1|Pag e
BINA MUDA
Edisi ke-16 Tahun 2024
Penyunting:
PP PPGT Bidang Karakter & Pengakaran Ajaran
Pdt. C.S. Rappan Paledung (Komisi Pembinaan Warga Gereja Toraja)
Cover Design:
Alfrianto Tiku Rapa’ Paerunan, S.T.
Penulis
(berdasarkan abjad)
Prop. Amsal, Pdt. Aprilianto Tamma’, Pdt. Ayub Toding,
Pdt. C.S. Rappan Paledung, Pdt. Darmita David Yohanis, Pdt. Daud Kaluring,
Pdt. Demma Tande Allo Linggi’, Eunike Itamar Pareang, Febriani Clara Surya, Pdt.
Frans Pangrante, Pdt. Gabriel Warsi Allo Linggi’, Pdt. Grace Maya Panggau,
Pdt. Grestiani Marlin Tandiarrang, Pdt. Grisilia Isabella Madao,
Pnt. Jerry Parimba, Pdt. Joyce Triana Thomas, Pdt. Kornelius, Malvin,
Pdt. Melvo Trimanto, Pdt. Rianty Erly Sande Pongdatu, Prop. Paul Cakra,
Pnt. Paulus Pongdatu, Pdt. Prederick Polis Paluttu, Pdt. Richard Reynold Mapandin,
Pdt. Roni Kadang, Pdt. Ruth Bunga Tasik, Pdt. Sari Butungan,
Pnt. Selvrianus Rumpak, Pdt. Sufriadi Mei Suhendra, Yakobus Komura,
Pdt. Yusran Lobo’, Pdt. Ywardana Septiani Bulo,
2|Pag e
PENGANTAR
3|Page
1-6 Januari 2024
Minggu Epifani Pertama
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa kita tidak dapat memahami maksud Allah dalam
segala musim hidup.
2. Kendati demikian, PPGT tetap menjalaninya dalam pengharapan.
4|Page
menjahit, menari, dlsb), semuanya itu akan berubah. Artinya, Allah memberikan
kita kekekalan agar kita tahu bahwa semua ini bersifat sementara dan
menyadarkan kita agar tidak terpaku pada yang fana itu. Jika kita hari ini tidak
merasa puas pada sesuatu, maka mungkin hal tersebut adalah anugerah Tuhan
untuk mencari dan menyempurnakan kepuasan di dalam Dia.
Qohelet tampaknya sedang mengajarkan bahwa kita perlu merasa
nyaman dengan tidak mengetahui semua yang ada, kendati ia mengatakan
semua ada waktunya. Kita didorongnya untuk menginginkan lebih dari apa
yang kita alami, yakni TUHAN. Kendati demikian, kita tidak akan mampu
melihat rancangan Tuhan. Kita hanya melihat dan mengetahui sebagian kecil
dari pergerakan dunia ini, tak seperti Hegel yang begitu pongah. Nyatanya,
setelah ia menyatakan hal tersebut, Jerman dua kali mengalami kekalahan di
Perang Dunia.
Awal tahun 2024 dipenuhi misteri. Kita mungkin bisa memberikan aneka
prediksi berdasarkan ragam tanda-tanda dalam hidup kita. Mungkin juga kita
menyusun resolusi dan rencana-rencana. Namun, hikmat Qohelet menegaskan,
tidak ada yang akan kita ketahui secara sempurna. Benarlah ungkapan Paulus
dalam Roma 11:33 “O alangkah dalamnya kekayaan hikmat, dan pengetahuan
Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak
terselami jalan-jalan-Nya.” Ia menguasai semua musim hidup kita. Cermatilah
karya Allah dalam setiap rangkaian peristiwa hidup kita. Kendati kita tidak
cakap memahami semuanya, tetapi jalanilah semuanya dalam pengharapan.
Pertanyaan Reflektif
1. Diskusikanlah aneka peristiwa (baik dan buruk) apa saja yang silih dalam
hidup kita.
2. Adakah kita mengetahui hikmat di balik semuanya?
3. Lalu, adakah pengharapan di sana?
5|Page
7-13 Januari 2024
Minggu Kedua setelah Epifani
PROKLAMASI ALLAH
Pa’karebanNa Puang Matua
Markus 1:1-11
Tujuan
1. PPGT memahami makna penyataan Allah dalam diri Yesus Kristus.
2. PPGT menghidupi kemerdekaan dalam Yesus Kristus.
Pertanyaan Reflektif
Sejauh mana saya sudah menyadari dan mensyukuri bahwa Yesus Kristus
sudah memerdekakan hidup saya?
7|Page
14-20 Januari 2024
Minggu Ketiga setelah Epifani
KURBAN PENDAMAIAN
Suru’ Pemala’ Kamarampasan
Yohanes 1:35-41
Tujuan
1. PPGT memahami makna Anak Domba Allah.
2. PPGT menyadari bahwa ia dipanggil oleh Yesus Kristus.
Nenek moyang orang Toraja sadar bahwa tidak ada manusia yang
sempurna. Kesadaran tersebut akhirnya melahirkan ritual mangrambu langi’.
Mangrambu langi’ adalah serangkaian ritual untuk membersihkan seorang dari
kesalahannya agar diri dan kampung tempat tinggalnya tidak ditimpa
malapetaka. Ritual tersebut membutuhkan babi belang (bai ballang) atau
kerbau agar semua kesalahan seorang “bersalah” ditimpakan kepada hewan
tersebut. Jika demikian, bagaimana hubungan mangrambu langi’ dengan
kurban pendamaian.
“Lihat, inilah Anak domba Allah!” adalah ucapan yang hendak
menyampaikan pengenalan dan penghayatan iman Yohanes Pembaptis
terhadap Yesus Kristus. Akan tetapi, bukankah ambigu atau samar, jika
menyebut Yesus sebagai anak domba padahal kita akrab dengan istilah Yesus
putra tunggal Allah? Sepintas hal ini memang ambigu. Namun, itulah
realitasnya. Kendati Ia memang Sang Putra Allah, namun Yesus juga hadir
sebagai Anak Domba Allah yang akan menjalani peran sebagai kurban
pendamaian bagi umat manusia. Sama seperti ritual mangrambu langi’,
kesalahan kita akan ditimpakan kepada Yesus Kristus agar kita menjadi putih
bersih seperti salju dan bulu domba (bdk. Yes 1:18).
Semarak Natal mungkin masih terasa pada saat ini. Terkadang kita
hanya memokuskan diri pada semaraknya, tetapi menyisihkan makna
kedatangan Yesus sebagai kurban pendamaian bagi umat manusia. Justru
semarak itu harus diresapi dalam misi Allah bagi umat manusia. Kini, jelaslah
bagi kita makna Anak Domba Allah dan kurban pendamaian. Lantas bagaimana
dengan peran kita di dalam misi Allah tersebut?
8|Page
Dua murid Yohanes Pembaptis sesungguhnya adalah kita. Bacaan kita
menjelaskan bahwa dua murid ini mengstalking (menguntit) Yesus dari
belakang, tetapi Yesus memanggil mereka untuk mendekat kepada mereka.
Demikian dengan kita, pemahaman akan Yesus sebagai kurban pendamaian
tidak hanya sebatas pemahaman saja, dalam hal ini sekedar tahu atau
mengstalking. Namun, Yesus justru memanggil kita untuk mendekat dan
menikmati hadirat-Nya. Justru dari mendekat dan menikmati hadirat-Nyalah,
kita mengalami kepenuhan pemahaman dan penghayatan Yesus sebagai
juruselamat (Mesias).
Apakah cukup sampai di situ? Tidak! Belajar dari sikap Andreas yang
pergi mengabarkan kehadiran Mesias dalam dunia (ay. 41), mengingatkan kita
kepada motto “Kader siap utus, teguh dalam Kristus”. Pemahaman yang baik
terhadap Kristus, justru menggerakkan kita untuk menjadi kader yang diutus
untuk mengabarkan bahwa Kristus datang ke dalam hidup tiap manusia dalam
misi pendamaian dengan Allah.
Pertanyaan Reflektif
1. Bagaimana kita memahami makna kedatangan Kristus ke dalam dunia?
2. Seberapa kita menghargai makna Yesus Kristus sebagai anak domba
Allah yang akan menjadi kurban pendamaian?
9|Page
21 – 27 Januari 2024
Minggu Keempat setelah Epifani
Tujuan
1. PPGT memahami anugerah Allah jauh lebih besar dari dosa.
2. PPGT semakin meyakini bahwa hanya karena anugerah-Nya saja kita dapat
melayani.
Pertanyaan Reflektif:
Apa yang kadang membuat kita merasa tidak layak untuk mengambil sebuah
pelayanan?
Respons
Menyanyi Kidung Jemaat 40 “Ajaib Benar Anugerah”
1. Ajaib benar anugerah pembaru hidupku!
‘Ku hilang, buta, bercela; olehnya ‘ku sembuh.
2. Ketika insaf, ‘ku cemas, sekarang ‘ku lega!
Syukur, bebanku t’lah lepas berkat anugerah!
11 | P a g e
28-3 Februari 2024
Minggu Kelima setelah Epifani
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa pesta demokrasi ada dalam kuasa Allah.
2. PPGT menjadi perpanjangan tangan Allah untuk menyatakan otoritas-Nya.
Tak terasa pesta demokrasi semakin dekat. Sebagai warga negara, kita
memiliki kewajiban untuk memilih dan menentukan pemimpin negara
berikutnya. Pemilu menjadi ruang untuk mengevaluasi serta menata ulang
pengambilan kebijakan di masa yang akan datang. Sebagai pemuda, kita
memiliki jagoan masing-masing. Sebelum memilih, kita telah
mempertimbangkan berbagai hal saat menentukan pilihan.
Injil Markus 1 diawali dengan inilah kabar baik tentang Yesus Kristus,
Anak Allah (BIMK). Kabar baik ini memperlihatkan Yesus sebagai yang
berwibawa dalam pengajaran-Nya, berkuasa atas roh-roh jahat, dan dalam hal
pengampunan dosa. Markus 1:21-28 menunjukkan kepada kita bahwa Yesus
memiliki kuasa dari Allah sehingga Ia mampu mengubah dunia. Otoritas Sang
Bapa diberikan kepada Yesus untuk mengusir roh jahat dari dalam tubuh orang
yang kerasukan. Pengusiran roh jahat menunjukkan Firman Allah yang
berkuasa atas semua yang ada, sehingga semua yang melihatnya menjadi
takjub hingga membuat Yesus terkenal di seluruh penjuru Galilea.
Kata Yunani otoritas adalah exousia yang berarti bebas atau diizinkan.
Exousia lebih tepatnya berbicara mengenai kebebasan berdaulat dalam artian
seseorang bertindak tanpa ada hambatan. Para pendengar Yesus pada waktu
itu takjub terhadap pengajaran-Nya yang berbeda dengan ahli Taurat.
Perbedaan tersebut terletak pada otoritas pengajaran. Jika ahli Taurat
bergantung pada pengetahuan dan kepatuhan terhadap tradisi, maka Yesus
mengajar dengan otoritas dari Allah. Firman Allah berkuasa dalam perjalanan
kehidupan semua ciptaan-Nya.
