Matahari tersusun dari berbagai lapisan dengan suhu yang berbeda-beda. Lapisan tersebut terdiri atas sebagai beriku
1) Korona, yaitu lapisan paling luar dari Matahari yang merupakan kumpulan gas tipis dengan suhu ±1.000.000 K. Lapisan korona berbentuk mahkota yang akan tampak jelas saat terjadi gerhana matahari total
2) Kromosfer, yaitu lapisan yang bertindak sebagai atmosfer Matahari, Lapisan ini mempunyai ketebalan 16.000 km dengan suhu 6.000 K sampai 20.000
3) Fotosfer, yaitu bagian permukaan Matahari yang mengeluarkan cahaya sehingga mampu memancarkan cahaya ke segala penjuru dunia. Lapisan ini memiliki suhu 6.000 K sampai 16.000 K dengan tebal mencapai
500 km. Zona aktivitas fotosfer. antara lain sebagai beriku
a) Zona radiasi merupakan bagian fotosfer yang menyelimuti inti. Zona radiasi berperan sebagai pemancar energi yang terbentuk pada reaksi fusi dalam inti Matahari. Energi Matahari dipancarkan ke segala arah
melalui foton yang ada pada zona tersebut. Volume zona radiasi mencapai 45% dari volume Matahar
b) Zona konveksi, yaitu daerah terjadinya energi Matahari ke lapisan kromoster melalui proses konveks
4) Inti Matahari (core), yaitu lapisan paling dalam yang merupakan pusat terjadinya reaksi fusi antara atom hidrogen dan helium. Volume inti Matahari, yaitu kisaran 25% dari seluruh volumenya. Lapisan ini
merupakan lapisan yang paling panas dengan suhu mencapai 15 juta kelvi
b. Aktivitas Mataha
Sepintas Matahari merupakan bola panas yang sempurna. Akan tetapi, ketika diselidiki lebih saksama terdapat bintik-bintik noda yang diakibatkan oleh aktivitas Matahari, antara lain sebagai beriku
1) Granulasi, yaitu aktivitas Matahari yang menimbulkan granula. Granula yang dimaksud adalah gumpalan-gumpalan pada fotosfer Matahari. Bagian ini merupakan bintik- bintik panas akibat perbedaan suhu yang
sangat drastis pada fotosfer. Suhu pada gumpalan ini diperkirakan 100 kali lipat dari suhu permukaan lainny
2) Bintik Matahari (sunspot) atau noda Matahari, yaitu daerah gelap pada fotosfer ya
terbentuk karena suhu titik tersebut jauh lebih rendah dari suhu daerah sekitarny
Suhu bintik Matahari berkisar antara 4.000 K hingga 5.000 K. Ukuran diamet
bintik Matahari dapat bervariasi, yaitu bintik kecil berukuran kira-kira 3.000 km, sedangkan bintik besar dapat mencapai 200.000 km hingga 300.000 km. Bintik Matahari kecil dapat bertahan kurang dari satu jam.
Adapun yang berukuran besar dapat bertahan hingga 250 har
3) Lidah api (prominence), merupakan dampak dari gangguan yang terjadi pada kromosfer. Semburan gas tersebut menyerupai lidah api besar berwarna merah dengan variasi bentuk yang dapat menyerupai pita,
simpul, spiral, atau gunung.i.era.nga.t.rin.i.i.t.K.l.t.
4) Suar Matahari (solor flore), yaitu peristiwa ledakan besar di atmosfer matahari yang merupakan pertanda kembali aktifnya Matahari, Pada umumnya, Matahari memiliki
siklus 11 tahunan atau 24 tahunan. Peristiwa solar flare yang disertai dengan pelepasan massa koronal dan medan elektromagnet yang kuat dapat mengganggu perangkat
komunikasi di Bumi, seperti satelit dan radio.
