Anda di halaman 1dari 4

Reaktansi listrik

Dari Wikipedia Indonesia


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya


dapat dipastikan. Mohon bantu kami mengembangkan artikel
ini dengan cara menambahkan rujukan ke sumber tepercaya. Pernyataan
tak bersumber bisa saja dipertentangkan dan dihapus.
Cari sumber: "Reaktansi listrik" – berita⧼Dot-separator⧽surat kabar⧼Dot-
separator⧽buku⧼Dot-separator⧽cendekiawan⧼Dot-separator⧽JSTOR (26 Juli 2011)

Reaktansi adalah perlawanan komponen sirkuit/rangkaian atas perubahan arus


listrik atau tegangan listrik karena adanya kapasitansi atau induktansi. Medan
listrik yang terbentuk dalam komponen tersebut akan menghambat perubahan potensial
listrik dan medan magnetik yang terbentuk menghambat perubahan arus listrik. Simbol
yang dipergunakan untuk menyatakan reaktansi sama dengan yang dipergunakan
pada hambatan listrik, tetapi memiliki beberapa perbedaan.
Nilai kapasitansi dan induktansi mempengaruhi sifat dari komponen tersebut, tetapi efek
reaktansi tidak terlihat ketika komponen tersebut dialiri arus searah, efek reaktansi
hanya akan terlihat jika ada perubahan arus atau tegangan. Jadi, nilai reaktansi
berubah-ubah sebanding dengan perubahan arus, dan jika frekuensi perubahan
arusnya teratur, seperti dalam arus bolak-balik, maka nilai reaktansi menjadi konstan.
Jika rangkaian listrik dianalisis menggunakan Kalkulus vektor nilai tahanan
adalah bagian riil dari nilai impedansi, sedang nilai reaktansi merupakan imajinernya.
Keduannya sama-sama memiliki satuan internasional Ohm.
Resistor ideal tidak memiliki reaktansi (bernilai 0), sedang induktor dan kapasitor ideal
tidak memiliki resistansi (tahanan bernilai 0).

Daftar isi

• 1Analisis
• 2Reaktansi kapasitif
• 3Reaktansi induktif
• 4Tentang Fase
• 5Referensi
• 6Pranala luar

Analisis[sunting | sunting sumber]


Dalam diagram fasor, reaktansi digunakan untuk menghitung amplitudo dan
perubahan fase sinusoidal dari arus bolak-balik yang mengalir dalam komponen.
Dilambangkan dengan simbol <math>\scriptstyle{X}</math>.
Reaktansi <math>\scriptstyle{X}</math> dan resistansi <math>\scriptstyle{R}</math>
diperlukan untuk menghitung impedansi <math>\scriptstyle{Z}</math>. Untuk beberapa
rangkaian satu dari tiga nilai ini dapat lebih berpengaruh dibanding yang lain, tetapi
biasanya untuk komponen tertentu pengaruh ini dapat diabaikan, misal untuk resistor
bisa kita abaikan nilai kapasitansi-nya, sedang untuk kapasitor kita bisa abaikan nilai
resistansinya.
<math>Z = R + jX\,</math>
dimana
<math>j^2=-1</math>
Magnitudo <math>\scriptstyle{Z}</math>
dan fase <math>\scriptstyle{\theta}</math> impedansi bergantung pada nilai
resistansi dan reaktansinya.
<math>|Z| = \sqrt{ZZ^*} = \sqrt{R^2 + X^2}</math> dimana <math>Z^*</math>
adalah konjugasi bilangan kompleks <math>Z</math>
<math>\theta = \arctan{X \over R}</math>
Magnitudonya adalah perbandingan voltase dan amplitudo arus, sedang
fasenya adalah perbedaan nilai voltase dan arus.

• Jika <math>\scriptstyle{X > 0}</math>, maka reaktansinya


disebut induktif
• Jika <math>\scriptstyle{X = 0}</math>, maka impedansinya
dikatakan resistif murni
• Jika <math>\scriptstyle{X < 0}</math>, maka reaktansinya
disebut kapasitif
Kebalikan dari reaktansi (yaitu, <math>1/X</math>) adalah suseptansi.

