Anda di halaman 1dari 5

Peran Kejaksaan Republik Indonesia

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di
bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan,
Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada
Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan
negara khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh
yang tidak dapat dipisahkan.
Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia (“UU Kejaksaan”), dijelaskan bahwa :
”Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak
sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan”.
Fungsi dan tugas Jaksa pada Kejaksaan dalam rangka penegakan hukum ada 3, yaitu:
1.Sebagai penuntut umum;
2.Sebagai pelaksana putusan pengadilan;
3.Sebagai Jaksa Pengacara Negara (JPN) dalam perkara perdata atau tata usaha negara.
Kejaksaan Republik Indonesia dibagi menjadi tiga. Pembagian ini tercantum dalam Pasal 3 dan 4
UU Nomor 16 Tahun 2004. Berikut pembagiannya:
1. Kejaksaan Agung
Berkedudukan di ibu kota negara Indonesia dan daerah kekuasaan hukumnya meliputi wilayah
kekuasaan negara.
Kejaksaan Agung dipimpin oleh seorang Jaksa Agung yang merupakan pejabat negara, pimpinan
dan penanggung jawab tertinggi kejaksaan yang memimpin, mengendalikan pelaksanaan tugas,
dan wewenang Kejaksaan Republik Indonesia. Jaksa Agung diangkat dan diberhentikan oleh
presiden.
Hierarki Kejaksaan Agung Republik Indonesia
1. Jaksa Agung
2. Wakil Jaksa Agung
3. Jaksa Agung Muda
 Jaksa Agung Muda Bidang Pembinaan
 Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen
 Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum
 Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus
 Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara
 Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Militer
 Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan
4. Badan Pendidikan dan Pelatihan

2.Kejaksaan Tinggi
Berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah kekuasaan hukumnya meliputi wilayah provinsi
tersebut.
Kejaksaan Tinggi dipimpin oleh seorang kepala kejaksaan tinggi yang merupakan pimpinan dan
penanggung jawab kejaksaan yang memimpin, mengendalikan pelaksanaan tugas, dan
wewenang kejaksaan di daerah hukumnya.
3. Kejaksaan Negeri
Berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota dan daerah kekuasaan hukumnya meliputi
wilayah kabupaten tersebut.. Kejaksaan Negeri dipimpin oleh seorang kepala kejaksaan negeri
yang merupakan pimpinan dan penanggung jawab kejaksaan yang memimpin, mengendalikan
pelaksanaan tugas, dan wewenang kejaksaan di daerah hukumnya. Pada Kejaksaan Negeri
tertentu terdapat juga Cabang Kejaksaan Negeri yang dipimpin oleh Kepala Cabang Kejaksaan
Negeri.
Tri Krama Adhyaksa, adalah doktrin Kejaksaan Indonesia:

1. Satya, yang artinya kesetiaan yang bersumber pada rasa jujur, baik terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, terhadap diri pribadi dan keluarga, maupun kepada sesama manusia.
2. Adhi, yang artinya kesempurnaan dalam bertugas dan berunsur utama pemilikan rasa
tanggung jawab, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, terhadap keluarga, dan terhadap
sesama manusia.
3. Wicaksana, yang artinya bijaksana dalam tutur kata dan tingkah laku, khususnya dalam
pengetrapan kekuasaan dan kewenangannya.

