Anda di halaman 1dari 2

Sholat Kok Masih Bolong- Bolong?

NAMA: Mohammad Wildan Al- Ashar


NIM: 200311613667

Ibadah adalah hal yang sangat dijunjung tinggi dalam suatu keluarga. Kedua
orang tua adalah panutan seorang anak dalam melakukan ibadah. Perilaku- perilaku
seorang anak adalah cerminan dari perilaku orang tua. Meskipun begitu, seorang anak
tidak serta merta meniru semua perilaku orang tua, termasuk sikap buruknya. Seorang
anak harus memilah mana yang baik dan menjauhi yang buruk dari orang tua. Di sisi
lain, orang tua harus menunjukkan apa- apa saja yang baik dari dirinya di hadapan
anak- anaknya. Pada suatu keluarga tentu saja mempunyai masalahnya masing-
masing, baik itu dari masalah finansial, masalah agama, masalah sosial dan lain- lain.
Namun, pada artikel kali ini akan memparkan apa- apa saja masalah peribadahan yang
berada di suatu keluarga dengan metode analisis.
Objek analisis pada artikel kali ini adalah keluarga penulis. Pada keluarga
penulis, masih banyak kekurangan dalam melakukan ibadah yang baik dan benar.
Problem ibadah yang seringkali dialami dalam keluarga penulis adalah masih ada
anggota keluarga yang belum melaksanakan ibadah wajib seperti sholat 5 waktu
dengan penuh. Tentu saja hal ini adalah suatu hal yang keliru dan menjadi dosa
sehingga perlu pembenahan dari dalam keluarga penulis sendiri. Sholat 5 waktu
adalah hal yang harus dipenuhi oleh setiap muslim. Selain perihal sholat 5 waktu,
masih adapula problem lain seperti jarang melakukan ibadah sunnah (puasa senin dan
kamis), jarang sekali mengaji Al-Qur’an dan lain- lain. Tentu saja ini tidak
mencerminkan keluarga yang diberkahi Allah SWT.
Adapun keluarga yang berkah menurut Islam adalah keluarga yang sakinah
(tenang, tentram), mawaddah (penuh cinta), dan rahmah (diliputi kasih). Dengan kata
lain, keluarga yang berkah adalah keluarga yang membuat semua anggota keluarga
menajdi nyaman, tenang, dan bahagia. Menurut Ksunaeni (dalam Modul PAI BAB 5,
2006), keluarga berkah ditandai dengan semakin meningkatnya kualitas keimanan
semua anggota keluarga tersebut yang mana syariat Islam dijadikan sebagai pedoman
hidup dan ridho Allah sebagai tujuan hidup. Selain itu, ciri keluarga yang berkah
adalah kualitas masing- masing individu yang semakin meningkat menuju kebaikan,
memiliki sikap yang matang, bertambah bijak, wawasan yang bertambah, dan akhlak
semakin baik. Rizki dan kesehatan yang baik serta anak- anak yang sholeh dan
sholehah juga merupakan ciri dari keluarga berkah. Adapun upaya yang perlu
diterapkan dalam mencapai keluarga berkah, antara lain mempertahankan motivasi
pernikahan atas dasar ibadah, menjadikan ridho Allah sebagai tujuan hidup, mencari
nafkah yang halal, suami dan istri menjalankan tugas dan kewajibannya masing
masing serta saling bantu satu sama lain, bersikap toleran atas hal- hal kecil yang
tidak berkaitan dengan agama, terbiasa bersikap sabar dan syukur, saling terbuka satu
sama lain termasuk dengan anak- anaknya, berbuat adil dan bijak (dalam hal ini
kepada anak-anaknya), serta bermuywarah dalam menyelesaikan masalah. Dengan
menjalankan semua itu, keberkahan keluarga tentu saja lebih mudah tercapai sehingga
mendapat ridho Allah.
Dari problem masalah dan data yang telah didapat, ditemukan bahwa masih
terjadi kesalahan dalam cara berkeluarga pada keluarga penulis. Problema bolongnya
sholat 5 waktu pada anggota keluarga penulis mungkin disebabkan karena kurangnya
rasa syukur yang dimiliki anggota keluarga tersebut sehingga tidak bisa mengerti
bahwa apa- apa yang telah diberikan pada kita adalah dari Allah SWT yang mana kita
harus membalasnya dengan setidaknya melaksanakan apa- apa yang telah diwajibkan
oleh Allah swt. Selain akibat kurangnya rasa syukur, bolongnya sholat 5 waktu bisa
diakibatkan karena terlalu bersikap toleran terhadap hal- hal yang berkaitan dengan
agama sehingga anggota keluarga tidak mendapat sesuatu “hal” yang menjadikan ia
“terpaksa” melakukan sholat 5 waktu. Karena sesuatu yang “dipaksa” lama kelamaan
akan menjadi suatu hal terbiasa dilakukan kelak. Untuk problema jarangnya
melakukan ibadah sunnah adalah juga akibat dari kurangnya rasa syukur terhadap
Allah swt. Problema- problema ini perlu diatasi agar keluarga menjadi keluarga yang
berkah. Adapun cara untuk mengatasi problema bolongnya sholat 5 waktu adalah
dengan menjadikan sholat sebagai suatu aktivitas yang penting dan tidak boleh
ditinggalkan. Selain itu, melakukan sholat sesegara mungkin agar tidak tertidur atau
terburu waktu akan pekerjaan yang akan datang nanti. Sedangkan cara untuk
mengatasi problema ibadah sunnah (puasa senin dan kamis) adalah dengan
memulainya perlahan- lahan serta orang tua perlu mencontohkan dan memaparkan
apa- apa saja manfaat dari ibadah sunnah tersebut.
Dalam analisis kali ini, akar masalah ada pada kurangnya rasa syukur kepada
Allah swt., sehingga enggan melakukan ibadah- ibadah yang diperintahkan oleh Allah
swt. Perlu pihak- pihak, seperti orang tua, saudara, ustadz agar kurangnya rasa syukur
kepada Allah swt. ini bisa teratasi. Adapun pihak yang diuntungkan apabila masalah
teratasi adalah seluruh anggota keluarga tersebut karena mendapat keberkahan dan
pihak yang dirugikan apabila masalah tidak teratasi adalah anggota keluarga itu
sendiri yang mendapat dosa kelak di akhirat nanti. Proses perubahan bisa dilakukan
dengan upaya saling mengingatkan satu sama lain bahwa kita hidup di dunia atas
sebab akibat dari Allah swt. sehingga timbul keinginan untuk membalas itu semua
lewat ibadah wajib dan sunnah. Peran orang tua juga penting dalam menerapkan
aturan yang mengekang tapi lembut dan memberikan hadiah apabila berhasil
menyelesaikan “tugas” nya sebagai manusia yang hidup. Perubahan perlu
direncanakan secara matang supaya hasil maksimal, seperti melakukan ibadah sholat
berjamaah rutin, mengaji bersama, dan menjadwalkan puasa senin dan kamis
bersama- sama satu keluarga.

Anda mungkin juga menyukai