar dan inti dalam.
a) Inti luar, yaitu inti Bumi yang tersusun dari materi cair yang kaya akan besi b) Inti dalam, yaitu inti dalam Bumi yang tersusun dari materi padat. Meskipun inti Bumi
bersuhu sangat panas, tetapi material besi pada inti Bumi bagian dalam tidak berwujud cair karena tekanan yang berada di dalam Bumi semakin ke dalam akan semakin
meningkat. Peningkatan tekanan tersebut memengaruhi titik lebur sebuah zat. Oleh karena itu, meskipun material besi di inti Bumi bersuhu sangat tinggi, tetapi lapisan ini
tetap berwujud padat.
b. Batuan penyusun litosfer

Berdasarkan siklus batuan, batua terbentuk dari proses pendinginan magma. baik di permukaan Bumi maupun yang masih ada di bawah permukaan Bumi. Seiring
berjalannya waktu, batuan mendapatkan tempaan suhu, tekanan, dan faktor fisis lainnya dari alam yang selanjutnya melapukkan batuan. Batuan yang lapuk akan menjadi
tanah tempat tumbuhnya berbagai tumbuhan. Air membawa material lapukan batu dan mengendapkannya pada suatu tempat. Endapan tersebut lama- kelamaan akan
menjadi batu lagi karena proses fisika. Siklus ini akan terus-menerus berlangsung di dalam Bumi yang disebut sebagai siklus batuan.
Berdasarkan siklus tersebut, secara umum batuan di Bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan/metamorfik.
Lempeng dan patahan (lempeng tektonik)
Kerak Bumi digambarkan tersusun dari bagian-bagian besar yang menyatu dan saling berinteraksi. Bagian-bagian tersebut yang dikenal sebagai
lempeng. Lempeng bergerak relatif terhadap satu sama lain dengan arah dan kecepatan tertentu. Enam lempeng besar benua tersebut terdiri atas
Lempeng Amerika, Lempeng Afrika, Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia, dan Lempeng Antarktika. Selain lempeng benua
tersebut, terdapat 14 lempeng kecil lainnya
Pergerakan lempeng umumnya akan menyebabkan deformasi pada daerah pertemuan. Deformasi dapat berjalan lambat dan terus-menerus atau tiba-
tiba secara cepat dan tidak tentu. Deformasi yang berlangsung dengan cepat dapat dipastikan akan menyebabkan terjadinya gempa bumi. Pergerakan
lempeng selain menyebabkan deformasi pada titik pertemuan lempeng, dapat juga menyebabkan retakan pada daerah- daerah yang memiliki struktur
batuan lemah. Retakan tersebut, baik yang berada pada pertemuan lempeng maupun tidak disebut sebagai patahan atau sesar (fault).

Jenis-jenis patahan dibedakan berdasarkan prinsip tegangan yang memengaruhinya (stress principle), antara lain sebagai berikut.
1) Sesar normal (normal fault), yaitu patahan yang diakibatkan oleh tekanan vertikal yang sangat kuat sehingga menyebabkan bidang batuan
bergerak ke bawah.
2) Sesar naik (reverse fault), yaitu patahan yang disebabkan oleh tekanan horizontal yang sangat kuat. Akibat tekanan ini, salah satu bagian batuan
bergerak naik.
Patahan seperti ini umumnya terjadi pada wilayah pertemuan dua lempeng. 3) Sesar mendatar (strike-slip fault), yaitu patahan yang arahnya bergeser
secara horizontal. Dalam patahan ini, tidak ada bagian batuan yang naik atau turun.
Lempeng dan patahan (lempeng tektonik)
Kerak Bumi digambarkan tersusun dari bagian-bagian besar yang menyatu dan saling berinteraksi. Bagian-bagian tersebut yang dikenal sebagai
lempeng. Lempeng bergerak relatif terhadap satu sama lain dengan arah dan kecepatan tertentu. Enam lempeng besar benua tersebut terdiri atas
Lempeng Amerika, Lempeng Afrika, Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia, dan Lempeng Antarktika. Selain lempeng benua
tersebut, terdapat 14 lempeng kecil lainnya
Pergerakan lempeng umumnya akan menyebabkan deformasi pada daerah pertemuan. Deformasi dapat berjalan lambat dan terus-menerus atau tiba-
tiba secara cepat dan tidak tentu. Deformasi yang berlangsung dengan cepat dapat dipastikan akan menyebabkan terjadinya gempa bumi. Pergerakan
lempeng selain menyebabkan deformasi pada titik pertemuan lempeng, dapat juga menyebabkan retakan pada daerah- daerah yang memiliki struktur
batuan lemah. Retakan tersebut, baik yang berada pada pertemuan lempeng maupun tidak disebut sebagai patahan atau sesar (fault).