2.Dalam sistem tata surya. Matahari adalah bintang. Planet yang mengorbit pada Matahari Dalam tata surya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus. Tiap planet memiliki orbit jarak terhadap Matahari yang Setiap planet memiliki ukuran bentuk, massa jenis, periode revolusi, dan periode berbeda. rotasi yang berbeda
a. Merkurius
Merkurius merupakan planet terkecil dalam tata surya. Merkurius terletak pada orbit yang berjarak 57,91 juta km dari Matahari. Jarak tersebut merupakan jarak terdekat dan
semua planet yang mengitari Matahari. Diameter rata-rata Merkurius mencapai ± 4.900 km. Merkurius berevolusi mengelilingi Matahari dalam waktu 88 hari dan berotasi pada
porosnya dalam waktu 58 hari 15 jam 30 menit.
b. Venus
Venus merupakan planet yang menempati urutan kedua terdekat dari Matahari Jarak orbit Venus ke Matahari berkisar 108 juta km dengan kala revolusi 225 hari. Venus berotasi
pada porosnya dalam waktu yang sangat lama, yaitu 116 hari 18 jam. Ukuran diameter Venus lebih kecil dari Bumi, yaitu ± 6.000 km. Venus dilapisi awan tebal tanpa uap air dan
oksigen. Awan tebal inilah yang menyebabkan Venus memantulkan cahaya Matahari dengan sangat terang hingga dijuluki sebagai bintang kejora.
C Bumi
Planet ketiga tata surya yang terdekat dengan Matahari adalah Bumi. Jarak Bumi ke Matahari ± 150 juta km. Jarak yang ideal menyebabkan planet Bumi hangat dan cukup ideal
bagi berlangsungnya kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Bumi beredar mengelilingi Matahari dalam periode waktu 356,25 hari dan berotasi pada sumbunya dalam waktu
24 jam. Diameter Bumi ± 12.800 km dengan 70% permukaannya berupa lautan dan sisanya berupa daratan. Seluruh permukaan Bumi dilapisi oleh atmosfer yaitu lapisan gas
yang disebut udara. Bumi memiliki sebuah satelit pengiring yang dinamakan Bulan.
d. Mars
Mars merupakan planet dengan jarak ke Matahari lebih jauh dari Bumi. Mars sering dijuluki sebagai planet merah karena memiliki permukaan jauh dari Bumi kemerah merahan akibat kandungan besi oksida yang sangat
melimpah. Lingkungan Mars diperkirakan dapat digunakan sebagai tempat berlangsungnya kehidupan. Namun, kondisi suhu udara yang sekarang dan lapisan atmosfer yang sangat tipis dengan sebagian besar
udara terdiri atas karbon dioksida membuat kondisi ini kurang ideal bagi kehidupan manusia. Mars memiliki ukuran yang lebih kecil dari Bumi dengan diameter rata-rata Mars 6.800 km dengan permukaan yang dipenuhi
dengan gunung dan lembah. Mars mengorbit Matahari dengan periode revolusi 687 hari dan periode rotasi 25,62 jam.
e.jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar di tata surya dengan diameter berkisar ± 15.000 km dan massa 318 kali lebih besar dari massa Bumi. Planet Jupiter memiliki diameter 11 kali Bumi dan massa 2,5 kali dari total seluruh
planet di tata surya, termasuk Bumi. Planet ini memiliki 68 satelit yang selalu mengiringinya. Sebagian besar massa Jupiter tersusun dari gas hidrogen, bahkan seperempat massa Jupiter adalah gas helium.
f. Saturnus
meni
Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter. Saturnus terkenal dengan sebutan planet bercincin dengan massa 95 kali massa Bumi. Saturnus memiliki diameter rata-rata 116.000 km dengan permukaan planet
berwarna kuning pucat karena lapisan atmosfer atas dipenuhi oleh kristal-kristal amonia yang membeku. Penampakan paling unik dari Saturnus adalah sistem cincin yang tidak dimiliki oleh planet manapun.
Saturnus memiliki periode orbit 29,5 tahun dengan periode rotasi 10 jam 33 menit 38 sekon. Setidaknya Saturnus memiliki 82 satelit yang bukan termasuk pada sistem cincin Saturnus.
