Anda di halaman 1dari 4

Struktur dalam

Artikel utama: Struktur dalam Bulan

Struktur Bulan

Komposisi kimia permukaan Bulan (berasal dari batuan kerak) [38]

Komposisi (wt %)
Senyawa Rumus
Mare Dataran tinggi

silika SiO2 45.4% 45.5%

alumina Al2O3 14.9% 24.0%

kapur CaO 11.8% 15.9%

besi(II) oksida FeO 14.1% 5.9%

magnesia MgO 9.2% 7.5%

titanium dioksida TiO2 3.9% 0.6%

sodium oksida Na2O 0.6% 0.6%

Total 99.9% 100.0%

Bulan tergolong benda langit diferensiasi, yang secara geokimia memiliki komposisi kerak, mantel, dan inti yang
berbeda dengan benda langit lainnya. Bulan kaya akan besi padat di bagian inti dalam, dengan radius sekitar
240 km, dan fluida di bagian inti luar, terutama yang terbuat dari besi cair, dengan radius sekitar 300 km. Di
sekitar bagian inti Bulan terdapat lapisan pembatas berbentuk cair dengan radius sekitar 500 km.[39] Struktur ini
diperkirakan terbentuk akibat kristalisasi fraksional pada lautan magma sesaat setelah pembentukan Bulan 4,5
miliar tahun yang lalu.[40] Kristalisasi lautan magma ini akan membentuk mantel mafik, yang juga disebabkan oleh
curah hujan dan peluruhan mineral olivin, klinopiroksen, dan ortopiroksen; setelah tiga perempat lautan magma
terkristalisasi, mineral plagioklas berkepadatan rendah akan terbentuk dan mengapung ke bagian atas lapisan
kerak.[41] Cairan terakhir yang mengalami proses kristalisasi akan terjebak di antara kerak dan mantel,
dengan inkompabilitas dan unsur penghasil panas yang berlimpah.[6] Sesuai dengan proses ini, pemetaan
geokimia dari orbit menunjukkan bahwa sebagian besar kerak Bulan bersifat anortosit,[11] dan pengujian yang
dilakukan terhadap sampel batuan Bulan yang berasal dari banjir lava di permukaan juga menjelaskan bahwa
komposisi mantel mafik Bulan lebih kaya akan besi jika dibandingkan dengan Bumi.[6] Teknik geofisika
menjelaskan bahwa ketebalan rata-rata kerak Bulan adalah ~50 km.[6]
Bulan adalah satelit terpadat kedua di Tata Surya setelah Io.[42] Akan tetapi, inti dalam Bulan tergolong kecil,
dengan radius sekitar 350 km atau kurang;[6] ukuran ini hanya ~20% dari ukuran Bulan secara keseluruhan,
berbeda dengan benda langit kebumian lainnya, yang ukuran inti dalamnya hampir 50% dari ukuran
keseluruhan. Komposisi Bulan belum diketahui secara pasti, namun diduga perpaduan dari besi metalik dengan
sejumlah kecil sulfur dan nikel; analisis mengenai waktu rotasi variabel Bulan menunjukkan bahwa sebagian inti
Bulan berbentuk cair.[43]

Geologi permukaan
Artikel utama: Geologi Bulan dan Batuan Bulan
Lihat pula: Topografi Bulan

Sisi dekat Bulan

Sisi jauh Bulan, dengan mare gelap yang nyaris tidak ada.[44]