Jenis-jenis patahan dibedakan berdasarkan prinsip tegangan yang memengaruhinya (stress principle), antara lain sebagai berikut.
1) Sesar normal (normal fault), yaitu patahan yang diakibatkan oleh tekanan vertikal yang sangat kuat sehingga menyebabkan bidang batuan
bergerak ke bawah.
2) Sesar naik (reverse fault), yaitu patahan yang disebabkan oleh tekanan horizontal yang sangat kuat. Akibat tekanan ini, salah satu bagian batuan
bergerak naik.
Patahan seperti ini umumnya terjadi pada wilayah pertemuan dua lempeng. 3) Sesar mendatar (strike-slip fault), yaitu patahan yang arahnya bergeser
secara horizontal. Dalam patahan ini, tidak ada bagian batuan yang naik atau turun.
2. Lapisan Perairan (Hidrosfer)
Lapisan perairan (hidrosfer) meliputi lautan, danau, sungai, air tanah, glatser salju, dan uap air yang terkandung pada atmosfer. Semua sumber air tersebut mengalami fenomena
perubahan fisis yang dikenal sebagai daur hidrologi

a. Daur hidrologi
Daur hidrologi, yaitu suatu proses daur ulang air secara berurutan yang terjadi secara kontinu dan terus-menerus. Penurunan suhu uap air di atmosfer akan menyebabkan peristiwa
kondensasi pada ketinggian tertentu dan menjadi titik-titik air.

1) Jenis-jenis daur hidrologi, meliputi sebagai berikut.