Dua satelit paling besar, yaitu Titan yang besarnya dua kali dari Bulan
dan Phoebe yang bergerak berlawanan arah dengan satelit lainnya.
g. Uranus
Uranus merupakan planet yang paling dingin dalam sistem tata surya. Sinar Matahari membutuhkan waktu 2 jam 40 menit untuk mencapai Uranus. Planet ini memiliki diameter 26.000 km. Suhu atmosfer Uranus mencapai -
224 °C dengan komposisi helium, hidrogen, dan metana. Seperti halnya Bumi, Uranus memiliki warna biru. Namun, warna biru dari Uranus bukan karena planet ini sebagian besar tersusun dari air, tetapi karena planet ini
diselimuti oleh gas. Gas inilah yang kemudian mengeluarkan warna biru.
h. Neptunus merupakan planet dengan atmosfer yang penuh dengan angin dan badai. Neptunus hampir mirip dengan Uranus, yaitu memiliki atmosfer yang terdiri atas helium, hidrogen, dan metana. Diameter Neptunus
mencapai + 50.000 km dan mengorbit Matahari pada jarak rata-rata berkisar 4,5 miliar km. Untuk mengelilingi Matahari, Neptunus membutuhkan waktu selama 165 tahun sambil berotasi pada sumbunya dalam waktu 16 jam
6 menit.
3. Asteroid
Asteroid atau planet minor (planetoid) merupakan benda langit dengan bentuk tak teratur yang tersusun dari kumpulan debu dan es Jarak yang jauh dari Matahari membuat
komponen penyusun asteroid membeku dan menjadi es hingga suhu di permukaannya mencapai -73 °C
a. Penampakan asteroid
Ukuran diameter bervariasi antara 2 km sampai dengan 750 km. Dimensi asteroid ada yang berbentuk bulat dan ada yang lonjong dengan permukaan yang sangat kasar dan
tajam.
b. Orbit asteroid
Asteroid yang mengorbit Matahari dalam sistem tata surya sangat banyak dengan jumlah terbanyak berada pada sabuk asteroid yang berada di antara garis edar Mars dan
Jupiter. Jumlah asteroid yang mengisi sabuk asteroid diperkirakan ± 750.000 asteroid.
c. Klasifikasi asteroid
Berdasarkan komponen penyusun dan letak orbitnya, asteroid dikelompokkan menjadi empat, antara lain sebagai berikut.
1) Asteroid jenis karbon (C), yaitu asteroid yang tersusun dari komponen tanah liat dan batuan silikat. Posisi asteroid jenis C umumnya tersebar di gugusan tata surya di luar
sabuk utama asteroid.
2) Asteroid jenis silicaceous (S), yaitu asteroid dari komponen unsur besi dan nikel yang mendominasi sabuk dalam.
3) Asteroid jenis metallic (M), yaitu asteroid dari komponen unsur besi dan nikel yang berwarna kemerah-merahan.
4) Asteroid jenis vestoid (V), yaitu asteroid dari komponen batuan basal dan batuan vulkanik, biasanya mendominasi sabuk luar.
d. Contoh asteroid
Dari ratusan ribu asteroid yang mengorbit Matahari, beberapa telah berhasil diidentifikasi, di antaranya sebagai berikut.
1) Ceres, yaitu asteroid terbesar yang terletak pada sabuk utama asteroid. Massa Ceres mencapai ± 9,45 x 1020 kg dengan diameter ± 950 km.
2) Pallas, yaitu asteroid terbesar kedua yang berada di sabuk utama asteroid. Massa Pallas, yaitu ± 2,11 x 10²0 kg dengan diameter mencapai ± 545 km.
3) Vesta, yaitu asteroid terbesar ketiga yang berada di sabuk utama asteroid dengan massa ± 2,59 x 1020 kg dan diameter ± 525 km.
4) Hygiea, termasuk pada golongan asteroid besar yang terletak di sabuk asteroid utama dengan massa 8,67 x 10¹9 kg dan diameter 444 km.