Otoritas Allah juga dinyatakan kepada kita untuk menentukan dan
memilih dalam pesta demokrasi ini. Seperti lirik lagu grup band Cokelat yang
mengatakan “Lima menit kita memilih, lima tahun ‘kan kita jalani”, kita diajak
12 | P a g e
untuk ikut serta dalam memilih dengan mengandalkan otoritas dari Allah. Pesta
demokrasi pun tetap berada dalam otoritas Allah sebab segala sesuatu adalah
kepunyaan-Nya. Kita adalah alat-Nya untuk menyatakan kuasa-Nya melalui
pemilihan yang akan kita lakukan. Kebenaran dan keadilan akan kita nyatakan
di tengah-tengah pesta demokrasi tahun ini sehingga tidak ada satupun yang
terlepas dari otoritas Allah. Kita meyakini bahwa pilihan kita adalah kehendak
dan kebenaran dari Tuhan.
Pertanyaan Reflektif
1. Apa yang saya akan lakukan sebelum memilih?
2. Bagaimana saya akan memilih sesuai dengan kehendak Allah?
Respons
Berdoa sebelum memilih dan percaya semua adalah otoritas dari Allah.
13 | P a g e
4-10 Februari 2024
Minggu Keenam setelah Epifani
Tujuan
1. PPGT memahami kuasa Tuhan memampukan kita berbuat lebih.
2. PPGT mengandalkan kuasa Tuhan dalam melaksanakan tugas pekabaran Injil,
tanggung jawab pekerjaan, pengabdian dan mengejar cita-cita.
Bro and sist… sebagai anak muda, kita dituntut untuk lebih berpikir
secara kritis (mampu mengevaluasi dengan kebenaran), kreatif (mampu
menemukan ide dan pola kerja yang baru), dan inovatif (sanggup
menggabungkan hal-hal yang baru) dalam menghadapi situasi dunia kini.
Namun, pertanyaan yang akan kita renungkan kembali ialah “apakah semuanya
ini sudah dan akan saya lakukan dengan mengandalkan kuasa Allah atau justru
mengandalkan kuasa saya?”
Kita tahu kehidupan Paulus sebelum menjadi pemberita Injil. Mungkin
ada orang di antara kita yang nyaris seperti Paulus sebelum memutuskan untuk
aktif dalam persekutuan PPGT. Walaupun perjalanan hidup kita dengan Paulus
sangatlah berbeda, namun Paulus dan kita adalah orang-orang yang percaya
kepada Yesus Kristus bukan? Lalu mengapa Paulus mampu menjalani
kepercayaannya? Dalam ayat 16-17, Paulus mengatakan bahwa tidak ada yang
dapat ia banggakan dalam dirinya tentang semua pemberitaan Injilnya. Karena,
semua itu merupakan keharusan baginya. Ia menyadari bahwa Allah telah
menebusnya dari kehidupan yang lama, sehingga sekarang dia harus
melakukan kehendak Allah sebagai bentuk ungkapan syukur atas semua itu
(PGT Bab V:5-6).
Paulus mengirimkan surat kepada jemaat di Korintus agar mereka
senantiasa memegang teguh Injil yang telah ia beritakan. Ia percaya bahwa Injil
bukanlah sebuah cerita, dongeng atau kabar yang tidak pasti. Namun, yang
diberitakannya adalah seseorang yang akan menolong dan memberkati serta
menyelamatkan umat manusia yang hidupnya berkenan kepada-Nya, yaitu
“Kristus Yesus”. Paulus juga menyadari bahwa dia mampu melakukan semua itu
14 | P a g e
bukan karena dia hebat atau kuat, melainkan karena “kuasa Allah” dalam
dirinya. Allah mengaruniakan kepadanya hikmat agar mampu menempatkan
dirinya menyatakan kasih Allah di tengah-tengah pemberitaan Injilnya.
Padanya, dikaruniai kecakapan untuk tidak membeda-bedakan orang. Ia
bahkan sangat yakin bahwa sikap yang penuh dengan keikhlasan serta disertai
ketaatan karena kuasa Tuhan, pasti akan mendapatkan buah yang akan
menyukacitakan (ay. 23).
Bro and sist… Aktualisasi diri (memperkenalkan kemampuan diri)
sangatlah penting. Sikap kritis, kreatif dan inovatif pun sangat diperlukan. Akan
tetapi, kesadaran bahwa semuanya itu boleh kita lakukan semata-mata karena
Kuasa Allah yang bekerja dalam diri kita jauh lebih penting. Hanya karena
anugerah dan kuasa-Nya sehingga kita “mampu berbuat lebih”. Hidup
yang penuh dengan anugerah Allah berarti menjadi sahabat untuk menyatakan
kemuliaan-Nya. Pemberitaan injil adalah salah satu kewajiban bagi semua
orang yang sadar akan anugerah itu. Hal itu dilakukan melalui pikiran tutur kata
dan perbuatan. Salah satu sikap yang dapat dipelajari hari ini adalah
penghargaan terhadap semua orang tanpa memandang rupa dan status orang.
Sikap itu adalah bentuk pemberitaan Injil yang akan membuat masa muda kita
menjadi saluran berkat bagi banyak orang demi Kemuliaan nama Tuhan.
Selamat berjuang untuk Injil. Amin.
Pertanyaan Reflektif
1. Apakah Allah telah menjadi satu-satunya yang berkuasa dalam
kehidupan masa muda saya?
2. Sebagai generasi muda Kristen apa yang saya telah lakukan sebagai
bentuk pemberitaan Injil?
Doa
Ya Tuhan ingatkan saya untuk hidup mengandalkan kuasa-Mu dan
menghargai semua orang demi kemuliaan-Mu. Amin.
15 | P a g e
11 – 17 Februari 2024
Minggu Transfigurasi
Tujuan
1. PPGT memahami pemuliaan Yesus mendatangkan kebahagiaan bagi manusia.
2. Segala hal yang PPGT lakukan hendaknya mencerminkan kemuliaan Yesus.
16 | P a g e
Mereka harus turun gunung kembali diutus ke dalam dunia dan menaati apa
yang Yesus sampaikan.
Injil Markus memberi pemahaman bagi kita bahwa peristiwa pemuliaan
tersebut adalah proklamasi ke-Allah-an Yesus dan Juruselamat yang kepada-
Nyalah kita harus menyembah dan menggantungkan hidup kita. Tidak ada
yang lain selain Dia, sebab kepada-Nyalah Bapa. Karena itu, kita percaya bahwa
hanya Dia yang sanggup menjamin jalan hidup kita yang penuh dengan dosa.
Hal ini yang kiranya menjadi kekuatan dan pengharapan bagi kita semua untuk
mempraktikkan hidup yang benar. Sebagai generasi muda, berbagai
pencapaian dan keberhasilan kiranya tidak menggiring kita untuk memuliakan
diri sendiri. Sebaliknya, semua keberhasilan tersebut sebagai wujud kesetiaan
kita untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kemuliaan nama Tuhan. Yesus
Kristus menjaminmu hidup dalam dunia ini. Karena itu, muliakanlah Dia selalu
dalam setiap langkah hidupmu. Amin.
Pertanyaan Reflektif
1. Mari kita renungkan, dalam hal apa saja kita bisa jatuh dalam pemuliaan
diri sendiri.
2. Sebagai generasi muda, hal apa saja yang dapat kita lakukan dalam
memuliakan Yesus?
Doa
Ya Tuhan, didiklah kami selalu untuk terus berusaha melakukan hal-hal
yang terbaik untuk kemuliaan nama Tuhan. Amin.
17 | P a g e
18-24 Februari 2024
Minggu Pra-Paskah I
Tujuan
1. Pemuda dapat memahami bahwa dirinya juga mendapat bagian dalam janji
Allah.
2. Pemuda dapat mengerti betapa indahnya hidup dalam janji Allah.
18 | P a g e
lebih besar dari segalanya. Meski pasca peristiwa air bah manusia masih
berulang kali jatuh ke dalam dosa, namun Allah tetap setia pada janji-Nya.
Lebih dari itu, Allah justru semakin membuktikan kasih dan pengampunan-Nya
bagi dunia melalui Anak Tunggal-Nya yakni Yesus Kristus (bdk. Yoh. 3:16).
Yesus Kristus datang ke dalam dunia, mati, bangkit, dan naik ke Surga untuk
melepaskan dunia dari kutuk dosa. Allah tidak hanya memberi janji-janji manis
dan bukan caption semata. Ia membuktikan janji itu dan kita semua mendapat
bagian dalam janji Allah itu.
Pertanyaan Reflektif
Allah telah membuktikan janji-Nya bagi dunia, bagaimana dengan sobat
muda? Apakah sobat muda juga setia pada janji imannya kepada Tuhan?
jangan sampai janji kita hanya sekadar janji di bibir saja.
Respons
(Sobat muda, tulislah janji imanmu kepada Tuhan di secarik kertas. Janji
iman itu dapat sobat muda jadikan sebagai pembatas Alkitab dengan harapan
jika sobat muda membuka Alkitab untuk dibaca, sobat muda dapat dengan
mudah membaca dan merefleksikan kembali janji iman yang sudah dituliskan
itu).
19 | P a g e
25 Februari - 2 Maret 2024
Minggu Pra-Paskah II
Tujuan
1. Pemuda dapat memahami tujuan dan makna panggilan pelayanannya dalam
dunia bagi Yesus Kristus.
Pertanyaan Reflektif
Cobalah renungkan, apakah sobat muda pernah berfikir untuk mundur
dari persekutuan PPGT karena ekspektasi sobat muda tentang pelayanan di
PPGT tidak sesuai dengan realita yang sobat muda hadapi dalam pelayanan
saat ini?
Respons
(Bacalah secara berulang Markus 8:34 dan refleksikan secara pribadi
makna dari ayat tersebut)
21 | P a g e
3 – 9 Maret 2024
Minggu Pra-Paskah III
ROMBAK!
Banglai’
Yohanes 2:13-22
Tujuan
1. Pemuda memahami makna peristiwa penyucian Bait Allah.
2. Pemuda, dalam masa pra-Paskah ini, menghampiri hadirat Allah dan
merubuhkan kebiasaan-kebiasan buruk.
22 | P a g e
kata mereka “Tanda apakah yang dapat Engkau tunjukkan kepada kami bahwa
Engkau berhak bertindak demikian” (ay. 18b).
Jawaban Yesus, “Runtuhkan Bait Suci ini, dan dalam tiga hari Aku akan
membangunnya” (ay. 19). Bagaimana mungkin bangunan yang dibangun
selama 46 tahun dapat Ia bangun hanya dalam 3 hari? (ay. 20). Di sini, kita
melihat Yohanes justru menegaskan bahwa Yesus adalah tempat suci kehadiran
Tuhan dan bukan Bait Suci (ay. 21). Yesuslah lokasi kemuliaan Tuhan. Karena
itu, tindakan Yesus pemandangan di Bait Suci merupakan peringatan dari Allah
sendiri.
Yohanes menegaskan kepada kita bahwa terlalu fokus pada lokasi fisik
hanya akan membuat manusia kehilangan kemuliaan Tuhan yang justru berdiri
telah bersama mereka. Pada masa pra-Paskah ini, kita juga seperti orang-orang
Yahudi yang berziarah menuju perayaan penghapusan dosa dan pembebasan
manusia. Akan tetapi, kita juga harus fokus agar kita tidak melewatkan firman
Allah yang terus menyerukan pertobatan. Masa-masa pra-Paskah ini juga kita
melatih diri untuk berpantang atau berpuasa. Firman Allah datang kepada kita
mengobrak-abrik kebiasaan buruk agar keselamatan yang telah nyata di dalam
Yesus Kristus menjadi semakin sempurna dalam kesehari-harian kita.
