Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM II

PASANG SURUT AIR LAUT

DOSEN PENGAMPU :
ADELFIA PAPU M.Si

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. ZEFANYA STALINA PALIT 20101102005
2. EUGENICA FRANCINE KADENGKIAN 20101102015
3. VIDYA ASTUTI ABASI 20101102027
4. MARGARETHA TULENGKEY 20101102025
5. FEBRIAN ONG 20101102012
6. PRASUCI ROTINSULU 19101102027

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2023

kelompok 1_biologi laut


A. Tujuan
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Pasang Surut Air Laut.
B. Dasar Teori
Pasang Surut Air Laut adalah peristiwa perubahan tinggi rendahnya permukaan laut
yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi benda-benda astronomi, terutama matahari dan bulan.
Pengaruh benda astronomi lainnya sangatlah kecil karena ukurannya yang lebih kecil dari
matahari dan jaraknya lebih jauh dari bulan. Periode pasang surut yang terjadi di seluruh dunia
bervariasi, kebanyakan antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit. Pasang surut air laut
merupakan salah satu gerak air laut selain gelombang laut dan arus laut. Pasang surut terdiri
dari dua kata, yaitu pasang yang berarti keadaan saat permukaan air laut lebih tinggi dari pada
rata-rata, dan surut yang berarti keadaan saat permukaan air laut lebih rendah dari pada rata-
rata. Di Indonesia istilah pasang surut sering disingkat dengan pasut. (Ahab, 2017). tinggi air
laut di pantai memiliki nilai rata-rata. Nilai ketinggian rata-rata ini merupakan nilai ketinggian
permukaan air laut di saat normal, yakni saat tidak sedang terjadi pasang surut. Jika tinggi
permukaan air laut berada di atas nilai rata-rata ini, berarti permukaan laut sedang naik dan hal
ini disebut “pasang”. Sebaliknya, saat tinggi permukaan air laut berada di bawah nilai rata-rata
akan disebut sebagai “surut”.

Pasang surut air laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal.
Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak.
Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan dua kali lebih besar
dari pada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih
dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan
matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari
tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan matahari. (Bambang Triatmodjo, 2015).

Menurut Yulius et al. (2017) pasut terjadi pada waktu yang tidak sama, hal tersebut
merupakan suatu prediksi untuk mengetahui tinggi pasang dan surut terendah. Tinggi pasut
dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengetahui tinggi gelombang. Nilai formzahl untuk
mengetahui kategori tipe pasang surut air laut berdasakan bilangan formzahl terbagi menjadi 4
diantaranya, pertama pasang surut harian ganda (0,00 < F ≤ 0,25), kedua pasang surut
campuran condong harian ganda (0,25 < F ≤ 1,15), ketiga pasang surut campuran condong
harian tunggal (1,50 < F ≤ 3,00) dan pasang surut harian tunggal (F > 3,00) (Syahputra, 2023).

kelompok 1_biologi laut


C. Alat dan Bahan
1. Kayu
2. Tali
3. Meteran
4. Boots

D. Hasil dan Pembahasan


ULANGAN
FAKTOR
U1 U2

WAKTU 20.30 WITA 21.30 WITA


HASIL (CM) 63cm 42cm
Pembahasan :
Pasang surut merupakan gerak horizontal badan air menuju dan menjauhi pantai
seiring dengan perubahan naik turunnya permukaan laut. Faktor – faktor yang
menyebabkan terjadinya pasang surut air laut yaitu rotasi bumi pada sumbunya,
revolusi bulan terhadap matahari, dan revolusi bumi terhadap matahari.
Pada tabel di atas ulangan 1 jam 20.30 WITA kami mengukur pasang surut air
laut dan memperoleh hasil 63cm, pada ulangan 2 jam 21.30 WITA kami memperoleh
hasil 42cm. Hal tersebut menjelaskan bahwa seiring bertambahnya waktu pasang surut
air laut mengalami penurunan dan juga data yang kami dapati terjadi penurunan yang
signifikan dari 63cm menjadi 42cm.

kelompok 1_biologi laut


DAFTAR PUSTAKA

Ahab, O. & Handoyo, G. dan Marwoto , J. 2017. Peramalan Pasang Surut di Pelabuhan Teluk
Saleh Sumbawa. Jurnal Oseanografi. 6(4): 616-624.

Fadilah, F., Suripin, S., & Syahputra, D, P. 2023. Menentukan Tipe Pasang Surut dan Muka Air
Recana Perairan Laut Kabupaten Bengkulu Tengah Menggunakan Metode Admiralty.
Maspari Journal, 3.

Syahputra. et al. 2023. Karakteristik Pasang Surut Air Laut di Peairan Belawan Menggunakan
Metode Admiralty. Jurnal Laut Ilmu Kelautan. Universitas Teuku Umar. Vol 5.(1).

kelompok 1_biologi laut

Anda mungkin juga menyukai