5) Interamnia, yaitu asteroid dengan ukuran diameter ± 332 km dan massa ± 3,50 x 10¹9 kg.
The universe:
sekal
6) Baptistina, yaitu salah satu asteroid yang berada pada gugusan asteroid termuda di sabuk utama. Salah satu keluarga Baptistina ini diduga pernah jatuh
ke Bumi pada 160 juta tahun yang lalu dan menghancurkan populasi dinosaurus. Sisa hantaman asteroid tersebut masih terkubur di Semenanjung
Yucatan dan Teluk Meksiko.
exists
5. Komet
Komet atau yang sering disebut sebagai bintang berekor merupakan benda langit yang mengorbit pada Matahari dengan garis orbit yang sangat lonjong.
Ekor komet terbentuk karena serpihan kristal-kristal es rapuh yang terlepas dari badan komet. Kristal-kristal tersebut membentuk ekor yang selalu
menjauhi Matahari akibat tekanan angin Matahari yang menguapkan partikel es tersebut. Sebenarnya terdapat banyak komet yang mengorbit pada
Matahari, tetapi komet yang paling terkenal, yaitu komet Halley yang dapat teramati dari Bumi setiap 76 tahun sekali.
B.Sistem Galaksi
Sistem Galaksi
Galaksi merupakan kumpulan bintang yang sangat banyak dan membentuk gugusan dengan pola tertentu di alam semesta. Pola gugusan bintang tersebut digolongkan menjadi tiga, yaitu bentuk spiral, eliptis,
dan tidak beraturan (irregular). Jumlah galaksi yang ada di alam semesta bisa mencapai miliaran.
Gravitasi Bumi
Gaya gravitasi bumi adalah gaya tarik Bumi kepada seluruh benda yang berada di dekatnya, Arah gaya gravitasi bumi selalu menuju massa pusat bumi.
Benda-benda yang berada di dalam Bumi tidak terlempar ke luar karena gaya gravitasi tersebut. Fenomena ini pertama kali diselidiki oleh ilmuwan
fisika yang terkenal dengan teori fisika klasiknya, yaitu Isaac Newto
3) Inti Bumi, lapisan ini terletak pada kedalaman lebih dari 2.900 km di bawah permukaan Bumi. Inti Bumi tersusun dari materi cair dan padat yang banyak mengandung
besi dengan suhu ± 5.400 °C. Inti Bumi dibedakan menjadi dua, yaitu inti luar dan inti dalam.
a) Inti luar, yaitu inti Bumi yang tersusun dari materi cair yang kaya akan besi b) Inti dalam, yaitu inti dalam Bumi yang tersusun dari materi padat. Meskipun inti Bumi
bersuhu sangat panas, tetapi material besi pada inti Bumi bagian dalam tidak berwujud cair karena tekanan yang berada di dalam Bumi semakin ke dalam akan semakin
meningkat. Peningkatan tekanan tersebut memengaruhi titik lebur sebuah zat. Oleh karena itu, meskipun material besi di inti Bumi bersuhu sangat tinggi, tetapi lapisan ini
tetap berwujud padat.
b. Batuan penyusun litosfer
Berdasarkan siklus batuan, batua terbentuk dari proses pendinginan magma. baik di permukaan Bumi maupun yang masih ada di bawah permukaan Bumi. Seiring
berjalannya waktu, batuan mendapatkan tempaan suhu, tekanan, dan faktor fisis lainnya dari alam yang selanjutnya melapukkan batuan. Batuan yang lapuk akan menjadi
tanah tempat tumbuhnya berbagai tumbuhan. Air membawa material lapukan batu dan mengendapkannya pada suatu tempat. Endapan tersebut lama- kelamaan akan
menjadi batu lagi karena proses fisika. Siklus ini akan terus-menerus berlangsung di dalam Bumi yang disebut sebagai siklus batuan.
Berdasarkan siklus tersebut, secara umum batuan di Bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan/metamorfik.
