Anda di halaman 1dari 4

Nama : Haya Raissa Shahia

NIM : C5401201085

Pemetaan Total Suspended Solid (TSS) di Wilayah Sampang Menggunakan Beberapa


Algoritma

Istilah Total Suspended Solid (TSS) mengacu pada zat padat seperti lumpur, tanah liat
dan pasir maupun jasad renik (fitoplankton dan zooplankton) yang telah tersuspensi dalam air
karena erosi tanah atau erosi yang dibawa ke dalam air oleh air itu sendiri (Fatimah et al. 2014).
Dalam air, TSS bertindak sebagai bahan pembentuk sedimen paling awal dan dapat
menghambat produksi zat organik karena reaksi kimia yang heterogen. Karena adanya TSS,
sinar matahari tidak dapat menembus ke permukaan dan bagian tanaman yang lebih dalam,
sehingga fotosintesis tidak dapat berlangsung seefisien mungkin. Perpindahan akibat
resuspensi sedimen akibat erosi dan masukan dari daratan merupakan beberapa faktor yang
mempengaruhi distribusi padatan tersuspensi di laut (Tarigan dan Edward 2003).

Kabupaten Sampang secara geografis terletak pada 113˚08' hingga 113˚39' Bujur
Timur dan 06˚05' hingga 07˚13' Lintang Selatan, sedangkan secara administratif memiliki tujuh
kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Banyuates, Kecamatan Ketapang, Kecamatan Sokobanah,
Kecamatan Sreseh, Kecamatan Pangarengan, Kecamatan Sampang, dan Kecamatan
Camplong. Pada wilayah ini terdapat pembangunan berkelanjutan yang ditandai dengan
keberadaan tambak, pemukiman, wisata pantai, dan pertambangan (Rani 2021).

Berikut ini beberapa algoritma yang dipakai dalam pemetaan kali ini;

1. Algoritma Syarif Budiman (2004) = 8,1429*(exp (23,704*0,94*(Red-Band)))


2. Algoritma Parwati et al. (2006) = 3,3238*exp (34,099*(Red-Band))
3. Algoritma Doxoran et al. (2005) = 5.1271*exp (0.0027*Red-Band)
Gambar 1. Peta sebaran TSS menggunakan algoritma Budiman (2004)

Gambar 2. Peta sebaran TSS menggunakan algoritma Parwati et al. (2006)


Gambar 3. Peta sebaran TSS menggunakan algoritma Doxoran et al. (2005)

Secara visual, dapat dilihat bahwa dari ketiga peta sebaran TSS dengan, peta dengan
algoritma Doxoran et al. (2005) sebarannya lebih beragam, hal ini diduga karena algoritma
yang digunakan memiliki kelas yang rentang perkelasnya kecil dibandingkan dengan dua
algoritma lainnya. Pada ketiga peta, kelas dengan nilai yang lebih tinggi (warna lebih gelap)
cenderung lebih banyak ditemukan di dekat daratan, hal ini dapat disebabkan oleh kawasan
tersebut cenderung terpapar langsung oleh runoff dari sungai atau daratan.
DAFTAR PUSTAKA

Budiman S. 2004 . Mapping TSM Concentrations from Multisensor Satellite Images in Turbid
Tropical Coastal Waters of Mahakam Delta [tesis]. Netherland.

Doxoran, Cherukuru DRCN, Lavender SJ. 2005. Use of reflectance band ratios to estimate
suspended and dissolved matter concentrations in estuarine waters. Int. J Remote Sens.
8:1763–1769.

Fatimah A, Harmadi, Wilidan. 2014. Perancangan alat ukur TSS (Total Suspended Solid) air
menggunakan sensor serat optik secara real time. Jurnal Ilmu Fisika (JIF). 6(2):68-73.

Parwati E, Kartika T, Harini S, Diah F. 2006. Pemodelan Dinamika Spasial Pengelolaan Lahan
Pesisir Kabupaten Berau, Kalimantan Timur Menggunakan Data Inderaja. Laporan
Akhir Riset Unggulan Kemandirian Kedirgantaran LAPAN.

Rani SI. 2021. Pemetaan sebaran TSS (Total Suspended Solid) di Perairan Kabupaten
Sampang, Madura dengan menggunakan data citra satelit [skripsi]. Surabaya (ID) :
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Tarigan MS, Edward. 2003. Kandungan total zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid) di
Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Makara Sains. 7(3):109-119.

Anda mungkin juga menyukai