a) Daur pendek, yaitu peristiwa penguapan air laut yang terpapar sinar Matahari menjadi gas. Gas gas yang kaya akan uap air tersebut mengalami kondensasi menjadi kumpulan uap
air yang disebut awan. Sebelum sampai ke daratan kondisi awan mengalami kejenuhan dan tidak mampu lagi menahan titik- titik air hingga terjadilah hujan di permukaan laut.
b) Daur sedang, yaitu proses penguapan air yang berasal dari lautan. Awan yang berada di atas daratan lama-
kelamaan mengalami kejenuhan, lalu jatuh ke Bumi sebagai hujan. Air hujan tersebut mengalir melalui selokan, sungai, dan saluran lain hingga kembali ke laut
c) Daur panjang, yaitu proses penguapan air di lautan yang kemudian terbawa oleh angin ke atas daratan. Pada ketinggian tertentu, pendinginan uap air tersebut melampaui titik
bekunya hingga menyebabkan terbentuknya awan yang mengandung kristal es. Awan tersebut selanjutnya turun sebagai hujan
es atau salju.
2) Tahapan fenomena daur hidrologi disebabkan oleh beberapa faktor fisis sebagai berikut.
a) Evaporasi, yaitu proses penguapan air dari berbagai sumber di Bumi. Sumber
tersebut berasal dari laut, danau, sungai, rawa, atau permukaan tanah lembap
Uap air tersebut akan naik dan menjadi awan.
b) Transpirasi, yaitu proses penguapan air oleh tanaman, manusia, atau hewan pada saat melakukan pernapasan (respirasi).
c) Sublimasi, yaitu proses penguapan es/salju. Proses sublimasi es/salju tanpa didahului dengan proses pencairan.
d) Intersepsi, yaitu penguapan yang terjadi pada air hujan yang tertahan pada
e) Kondensasi, yaitu perubahan fase uap menjadi titik-titik air yang berkumpul menjadi awan.
f) Adveksi, yaitu pergerakan butiran air dalam bentuk awan dari satu tempat ke tempat lain secara horizontal yang disebabkan oleh angin.
g) Presipitasi, yaitu jatuhnya air ke permukaan Bumi dari kumpulan-kumpulan awan akibat awan mengalami kejenuhan. Bentuk presitipasi dapat berupa jatuhnya
air hujan, hujan es, atau turunnya salju.
h) Run off, yaitu mengalirnya air hujan di permukaan Bumi yang berasal dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.
i) Perlokasi, yaitu proses perembesan air hujan dari permukaan ke dalam tanah melalui pori-pori tanah yang longgar. Perlokasi sangat berperan dalam
ketercukupan persediaan air tanah.
Perairan darat meliputi danau dan telaga, rawa, sungai, serta air tanah. Berikut beberapa jenis perairan darat dan karakteristiknya.
1) Danau/telaga, yaitu perairan darat yang terbentuk dari kumpulan air tawar dalam ukuran besar. Kumpulan air ini menempati sebuah cekungan di daratan dengan
tepian berkontur curam. Secara alamiah, danau terbentuk dari proses vulkanik
ataupun tektonik. a) Danau vulkanik, merupakan cekungan akibat peninggalan aktivitas vulkanik, seperti letusan gunung berapi yang terisi air hingga membentuk
danau. Contoh danau vulkanik,
yaitu Danau Toba, Danau Tiga Warna, dan Telaga
b) Danau tektonik, merupakan cekungan akibat
pergeseran lempeng kerak Bumi di daerah patahan yang terisi air hingga membentuk danau. Contoh danau tektonik, yaitu Danau Poso di Sulawesi Tengah dan
Danau Malawi di Afrika Timur.
2) Waduk, yaitu bendungan untuk menahan aliran air
dalam jumlah yang besar.
3) Embung, yaitu bangunan buatan (artifisial) berbentuk cekung yang memiliki tujuan menampung kelebihan air hujan yang digunakan sebagai persediaan air saat
musim kering tiba. Embung dapat dibangun, baik di aliran sungai atau tempat lainnya, dengan ukuran yang lebih kecil dari waduk.
) Rawa, yaitu genangan air dalam ukuran luas yang 4 terbentuk secara alami karena drainase air yang terhambat. Fisik rawa dapat berupa kubangan lumpur atau
genangan air dangkal dan berlumpur. Kedalaman
5) Sungai merupakan jalur aliran air yang membentang dari daratan tinggi hingga ke laut. Sungai terbentuk secara alami oleh proses alam. Air yang mengalir di daratan
mengikis permukaan tanah yang lama-kelamaan semakin lebar hingga terbentuklah sungai. Badan sungai terbagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
a) Hulu sungai, yaitu awal permulaan aliran sungai. Pada umumnya, hulu sungai berada di pegunungan dengan arus sungai yang deras dan daya kikis erosi yang kuat,
Pengikisan pada sungai terjadi secara vertikal dan horizontal, Pengikisan vertikal akan menyebabkan sungai semakin dalam, sedangkan pengikisan horizontal akan
menyebabkan sungai semakin lebar.
b) Bagian tengah sungai, yaitu bagian sungai yang umumnya terletak di daerah dengan kemiringan yang landai dan cenderung datar. Arus air di badan sungai tidak terlalu
deras dan sering dijadikan sebagai sarana transportasi. Pengikisan umumnya terjadi pada bagian tepi sungai secara horizontal dan sedikit endapan sedimen hasil erosi dari
hulu di dasar sungai. Meander atau kelokan-kelokan sungai merupakan salah satu ciri-ciri fenomena yang terbentuk di sungal bagian ini c) Hilir sungai atau muara sungai
merupakan perjalanan akhir air dari sungai. Muara
sungai ada yang terbentuk di laut atau di danau, bergantung arah aliran air Pada muara sungai, umumnya terbentuk sedimen yang sangat tinggi sehingga menjadi delta sungai.
6) Air tanah, yaitu segala bentuk aliran air yang mengalir di bawah permukaan tanah.
Pada umumnya, air tanah terjadi dari resapan air hujan karena gaya gravitasi Bumi struktur lapisan tanah, dan perbedaan kelembapan tanah. Air tanah yang ada di bawah
permukaan Bumi dibagi menjadi dua, yaitu air tanah freatik dan air tanah artesis.
a) Air tanah freatik, yaitu air tanah yang tersimpan di kerak Bumi di atas lapisan batuan induk kedap air (parent material). Pemanfatan air freatik umumnya digunakan
masyarakat untuk sumur tradisional.
b) Air tanah artesis, yaitu air tanah yang tersimpan di bawah lapisan batuan induk (parent material), kedap air, dan memiliki karakter yang lebih bersih dari air tanah freatik.
Pengambilan air tanah artesis harus membuat sumur bor dengan kedalaman antara 30 m hingga 80 m bergantung pada kondisi keberadaan air di tempat tersebut. Pemanfaatan
air tanah dalam dapat menyebabkan turunnya permukaan tanah. Oleh sebab itu, beberapa daerah menerapkan izin yang ketat untuk pembuatan sumur bor guna mengantisipasi
menurunnya permukaan tanah yang dapat mengakibatkan beberapa bencana, seperti banjir
Secara umum, laut merupakan kumpulan air asin yang sangat besar dan menghubungkan antardaratan di permukaan Bumi. Hampir 70% permukaan Bumi merupakan lautan
sehingga laut sangat berperan penting dalam daur hidrologi, daur karbon, daur nitrogen, dan iklim di permukaan Bumi. Ada empat jenis lautan, yaitu sebagai berikut..
1) Samudra (ocean), yaitu lautan yang sangat luas yang umumnya memisahkan antarbenua. Di Bumi terdapat lima samudra, yaitu sebagai berikut.
a) Samudra Pasifik, merupakan samudra terbesar yang luasnya kira-kira sepertiga luas permukaan Bumi, yaitu 166 juta km². Samudra ini berada di
sebelah timur laut kepulauan Indonesia dan membentang hingga ke Benua Amerika b) Samudra Atlantik, merupakan samudra kedua terbesar dengan
luasan mencapai seperenam luas permukaan Bumi, yaitu 82.4 km². Samudra Atlantik berada di sebelah timur Benua Amerika yang memisahkannya
dari Benua Afrika dan Eropa.