Pertanyaan Reflektif
Bagaimana cara membangun kebiasaan yang baru yang positif di dalam
Tuhan?
Respons
Saya mau meninggalkan perbuatan yang buruk dan berkomitmen
menata hidup yang baru di dalam Tuhan.
23 | P a g e
10-16 Maret 2024
Minggu Pra-Paskah IV
I COME TO YOU
Sae na’ mati’ Kale-Mi
Bilangan 21:4-9
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa Allah terus bersama kita dalam ragam kesulitan hidup.
2. PPGT terus mengarahkan hidupnya kepada Allah.
24 | P a g e
God of the fragile hearts we are, I come to you (Allah atas hati kami yang
rapuh, aku datang kepada-Mu)
God of our history, God of the future that will be (Allah atas Sejarah kami,
Allah atas masa depan kami)
What will you make of me, I come to you (apa yang akan Engkau jadikan
dalam diriku, aku datang kepada-Mu)
God of our every breath, I come to you (Allah atas setiap nafas kami, aku
datang kepada-Mu).
Gubahan Kraayenoord tersebut menandaskan bahwa arah yang benar
adalah Allah. Rapuhnya kita, tidak pastinya masa depan, dan setiap nafas kita
berada dalam kendalinya. Kendati kita menjalani hidup yang pelik dan
melelahkan, arahkanlah semuanya kepada Allah.
Pertanyaan Reflektif
1. Bagaimana perasaan kita saat berbicara dengan seseorang yang
pandangannya justru ke arah lain?
2. Lalu, saat pandangannya tertuju kepada kita, apa yang kita rasakan?
3. Setelah itu, hubungkan dengan arah hidup yang semestinya kepada
Allah, sebagaimana renungan kita di atas.
25 | P a g e
17-23 Maret 2024
Minggu Pra-Paskah V
Tujuan
1. Pemuda memahami tantangan hidup tidak mudah.
2. Pemuda berkomitmen untuk taat dan tidak rapuh seperti generasi strawberry.
26 | P a g e
hanya ingin sekadar tampil cantik, ganteng, menarik, atau glowing, tetapi tidak
memiliki karakter yang kuat? NO…! Marilah kita mengambil tekad yang bulat,
berkomitmen untuk taat kepada Kristus, apapun tantangannya. Kita memang
rapuh dan lemah, tetapi ketika kita mengandalkan kuasa Roh Kudus, percayalah
kita akan beroleh kekuatan.
PF Mari berdiri dan bergandengan tangan. Kita masuk waktu teduh dan
memejamkan mata sejenak, sambil bertanya secara pribadi dalam hati
masing-masing “Apakah saya generasi stroberi?” Apakah saya cepat
rapuh dan lemah saat menghadapi tantangan? Apakah saya pribadi yang
cepat putus asa dan menyerah pada setiap persoalan yang saya hadapi?
Mari mengambil komitmen dan bersama katakan dengan penuh
keyakinan. STRAWBERRY GENERATION?
Semua : NO..!
SAYA BUKAN GENERASI STROBERI
SAYA ADALAH GENERASI YANG TEGUH DALAM KRISTUS
27 | P a g e
24-30 Maret 2024
Minggu Pra-Paskah VI
COPYCAT
Katturu’-Turu’
Filipi 2:5-11
Tujuan:
1. PPGT memahami karya dan pengorbanan Kristus.
2. PPGT semakin memiliki sikap rendah hati dan mau berkorban seperti Kristus.
Pertanyaan Reflektif:
Apakah saya sudah memiliki sikap rendah hati dan rela berkorban seperti
Yesus?
28 | P a g e
Respons:
Doa: Ya Allah, terima kasih atas cinta kasih-Mu melalui karya dan teladan
Yesus Kristus. Kami menerima anugerah keselamatan. Mampukanlah kami
meneladani Engkau. Amin.
29 | P a g e
31 Maret – 6 April 2024
Minggu Paskah
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa Tuhan sungguh mencintai umat-Nya.
2. PPGT semakin mencintai Tuhan dan sesama.
30 | P a g e
sedihmu dan nikmatilah cinta-Nya. Sadarilah bahwa kebangkitan-Nya
merupakan bukti betapa Dia mencintai dan memperhatikan umat-Nya.
Pertanyaan Reflektif
Kebangkitan-Nya merupakan bukti nyata betapa besar cinta dan
kasihNya bagi manusia. Jika Dia sedemikian mencintai kita, maka sudahkah
cinta itu kita nyatakan bagi Dia dan sesama?
Respons
Sebagai komitmen bersama dalam menyatakan cinta kasih Kristus,
doakanlah secara khusus, mereka yang mencintaimu dan yang engkau cintai
serta syukurilah kehadiran mereka dalam hidupmu.
31 | P a g e
7 – 13 April 2024
Minggu Paskah II
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa kehadiran Allah dalam setiap pergumulan manusia
adalah salah satu wujud perhatian-Nya.
2. PPGT semakin teguh dalam Kristus dan terus memantapkan hati untuk
mempercayai-Nya.
Pertanyaan Reflektif
Perjumpaannya dengan Yesus telah mengantar Tomas untuk beralih dari
sikap skeptis menjadi percaya. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kebangkitan
Yesus telah mengubahkan hidup kita?
Respons
Setelah menghayati bahwa kebangkitan-Nya membawa perubahan
hidup, buatlah komitmen pribadi tentang hal-hal apa yang ingin engkau
perbaiki dalam hidupmu ke depan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
33 | P a g e
14 – 20 April 2024
Minggu Paskah III
TRENDING
Kisah Para Rasul 3:11-20
Tujuan
1. PPGT memahami belas kasih Yesus Kristus.
2. PPGT menyadari dirinya adalah milik Yesus Kristus sehingga bertobat dari jalan
yang tidak dikehendaki-Nya.
34 | P a g e
posisi Tuhan hanya untuk menjadi trending, tetapi marilah kita semakin
membuat Yesus Kristus-lah menjadi trending dalam perjalanan hidup kita.
Pertanyaan Reflektif
1. Apakah Tuhan semakin besar dan saya semakin kecil dalam perjalanan
hidup ini?
2. Bagaimana supaya semakin sadar sebagai milik Kristus?
35 | P a g e
21-27 April 2024
Minggu Paskah IV
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa Allah menyatakan kasih-Nya dengan menyerahkan
nyawa-Nya dalam diri Yesus Kristus.
2. PPGT percaya kepada Yesus Kristus dan menuruti teladan Kristus.
36 | P a g e
tetapi, percayalah Roh Kudus yang diam di dalam kita, yang akan selalu
menyadarkan dalam menjalani masa muda. Amin.
Pertanyaan Reflektif
1. Apa yang selalu menjadi tantanganmu sebagai orang percaya untuk
selalu hidup menuruti perintah Allah?
2. Apa yang ada padamu yang dapat diberikan kepada sesama dalam
mewujudkan kasih?
Respons
Menyanyikan: PKJ 148:2 &3 “T’rima Kasih Ya Tuhanku”
37 | P a g e
28 April – 4 Mei 2023
Minggu Paskah V
I TRUST YOU
Kupatongan Komi
Yohanes 15:1-8
Tujuan
1. PPGT semakin memahami betapa pentingnya percaya dan mengaku bahwa
Yesus Kristus itulah Tuhan dan Juru Selamat!
2. PPGT sebagai Kader Siap Utus semakin teguh dalam imannya kepada Kristus.
Respons
Bersama-sama mengucapkan komitmen ”Saya akan selalu Teguh dalam
iman dan melekatkan hidup saya kepada Pokok yang Benar yaitu Yesus Kristus.”
Amin.
39 | P a g e
5-11 Mei 2024
Minggu Paskah VI
PERSAHABATAN
Sangmane/Sangbaine Toto’
Yohanes 15 : 9-17
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa kita adalah sahabat Yesus.
2. PPGT berbuah sebagai tujuan hidup dalam dunia ini.
40 | P a g e
perasaan dan terwujud dalam tindakan. Dengan demikian, setiap orang yang
bersahabat dengan Kristus, melalui hidup saling mengasihi diantar sesama
ciptaan. Sebagaimana segala sesuatu dalam rengkuhan Allah, demikian halnya
dengan panggilan kita untuk mengasihi tiap ciptaan dalam kehidupan ini.
Menghidupi kasih Kristus, itulah buah yang diharapkan oleh-Nya. Tujuan
hidup kita bukan lagi untuk diri sendiri, tetapi kita hidup sejiwa dengan kasih
Kristus dalam menjalani kehidupan. Kita tak pernah dan akan selalu gagal untuk
berbuah atau memenuhi tujuan hidup, jika kita menjauh dari Sang Sahabat.
Rekan-rekan PPGT, selamat berbuah dan bersahabat dalam kehidupan masing-
masing.
Pertanyaan Reflektif
1. Mari kita diskusikan bersama. Bagaimana pelayanan kita sebagai PPGT
dapat mengejawantahkan persahabatan? Kita tentu menyadari bahwa
Gen-Z adalah generasi yang sangat cair dan tidak suka yang kaku. Apakah
persahabatan menjadi jawaban bagi pemuda?
2. Bagaimana pokok renungan kita tentang sahabat ini kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari?
41 | P a g e
12 – 18 Mei 2024
Tujuan:
1. PPGT dapat mengerti dan yakin mengenai kedudukannya sebagai orang-orang
yang telah dikuduskan dalam kebenaran.
2. PPGT dengan sukacita menjalani kehidupannya sehari-hari dalam kekudusan dan
kebenaran.
Pertanyaan Reflektif
Apakah saudara meyakini dengan sungguh bahwa Anda adalah murid
pilihan Allah?
Respons
Keterpilihan kita sebagai murid pilihan Allah, semestinya menjadi
sesuatu yang sungguh dihargai dan disyukuri bahkan diimplementasikan
dalam berbagai aspek hidup. Dengan demikian, hidup kita menjadi mezbah
dan persembahan bagi Allah.
43 | P a g e
19-25 Mei 2024
Minggu Pentakosta I
PENOLONG
Panglalan Senga’
Yohanes 16:4b-15
Tujuan:
1. PPGT memahami kehadiran Roh Kudus untuk menolong dunia dan
mempersaksikan kemahakuasaan Allah.
2. PPGT memahami Roh Kudus sebagai pribadi.
44 | P a g e
Salah satu penulis buku-buku Kristen, Tony Evans mengatakan bahwa
“…salah satu kesalahan besar kita hari-hari ini dalam memahami Roh Kudus
adalah mengabaikan bahwa Dia adalah Pribadi yang nyata. Ia berpikir (1 Kor.
2:10-11), berperasaan (Ef. 4:30), dan berkehendak (1 Kor. 12:11). Kita hanya mau
berhubungan dengan-Nya sebagai sumber tenaga atau ladang energi yang
diagungkan, daripada bertumbuh dalam hubungan pribadi kita dengan-Nya.
Ia adalah pribadi yang harus dikenal, bukan sekadar kuasa untuk digunakan.”
Billy Graham juga mengatakan dalam sebuah pernyataannya “Siapakah Roh
Kudus? Ia adalah Allah! Roh Kudus adalah pribadi Allah, pribadi dari Tritunggal.