Lempeng dan patahan (lempeng tektonik)
Kerak Bumi digambarkan tersusun dari bagian-bagian besar yang menyatu dan saling berinteraksi. Bagian-bagian tersebut yang dikenal sebagai
lempeng. Lempeng bergerak relatif terhadap satu sama lain dengan arah dan kecepatan tertentu. Enam lempeng besar benua tersebut terdiri atas
Lempeng Amerika, Lempeng Afrika, Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia, dan Lempeng Antarktika. Selain lempeng benua
tersebut, terdapat 14 lempeng kecil lainnya
Pergerakan lempeng umumnya akan menyebabkan deformasi pada daerah pertemuan. Deformasi dapat berjalan lambat dan terus-menerus atau tiba-
tiba secara cepat dan tidak tentu. Deformasi yang berlangsung dengan cepat dapat dipastikan akan menyebabkan terjadinya gempa bumi. Pergerakan
lempeng selain menyebabkan deformasi pada titik pertemuan lempeng, dapat juga menyebabkan retakan pada daerah- daerah yang memiliki struktur
batuan lemah. Retakan tersebut, baik yang berada pada pertemuan lempeng maupun tidak disebut sebagai patahan atau sesar (fault).
Jenis-jenis patahan dibedakan berdasarkan prinsip tegangan yang memengaruhinya (stress principle), antara lain sebagai berikut.
1) Sesar normal (normal fault), yaitu patahan yang diakibatkan oleh tekanan vertikal yang sangat kuat sehingga menyebabkan bidang batuan
bergerak ke bawah.
2) Sesar naik (reverse fault), yaitu patahan yang disebabkan oleh tekanan horizontal yang sangat kuat. Akibat tekanan ini, salah satu bagian batuan
bergerak naik.
Patahan seperti ini umumnya terjadi pada wilayah pertemuan dua lempeng. 3) Sesar mendatar (strike-slip fault), yaitu patahan yang arahnya bergeser
secara horizontal. Dalam patahan ini, tidak ada bagian batuan yang naik atau turun.
Lempeng dan patahan (lempeng tektonik)
Kerak Bumi digambarkan tersusun dari bagian-bagian besar yang menyatu dan saling berinteraksi. Bagian-bagian tersebut yang dikenal sebagai
lempeng. Lempeng bergerak relatif terhadap satu sama lain dengan arah dan kecepatan tertentu. Enam lempeng besar benua tersebut terdiri atas
Lempeng Amerika, Lempeng Afrika, Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia, dan Lempeng Antarktika. Selain lempeng benua
tersebut, terdapat 14 lempeng kecil lainnya
Pergerakan lempeng umumnya akan menyebabkan deformasi pada daerah pertemuan. Deformasi dapat berjalan lambat dan terus-menerus atau tiba-
tiba secara cepat dan tidak tentu. Deformasi yang berlangsung dengan cepat dapat dipastikan akan menyebabkan terjadinya gempa bumi. Pergerakan
lempeng selain menyebabkan deformasi pada titik pertemuan lempeng, dapat juga menyebabkan retakan pada daerah- daerah yang memiliki struktur
batuan lemah. Retakan tersebut, baik yang berada pada pertemuan lempeng maupun tidak disebut sebagai patahan atau sesar (fault).
Jenis-jenis patahan dibedakan berdasarkan prinsip tegangan yang memengaruhinya (stress principle), antara lain sebagai berikut.
1) Sesar normal (normal fault), yaitu patahan yang diakibatkan oleh tekanan vertikal yang sangat kuat sehingga menyebabkan bidang batuan
bergerak ke bawah.
2) Sesar naik (reverse fault), yaitu patahan yang disebabkan oleh tekanan horizontal yang sangat kuat. Akibat tekanan ini, salah satu bagian batuan
bergerak naik.
Patahan seperti ini umumnya terjadi pada wilayah pertemuan dua lempeng. 3) Sesar mendatar (strike-slip fault), yaitu patahan yang arahnya bergeser
secara horizontal. Dalam patahan ini, tidak ada bagian batuan yang naik atau turun.
