GEOLOGI LAUT
MODUL 3: PETA BATIMETRI
Oleh :
Salsabila Auliya Putri
26050120120025
Oseanografi A/5
Asisten
M. Fatah Nashrulah 26040117140056 Audria Izza Nadira 26050118120021
Sa’iyd Husayn Ahmadi 26050117120014 Muhammamd Azzam Hanif P. 26040119140188
Adzkia Pincta Milenia 26050117120010 Muhammad Taufiqur R. 26040119140106
Muhammad Khairunna’im 26040117140095 Virginia Hesa Febio P. 26040119140202
Febriana Banun Fitriani 26040117120054 Zulfikar 26040119130148
Muhammad Wafiq Alanwary 26040117140084 Rafly Zhulkifly Karel Sundah 26050118130082
Atthariq Fachri Ramadhan A. 26040118130083 Mohammad Khaiyul Imdad 26040118140108
Adella Maulina Savitri 26040118140098 Muhammad Arif Romadhi 26040118130123
Christianti Kartika Putri 26050118140049 Muhammad Faisal Anggoro 26040119130122
Fifi Nur Hidayah 26040118120015
Khansa Yatita Hira 26040118140096
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
ISI
Peta batimetri tersusun dari garis-garis kontur yang merupakan garis khayal
untuk menggambarkan semua titik yang memiliki perbedaan kedalaman.
Pembentukan garis kontur dapat dilakukan dengan mengambil foto udara atau
menggunakan Singlebeam Echosounder. Singlebeam Echosounder merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur kedalaman suatu perairan dengan menggunakan
gelombang bunyi. Pemetaan batimetri digunakan untuk memetakan dasar laut. Data
dasar laut yang akurat sangat dibutuhkan oleh banyak kegiatan manusia, seperti rute
pelayaran dan konstruksi infrastruktur lepas pantai (Bobsaid dan Jaelani, 2017).
2.2 Gambar Peta Batimetri
Gambar 1. Peta Batimetri Perairan Lembar, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (Dewi et al., 2015)
2.4 Kegunaan
Semua aspek dalam peta batimetri umumnya digunakan dalam bidang maritim
atau kelautan. Peta batimetri memiliki hubungan dengan geologi laut karena
keduanya berkaitan dalam proses penentuan kedalaman lautan, dimana di lautan
tersebut memiliki struktur penyusun bumi yang memiliki kedalaman yang berbeda.
Dalam lautan juga terdapat bebrapa gunung atau palung yang dapat memengaruhi
kedalaman perairan tersebut. Batimetri sebagai ukuran kedalaman suatu perairan
sangat membantu dalam proses identifikasi ketinggian gunung atau kedalaman
palung di dalam laut atau perairan (Triarso dan Troa, 2017). Selain itu, batimetri
dengan geologi laut berguna dalam pemetaan dasar laut yang menunjang penelitian
tentang struktur-struktur penyusun bumi, seperti batuan, mineral, dan penyusun
lainnya.
2.6 Pengaplikasian di Bidang Kelautan
Peta batimetri memiliki banyak menfaat untuk bidang kelautan. Peta batimetri
dapat memberikan informasi tentang kedalaman suatu lautan atau perairan terbuka.
Menurut Bobsaid dan Jaelani (2017), pemetaan batimetri berhubungan dengan
kelautan karena pemetaan tersebut untuk menentukan jalur pelayaran yang aman
saat kapal laut berlayar di perairan dangkal. Manfaat lain peta batimetri yaitu untuk
menentukan area fishing ground, pengukuran arus laut, pasang surut air laut, dan
lainnya. Salah satu pengukuran penting yang diperlukan menentukan batimetri
secara akurat adalah rerata muka air laut atau yang biasa di kenal MSL yang biasa
digunakan untuk topografi wilayah (Kusumawati et al., 2015)
Peta batimetri umumnya menampilkan relief lantai atau kontur garis garis yang
biasa disebut kontur kedalaman. Peta batimetri dalam aplikasinya memiliki banyak
manfaat dalam bidang kelautan, antara lain penentuan jalur pelayaran yang aman,
perencanaan bangunan pinggir pantai, pendeteksian adanya potensi bencana
tsunami di suatu wilayah, dan pertambangan minyak lepas pantai. Kegunaan utama
peta batimetri yakni mengukur kedalaman suatu perairan. Informasi mengenai
kedalaman merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk beberapa kajian
kegiatan sumber daya kelautan, baik kedalaman di perairan dalam maupun perairan
dangkal. Pemetaan batimetri terbilang efektif dan efisien khususnya untuk yang
memiliki tingkat perubahan kedalaman secara tepat (Arief el al., 2013).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui suatu sistem proyeksi (Meiwa, 2020). Ada dua peta yang
dipelajari dalam praktikum geologi laut, yaitu peta topografi dan peta
batimetri. Namun, untuk praktikum kali ini hanya berfokus pada peta
batimetri. Peta batimetri adalah gambar atau peta yang berisi informasi
mengenai kedalaman suatu wilayah lautan maupun perairan terbuka.
2. Peta batimetri dibentuk dengan menggabungkan titik-titik garis kontur
yang dihasilkan dari alat bernama Singlebeam Echosounder. Alat tersebut
berfungsi sebagai perekam waktu bolak-balik yang ditempuh oleh
gelombang bunyi untuk mengetahui kedalaman suatu lautan. Pembuatan
peta batimetri juga dapat menggunakan beberapa aplikasi contohnya
software ArcGIS. ArcGIS desktop merupakan software GIS (Geographic
Information System) profesional yang komperehensif dengan beberapa
komponen di dalamnya (Setyawan et al., 2018).
3. Dilihat dari pengertian peta batimetri dengan geologi laut, terlihat jelas jika
keduanya memiliki hubungan. Peta batimetri memiliki hubungan yang erat
dengan geologi laut karena peta batimetri dapat mengetahui kedalaman
laut dan hal itu bisa menentukan kandungan mineral-mineral apa saja yang
ada dalam suatu perairan (Nainggolan et al., 2017). Peta batimetri
memiliki banyak manfaat dalam bidang kelautan, antara lain penentuan
jalur pelayaran yang aman, perencanaan bangunan pinggir pantai,
pendeteksian adanya potensi bencana tsunami di suatu wilayah, dan
pertambangan minyak lepas pantai. Pemetaan batimetri terbilang efektif
dan efisien khususnya untuk yang memiliki tingkat perubahan kedalaman
secara tepat (Arief el al., 2013).
3.2 Saran
1. Praktikan diharap hadir tepat waktu dan asisten dimohon untuk tidak
terlalu cepat memulai meet sebelum waktu mata kuliah sesuai jadwal SSO.
2. Praktikan diharap memerhatikan penjelasan asisten dengan baik agar
materi yang disampaikan terserap dengan baik.
3. Praktikan diharap memerhatikan penjelasan asisten saat menjelaskan
tentang penyusunan laporan praktikum agar tidak terjadi kesalahan saat
menyusun laporan praktikum.
4. Asisten dimohon untuk memberikan kelonggaran mencari jurnal lebih dari
lima tahun agar informasi yang didapat oleh praktikan lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Triarso, E., dan R. E. Troa. 2017. Pemetaan Geologi Gunung Api Bawah Laut
Kawio Barat Perairan Sangihe-Talaud Menggunakan Multibeam
Echosounder Resolusi Tinggi. Jurnal Kelautan Nasional., 11(2): 67-75.