Topografi Bulan

2/2
Kutub utara Bulan

Kutub selatan Bulan

Topografi Bulan telah diukur dengan menggunakan metode altimetri laser dan analisis gambar stereo.[45] Bentuk
topografi yang paling jelas terlihat adalah basin Kutub Selatan Aitken di sisi jauh, dengan diameter sekitar sekitar
2.240 km, yang merupakan kawah terbesar di Bulan serta kawah terbesar yang pernah ditemukan di Tata Surya.
[46][47]
Titik terendah pada permukaan Bulan berada pada kedalaman 13 km.[46][48] Sedangkan titik tertinggi terdapat
di bagian timur laut, yang diduga mengalami penebalan akibat pembentukan basin Kutub Selatan Aitken. [49] Basin
raksasa lainnya, seperti Imbrium, Serenitatis, Crisium, Smythii, dan Orientale, memiliki lebar dan ketinggian yang
lebih rendah.[46] Ketinggian rata-rata sisi jauh Bulan kira-kira 1,9 km lebih tinggi jika dibandingkan dengan sisi
dekat.[6]
Fitur vulkanis
Artikel utama: Mare
Dataran Bulan yang berwarna gelap dan bisa diamati dengan mata telanjang disebut dengan maria (bahasa
Latin untuk "laut"; atau mare dalam bentuk tunggal), karena dahulu kala para astronom mengira bahwa dataran
ini dipenuhi oleh air.[50] Dataran ini berupa kolam besar yang terbentuk dari lava basal. Meskipun serupa dengan
basal kebumian, basal mare memiliki kandungan besi yang lebih tinggi dan kandungan mineral yang kurang. [51]
[52]
Sebagian besar lava ini meletus atau mengalir melalui proses yang bersamaan dengan pembentukan kawah
tubrukan. Beberapa bentuk geologi permukaan Bulan seperti gunung berapi perisai dan kubah vulkanis bisa
ditemukan di maria di sisi dekat Bulan.[53]
Maria bisa ditemukan hampir di keseluruhan sisi dekat Bulan, mencakup 31% dari total permukaan di sisi dekat,
[54]
jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan maria pada sisi jauh, yang persentasenya hanya 2%. [55] Hal ini
diperkirakan terjadi karena tingginya konsentrasi unsur penghasil panas di bawah kerak di sisi dekat,
sebagaimana yang terlihat pada peta geokimia yang diperoleh dari spektrometer sinar gamma Lunar Prospector,
yang menyebabkan mantel mengalami pemanasan, meleleh, kemudian naik ke permukaan dan meletus. [41][56]
[57]
Sebagian besar basal mare Bulan meletus pada periode Imbrian, sekitar 3,0–3,5 miliar tahun yang lalu,
meskipun hasil penanggalan radiometri menjelaskan waktunya lebih tua 4,2 miliar tahun yang lalu,[58] dan letusan
terakhir, berdasarkan penanggalan hitungan kawah, terjadi sekitar 1,2 miliar tahun yang lalu.[59]
Wilayah yang berwarna lebih terang pada Bulan disebut dengan terrae, atau dataran tinggi secara umum,
karena wilayah ini lebih tinggi dari kebanyakan maria. Berdasarkan penanggalan radiometri, dataran tinggi Bulan
terbentuk sekitar 4,4 miliar tahun yang lalu, dan diduga merupakan kumulasi plagioklas dari lautan magma
Bulan.[58][59] Berbeda dengan Bumi, tak ada gunung di Bulan yang diyakini terbentuk akibat peristiwa tektonik.[60][61][62]
Kawah tubrukan

Kawah Daedalus di sisi jauh Bulan


Lihat pula: Daftar kawah di Bulan
Proses geologi lainnya yang memengaruhi bentuk permukaan Bulan adalah kawah tubrukan,[63] yaitu ketika
kawah-kawah terbentuk akibat tubrukan antara asteroid dan komet dengan pemukaan Bulan. Diperkirakan
terdapat sekitar 300.000 kawah dengan luas lebih dari 1 km di sisi dekat Bulan.[64] Beberapa kawah
ini dinamakan menurut nama para pakar, ilmuwan, seniman, dan penjelajah.[65] Skala waktu geologi
Bulan didasarkan pada peristiwa tubrukan yang paling hebat, termasuk Nectaris, Imbrium, dan Orientale,
dengan struktur yang dicirikan oleh lingkaran yang terbentuk dari materi yang menguap, biasanya berdiamater
ratusan hingga ribuan kilometer.[66] Kurangnya aktivitas atmosfer, cuaca, dan proses geologi terkini membuktikan
bahwa kawah-kawah ini masih dalam kondisi baik. Meskipun hanya sedikit kawah yang diketahui asal usul
pembentukannya, kawah-kawah ini tetap berguna untuk menentukan usia relatif Bulan. Karena kawah tubrukan
menumpuk pada tingkat yang hampir konstan, menghitung jumlah kawah per satuan luas dapat digunakan untuk
memperkirakan usia permukaan Bulan.[66] Usia radiometrik batuan kawah yang dibawa oleh misi Apollo berkisar
dari 3,8 sampai 4,1 miliar tahun; ini digunakan untuk menjelaskan waktu terjadinya tubrukan Pengeboman Berat
Akhir.[67]
Dataran yang menyelimuti bagian atas kerak Bulan adalah permukaan yang sangat terkominusi (terpecah
menjadi partikel yang lebih kecil) dan lapisan permukaan kebun kawah bernama regolith, yang terbentuk akibat
proses tubrukan. Regolith yang paling halus, yakni tanah Bulan dari kaca silikon dioksida, memiliki tekstur
seperti salju dan berbau seperti mesiu.[68] Regolith di permukaan yang lebih tua umumnya lebih tebal daripada
permukaan yang lebih muda; ketebalannya bervariasi, dari 10–20 m di dataran tinggi dan 3–5 m di maria. [69] Di
bawah lapisan regolith terdapat megaregolith, lapisan batuan fraktur dengan ketebalan berkilo-kilometer.[70]

2/2

Anda mungkin juga menyukai