Setiap pribadi Allah penting… Penyertaan Kristus pada para murid-Nya nyata
dalam Roh Kudus. Sejak Pentakosta Roh Kudus adalah mata rantai di antara
kedatangan Yesus yang pertama dan yang kemudian.”
Jadi jika dalam kehidupan sehari-hari, kita biasa berjumpa dengan
orang-orang yang berbalik dari dosa menuju ke kebenaran, maka semua itu
adalah karya Roh Kudus. Sayangnya banyak dari kita justru menjadikannya
sebagai lelucon, Natamaimo Penaa Masallo’. Bukankah kita yang justru
meremehkan Roh Kudus. Saat ini, kita diajak untuk terus menaruh harap
kepada Roh Kudus atas pertolongan dan pemeliharaan-Nya dalam menjalani
kehidupan ini. Dalam konteks kemudaan kita, kita sering berjumpa dengan
kesulitan hingga kita merasa tidak mampu menghadapinya. Melibatkan Roh
Kudus dalam segala perkara adalah cara yang Tuhan inginkan kita lakukan. Jika
kita melibatkan Sang Penolong dalam setiap masalah, maka percayalah kita
akan dimampukan untuk menanggungnya dengan penuh sukacita.
Pertanyaan Reflektif
1. Seberapa sering anda melibatkan Roh Kudus dalam hidup anda?
2. Pernahkah anda merasakan akan keterlibatan Roh Kudus dalam
hidup anda?
Respons
Saya akan menggunakan aktivitas saya untuk menciptakan kesempatan
bagi Tuhan untuk bekerja. Apa yang terjadi kemudian terserah pada-Nya.
45 | P a g e
26 – 1 Juni 2024
Minggu Pentakosta II
KELAHIRAN BARU
Katuoan Ba’ru
Yohanes 3:1-17
Tujuan
1. Kehadiran Kristus membaharui dan menyelamatkan manusia.
2. PPGT senantiasa hidup dalam pembaharuan yang berlangsung dalam Allah Tri
Tunggal.
46 | P a g e
diri-Nya agar kita mengenal Dia. Setelah mengalami pembaharuan pengenalan
dan hidup, selayakanya hidup ini meninggalkan pola-pola yang tidak berkenan.
Karya Allah tidak berhenti sampai kehadiran Kristus. Namun,
pengudusan hidup dan pembaruan tetap berjalanan dalam tuntunan Roh
Kudus. Pembaruan yang selalu berlangsung dalam hidup ini berkenaan dengan
rencana penyelamatan dalam Kristus. Sebab itu, bagi kita pemuda dan pemudi,
semua yang sudah percaya pada Kristus dan mengalami hidup baru dalam
Allah. Karya Allah yang sudah hadir menjumpai umat-nnya yang berdosa,
menjadi nyata bahwa Dia mengampuni dan memelihara ciptaan-Nya. Ia tidak
membiarkan-Nya menjadi hancur. Manusia baru akan semakin dikuatkan
dengan mendengarkan firman Tuhan, merenungkannya siang dan malam.
Pertanyaan Reflektif
Sejak mengenal Yesus dan bersekutu dalam PPGT, sejauh mana
perubahan hidupmu?
Respons
Menyanyi PKJ 239 “Perubahan Besar di Kehidupanku”
47 | P a g e
2-8 Juni 2024
Minggu Pentakosta III
Tujuan
1. Pemuda memahami bahwa Sabat merupakan peringatan bagi Israel bahwa
Allah telah, sedang, dan terus berkarya bagi mereka.
2. Pemuda menjalani hidupnya hari ini dan seterusnya, sebab Allah telah
membebaskan kita dari dosa-dosa.
Pertanyaan Reflektif
Adakah hidup kita hari ini telah meyakini karya Allah dalam pengalaman
hidup di masa lalu?
Respons
Game “chain of love” (tali plastic)
1. Setiap pemuda diminta berpasangan, dan minta setiap pemuda membuat
simpul di setiap ujung tali rafia dan dikenakan di pergelangan tangannya
masing-masing, sambil disilangkan dengan milik teman pasangannya,
sehingga akhirnya akan terjalin dua tali yang masing-masing terikat di
tangan mereka.
2. Setelah selesai, mintalah setiap pasangan melepaskan diri dari jalinan tali
rafia mereka tanpa melepas ikatan yang ada di pergelangan masing-
masing.
3. Kepada yang berhasil, diminta mendemonstrasikan dan semua orang
berusaha meniru sampai bisa melepaskan diri.
4. Setelah itu, berdiskusilah dengan pasangan masing-masing mengenai
hubungan mnemonics perasaan setelah terlepas dengan ketika
terbelenggu.
49 | P a g e
10 – 15 Juni 2024
Minggu Pentakosta IV
Tujuan
1. PPGT memahami dampak penolakan terhadap kedaulatan Allah.
2. PPGT menaati pengudusan hidup oleh tuntunan Roh Kudus.
Air susu dibalas air tuba bermakna kebaikan dibalas dengan kejahatan.
Suatu ironi yang tampaknya banyak terjadi dalam kehidupan manusia. Tidak
ada yang mau mengalami kondisi tersebut. Lagipula siapa yang dapat tahan
menghadapi situasi semacam itu? Bacaan kita pada hari menampilkan situasi
tersebut.
Penyertaan Allah bagi bangsa Israel tatkala keluar dari Mesir seharusnya
tak pernah dilupakan. Ia benar-benar hadir sebagai raja dan penyelamat bagi
Israel saat berada dalam kesulitan. Kehadiran hakim-hakim di tengah mereka
sesungguhnya tanda bahwa Tuhan tetaplah peduli dan membela mereka.
Keberatan terhadap hakim yang berlaku serong adalah suatu kewajaran. Akan
tetapi, meminta kehadiran seorang raja menyiratkan bahwa mereka tidak puas
terhadap kepemimpinan Allah bahkan dapat kita sebut pemberotakan.
Kok, minta raja disebut pemberontakan kepada Tuhan? Permintaan
tersebut adalah pemberontakan karena dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Israel segala sesuatu berpusat pada kehendak Tuhan. Ketika ada gangguan
bangsa asing, Tuhan mengutus para hakim untuk membela dan memimpin
mereka. Berbeda dengan dengan sistem raja atau monarki yang segala sesuatu
berpusat pada satu orang atau keluarga tertentu. Lagipula, permintaan atas
hadirnya raja dikarenakan ikut-ikutannya Israel kepada bangsa-bangsa lain
yang memakai sistem monarki. Padahal, bangsa Israel hendak dijadikan acuan
utama (role model) sebagai bangsa yang dipimpin langsung oleh Tuhan.
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa sikap ikut-ikutan Israel ini
adalah pemberontakan atau penolakan Israel terhadap kedaulatan langsung
Tuhan atas mereka.
50 | P a g e
Semua pemberontakan tersebut pasti berdampak tidak baik. Bacaan kita
menunjukkan bahwa konsekuensi sistem monarki adalah raja berhak mengeruk
sumber daya alam dan manusia masyarakatnya. Buah dari sikap ikut-ikutan
(katturu’-turu’) adalah kerugian. Namun, bangsa Israel bersikeras meminta
seorang raja manusia dan tak ingin lagi menjadikan Tuhan sebagai raja mereka.
Sepanjang sejarah Israel, yang terjadi adalah pasang-surut kehidupan tak
pernah putus dalam kehidupan mereka.
Kendati kebaikan Tuhan seringkali dibalas dengan kemungkaran, tetapi
Ia tetaplah penuh kasih (sumpu mamase). Kehadiran Allah dalam Yesus Kristus
adalah bentuk proklamasi kehadiran Kerajaan Allah, pertama-tama bagi orang
Israel, namun meluas kepada kita semua. Tidak berhenti sampai di situ, Roh
Kudus tetap berkarya dalam hati agar kita tetap menguduskan hidup dan taat
menjadikan Tuhan sebagai raja dan pusat kehidupan kita. Belajar dari kisah
orang Israel, berhati-hatilah dengan sikap ikut-ikutan. Tidak segala sesuatu
yang menjadi tren adalah kebaikan, karena bisa saja di balik tren ada
kehancuran yang mengancam kehidupan.
Pertanyaan Reflektif
1. Renungkanlah, apakah pilihan hidupmu sudah berpusat pada kehendak
Tuhan?
2. Melalui perenungan ini, apakah engkau mendapati bahwa pernah engkau
melawan kedaulatan Tuhan?
51 | P a g e
16-22 Juni 2023
Minggu Trinitas
PUCUK PERUBAHAN
Tolo’ Kapopembalian
Yehezkiel 17:22-24
Tujuan
1. PPGT memahami janji dan kuasa Allah.
2. PPGT semakin hidup mengandalkan Allah.
52 | P a g e
Sahabat PPGT, Kristus adalah penanda perubahan di Israel, dengan
demikian kita sebagai PPGT. Pucuk perubahan kita adalah Kristus yang telah
menebus kita. Buah atas penebusan itu adalah dengan meneladani Kristus Sang
Pucuk Perubahan. PPGT juga adalah pucuk-pucuk perubahan yang harus
memberi dampak bagi sesama. Kita adalah tunas muda. Kita adalah agen
perubahan. Kendati kita semua masih muda, tetapi dalam masa muda dan
proses bertumbuh kita, Allah menitipkan misi perubahan besar pada pundak
kita. Mulailah dari hal yang kecil, sebab Tuhan sendiri memulainya dari pucuk
pohon aras yang masih muda.
Pertanyaan Reflektif
1. Marilah kita berdiskusi, hal-hal kecil nan sederhana apa yang dapat
kita lakukan untuk sebuah perubahan?
2. Adakah kendala dalam melakukan perubahan-perubahan kecil itu?
Bagaimana mengatasinya?
Respons
Menyanyikan Gita Bakti 69 “Kumulai Dari Diri Sendiri” gubahan Pontas
Purba.
1. Kumulai dari diri sendiri untuk melakukan yang terbaik.
Kumulai dari diri sendiri, hidup jujur dengan hikmat Tuhanku.
Tekadku Tuhan: mengikut-Mu selama hidupku, berpegang teguh
kepada iman dan percayaku.
Akan kumulai dari diriku melakukan sikap yang benar.
Biar pun kecil dan sederhana,
Tuhan dapat membuat jadi besar.
2. Kumulai dari keluargaku menjadi pelaku Firman-Mu.
S’lalu mendengar tuntunan Tuhan,
berserah pada rencana kasih-Mu.
Kadang-kadang lain jawaban Tuhan atas doaku.
Kupegang teguh, Tuhanku memberikan yang terbaik
Kumulai dari keluargaku, hidup memancarkan kasih-Mu.
Walau ‘ku lemah dan tidak layak,
kuasa Tuhan menguatkan diriku.
53 | P a g e
23-29 Juni 2024
DENGARLAH!
Tannanni Talinga!
2 Korintus 6:1-13
Tujuan
1. PPGT mengenal suara Tuhan dalam menghadapi badai pergumulan.
2. PPGT dapat memperdengarkan suara Tuhan kepada yang bergumul dalam
kehidupan.
54 | P a g e
Menyia-nyiakan pemberitaan tentang pengajaran Yesus Kristus adalah
salah satu sikap hidup yang tidak menghargai anugerah Allah. Sebagai pemuda
Kristen, mendengarkan dan memaknai setiap pemberitaan tentang Yesus
Kristus akan membentuk kita sebagai pribadi yang semakin mengagumi
sekaligus meneladani kebaikan-Nya. Beriman kepada Yesus Kristus sungguh
menguatkan kita menghadapi berbagai tantangan. Bacaan kita menandaskan
bahwa pergumulan adalah ruang untuk membangun relasi dan keintiman
dengan Kristus.