c) Samudra Hindia, yaitu samudra yang membentang di sebelah timur benua Afrika.
barat Benua Australia, dan selatan Benua Asia, Luas Samudra Hindia mencapai 73,6 juta km. Samudra Hindia merupakan samudra terhangat karena
berada di sekitar garis khatulistiwa.

d) Samudra Antarktika, merupakan samudra yang mengelilingi Kutub Selatan dengan luas perairan mencapai 20,33 juta kilometer persegi e) Samudra
Arktik, merupakan samudra yang mengelilingi Kutub Utara, Samudra ini
memiliki luasan 14 juta km² dan merupakan samudra terkecil di Bumi. Wilayah yang berbatasan dengan Samudra Arktik, yaitu Rusia, Kanada,
Greenland, Islandia, Norwegia, dan Alaska.

2) Laut, yaitu bentangan air asin yang luasnya tidak sebesar samudra. Pada umumnya, laut memisahkan antarpulau.

3) Selat, yaitu bentangan air asin yang memisahkan antarpulau dalam jarak dekat. Sebagai contoh, Selat Sunda yang memisahkan Pulau Jawa dengan
Pulau Sumatra dan Selat Malaka memisahkan Pulau Sumatra dengan Negara Malaysia.

4) Teluk, yaitu air laut yang menjorok masuk ke dalam pulau. Contohnya, Teluk Penyu di Bali, Teluk Jakarta, dan masih banyak yang lainnya.
3. Lapisan Udara (Atmosfer)

Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelimuti Bumi. Lapisan ini berfungsi sebagai selimut pelindung Bumi, baik dari serangan benda langit
yang jatuh ke Bumi maupun radiasi partikel Matahari yang berbahaya pada siang hari serta menjadi penyimpan panas pada malam hari.

Atmosfer tersusun dari materi fluida gas dinamis yang mudah terusik oleh fenomena fisis yang mengenainya. Bagian ini merupakan tempat terjadinya
berbagai fenomena cuaca dan iklim. Cuaca merupakan gambaran keadaan udara pada waktu dan tempat tertentu. Pengamatan cuaca umumnya
berkaitan dengan jumlah tutupan awan, suhu udara, kondisi hujan, penguapan, kelembapan, dan kecepatan angin di suatu tempat dari hari ke hari.
Iklim merupakan ukuran rata-rata dari variabel yang relevan. Rentang pengamatan iklim dapat dilakukan dalam jangka bulanan hingga tahunan.

