Anda di halaman 1dari 24

Sifat dan Karakteristik

Sumber Daya Ikan

Sumber daya ikan merupakan salah satu sumber


daya alam yang dapt dipulihkan (renewable). Tapi
dalam penangkapan ikan kita harus
memperhatikan batas pemulihan sumberdaya
ikan.

Sumber daya ikan ada beberapa jenis/kelompok


jenis antara lain :
1. Ikan pelagis
2. Ikan demersal
3. Ikan Sedentari
 Sumber daya ikan termasuk bahan makanan
yang mudah rusak atau busuk (perishable).
 Bahan pangan yang sangat cepat rusak

(Highly perishable), ikan termasuk juga dalam


kategori ini dan hasil perikanan yang lain
Pada ikan hidup
 Enzim- mengurai daging ikan (cth glikogen
otot). glikogen adalah bentuk komponen
karbohidrat dalam daging.
 hasil uraian glikogen oleh enzim

menghasilkan energi untuk gerakan otot --


limbah berupa asam laktat, air dan CO2.
Limbah ini secara aerob diproses dan
dibuang keluar tubuh ikan melalui respirasi
dan urin ikan.
Pada ikan mati
proses ini terjadi secara anaerob dan kerja enzim
menjadi tak terkendali dalam mengurai glikogen otot
yang ada didalam daging menghasilkan energi --
ketegangan otot daging ikan sehingga tubuh ikan
menjadi kaku – sulit/tidak dapat dilipat yang lazim
disebut sebagai keadaan rigormortis.

Lamanya rigormortis tergantung persediaan glikogen


pada otot daging ikan dimana semakin banyak
persediannya (berarti ikan tidak dalam keadaan lelah
saat mati) semakin lama ikan dalam kondisi rigormortis.
 handling
sejak ikan mati sampai dengan selesainya keadaan
rigormortis proses kerusakan daging oleh mikroba
pembusuk tidak terjadi.

tingkat keasaman daging ikan tidak sesuai bagi


pertumbuhan mikroba pembusuk.

 Setelah proses rigormortis selesai terjadi penurunan


keasaman daging karena menurunnya kadar asam
laktat--- tingkat keasaman yang
sesuai bagi pertumbuhan mikroba pembusuk.
PENGOLAAN SUMBER DAYA IKAN

Visi dari pembangunan perikanan Indonesia


adalah mewujudkan usaha perikanan
produktif dan efesien berdasarkan
pengelolaan (manajeman) Sumber daya
perikanan secara bertanggung jawab.
Sedangkan menurut UU.no.9 1985 tentang
Perikanan dikatakan bahwa :
“Pengelolaan(manajemen) sumber daya ikan
adalah semua upaya yang bertujuan agar
sumber daya itu dapat dimanfaatkan secara
optimal dan berlangsung terus menerus.
Pendekatan pengelolaan tergantung pada
kekhasan, situasi, kondisi perikanan yang dikelola
serta tujuan pengelolaan atau pembangunan
perikanan dan sebaiknya berdasarkan kriteria-
kriteria :
1. Diterima nelayan
2. Diimplementasikan secara gradual/ bertahap
3. Fleksibel
4. Implementasi yang didorong efesiensi dan inovasi
5. Pengetahuan yang sempurna tentang biaya yang
dikeluarkan untuk mengikuti peraturan tersebut
6. Ada implemetasi terhadap tenaga
kerja,pengangguran dan keadilan.
Sedangkan pengelolaan sumber daya ikan dapat
dilakukan antara lain :
1. Penutupan musim penangkapan ikan
2. Penutupan daerah penagkapan ikan
3. Selektifitas alat tangkap
4. Pelarangan alat tangkap yang merusak lingkungan.
5. Pelarangan trawl
6. Kuota penangkapan ikan
TAC (Total Allowable Catch)/jumlah ikan yang
diperbolehkan ditangkap di Indonesia sekitar 80 %
dari potensi sumber daya ikan lestari sekitar 5,1
juta ton/th dari potensi lestari sebesar 6,4 juta
ton/th.
 Ikan (taxonomy) : Hewan vertebrata yang
mempunyai sirip dan umumnya dengan alat
bantu pernafasan insang – Pisces
 Ikan (produk pangan) : Binatang atau tumbuhan
yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya ada
di perairan (akuatik) – Pisces dan avertebrata
 Ikan (produk non-pangan) : Binatang atau
tumbuhan yang sebagian atau seluruh siklus
hidupnya ada di perairan (akuatik) – Vertebrata
dan Avertebrata (ruang lingkup kajian
keanekaragaman hayati perairan, termasuk:
penyu, duyung, luma-lumba dan paus)
 Perikanan : Diadopsi dari istilah fisheries –
kegiatan penangkapan dan/atau budidaya
tumbuhan, tanaman dan/atau binatang air,
termasuk pasca-panen dan pengolahan yang
dilaksanakan dalam suatu sistem agribisnis
 Penangkapan ikan : Kegiatan pengambilan,
ekstraksi, penangkapan dan/atau pengumpulan
tumbuhan dan/atau binatang air yang
dilaksanakan dalam suatu sistem agribisnis
 Budidaya ikan : Kegiatan membesarkan, termasuk
pemanenan tumbuhan dan/atau binatang air pada
suatu kurungan lahan pribadi, termasuk dalam
bentuk: kolam, karamba, jaring apung, tambak,
sawah tambak dan sejenisnya
 Manajemen perikanan (fisheries management)
 : Mengatur usaha penangkapan atau budidaya ikan