Mari menjaga diri kita dari berbagai kemungkinan yang dapat
menyandung iman kita. Bangunlah karakter seorang Kristen yang setia, rendah
hati, sabar, dan berupaya merespons pergumulan-pergumulan dari sudut
pandang iman. Bukalah hati selebar-lebarnya kepada Yesus Kristus! Berikanlah
ruang bagi Kristus untuk berbicara dalam hati kita serta menggantungkan
pengharapan kepada-Nya.
Setelah mendengar dan merasakan suara Kristus, respons kita
selanjutnya adalah memperdengarkan suara-Nya kepada yang lain. Kita semua
dimungkinkan dipakai oleh Kristus untuk meneruskan pemberitaanNya kepada
sahabat, keluarga, dan yang membenci kita. Nyatakan dalam perbuatan bahwa
pemberitaan tentang Kristus telah menyelamatkan kita dari kebinasaan.
Pertanyaan Reflektif
1. Allah berbicara kepada kita dalam berbagai cara, tetapi terkadang kita tidak
mengenal suara-Nya karena berbagai hal yang menghalangi. Menurut
saudara-saudara, hal apakah yang sering menghalangi saudara mendengar
suara Allah?
2. Bagaimanakah caranya meneruskan atau memperdengarkan suara Allah?
Respons
Terpujilah Engkau ya Allah yang telah menganugerahkan kami
kehidupan. Syukur atas perkenaan-Mu, kami dimungkinkan mendengar dan
mengenal suaraMu. Biarlah kami senantiasa dimampukan mendengar,
mengenal, dan memperkenalkan suara Allah. Tolong kami ya Allah. Amin.
55 | P a g e
30 Juni - 6 Juli 2024
BERJIWA BESAR
Maluangan Ba’teng
2 Samuel 1:17-27
Tujuan:
1. Pemuda memahami bahwa berjiwa besar adalah penanda kehidupan orang
beriman.
2. Pemuda terus bertumbuh dan berproses menjadi seorang yang berjiwa besar.
56 | P a g e
kemewahan Israel (ay. 19). Merekalah yang telah mendandani puteri Israel
dengan pakaian kemewahan dan perhiasan emas (ay. 24). Mereka adalah
pejuang yang gagah berani (ay. 19, 23, 27). Tangisan Daud menegaskan bahwa
ia telah mengampuni segala kejahatan Saul kepadanya. Ia bahkan sanggup
menemukan hal-hal baik pada diri Saul. Alih-alih fokus kepada hal negatif, ia
justru mencari sisi positif dari diri Saul. Karakter tersebut merupakan ciri orang
yang berjiwa besar.
Dari dua tokoh tersebut di atas, kita belajar tentang berjiwa besar.
Kebalikan dari jiwa besar adalam berjiwa kerdil (sukku’ pa’inaan). Ia dipenuhi
rasa benci dan dendam, sulit mengampuni, dan hanya fokus pada hal buruk.
Sebaliknya, berjiwa besar ditandai dengan karakter yang mengampuni,
menemukan hal-hal baik di antara yang keburukan, dan memiliki hati yang
bebas dari kebencian. Sebagai pemuda yang hidup di zaman penuh tantangan,
belajar berjiwa besar adalah hal yang tepat. Kiranya, saudara dan saya adalah
orang yang berjiwa besar. Amin.
Pertanyaan Reflektif
Apakah anda sedang menyimpan dendam kepada seseorang? Langkah
konkrit apa yang akan anda lakukan untuk memaafkan dia?
Respons:
Ingatlah seseorang yang telah menyakiti anda. Sebutkan namanya dalam
hati. Katakanlah bahwa mulai sekarang anda akan memaafkan dia.
57 | P a g e
7 – 13 Juli 2024
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa penolakan terhadap Yesus berarti penolakan untuk
bertumbuh di dalam Kristus.
2. PPGT belajar untuk bergumul dan bertumbuh bersama Kristus.
58 | P a g e
kesediaan untuk bergumul bersama-Nya sembari terus bertumbuh dalam iman
dan karakter Kristiani.
Pertanyaan Reflektif
1. Mari kita diskusikan bersama. Dalam hal apa kita enggan untuk bertumbuh
di dalam Kristus.
59 | P a g e
14 – 20 Juli 2024
Tujuan
1. PPGT menyuarakan kebenaran.
2. PPGT berani jujur.
“Katakanlah dengan jujur meski terasa pahit” adalah kata-kata bijak yang
mungkin sering kita dengar atau temukan di berbagai media sosial, bahkan
mungkin kita pernah mengalaminya. Kepahitan terjadi pada Yohanes
Pembaptis ketika kejujuran justru membawanya pada kematian. Kematiannya
memerlihatkan bahwa kejujuran membutuhkan pengorbanan yang besar dan
tidak main-main.
Yohanes harus menanggung mati atas kejujurannya kendati Herodes
sangat menyegani, menghormati, dan mengagumi dirinya (ay. 20). Tidak hanya
segan, Herodes juga sebenarnya telah berusaha untuk melindungi dirinya.
Sayangnya, hal itu terkalahkan oleh permintaan Herodias yang meminta kepala
Yohanes Pembaptis (ay. 24). Permintaan itu didasarkan pada dendam yang
Herodias kepada Yohanes yang telah menegurnya (ay. 18). Singkat cerita,
Herodes mengabulkan permintaan tersebut setelah mabuk dan diperdaya
melalui anak Herodias. Sebuah kejujuran dan kebenaran dalam teguran dari
Yohanes membawa dirinya berakhir pada kematian.
Tidak selalu mudah mengatakan sebuah kebenaran walaupun
menyakitkan. Michelle Obama, seorang pengacara asal Amerika Serikat, pernah
berujar “…we learned about honesty and integrity - that the truth matters... that
you don’t take shortcuts or play by your own set of rules” (kami belajar tentang
kejujuran dan integritas bahwa ia penting dan bahwa kau tidak mengambil
jalan pintas atau bermain dengan aturanmu sendiri). Herodes menjebak dirinya
sendiri dengan menganugerahkan apa saja yang diminta anak Herodias.
Kejujuran dan kebenaran adalah karakter seorang murid Kristus. Hal
tersebut harus terus dilakukan kendati membuat beberapa orang tidak
nyaman, bahkan diri kita sendiri. Sepahit apapun kejujuran dan kebenaran, ia
harus tetap digaungkan untuk membawa kebaikan atau sebuah perubahan ke
arah yang lebih.
60 | P a g e
Pertanyaan Reflektif
1. Apakah saya mau untuk selalu mengatakan kebenaran untuk kebaikan?
2. Apakah saya berani melakukan kebaikan meskipun tidak ada untungnya
bagi saya?
Respons
Ya Allah, kiranya Roh Kudus-Mu terus menolong kami agar berani
menyatakan kebenaran untuk kebaikan, terutama dalam relasi kami dengan
sesama.
61 | P a g e
21 – 27 Juli 2024
ARTI KEHADIRAN-MU
Kama’doiorenanNa Puang
Markus 6:53-56
Tujuan
1. PPGT memahami arti kehadiran Yesus.
2. PPGT semakin mendekatkan diri kepada Yesus Kristus.
Pertanyaan Reflektif
Apakah saya (anda) sudah ‘mengenal’ Yesus? Sejauh mana? (bisa
direfleksikan dalam bentuk kesaksian)
63 | P a g e
28 Juli-3 Agustus 2024
PEMBERIAN SEDERHANA
Pamengan Tang Masuli’
Yohanes 6:1-15
Tujuan
1. PPGT sadari bahwa tiap orang dicipta dengan berbagai potensi.
2. PPGT hidup memulikan Tuhan dengan segala potensinya.
64 | P a g e
Kemurnian iman dan pemberian sederhana harusnya menyadarkan kita.
Betapa anak kecil atau muda sering diselepekan dalam komunitas bergereja
kita. Akan tetapi, bacaan kita justru menampilkan kebalikan dari cara berpikir
umum yang sedang kita jalani. Bagaimanapun, seorang anak tetaplah memiliki
potensi dalam dirinya. Sama halnya dengan kita, para pemuda gereja, ada
potensi dalam diri yang berguna dalam kehidupan persektuan beriman.
Mungkin potensi yang dimiliki sangat sederahana, tetapi hal itu berharga di
mata Tuhan. Marilah kita mengembangkan potensi dalam diri kita dalam
kehidapan sehari-hari. Sebab, yang sederhana itulah Allah meresapkan berkat
dan kemuliaan-Nya. Satu hal yang pasti, pengembangan potensi itu
bermanfaat jika diwujudkan dalam rangka kemanusiaan dan kemuliaan Tuhan
dalam kesehari-harian.
Pertanyaan Reflektif
1. Sadarkah engaku jika dirimu dibekali Tuhan dengan banyak potensi?
2. Sudahkah engkau kembangkan potensimu untuk kemuliaan dan
kesaksian akan berkat Tuhan?
Respons
Menyanyikan lagu ‘Lima Roti dan Dua Ikan’
Lima roti dan dua ikan, Tuhan Yesus memberkatinya
Dimakan lima ribu orang, sisa dua b’las bakul
65 | P a g e
4 – 10 Agustus 2024
Tujuan
1. PPGT memahami makna teguh dalam Kristus.
2. PPGT hidup teguh dalam Kristus.
PPGT Kader Siap Utus, Teguh dalam Kristus menjadi tagline yang mulai
dipopulerkan sejak Kongres XV di Tikala tahun 2023. Di dalamnya ada
optimisme dan harapan bahwa anggota PPGT menjadi kader tangguh yang
teguh sebagai murid Kristus. Bacaan ini akan memerkaya pemahaman kita
tentang arti dan alasan kita mesti teguh dalam Kristus.
Ada dua hal menarik untuk direnungkan dari Efesus 4:1-16. Pertama,
perikop ini menegaskan panggilan dari Allah kepada manusia. Dalam bacaan
ini, panggilan Allah tersebut mewujud dalam hidup jemaat di Efesus. Tujuan
pemanggilan Allah bagi jemaat di Efesus adalah untuk saling mengasihi dan
saling membantu. Respons dari mereka yang telah dipanggil mesti tampak
dalam komitmen hidup yang ‘berpadanan dengan panggilan itu’ (ay. 1-2).
Kedua, perikop ini juga berisi nasihat untuk memelihara kesatuan. Paulus
menyadari ragam karunia yang dimiliki jemaat di Efesus. Karena itu, ia
menandaskan pentingnya menjaga kesatuan. Dasar dari kesatuan tersebut
adalah kesatuan Roh (ay. 4). Hanya kesatuan dalam Roh-lah jemaat di Efesus
dapat bersatu di dalam Kristus. Keberagaman karunia juga tidak perlu dilihat
sebagai kelemahan. Karunia-karunia tersebut mesti dilihat sebagai pemberian
Kristus yang mesti dipakai untuk mengerjakan pelayanan bagi pembangunan
tubuh Kristus. Karena berasal dari Kristus, maka karunia tidak boleh
disalahgunakan. Sebaliknya, menggunakan dan mengembangkan karunia-
karunia menjadi bagian dari proses pertumbuhan hingga mencapai kesatuan
dan kedewasaan iman di dalam Kristus (ay. 13).