Dalam sains, udara termasuk dalam golongan campuran heterogen dari beberapa
molekul penyusunnya. Molekul penyusun udara yang terdapat di atmosfer meliputi nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan kandungan lain yang
dapat

Ketebalan atmosfer yang menyelimuti Bumi mencapai 1.000 km yang dihitung dari permukaan laut dengan berat keseluruhan mencapai 6 miliar ton.
Atmosfer tersusun berlapis-lapis menurut karakteristik udaranya.
Troposfer
Troposfer merupakan lapisan yang paling dekat dengan Bumi. Lapisan ini memiliki tekanan udara yang paling tinggi dengan sebagian massa udara
terkonsentrasi pada lapisan troposfer. Lapisan troposfer berfungsi menjaga kestabilan udara di permukaan Bumi. Berbagai fenomena iklim dan cuaca
yang terasa di Bumi seluruhnya terjadi pada lapisan. Contoh fenomena cuaca tersebut meliputi awan, petir, hujan, badai, dan topan. Fenomena
penurunan suhu udara pada troposfer berkisar 1 °C tiap kenaikan 100 m. Suhu ini akan terus menurun hingga pada lapisan tropopause yang bersuhu -
60 °C. Tropopause adalah lapisan pembatas pada troposfer paling atas. Oleh karena troposfer merupakan lapisan paling dekat dengan Bumi, troposfer
memiliki fungsi menjaga kestabilan udara di Bumi. Berbagai fenomena iklim dan cuaca yang terasa di Bumi seluruhnya terjadi pada lapisan ini.
Berbagai fenomena iklim dan cuaca yang terasa di Bumi seluruhnya terjadi pada
lapisan ini. Fenomena yang terjadi pada lapisan ini, antara lain sebagai berikut. 1) Cuaca, yaitu keadaan fisis udara pada atmosfer di suatu wilayah
tertentu dalam jangka waktu yang singkat. Keadaan udara tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, jam, hari, hingga bulan. Keadaan cuaca dapat
berupa hal-hal sebagai berikut.
a) Mendung, yaitu keadaan udara yang banyak mengandung uap air.
b) Hujan, yaitu peristiwa kondensasi uap air di udara hingga turun dalam bentuk butiran-butiran air (presipitasi). c) Berangin, yaitu keadaan udara
dengan aliran yang sangat kencang. Pada keadaan tertentu, kondisi angin dapat menjadi badai, angin topan, atau tornado yang
dapat menimbulkan kerusakan pada kondisi permukaan Bumi yang dilaluinya. d) Petir, yaitu fenomena loncatan bunga api akibat interaksi muatan
listrik statis di awan.
e) Kelembapan udara, yaitu kondisi kandungan uap air di udara.
2) Iklim, yaitu kondisi rata-rata keadaan udara di atmosfer pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang lama (lebih dari 30 tahun). Zona iklim
umumnya dipengaruhi oleh posisi wilayah terhadap garis lintang Bumi. Perhatikan zona iklim berikut.
a) Iklim tropis, wilayah yang terletak di daerah khatulistiwa hingga 23.5 WLS
b) Iklim subtropis, wilayah yang terletak di belahan Bumi utara dan selatan antara 23,5" hingga 40°
c) Iklim sedang, wilayah beriklim sedang terletak di belahan Bumi utara dan selatan antara 40 hingga 60,5"
d) Iklim dingin, wilayah beriklim dingin terletak di belahan Bumi utara dan selatan pada garis lintang yang lebih dari 60°.
Daerah dengan iklim tropis memiliki suhu hangat sepanjang tahun. Daerah tropis hanya mengenal dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau Musim ini dipengaruhi oleh
gerakan angin yang disebut angin monsun. Sementara itu, daerah dengan iklim subtropis dan sedang memiliki pergantian musim selama empat kali dalam setahun, yaitu musim panas,
musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Wilayah dengan iklim dingin umumnya bersalju sepanjang tahun
3) Perubahan iklim
Perubahan iklim adalah perubahan kondisi atmosfer
Bumi, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang lama. yaitu 50-100 tahun sejak pertengahan abad ke-19. Iklim Bumi terus mengalami
perubahan, tetapi pada masa lampau hal tersebut terjadi secara alami. Pada saat ini, perubahan iklim terus mengkhawatirkan akibat pengaruh aktivitas manusia. Meningkatnya kebutuhan