2. Lapisan Perairan (Hidrosfer)
Lapisan perairan (hidrosfer) meliputi lautan, danau, sungai, air tanah, glatser salju, dan uap air yang terkandung pada atmosfer. Semua sumber air tersebut mengalami fenomena
perubahan fisis yang dikenal sebagai daur hidrologi
a. Daur hidrologi
Daur hidrologi, yaitu suatu proses daur ulang air secara berurutan yang terjadi secara kontinu dan terus-menerus. Penurunan suhu uap air di atmosfer akan menyebabkan peristiwa
kondensasi pada ketinggian tertentu dan menjadi titik-titik air.
c) Samudra Hindia, yaitu samudra yang membentang di sebelah timur benua Afrika.
barat Benua Australia, dan selatan Benua Asia, Luas Samudra Hindia mencapai 73,6 juta km. Samudra Hindia merupakan samudra terhangat karena
berada di sekitar garis khatulistiwa.
d) Samudra Antarktika, merupakan samudra yang mengelilingi Kutub Selatan dengan luas perairan mencapai 20,33 juta kilometer persegi e) Samudra
Arktik, merupakan samudra yang mengelilingi Kutub Utara, Samudra ini
memiliki luasan 14 juta km² dan merupakan samudra terkecil di Bumi. Wilayah yang berbatasan dengan Samudra Arktik, yaitu Rusia, Kanada,
Greenland, Islandia, Norwegia, dan Alaska.
2) Laut, yaitu bentangan air asin yang luasnya tidak sebesar samudra. Pada umumnya, laut memisahkan antarpulau.
3) Selat, yaitu bentangan air asin yang memisahkan antarpulau dalam jarak dekat. Sebagai contoh, Selat Sunda yang memisahkan Pulau Jawa dengan
Pulau Sumatra dan Selat Malaka memisahkan Pulau Sumatra dengan Negara Malaysia.
4) Teluk, yaitu air laut yang menjorok masuk ke dalam pulau. Contohnya, Teluk Penyu di Bali, Teluk Jakarta, dan masih banyak yang lainnya.
3. Lapisan Udara (Atmosfer)
Atmosfer merupakan lapisan udara yang menyelimuti Bumi. Lapisan ini berfungsi sebagai selimut pelindung Bumi, baik dari serangan benda langit
yang jatuh ke Bumi maupun radiasi partikel Matahari yang berbahaya pada siang hari serta menjadi penyimpan panas pada malam hari.
Atmosfer tersusun dari materi fluida gas dinamis yang mudah terusik oleh fenomena fisis yang mengenainya. Bagian ini merupakan tempat terjadinya
berbagai fenomena cuaca dan iklim. Cuaca merupakan gambaran keadaan udara pada waktu dan tempat tertentu. Pengamatan cuaca umumnya
berkaitan dengan jumlah tutupan awan, suhu udara, kondisi hujan, penguapan, kelembapan, dan kecepatan angin di suatu tempat dari hari ke hari.
Iklim merupakan ukuran rata-rata dari variabel yang relevan. Rentang pengamatan iklim dapat dilakukan dalam jangka bulanan hingga tahunan.
Dalam sains, udara termasuk dalam golongan campuran heterogen dari beberapa
molekul penyusunnya. Molekul penyusun udara yang terdapat di atmosfer meliputi nitrogen, oksigen, karbon dioksida, dan kandungan lain yang
dapat
Ketebalan atmosfer yang menyelimuti Bumi mencapai 1.000 km yang dihitung dari permukaan laut dengan berat keseluruhan mencapai 6 miliar ton.
Atmosfer tersusun berlapis-lapis menurut karakteristik udaranya.