Dua hal penting di atas, panggilan dan kesatuan, kiranya menjiwai
semangat setiap anggota PPGT. Dalam keyakinan kita, PPGT merupakan wadah
yang dipanggil oleh Kristus untuk tujuan yang sama dengan jemaat di Efesus.
Keyakinan tersebut mesti meneguhkan iman dan pengharapan kita di dalam
Kristus. Teguh di dalam Kristus mesti diejawantahkan ke dapan upaya hidup
66 | P a g e
yang berpadanan dengan panggilan tersebut. Dengan demikian, keberagaman
potensi dan karunia yang dimiliki oleh anggota PPGT tidak akan membuat kita
tercerai-berai. Sebaliknya, dengan seluruh potensi tersebut, kita dapat
membangun PPGT demi menjalankan panggilan Kristus.
Pertanyaan Reflektif
1. Apa yang dapat saya lakukan untuk hidup teguh dalam Kristus?
2. Bagaimana saya dapat terus terlibat dalam upaya memelihara kesatuan
di dalam persekutuan?
Respons
Menyanyikan lagu Mengikut Yesus Keputusanku dengan menggunakan
kedua tangan sebagai alat peraga. Ibu jari diandaikan sebagai Yesus dan jari
kelingking sebagai PPGT. Kemanapun Yesus (ibu jari) pergi, maka PPGT (jari
kelingking) akan ikut. Jari-jari digeser ke kiri dan ke kanan secara bergantian
dengan ketentuan ibu jari selalu yang terdepan dan jari kelingking mengikut
dari belakang.
67 | P a g e
11 – 17 Agustus 2024
Tujuan
1. PPGT memahami arti hidup sebagai manusia baru.
2. PPGT menunjukkan cara hidup manusia baru melalui perkataan yang
membangun.
68 | P a g e
bertutur. Sebaliknya kita membiasakan diri untuk memikirkan dan memilih kata
yang lebih membangun orang lain.
Perkataan kita sudah seharusnya sejalan dengan Injil. Tidak ada
kesombongan, makian, fitnahan, dan ujaran kebencian, melainkan penuh kasih
mesra dan bersikap ramah kepada semua orang (ay. 32). Karena itu, biarlah
setiap perkataan kita tidak keluar dengan sia-sia, tetapi menjadi berkat dan
membangun bagi orang lain.
Pertanyaan Reflektif
1. Dalam hal seperti apa biasanya anda gagal menjaga perkataan?
2. Apa hal konkrit yang akan anda lakukan untuk mulai belajar mengucapkan
kata-kata yang membangun?
Respons
Menyanyi “Tutur Kata”
Bagaikan air sirami tanah gersang, t’rasa sejuk, menyegarkan
Bagai cahaya mentari hangat memelukku, damai di jiwaku
Lembut, indah, tutur kata-Mu
T'rangi jalanku, menghibur hatiku, memb’ri pengharapan
Untuk selamanya sampai selamany, perkataan-Mu bertumbuh di
hatiku
Siang dan malam, s’lalu kurenungkan
Janji-Mu yang indah, ‘ku berjalan di dalamnya
69 | P a g e
18 – 24 Agustus 2024
DASAR KEHIDUPAN
Oto’na Katuoan
Amsal 9:1-6
Tujuan:
1. Pemuda memahami makna hikmat.
2. Pemuda menjadikan hikmat sebagai dasar kehidupannya.
Pertanyaan Reflektif
70 | P a g e
1. Apakah saya telah menjadikan hikmat sebagai dasar hidup?
2. Apakah saya telah peka menuruti tuntunan Roh Kudus untuk menghadiri
undangan hikmat?
Respons
Cobalah memulai melibatkan hikmat dari keputusan atau pilihan terkecil
sekalipun dalam hidupmu mulai hari ini.
71 | P a g e
25-31 Agustus 2024
Tujuan
1. PPGT memilih Tuhan dalam pengharapan.
Kisah dalam bacaan kita ini merupakan salah satu titik puncak dalam
sejarah iman bangsa Israel. Latar perikop ini adalah penghujung kisah Yosua
dan penaklukan Tanah Perjanjian. Semua suku telah berkumpul di Sikhem yang
berada di antara Gunung Ebal dan Gunung Gerizim, tempat Yosua sebelumnya
memperbarui Perjanjian dengan Israel (8:30-35). Ia berbicara kepada para
pemimpin bangsa itu di pasal 23 dan memberikan kata-kata terakhir menjelang
kematiannya (23:14).
Di pasal 24, Yosua berujar lagi “kepada seluruh bangsa itu” (ay. 2), bukan
atas nama dirinya sendiri, melainkan sebagai seorang nabi. “Beginilah firman
TUHAN…”. Ujarannya dalam ayat 2b sampai ayat 13 dengan sudut pandang
orang pertama, dari sudut pandang Allah, yang sejak zaman Abraham telah
berkarya. Bagian tersebut menandaskan bahwa seluruh sejarah Israel adalah
karya Allah, “Aku membawa kamu keluar” (ay. 5), “mereka Kubinasakan dari
hadapanmu” (ay. 8), “Aku melepaskan kamu dari tangannya” (ay. 10), “Aku telah
melepaskan tawon ganas mendahului kamu” (ay. 12); dan memuncak pada ayat
13, “Demikianlah telah Kuberikan kepadamu tanah yang tidak kamu usahakan,
kota-kota yang tidak kamu dirikan, tetapi di dalamnya kamu tinggal, kebun-
kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak kamu tanami, tetapi hasilnya
kamu nikmati.” Ayat 3-13 dengan lugas menyatakan tindakan Allah atas umat
manusia.
Pada ayat 14, Yosua mulai menegaskan bahwa karena Allah telah
berkarya sedemikian rupa, maka Israel harus takut kepada Allah.
Perintahnya sederhana, “…takutlah akan TUHAN” dan “beribadah kepada-Nya.”
Ia mengontraskannya dengan dewa-dewa yang disembah oleh nenek moyang
Israel dan di Mesir.
72 | P a g e
Yosua mendesak Israel untuk menyingkirkan dewa-dewa yang disembah
nenek moyang mereka dan “beribadah kepada TUHAN.” Menariknya, ia
berbicara atas nama keluarganya sendiri, “…kami akan beribadah kepada
TUHAN” (ay. 15). Jika keluarga Israel lainnya tidak mau mengikutinya melayani
Tuhan, maka mereka bebas “memilih” menyembah dewa asing lainnya. Di sini,
tidak ada paksaan untuk memilih.
Pesan bagi kita hari ini adalah tentang arti memilih. Nelson Mandela
(1918-2013), tokoh perdamaian Afrika Selatan, pernah berujar “May your
choices reflect your hopes, not your fears” (Mungkin pilihan-pilihanmu
menyimpulkan pengharapan-pengharapanmu, bukan ketakutan-
ketakutanmu). Artinya, tindakan memilih harusnya senantiasa diletakkan dalam
pengharapan, bukan ketakutan. Alih-alih melihat Tuhan sebagai Allah “tukang
marah”, ia dan keluarganya justru meletakkan pengharapannnya kepada Ia
yang telah dan terus berkarya.
Pertanyaan Reflektif
1. Dalam banyak kesempatan, kita selalu menentukan pilihan. Cobalah
memilah berbagai pilihan yang telah teman-teman tetapkan, mana yang
ditetapkan karena pengharapan dan mana yang ditetapkan dengan dasar
pengharapan.
2. Diskusikanlah, adakah pengharapan dalam diri teman-teman saat
mengikut Tuhan?
73 | P a g e
1 – 7 September 2024
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa perintah Allah adalah yang paling utama dilakukan.
2. PPGT mampu untuk memilih taat kepada perintah Allah.
74 | P a g e
Dalam ayat 6, Yesus menegaskan bahwa kita adalah orang yang munafik
apabila hati kita jauh dari Allah. Sebab itu bibir, hati, dan laku hidup kita harus
sejalan. Jika hari ini kita mengatakan kepercayaan kita kepada Allah, maka itu
harus lahir dari ketulusan hati. Dengan demikian, kita mampu untuk
membuktikannya dalam perilaku hidup. Roh Kudus yang menolong. Amin.
Pertanyaan Reflektif
1. Apakah dalam menjalani kehidupan ini, kita telah berani untuk
mengedepankan perintah Allah ataukah justru sebaliknya?
2. Apa saja yang sering kali menghalangi kita untuk tunduk pada kebenaran
perintah Allah?
Respons
Doa: Kami menyadari Tuhan, sering kami takut untuk memilih kehendakMu.
Kami lebih suka untuk mengerjakan kemauan daripada tunduk
kepada-Mu. Ya, Roh Kudus tolonglah kami dan memampukan kami
untuk hidup berani dalam ketaatan kepada-Mu.
75 | P a g e
8 – 14 September 2024
Tujuan
1. PPGT mengetahui bahwa kasih Allah dinyatakan kepada semua orang.
2. PPGT dapat menyatakan kasih kepada siapapun tanpa memandang muka.
76 | P a g e
Iman kepada Yesus Kristus harusnya diamalkan dalam kehidupan sehari-
hari, melalui tindakan kasih. Dalam praktiknya, kita masih sering memandang
muka dalam menyatakan kasih. Seperti sampul buku yang menjadi penilaian
kita tadi. Sampul buku menggambarkan status sosial, pendidikan, harta,
jabatan, kekeluargaan, suku, agama dll. Itu semua dapat menjadi sampul yang
kelihatan, yang menjadi alasan kita membeda-bedakan dalam mengasihi. Kita
memperhatikan dan menghormati orang kaya, pejabat, orang berpendidikan,
orang dengan pakaian mewah dan brend terkenal. Akan tetapi, kita tidak
memperhatikan yang lemah, yang miskin, yang tidak berpendidikan, yang tidak
punya pakaian mewah. Kasih Yesus Kristus telah dinyatakan kepada semua
orang tanpa membeda-bedakan cover kita. Karena itu, kita diajak pula untuk
menghayati kasih Yesus Kristus, kemudian menyatakannya kepada semua
orang. Kasih yang nyata tanpa memandang muka, amin.
Pertanyaan Reflektif
Mengapa Yesus Kristus menyatakan kasih-Nya kepada semua orang?
Layakkah kita menyatakan kasih-Nya kepada sesama dengan membeda-
bedakan berdasarkan cover?
Respons
Mari kita berdoa, Ya Allah kami bersyukur untuk Alkitab yang
dikaruniakan bagi dunia. Mengajar dan mengarahkan hidup kami pada jalan
kebenaran. Secara khusus saat ini, firman menyatakan betapa besar kasihMu
bagi semua orang. Roh Kudus tuntunlah kami pemuda-pemudiMu menyatakan
kasih-Mu bagi semua orang. Amin.
77 | P a g e
15-21 September 2024
BUKTIKAN KATA-KATAMU
Popembuai tu Kadammu
Markus 8:27-38
Tujuan
1. PPGT mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang menderita karena
kasih kepada manusia.
2. PPGT dapat membuktikan iman melalui kesetiaan mengikut Yesus Kristus
dalam keadaan apapun.