Sebelum masuk ke peran kejaksaan, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu wewenang dan
tugas.
Wewenang merupakan hak dan kekuasaan pemegang jabatan untuk memilih, mengambil sikap,
atau tindakan tertentu dalam melaksanakan tugas, dan mempunyai peranan sebagai penyeimbang
terhadap tanggung jawab, guna mendukung berhasilnya pelaksanaan tugas.
Tugas adalah kewajiban atau suatu pekerjaan yg harus dikerjakan seseorang dalam pekerjaan
nya. dapat diartikan pula tugas adalah suatu pekerjaan yang wajib dikerjakan atau yang
ditentukan untuk dilakukan karena pekerjaan tersebut telah menjadi tanggung jawab diri nya.
A. Di Bidang Pidana
Tugas dan wewenang kejaksaan dalam bidang pidana adalah sebagai berikut :
• Melakukan penuntutan (wewenang)
• Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap (wewenang)
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat (tugas)
• Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan Undang-undang
(wewenang)
• Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik (wewenang)

B. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara


Kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan
atas nama negara atau pemerintah.
1. Bantuan Hukum adalah tugas Jaksa Pengacara Negara dalam perkara perdata maupun
tata usaha negara untuk mewakili lembaga negara.

2. Pertimbangan Hukum adalah tugas Jaksa Pengacara Negara untuk memberikan pendapat
hukum (Legal Opinion/LO) dan atau pendampingan (Legal Assistance) di bidang Perdata
dan Tata Usaha Negara atas dasar permintaan dari lembaga Negara.

3. Pelayanan Hukum adalah tugas Jaksa Pengacara Negara untuk memberikan penjelasan
tentang masalah hukum perdata dan tata usaha negara kepada anggota masyarakat yang
meminta.

4. Penegakan Hukum adalah tugas Jaksa Pengacara Negara untuk mengajukan gugatan atau
permohonan kepada pengadilan di bidang perdata sebagaimana ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan dalam rangka memelihara ketertiban hukum, kepastian hukum dan
melindungi kepentingan negara dan pemerintah serta hak hak keperdataan masyarakat,
antara lain: pembatalan perkawinan, pembubaran Perseroan Terbatas (PT) dan pernyataan
pailit.
5. Tindakan Hukum Lain adalah tugas Jaksa Pengacara Negara untuk bertindak sebagai
mediator atau fasilitator dalam hal terjadi sengketa atau perselisihan antar lembaga
negara, instansi pemerintah di pusat/daerah, BUMN/BUMD di bidang Perdata dan Tata
Usaha Negara.

C. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

1. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat (Tugas)


Contohnya melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang peraturan
yang berlaku.

2. Pengamanan kebijakan penegakan hukum (Wewenang)


Hal ini dapat dilakukan dengan tindakan-tindakan preventif dan represif melalui
dukungan intelijen yustisial kejaksaan.

3. Pengawasan peredaran barang cetakan (Tugas)


Kejaksaan dapat mengawasi peredaran barang cetakan
(buku,literatur,artikel,majalah,koran,dll). Jika barang cetakan tsb mengganggu ketertiban
umum, maka itu menjadi tugas jaksa.

4. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan Negara


(Tugas)
Kejaksaan RI membuat Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam
Masyarakat (PAKEM). Peran tim PAKEM ini ada 4 yaitu :
 Meningkatkan pengawasan lebih dini terhadap munculnya aliran kepercayaan dan
keagamaan yg meresahkan masyarakat.
 Meningkatkan intensitas koordinasi dengan majelis keagamaan dan K/L terkait.
 Melakukan pencegahan dini melalui peran masyarakat pada ormas keagamaan dan K/L
terkait.
 Menindaklanjuti fatwa Majelis Agama yg telah menetapkan suatu aliran menyimpang yg
meresahkan masyarakat.

5. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal


Statistik kriminal digunakan sebagai sarana untuk mengetahui realitas kejahatan dalam
masyarakat, baik gambaran mengenai jumlah kejahatan, jenis-jenis kejahatan,
perkembangannya serta keadaan pelakunya. Dengan statistik kriminal, kejaksaan dapat
meneliti dan mengembangkan instrumen hukum sesuai dengan keadaan lapangan.
Kelompok 5

- Akmaludin
- Ara Bela
- Mutia Ranti Salsabila
- Nurul Qomariah
- Putri Natasya
- Rafly Dhinova
- Utami Nur Isnaini

Anda mungkin juga menyukai