Troposfer
Troposfer merupakan lapisan yang paling dekat dengan Bumi. Lapisan ini memiliki tekanan udara yang paling tinggi dengan sebagian massa udara
terkonsentrasi pada lapisan troposfer. Lapisan troposfer berfungsi menjaga kestabilan udara di permukaan Bumi. Berbagai fenomena iklim dan cuaca
yang terasa di Bumi seluruhnya terjadi pada lapisan. Contoh fenomena cuaca tersebut meliputi awan, petir, hujan, badai, dan topan. Fenomena
penurunan suhu udara pada troposfer berkisar 1 °C tiap kenaikan 100 m. Suhu ini akan terus menurun hingga pada lapisan tropopause yang bersuhu -
60 °C. Tropopause adalah lapisan pembatas pada troposfer paling atas. Oleh karena troposfer merupakan lapisan paling dekat dengan Bumi, troposfer
memiliki fungsi menjaga kestabilan udara di Bumi. Berbagai fenomena iklim dan cuaca yang terasa di Bumi seluruhnya terjadi pada lapisan ini.
Berbagai fenomena iklim dan cuaca yang terasa di Bumi seluruhnya terjadi pada
lapisan ini. Fenomena yang terjadi pada lapisan ini, antara lain sebagai berikut. 1) Cuaca, yaitu keadaan fisis udara pada atmosfer di suatu wilayah
tertentu dalam jangka waktu yang singkat. Keadaan udara tersebut dapat berubah dalam hitungan menit, jam, hari, hingga bulan. Keadaan cuaca dapat
berupa hal-hal sebagai berikut.
a) Mendung, yaitu keadaan udara yang banyak mengandung uap air.
b) Hujan, yaitu peristiwa kondensasi uap air di udara hingga turun dalam bentuk butiran-butiran air (presipitasi). c) Berangin, yaitu keadaan udara
dengan aliran yang sangat kencang. Pada keadaan tertentu, kondisi angin dapat menjadi badai, angin topan, atau tornado yang
dapat menimbulkan kerusakan pada kondisi permukaan Bumi yang dilaluinya. d) Petir, yaitu fenomena loncatan bunga api akibat interaksi muatan
listrik statis di awan.
e) Kelembapan udara, yaitu kondisi kandungan uap air di udara.
2) Iklim, yaitu kondisi rata-rata keadaan udara di atmosfer pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang lama (lebih dari 30 tahun). Zona iklim
umumnya dipengaruhi oleh posisi wilayah terhadap garis lintang Bumi. Perhatikan zona iklim berikut.
a) Iklim tropis, wilayah yang terletak di daerah khatulistiwa hingga 23.5 WLS
b) Iklim subtropis, wilayah yang terletak di belahan Bumi utara dan selatan antara 23,5" hingga 40°
c) Iklim sedang, wilayah beriklim sedang terletak di belahan Bumi utara dan selatan antara 40 hingga 60,5"
d) Iklim dingin, wilayah beriklim dingin terletak di belahan Bumi utara dan selatan pada garis lintang yang lebih dari 60°.
Daerah dengan iklim tropis memiliki suhu hangat sepanjang tahun. Daerah tropis hanya mengenal dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau Musim ini dipengaruhi oleh
gerakan angin yang disebut angin monsun. Sementara itu, daerah dengan iklim subtropis dan sedang memiliki pergantian musim selama empat kali dalam setahun, yaitu musim panas,
musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Wilayah dengan iklim dingin umumnya bersalju sepanjang tahun
3) Perubahan iklim
Perubahan iklim adalah perubahan kondisi atmosfer
Bumi, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang lama. yaitu 50-100 tahun sejak pertengahan abad ke-19. Iklim Bumi terus mengalami
perubahan, tetapi pada masa lampau hal tersebut terjadi secara alami. Pada saat ini, perubahan iklim terus mengkhawatirkan akibat pengaruh aktivitas manusia. Meningkatnya kebutuhan
hidup manusia mendorong kenaikan aktivitas penggunaan bahan bakar fosil, pengalihan fungsi lahan, dan produksi emisi gas rumah
kaca, baik di bidang industri maupun rumah tangga. Peningkatan aktivitas tersebut menyebabkan terjadinya
peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. di antaranya karbon dioksida (CO ₂), oksida nitrogen (NO), oksida sulfur (SO), metana (CH), klorofluorokarbon (CFC), dan
hidroklorofluorokarbon (HCFC).
