Juta tahun
Pembentukan Tata Surya[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Pembentukan dan evolusi Tata Surya
Lihat pula: Diferensiasi planet
Ilustrasi konsepsi tentang sebuah cakram protoplanet.
Model standar tentang pembentukan Tata Surya adalah hipotesis
nebula surya.[4] Dalam model ini, Tata Surya terbentuk dari awan
antarbintang—himpunan debu dan gas yang berputar—yang
disebut nebula surya, terdiri dari hidrogen dan helium yang
tercipta sesaat setelah peristiwa dentuman besar, 13,8 miliar
tahun yang lalu serta elemen yang lebih berat yang terlontar
dari supernova. Sekitar 4,5 miliar tahun, nebula tersebut mulai
berkontraksi yang mungkin telah dipicu oleh gelombang
kejut dari supernova yang berdekatan.[5] Gelombang kejut juga
telah membuat nebula tersebut berputar. Seiring makin cepatnya
perputaran awan, maka momentum sudut, gravitasi,
dan kelembaman meratakan awan tersebut menjadi
bentuk cakram protoplanet yang tegak lurus terhadap sumbu
rotasi. Adanya kekacauan yang disebabkan tumbukan serta
pengaruh dari momentum sudut dari puing-puing besar
menciptakan sarana yang memungkinkan protoplanet berukuran
beberapa kilometer mulai terbentuk, yang mengorbit pusat
nebula.[6]
Pusat nebula, yang tidak banyak memiliki momentum sudut
akhirnya cepat runtuh; tekanan dari runtuhan tersebut
memanaskannya hingga memungkinkan terjadinya proses fusi
nuklir antara hidrogen dan helium. Ketika kontraksi menjadi lebih
besar, terbentuklah bintang Tauri dan berkembang
menjadi Matahari. Sementara itu, bagian luar dari gravitasi nebula
menyebabkan materi mendingin di sekitar daerah yang padat
gangguan serta partikel debu, dan sisa dari cakram protoplanet
mulai memisah menjadi cincin. Melalui proses yang dikenal
dengan akresi cepat, kepingan-kepingan debu dan puing-puing
terus menerus mengumpul sehingga terbentuklah planet.[6] Bumi
terbentuk dengan cara ini sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu
(dengan ketidakpastian 1%)[7][8][9][10] dan proses ini selesai dalam
10–20 juta tahun.[11] Angin matahari dari bintang T Tauri yang
baru terbentuk membersihkan sebagian besar materi di dalam
cakram yang tidak tergabung dalam objek yang besar. Proses
yang sama terjadi pada hampir semua bintang yang baru
terbentuk di alam semesta yang menghasilkan cakram akresi,
beberapa di antaranya menghasilkan planet ekstrasolar.[12]
Bumi baru terus bertumbuh sampai suhu interiornya cukup panas
untuk melelehkan logam siderofil. Dengan massa jenis yang lebih
tinggi dari silikat, akhirnya logam ini tenggelam. Peristiwa yang
disebut katastrofe besi tersebut mengakibatkan pemisahan
mantel primitif dengan inti metalik. Proses ini terjadi 10 juta tahun
setelah Bumi mulai terbentuk, dan menghasilkan struktur Bumi
yang berlapis-lapis dan mengakibatkan terbentuknya medan
magnet.[13] J. A. Jacobs[14] merupakan orang pertama yang
menunjukkan bahwa inti dalam—bagian dalam yang padat
berbeda dari inti luar yang padat—membeku dan mengembang
keluar inti luar yang cair dikarenakan bagian dalam bumi yang
makin mendingin (sekitar 100° C per miliar tahun[15]). Ekstrapolasi
dari pengamatan ini memperkirakan bahwa inti terbentuk pada
masa 2–4 miliar tahun yang lalu. Jika ini benar maka berarti
bahwa inti bumi bukanlah fitur primordial yang berasal selama
pembentukan planet.
Eon Hadean dan Arkean[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Hadean dan Arkean
Eon pertama dalam sejarah Bumi, Hadean, dimulai saat proses
pembentukan Bumi dan diikuti oleh eon Arkean pada 3,8 miliar
tahun yang lalu.[2]:145 Batu tertua yang ditemukan di Bumi berumur
sekitar 4 miliar tahun, dan serpihan kristal zirkon di dalam batu
tertua yang ditemukan berumur sekitar 4,4 miliar tahun,[16][17][18] tak
lama setelah pembentukan kerak Bumi dan Bumi itu sendiri.
Menurut hipotesis tubrukan besar, pembentukan Bulan terjadi
tidak lama setelah terbentuknya kerak Bumi, saat Bumi muda
tertabrak oleh protoplanet yang berukuran lebih kecil, sehingga
melontarkan mantel dan kerak Bumi ke luar angkasa dan
membentuk Bulan.[19][20][21]
Dari jumlah kawah yang terdapat di benda langit lain, disimpulkan
bahwa periode tumbukan meteorit yang intens, yang disebut
dengan Pengeboman Berat Akhir dimulai sekitar 4,1–3,8 miliar
tahun yang lalu pada akhir Hadean.[22] Selain itu, banyak
terdapat letusan gunung berapi disebabkan oleh perpindahan
panas serta gradien panas bumi.[23] Meski demikian, kristal zirkon
detrital berumur 4,4 miliar tahun menunjukkan bukti bahwa kristal
tersebut telah mengalami kontak dengan air yang berada dalam
kondisi cair. Hal ini menunjukkan bahwa Bumi telah memiliki
samudra atau laut pada saat itu.[16]
Pada awal Arkean, suhu Bumi sudah cukup dingin. Bentuk
kehidupan masa kini tidak dapat hidup di atmosfer Arkean yang
miskin oksigen serta memiliki lapisan ozon yang tipis. Namun,
diyakini bahwa kehidupan purba mulai berkembang pada awal
Arkean, dengan ditemukannya fosil berumur sekitar 5,3 miliar
tahun.[24] Beberapa ilmuwan bahkan berspekulasi bahwa
kehidupan bisa dimulai sejak masa Hadean awal, sekitar
4,4 miliar tahun yang lalu.[25]
Pembentukan Bulan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Bulan, Asal mula Bulan, dan Hipotesis tubrukan
besar
Ilustrasi terbentuknya bulan yang disebabkan tumbukan
antara protoplanet dengan Bumi.
Bulan yang merupakan satu-satunya satelit alami Bumi,
berukuran relatif lebih besar terhadap ukuran planet yang
diorbitnya jika dibandingkan dengan satelit lain di Tata Surya.[nb
1]
Selama program Apollo, bebatuan dari permukaan Bulan
dibawa ke Bumi. Penanggalan radiometrik dari bebatuan ini telah
menunjukkan bahwa Bulan berusia 4,53 ± .01 miliar tahun,
[28]
setidaknya 30 juta tahun setelah terbentuknya Tata Surya.
[29]
Bukti terbaru menunjukkan Bulan