(melalui mekanisme perijinan usaha, pembatasan


usaha atau sejnisnya) untuk mencegah terjadinya
tangkap lebih atau kerusakan / pencemaran
lingkungan di sekitarnya, sehingga usaha bisa
dilakukan secara berkelanjutan
 Manajemen penangkapan : Mengatur usaha

penangkapan (melalui mekanisme perijinan usaha,


pembatasan usaha atau sejnisnya) untuk mencegah
terjadinya tangkap lebih dan kerusakan habitat
pendukung sumber daya ikan, sehingga usaha
penangkapan bisa dilakukan secara berkelanjutan
 Manajemen budidaya ikan (aquaculture m.) : Mengatur
usaha budidaya (melalui mekanisme perijinan, pembatasan
usaha atau sejenisnya) untuk mencegah terjadinya
perusakan dan pencemaran lingkungan di sekitarnya,
sehingga usaha budidaya bisa dilakukan secara
berkelanjutan
 Tangkap lebih (over-fishing) : Diadopsi dari terminologi

over-fishing atau over-exploitation – kegiatan


penangkapan atau ekstraksi tumbuhan dan/atau binatang
air yang dilakukan pada laju melebihi kecepatan tumbuhan
dan/atau binatang air melakukan pemulihan secara alami

 Tangkap kurang (under-fishing) : Diadopsi dari


terminologi under-fishing atau under-exploitation –
kegiatan penangkapan atau ekstraksi tumbuhan dan/atau
binatang air yang dilakukan pada laju lebih rendah dari
kecepatan tumbuhan
Pemanfaatan berlebih (Over-Exploitation)

 Over-exploitation atau pemanfaatan berlebih.


Dalam bidang penangkapan, istilah ini sering
dinyatakan sebagai tangkap lebih.
 Antonym dari istilah tersebut, disebut

tangkap kurang (under-exploitation).


 Sedangkan kondisi diantara kedua kutub

tersebut disebut Maximum Sustainable Yield


(MSY), dengan istilah Bahasa Indonesia yang
sering dipakai ialah Hasil Tangkap Maksimum
Berimbang-Lestari.
Tangkap lebih (over-fishing) didefinisikan sebagai kegiatan
penangkapan yang dilakukan pada laju atau kecepatan yang
melebihi kecepatan sumberdaya ikan melakukan pemulihan
secara alami.
Sebagai contoh – suatu perairan alami (semi-enclosed bay), pada
tahun ini (2012) mempunyai total biomas ikan setara 100 ton.
Melalui studi (hipotetik) misalnya diketahui bahwa ikan akan
tumbuh 10% per tahun (dari stok awal).
Jika semua faktor berjalan secara normal, kita bisa berharap bahwa
tahun depan jumlah total biomas ikan akan mencapai 110 ton.
Seandainya pada tahun 2012 nelayan mengambil ikan sebanyak 5
ton, maka tahun depan kita berharap mempunyai ikan setara 105
ton (ikan awal = 100 ton; tumbuh selama tahun 2012 – 2013 =
10 ton; diambil selama periode 2012 – 2013 = 5 ton).
Pada kondisi ini berlaku bahwa laju penangkapan (5 ton per tahun)
lebih rendah dari laju pertumbuhan biomas ikan (10 ton per
tahun), atau perikanan disebut tangkap kurang (under-fishing).
Proses –proses yang mengakibatkan
bertambahnya biomasa stok
 Proses reproduksi (A)
 Proses pertumbuhan (G)