Berikut beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan peningkatan gas rumah kaca.
a) Klorofluorokarbon (CFC) untuk kulkas dan aerosol. CFC atau freon biasanya digunakan untuk mendinginkan kulkas dan membentuk efek semprot pada tabung aerosol.
Penggunaannya dapat menyebabkan freon lepas ke atmosfer yang menjadi penyebab perubahan iklim global. Bahkan diketahui bahwa potensinya terhadap efek rumah kaca lebih tinggi
dibandingkan karbon dioksida.
b) Kendaraan bermotor. Bensin merupakan bahan bakar utama pada penggunaan kendaraan bermotor. Sisa pembakaran dari kendaraan bermotor diketahui banyak menghasilkan gas
rumah kaca (GRK), di antaranya nitrogen oksida dan karbon dioksida..
c) Tempat pembuangan sampah. Selain menyebabkan pencemaran lingkungan. tumpukan sampah juga dapat berpotensi menyebabkan efek rumah kaca melalui proses pembusukan
secara anaerob (tanpa bantuan oksigen). Pembusukan anaerob diketahui dapat menghasilkan gas metana yang merupakan GRK.
d) Pertanian dan peternakan. Pertanian yang menggunakan pupuk nitrogen dapat
menghasilkan emisi nitrogen oksida. Sementara itu, hewan ternak, misalnya sapi dan domba menghasilkan gas metana ketika
mencerna makanannya. e) Mesin-mesin industri. Untuk menjalankan mesin-mesin industri, digunakan bahan bakar fosil
(minyak bumi dan batu bara). Sisa pembakaran tersebut banyak menghasilkan gas rumah kaca. Salah satunya adalah karbon
dioksida. GRK akan membentuk selimut kaca yang ada di lapisan atmosfer Bumi yang menyebabkan suhu Bumi meningkat
karena panas yang seharusnya
dilepaskan ke atmosfer dipantulkan kembali ke permukaan Bumi sehingga panas tertahan dan suhu permukaan Bumi
meningkat. Peristiwa ini dikenal juga sebagai efek rumah kaca. Diketahui bahwa telah terjadi peningkatan suhu permukaan
Bumi sebesar 2 °C sejak abad ke-19 dibandingkan dengan suhu di masa praindustri. Peningkatan yang terjadi
berkepanjangan, akan menyebabkan pemanasan global (global warming) dan berujung pada perubahan iklim. Simak
infografik
b. Stratosfer
Lapisan atmosfer di atas tropopause disebut juga sebagai lapisan inversi, artinya suhu udara akan semakin bertambah seiring
bertambahnya ketinggian. Kenaikan suhu tersebut disebabkan oleh lapisan stratosfer yang dapat menyerap radiasi ultraviolet
Matahari yang masuk ke Bumi. Seluruh kegiatan penerbangan menggunakan lapisan stratosfer karena pada lapisan ini,
kondisi udara terbebas dari fenomena cuaca yang dapat mengganggu. Bagian paling atas stratosfer dibatasi oleh stratopause
yang terletak pada ketinggian 50 km dengan suhu 0 °C.
c. Mesosfer
Mesosfer merupakan lapisan atmosfer di atas stratopause. Sebagian besar meteor akan terbakar pada lapisan ini. Suhu akan
terus menurun hingga lapisan pembatas yang disebut mesopause pada ketinggian 80 km. Pada lapisan ini, suhu udara
mencapai -85 °C.
d. Termosfer
Termosfer, yaitu lapisan yang terletak di atas mesosfer. Pada lapisan ini, terdapat lapisan ionosfer yang bermanfaat untuk
memantulkan gelombang radio dari pemancar kepada receiver di Bumi.
e. Eksosfer
Eksosfer merupakan lapisan atmosfer terluar. Sinar Matahari dipantulkan kembali ke luar oleh lapisan ini. Sinar Matahari
yang berhasil dipantulkan keluar disebut sebagai cahaya zodiak. Lapisan ini merupakan lapisan terpanas dengan suhu lebih
dari 2.000 °C.