hidup manusia mendorong kenaikan aktivitas penggunaan bahan bakar fosil, pengalihan fungsi lahan, dan produksi emisi gas rumah
kaca, baik di bidang industri maupun rumah tangga. Peningkatan aktivitas tersebut menyebabkan terjadinya
peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. di antaranya karbon dioksida (CO ₂), oksida nitrogen (NO), oksida sulfur (SO), metana (CH), klorofluorokarbon (CFC), dan
hidroklorofluorokarbon (HCFC).
Berikut beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan peningkatan gas rumah kaca.
a) Klorofluorokarbon (CFC) untuk kulkas dan aerosol. CFC atau freon biasanya digunakan untuk mendinginkan kulkas dan membentuk efek semprot pada tabung aerosol.
Penggunaannya dapat menyebabkan freon lepas ke atmosfer yang menjadi penyebab perubahan iklim global. Bahkan diketahui bahwa potensinya terhadap efek rumah kaca lebih tinggi
dibandingkan karbon dioksida.
b) Kendaraan bermotor. Bensin merupakan bahan bakar utama pada penggunaan kendaraan bermotor. Sisa pembakaran dari kendaraan bermotor diketahui banyak menghasilkan gas
rumah kaca (GRK), di antaranya nitrogen oksida dan karbon dioksida..
c) Tempat pembuangan sampah. Selain menyebabkan pencemaran lingkungan. tumpukan sampah juga dapat berpotensi menyebabkan efek rumah kaca melalui proses pembusukan
secara anaerob (tanpa bantuan oksigen). Pembusukan anaerob diketahui dapat menghasilkan gas metana yang merupakan GRK.
d) Pertanian dan peternakan. Pertanian yang menggunakan pupuk nitrogen dapat
menghasilkan emisi nitrogen oksida. Sementara itu, hewan ternak, misalnya sapi dan domba menghasilkan gas metana ketika
mencerna makanannya. e) Mesin-mesin industri. Untuk menjalankan mesin-mesin industri, digunakan bahan bakar fosil
(minyak bumi dan batu bara). Sisa pembakaran tersebut banyak menghasilkan gas rumah kaca. Salah satunya adalah karbon
dioksida. GRK akan membentuk selimut kaca yang ada di lapisan atmosfer Bumi yang menyebabkan suhu Bumi meningkat
karena panas yang seharusnya
dilepaskan ke atmosfer dipantulkan kembali ke permukaan Bumi sehingga panas tertahan dan suhu permukaan Bumi
meningkat. Peristiwa ini dikenal juga sebagai efek rumah kaca. Diketahui bahwa telah terjadi peningkatan suhu permukaan
Bumi sebesar 2 °C sejak abad ke-19 dibandingkan dengan suhu di masa praindustri. Peningkatan yang terjadi
berkepanjangan, akan menyebabkan pemanasan global (global warming) dan berujung pada perubahan iklim. Simak
infografik
b. Stratosfer
Lapisan atmosfer di atas tropopause disebut juga sebagai lapisan inversi, artinya suhu udara akan semakin bertambah seiring
bertambahnya ketinggian. Kenaikan suhu tersebut disebabkan oleh lapisan stratosfer yang dapat menyerap radiasi ultraviolet
Matahari yang masuk ke Bumi. Seluruh kegiatan penerbangan menggunakan lapisan stratosfer karena pada lapisan ini,
kondisi udara terbebas dari fenomena cuaca yang dapat mengganggu. Bagian paling atas stratosfer dibatasi oleh stratopause
yang terletak pada ketinggian 50 km dengan suhu 0 °C.
c. Mesosfer
Mesosfer merupakan lapisan atmosfer di atas stratopause. Sebagian besar meteor akan terbakar pada lapisan ini. Suhu akan
terus menurun hingga lapisan pembatas yang disebut mesopause pada ketinggian 80 km. Pada lapisan ini, suhu udara
mencapai -85 °C.
d. Termosfer
Termosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas mesosfer. Pada lapisan ini, terdapat lapisan ionosfer yang bermanfaat untuk
memantulkan gelombang radio dari pemancar kepada receiver di Bumi.
e. Eksosfer
Eksosfer merupakan lapisan atmosfer terluar. Sinar Matahari dipantulkan kembali ke luar oleh lapisan ini. Sinar Matahari
yang berhasil dipantulkan keluar disebut sebagai cahaya zodiak. Lapisan ini merupakan lapisan terpanas dengan suhu lebih
dari 2.000 °C.

Anda mungkin juga menyukai