Reaktansi kapasitif[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Kapasitansi
Reaktansi kapasitif <math>\scriptstyle{X_C}</math> berbanding terbalik
dengan frekuensi <math>\scriptstyle{f}</math>
dan kapasitansi <math>\scriptstyle{C}</math>.[1]
<math>X_C = \frac {-1} {\omega C} = \frac {-1} {2\pi f C}\quad</math>
Kapasitor terdiri dari dua buah konduktor yang dipisahkan oleh
bahan isolator, yang disebut sebagai dielektrik.
Pada frekuensi rendah kapasitor tidak mengalirkan arus listrik. Jika
kapasitor diberi tegangan arus searah salah satu konduktornya (yang
terhubung dengan potensial positif) akan berangsur-
angsur bermuatan positif sedang konduktor yang lain (pada titik
potensial negatif) akan berangsur-angsur bermuatan negatif. Ketika
muatan positif dan negatif ini telah seimbang (yaitu magnitudo
muatannya sama) maka arus listrik akan berhenti mengalir.
Namun jika kapasitor dialiri tegangan AC, muatan yang terkumpul di
antara konduktornya tidak akan pernah mencapai keseimbangan
(belum sampai terisi penuh muatannya harus dilepaskan kembali)
sehingga arus akan tetap mengalir. Semakin tinggi frekuensinya
makin sedikit muatan yang terisi dalam kapasitor sehingga makin
kecil pula hambatan terhadap arus yang mengalir.

Reaktansi induktif[sunting | sunting sumber]


Artikel utama: Induktansi
Reaktansi induktif <math>\scriptstyle{X_L}</math> sebanding
dengan frekuensi <math>\scriptstyle{f}</math>
dan induktansi <math>\scriptstyle{L}</math>.
<math>X_L = \omega L = 2\pi f L\quad</math>
Sebuah induktor terdiri dari sebuah kumparan. Hukum
faraday tentang induksi elektromagnetik menyatakan bahwa
induksi elektromagnetik menimbulkan Gaya Gerak Listrik (GGL)
<math>\scriptstyle{\mathcal{E}}</math> dengan arah yang
berlawanan. Hal ini disebabkan oleh perubahan fluks
magnetik <math>\scriptstyle{B}</math> yang lewat melalui jalur
arus listrik.
<math>\mathcal{E} = -{{d\Phi_B} \over dt}\quad</math>
Untuk induktor yang terdiri dari kumparan dengan
<math>N</math> lilitan menghasilkan
<math>\mathcal{E} = -N{d\Phi_B \over dt}\quad</math>
GGL ini bersifat seperti menahan laju arus listrik.
Sehingga arus DC yang memiliki potensi listrik konstan
dan tidak membuat arus listrik berubah-ubah, membuat
induktor tampak seperti konduktor biasa, arus akan
mengalir tanpa hambatan (secara ideal). Namun arus
AC yang berubah-ubah potensinya (sehingga arus yang
mengalirpun berubah-ubah arahnya) dengan frekuensi
tertentu, membuat reaktansi induktifnya meningkat
sebanding dengan peningkatan frekuensi.

Tentang Fase[sunting | sunting sumber]


Pada komponen yang reaktif sempurna (yaitu tidak
memiliki nilai resistansi), fase
tegangan terlambat <math>\scriptstyle{\pi/2}</math>
radian dari fase arus untuk komponen dengan reaktansi
kapasitif namun fase tegangan mendahului fase arus
sebesar <math>\scriptstyle{\pi/2}</math> radian untuk
komponen yang reaktansinya induktif. Perlu diperhatikan
bila nilai resistansi dan reaktansi suatu komponen tidak
diketahui maka perilaku hubungan antara tegangan dan
arus tidak dapat diketahui pula.
Nilai reaktansi kapasitif memiliki tanda berbeda (minus)
dari nilai reaktansi induktif disebabkan karena adanya
faktor fase dalam impedansinya.
<math>\tilde{Z}_C = {1 \over \omega C}e^{j(-{\pi \over 2})} = j\left({-1 \over
\omega C}\right) = -jX_C\quad</math>
<math>\tilde{Z}_L = \omega Le^{j{\pi \over 2}} = j\omega L = jX_L\quad</math>
Pada komponen yang reaktif, fase tegangan
sinusoidal pada komponen tersebut berbeda
<math>\scriptstyle{\pi/2}</math> radian dibanding
dengan fase arus yang mengalir dalam komponen
tersebut. Komponen yang reaktif sempurna secara
bergantian mengambil (menyimpan) energi dari
rangkaian lalu kemudian memberi (melepaskan)
kembali energi pada rangkaian, jadi komponen
yang reaktif sempurna tidak menghilangkan energi
selama bekerja.

Anda mungkin juga menyukai