Petrus adalah salah seorang dari kedua belas rasul Yesus Kristus. Petrus
bersama rombongan Yesus Kristus sedang berangkat ke kampung-kampung
sekitar Kaisarea. Dalam perjalanan mereka, Yesus hendak melihat sejauh mana
orang-orang mengenal-Nya. Ia pun bertanya kepada para murid tentang siapa
diri-Nya. Mereka menjawab bahwa ada yang mengatakan bahwa Dia adalah
Yohanes Pembaptis, Elia, dan ada yang beranggapan Dia salah seorang nabi
(ay. 28). Ia pun bertanya kepada para murid pandangan dan pendapat mereka
tentang diri-Nya. Dengan berani dan yakin, Petrus berdiri dan mengatakan
“Engkaulah Mesias” (ay. 29). Ungkapan tersebut begitu meyakinkan di tengah
kebingungan dan keragu-raguan murid yang lain. Akan tetapi, ketika ia
mendengar pengajaran Yesus Kristus tentang jalan penderitaan yang harus
dilalui, ia mulai goyah. Terlebih ketika ia sendiri merasa pantas menarik dan
menegur Yesus. Petrus tidak siap ketika mereka harus menghadapi
penderitaan. Yesus mencoba menasihati Petrus dan menganggap ia hanya
memikirkan apa yang dipikirkan manusia (ay. 34). Namun, Yesus menginginkan
setiap orang yang ingin mengikut-Nya harus menyangkal diri, memikul salib,
dan mengikut-Nya. Hal itu menunjukkan kesiapan mengikut Yesus Kristus
sekalipun melalui penderitaan dan meninggalkan kesenangan diri. Kesetiaan
mengikut Tuhan sebagai bukti dari ungkapan iman kepada-Nya. Hal itu juga
hendak menyatakan bahwa iman itu tidak hanya diucapkan melalui kata-kata,
tetapi dinyatakan dalam kesetiaan kepada-Nya.
Seringkali, kata kasih, sayang atau janji manis itu terucap dari mulut kita,
baik kepada sesama maupun kepada Tuhan. Namun, tak jarang pula semuanya
itu hanya sebatas kata-kata tanpa bukti. Kita kerap mengatakan beriman
kepada Tuhan, atau mengasihi Tuhan atau mau setia mengikut Tuhan. Namun,
78 | P a g e
kata-kata itu tidak dinyatakan melalui kesetiaan mengikut Tuhan. Banyak dari
kita hanya mengikut Tuhan ketika dalam keadaan baik dan senang. Yesus
Kristus mengajarkan untuk mengenal-Nya secara benar, kemudian dengan
setia mengikut-Nya. Mengikut Tuhan berarti kita mau menyangkal kesenangan
diri sendiri, mau mengikut Tuhan dalam keadaan apapun juga kita mau
menyalibkan dosa-dosa kita. Mari kita menyatakan iman kepada Yesus Kristus
melalui perbuatan. Kita menyatakan pengenalan kita akan Dia melalui kesetiaan
mengikut Yesus. Amin.
Pertanyaan Reflektif
Apa yang menjadi tantangan kita sebagai PPGT yang sering membuat
kita sulit membuktikan kesetiaan mengikut Yesus Kristus?
Respons
Menyanyikan lagu “Saya mau ikut Yesus”
79 | P a g e
22-28 September 2024
Tujuan
1. PPGT mengetahui bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan
dengan Allah.
2. PPGT berkomitmen memilih bersahabat dengan Allah dan tidak mendua hati
melalui bersahabat dengan dunia.
80 | P a g e
Kita sering mendua hati. Di satu sisi, kita dengan lantang mengatakan
komitmen bersahabat dengan Allah, namun di sisi lain kita menjalin hubungan
dengan dunia. Hubungan dengan dunia yang dimaksudkan adalah
mementingkan diri sendiri, iri hati, dengki, mengikuti hawa nafsu dan
kesenangan dunia. Kita kembali diingatkan oleh firman Tuhan ini, bahwa
persahabatan dengan dunia ini adalah permusuhan dengan Allah. Karena itu,
kita harus memilih dengan tegas satu di antara keduanya. Yang dikehendaki
Yesus Kristus, kita tidak memilih persahabatan dengan dunia yang bermuara
pada kebinasaan. Namun, bukan pula memilih keduanya atau mendua hati
dengan memilih Allah sembari menjalani hubungan dengan dunia. Sebagai
PPGT, kita harus memilih persahabatan dengan Allah yang akan menuntun kita
pada kebenaran berdasarkan hikmat Allah. Sebab itu, janganlah kumande
garagadi, pilih satu saja, yaitu Yesus Kristus. Amin.
Pertanyaan Reflektif
1. Mengapa kita sangat sulit untuk setia pada pilihan kita dan
sering tergoda untuk mendua hati?
Respons
Sebagai PPGT, kita diajak berkomitmen untuk memilih Allah saja dalam
hidup ini bukan malah mendua hati melalui bersahabat dengan dunia.
81 | P a g e
29 September – 5 Oktober 2024
CARE
Parinaa
Yakobus 5:12-20
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa peduli kepada sesama adalah ungkapan iman kepada
Yesus Kristus.
2. PPGT mewujudkan kepedulian kepada orang lain.
82 | P a g e
Pertanyaan Reflektif
Sudahkah saya peduli kepada sesama?
Respons
Langkah pastoral: Heart to heart.
83 | P a g e
6 – 12 Oktober 2024
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa karya penebusan dari Allah memersatukan manusia.
2. PPGT memelihara keutuhan dalam keluarga dan juga keutuhan persekutuan.
84 | P a g e
Bro and sist… sebagai pemuda Kristen, yang sudah hidup berkeluarga
sendiri dan juga mempersiapkan diri, kita belajar dari Kristus untuk
menyingkirkan keegoan. Keluarga adalah tempat kita berbagai cinta dan saling
mendorong ke arah pertumbuhan iman yang benar di dalam Allah.
Marilah belajar untuk saling menerima kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Menciptakan keluarga yang saling melengkapi dalam
kesepadanan adalah cita-cita Allah sejak dari semula. Karena itu, tidak boleh
ada yang dikorbankan dalam keluarga hanya kerena kepentingan satu orang
saja. Tidak ada masa depan yang akan terbentuk dengan baik jika didasarkan
pada kepentingan sendiri. Perceraian merupakan hal yang ditentang Tuhan.
Perceraian tidak akan terjadi jika kesadaran akan tanggungjawab terpenuhi.
Mereka yang Melakukan perceraian berarti kurang mendekatkan diri kepada
Allah dan enggan membagikan cinta yang lestari dalam keluarga. Mulai hari ini
keluarga sebagai ruang untuk membagikan cinta Allah. Amin.
Pertanyaan Reflektif
1. Apakah kita bisa meneladani ajaran Yesus soal kesetiaan dalam
hidup ini?
2. Sebagai generasi muda Kristen apa yang kita telah lakukan
untuk menjaga kekudusan persekutuan keluarga?
Doa
Ya Roh Kudus, kuduskanlah kami supaya taat dan setia untuk mengikuti
kehendak-Mu dan menghindari kami dari perbuatan yang melawan kehendak-
Mu, yaitu perceraian dalam perkawinan. Tolonglah kami agar permasalahan
dalam kehidupan ini dapat kami atasi dalam pertolongan-Mu. Amin
85 | P a g e
13 – 19 Oktober 2024
Tujuan
1. PPGT menyadari bahwa jalan mengikut Yesus tidak selalu lurus.
2. PPGT memilih untuk hidup menurut perkataan Allah.
Pertanyaan Reflektif
1. Apakah kenikmatan dan kenyamanan yang saya miliki saat ini tidak
menjauhkan saya dari Tuhan?
2. Apakah saya siap memilih untuk merendahkan hati berjalan mengikut
Yesus?
Respons
Ya Bapa, kiranya Roh Kudus-Mu menolong kami untuk terus mengambil
langkah untuk berjalan bersama-Mu. Kiranya apa yang kami miliki saat ini tidak
menjauhkan kami dari Engkau sehingga kami memperoleh hidup yang kekal.
Amin.
87 | P a g e
20 – 26 Oktober 2024
GOAT
Mala’bi’ tempon diomai
Markus 10:35-45
Tujuan
1. PPGT teladan Yesus Kristus untuk melayani adalah yang terbesar.
2. PPGT belajar untuk melayani.
88 | P a g e
Keduan, jalan menuju kehebatan juga terletak pada dilayani dengan
banyak cara. Mendapat pelayanan mungkin membuat kita nyaman. Dunia
justru menawarkan pelayanan. Hampir semua aplikasi memiliki fitur layanan,
seperi call center dan chat. Semuanya itu diselenggarakan demi kenyamanan
konsumen. Pelanggan adalah raja. Jika ada hal yang tidak berjalan dengan baik,
maka silahkan menghubungi admin yang bersangkutan. Dunia sekarang sangat
nyaman karena adanya fitur layanan.
Dunia memang selalu memiliki gagasan berbeda tentang apa artinya
menjadi hebat. Sebaliknya, Yesus datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk
melayani. Kita pun diajak untuk menjadi yang terbesar. Jadi, apakah menjadi
yang terbesar berarti bahwa kitalah yang terhebat dan menjadi yang dilayani?
Tidak! Yesus sendiri mengajarkan kita untuk melayani.
Albert Schweitzer (1875-1965), seorang misionaris asal Jerman
mengatakan every person I know who has been truly happy has learned how to
serve others (setiap orang yang saya kenal benar-benar bahagia telah belajar
melayani orang lain). Yesus mengajarkan kita untuk melayani untuk menjadi
yang terbesar. Karena, hidup tidak hanya tentang kita, kebahagiaan, dan
kenyamanan kita. Setiap orang yang benar-benar bahagia, telah belajar
melayani orang lain.
Kita semua dapat menjadi yang terbesar, karena kita melayani. Kita
hanya memerlukan hati yang penuh rahmat dan jiwa yang digerakkan oleh
cinta Kristus untuk menemukan cara melayani orang lain. Yesus Kristus datang
untuk melayani dan kita diajak melakukannya.
Pertanyaan Reflektif
1. Marilah kita berefleksi dan melacak ke dalam diri kita, mungkinkah saya
terlalu banyak dilayani?
2. Sebaliknya, jika Yesus mengajarkan untuk melayani orang lain, maka
bagaimana semestinya saya melakukannya?
89 | P a g e
27 Oktober – 2 November 2024
SEMUA DIRENGKUH
Mintu’na Lan Lisu Pala’Na
Markus 10:46-52
Tujuan
1. PPGT meyakini bahwa semua orang direngkuh ke dalam persekutuan bersama
Yesus.
2. PPGT tidak memandang merasa diri lebih baik dan benar daripada orang lain.
90 | P a g e
benar. Kalau Yesus saja merengkuh dan mengajak semua orang masuk dalam
persekutuan-Nya, maka sebagai pengikut-Nya, mesti meneladani-Nya.
Kemudian, bagi kita yang sedang merasa diri kita tidak berharga dan tidak
berdaya dengan kerapuhan, datanglahlah kepada-Nya dengan iman yang
sungguh sambil berseru, “Anak Daud, kasihanilah aku!”.
Pertanyaan Reflektif
1. Mari kita diskusikan sejenak. Adakah kita merasa lebih pantas dari orang
lain dalam persekutuan hingga menolak yang lain?
2. Atau, adakah kita merasa tertolak dalam persekutuan?
3. Lalu, jika demikian, bagaimana renungan ini membawa kita melangkah
lebih jauh dalam iman?