Proses –proses yang mengakibatkan


berkurangnya biomasa stok
.- Proses-proses yang mengakibatkan kematian (M)
.- Penangkapan (C)

Rumus Russell
St = So + (A+G)- (M+C)

St = Biomasa stok ikan pada akhir jangka waktu t


So = biomasa stok ikan pada permulaan jangka waktu t
Hasil tangkapan (M+ C) = (A+G)

MSY

(M+ C) < (A+G) (M+ C) > (A+G)

Upaya
Penentuan umur dan pertumbuhan
dapat diketahui dengan :
1. Penenuan Umur
Menurut Effendi (1992), salah satu cara untuk
menentukan umur ikan adalah dengan
menggunakan sisik ikan.
Sisik kunci ini untuk ikan-ikan yang
mempunyai sisik cycloid letaknya 3 baris
didepan pina dorsalis dan diatas linea
lateralis. Bagi ikan yang mempunyai sisik
ctenoid letak sisik kuncimnya diderah tepat
diujung sirip dada yang ditujukan kearah ekor
 2. Penentuan pertumbuhan
Untuk mengetahui apakah pertumbuhan ikan
disuatu perairan tertentu normal atau tidak
dapat ditentukan dengan bermacam-macam
cara, yaitu dengan :Pemberian tanda pada
tubuh ikan yang dikenal dengan istilah
tagging dan marking.
Mortalitas
perhitungan yang tepat dari jumlah kematian
kematian tidak dapat diperoleh dan kita
harus menduga proporsi tersebut dengan
beberapa prosedur pengambilan contoh,
dengan demikian memperlihatkan sebuah
sumber kesalahan kedalam pendugaan
peluang kematian rata-rata (Regier dan
Robson dalam K.A. Aziz, 1989)
Beberapa sebab kematian terhadap populasi
ikan antara lain :
1. Diambil oleh orang (Penangkapan/fishing)

2. Pemangsaan

3. Penyakit

4. Faktor alam

5. Pencemaran
Pendugaan Populasi

Perubahan parameter populasi seperti


kepadatan populasi dalam waktu yang
tertentu merupakan hal yang penting sebagai
dasar pengertian dari dinamika populasi,
produksi dan pengelolaan perikanan yang
rasional (Effendi, 1997).
pendugaan populasi dapat dilakukan
menggunakan 2 cara, yaitu pendugaan
populasi menggunakan tanda dan
penggunaan data “catch per unit of effort”.
 Metode Petersen (sensus tunggal)
Dalam metode ini semua ikan yang
tertangkap diberi tanda dan dilepas lagi
kedalam perairan, kemudian ditangkap lagi

N = MC
R
N = Populasi ikan pada waktu pemberian tanda
M = Jumlah ikan yang diberi tanda
C = Jumlah ikan tangkapan untuk disensus
R = Jumlah ikan yang bertanda tertangkap lagi
Contoh Soal

Pada waktu penangkapan pertama ikan yang


tertangkap dari suatu perairan sebanyak
1000 ekor. Semua diberi tanda dengan
memotong sirip sebelah kiri , kemudian
dilepas lagi . Pada waktu penangkapan yang
kedua jumlah tangkapannya sebanyak 300
ekor, 50 diantaranya bertanda tertangkap lagi
maka dugaan besarnya populasi ikan
diperairan tersebut menurut Petersen
Migrasi ikan

Anda mungkin juga menyukai