91 | P a g e
3-9 November 2024
Tujuan
1. PPGT memahami bahwa kasih menjadi dasar kehidupan.
2. PPGT menjadi perpanjangan tangan Allah untuk sesamanya.
Berbicara perkara kasih, seharusnya bukanlah hal yang asing lagi bagi
orang Kristen. Jika kasih adalah dasar dari setiap hubungan, lantas bagaimana
itu kasih dalam kehidupan kita? Bagaimana kita bisa merasakan kasih? KBBI
menuliskan kasih adalah perasaan sayang, cinta kasih, dan belas kasihan. Setiap
hari, kita menerima dan membagikan berbagai bentuk kasih.
Markus 12:28-34 adalah sebuah perintah dari Allah. Mengasihi Allah dan
manusia adalah bentuk mengasihi secara vertikal dan horizontal. Ada 2
perintah mengasihi, yaitu mengasihi Allah dengan segenap hati, dengan
segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatanmu (ay.
30), juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Mengasihi dengan
segenap hati berarti dengan ketulusan dan kejujuran, bukan dengan
kemunafikan. Mengasihi dengan segenap jiwa berarti mengasihi dengan
keyakinan bahwa kita mengasihi Allah. Mengasihi dengan segenap akal budi
berarti juga kita mengasihi secara intelektual kita. Mengasihi dengan segenap
kekuatan berarti dengan penuh semangat. Perintah pertama ini dilakukan
dengan kesadaran yang penuh, tidak dengan setengah hati sebab keempat
cara mengasihi Allah tidak dapat dipisahkan dan tidak bisa dilakukan dengan
setengah-setengah.
Perintah kedua, mengasihi manusia seperti diri sendiri memang tidak
dituliskan caranya secara lengkap. Akan tetapi, perintah pertama (ay. 30) telah
menunjukkan cara mengasihi sesama meskipun dengan terang cara itu
ditujukan untuk mengasihi Allah. Kadangkala, kita terlalu berfokus untuk
mengasihi Allah, padahal ada 2 hukum yang terutama diperintahkan kepada
kita. Bukankah kita dapat menemukan Allah dalam diri sesama kita? hal ini ingin
mengatakan bahwa kasih yang kita miliki, juga kita berikan kepada sesama kita
manusia. Saling menemukan Allah di dalam diri kita dan sesama menjadikan
diri kita sebagai jembatan kasih Allah.
92 | P a g e
Binsar J. Pakpahan pernah menuliskan alasa kita harus mengasihi
sesama. Dengan mengutip Søren Kierkegaard (1813-1855), seorang teolog asal
Denmark, ia mengatakan bahwa sebenarnya manusia berada dalam hutang
cinta kepada Allah. Karena kasih Allah yang begitu besar, kita sedang berada
dalam hutang untuk menolong sesama, siapa saja yang membutuhkan
pertolongan yang ada di sekitar kita. Hidup sebagai orang Kristen harus penuh
dengan kasih, sebab Allah sendiri telah mengasihi kita dan kita ditugaskan
untuk menjadi jembatan kasih itu.
Pertanyaan Reflektif
1. Apakah saya sudah mengasihi dengan benar?
2. Bagaimana saya merespons kasih Allah?
Respons
Christian’s duty: to be in the debt of love to one another (Kierkegaard,
1847).
93 | P a g e
10 – 16 November 2024
Tujuan
1. PPGT memahami pengharapan di dalam Tuhan.
2. PPGT belajar mempercayai pemeliharaan Tuhan walaupun seringkali melalui
cara yang sulit kita pahami.
94 | P a g e
Menariknya, janda di Sarfat tidak mengeluh saat mengalami kesulitan, tetapi
justru menyesuaikan diri dan sedapat mungkin bertahan hidup dengan
keadaannya. Ia tidak berusaha mencari-cari alasan agar dilihat lemah dan tidak
menolong Elia. Ia tetap menaati perintah Elia dengan mengandalkan apa yang
Elia sudah katakan kepadanya (ay. 15). Si janda memiliki sikap yang luar biasa
itu, karena ia teguh dalam pengharapan kepada Allah. Pengharapan itulah yang
membuatnya yakin bahwa Allah pasti akan menjamin masa depannya.
Melalui kisah janda di Sarfat, Allah sedang memperlihatkan bahwa Dia
mempunyai begitu banyak cara untuk memenuhi keperluan umat-NyaTentu
saja, tidak ada seorangpun yang bisa mengetahui masa depan. Namun, kita
tidak bergantung kepada takdir atau nasib. Sama seperti si janda, kite mesti
memiliki pengharapan yang teguh kepada Allah yang memelihara kehidupan
dengan cara-Nya.Percayalah, bahkan hal sekecil apapun Allah dapat gunakan
untuk memelihara kehidupan. Karena itu, kita tidak perlu lagi Que Sera Sera,
tetapi bergantung dan berpengharapan dengan teguh kepada Allah.
Seperti janji-Nya kepada orang-orang yang percaya, mereka tidak akan
mendapat malu pada waktu kecelakaan dan mereka akan menjadi kenyang
pada hari-hari kelaparan (Mzm. 37:19).
Pertanyaan Reflektif
1. Menurutmu, apa yang membuat orang sulit memiliki
pengharapan dalam Tuhan? Mengapa?
95 | P a g e
17 – 23 November 2023
Tujuan:
1. PPGT memahami tanda-tanda yang mendahului kedatangan Yesus kembali.
2. PPGT berkomitmen untuk tetap pada jalan kebenaran Kristus sembari tetap
terjaga agar tak lengah.
Ada sebuah ungkapan popular dalam tradisi Buddha yang Your worst
enemy cannot harm you as much as your own unguarded thoughts (musuh
terberatmu tidak dapat menyakiti engkau sebagaimana pikiran yang tidak
berjaga-jaga). Bagi Buddhisme, pikiran yang lengah adalah musuh yang dapat
memporakporandakan seseorang. Namun, bagaimana iman Kristen melihat hal
tersebut? Bacaan kita hari ini dapat memberikan jawaban.
Salah seorang murid Yesus mengungkapkan betapa kokoh dan
megahnya Bait Allah. Respons Yesus berbanding terbalik dengan kekaguman
murid tersebut. Jawaban-Nya adalah “…tidak satu batu pun akan dibiarkan di
atas batu lainnya; semuanya akan diruntuhkan” (ay. 2) sekaligus memberitakan
nubuat tentang berbagai peristiwa akan terjadi sebelum kedatangan-Nya
kembali. Salah satu peristiwa yang dimaksudkan adalah datangnya penyesat-
penyesat yang menggunakan nama Yesus untuk menyesatkan banyak orang
(ay. 5-6).
Hal yang menarik dapat kita perhatikan pada seruan Yesus bagi murid-
murid-Nya. Seruan sekaligus ajakan tersebut diutarakan agar para murid
senantiasa waspada dalam bayang-banyang penyesatan. Mereka dinasihatkan
untuk semakin berhati-hati dengan berbagai tawaran kemegahan fisik, rayuan-
rayuan manis, dan kekuasaan. Sembari berjalan dalam kewaspadaan, semangat
pemberitaan tentang kebenaran Kristus tetap dikomunikasikan sampai
kedatangan-Nya kembali. Selain kewaspadaan, kesiapan diri setiap saat perlu
dinyatakan sebagai orang yang sedang berjalan di atas jejak Kristus.
Pesan bacaan ini bagi kita selaku murid-murid Kristus adalah setia dalam
kebenaran-Nya. Kesetiaan berarti konsisten dituntun, memikirkan,
mengatakan, dan melakukan yang kehendak Allah. Konsistensi berjalan dalam
96 | P a g e
tuntunan kebenaran Kristus dapat meneguhkan langkah juang dalam
menghidupi kebenaran-Nya. Sebagai pribadi yang sedang dan yang akan
menjalani berbagai tanggungjawab iman, perlu memberi diri dituntun dan
menuntun kepada kebenaran.
Terkadang, jawaban yang kita harapkan tidak sesuai dengan ekspektasi
kita. Hal ini dialami oleh murid-murid Yesus pada saat mereka bertanya
kepada-Nya. Yesus tidak mengungkap tanggal, bulan, dan tahun mengenai
tanda-tanda yang mendahului kedatangan-Nya. Jawaban Yesus tersebut, justru
meruntuhkan kekaguman atas kemegahan dan kekokohan pandangan murid-
murid. Pengajaran-Nya juga berlaku bagi kita. Hal yang kita pikirkan belum
tentu yang dipikirkan oleh Allah. Ajaran Yesus sekaligus menjadi ajakan bagi
kita untuk senantiasa belajar memikirkan yang dipikirkan Allah sembari
menaruh harap sepenuhnya kepada Dia yang menuntun kehidupan kita.
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!” (ay. 5).
Bacaan ini menyerukan kepada kita, PPGT, bahwa ragam pilihan jalan,
kemegahan, dan tawaran pergaulan sangat mungkin menyesatkan dan
melengahkan kita. Konsisten berjalan di atas jejak Kristus akan menuntun kita
pada bersikap kritis menjalani kehidupan. Kritis berarti selalu menyadari,
merasakan, dan mengalami tuntunan Kristus. Kritis, dalam terang kebenaran
Allah, pada segala tawaran dunia membuat kita terus terjaga dan tak lengah
sedikitpun.
Pertanyaan Reflektif
1. Menurut sahabat sekalian, hal apakah yang sering membuat kita susah
berjalan di jalan kebenaran?
2. Bagaimana menjaga diri kita supaya tetap berada pada jalan kebenaran
dan dimampukan menuntun yang lain pada jalan kebenaran?
Respons
Saya sungguh menyadari bahwa ada begitu banyak godaan yang dapat
menggiring saya pada jalan ketidakbenaran. Dalam keterbatasanku, terkadang
saya lalai dan menyimpang dari kebenaran. Hari ini saya mau berkomitmen
dalam Kristus dan memberi diri untuk dituntun dan menuntun pada jalan
kebenaran.
97 | P a g e
24 – 30 November 2024
Minggu Kristus Raja
KUASA
Kakuasan
Daniel 7:9-14
Tujuan
1. PPGT memahami harta dan tahta bukan segalanya.
2. PPGT menyadari bahwa Tuhan-lah yang empunya kuasa.
Ungkapan yang sempat viral, “lu punya duit, lu punya kuasa… TAIII!”
marak menjadi bahan lelucon kita, kaula muda. Tetapi, di balik ungkapan
tersebut terkandung makna yang menarik bahwa harta, jabatan, kuasa, dan
lain-lain, yang dimiliki manusia tidak akan abadi. Semua hal tersebut, tidak
dapat mendatangkan atau menjadi kuasa yang sejati.
Daniel 7:9-14 menceritakan penglihatan Daniel melalui mimpi. Pada
ayat-ayat sebelumnya, keempat binatang dalam penglihatannya merupakan
simbol dari empat kerajaan besar yang nampaknya memiliki karakter binatang
buas. Mereka merasa berkuasa atas orang-orang yang lemah. Sikap demikian
merupakan bentuk kekeliruan dalam memahami sebuah kekuasaan. Kedua
dimensi kuasa, yaitu kekuatan dan masanya, salah disalahgunakan sehingga
berdampak pada kesombongan diri dan melupakan bahwa kuasa yang
dimilikinya sangat terbatas. Daniel menekankan bahwa kuasa apapun di dunia
ini, akan takhluk dengan kuasa Allah. Sebab, seluruh kuasa di dunia ini hanyalah
mandat dari Sang Kuasa yang harus digunakan untuk kemuliaan-Nya dan
kedamaian/kebaikan bagi sesama.
Pelajaran berharga dari bacaan ini adalah bahwa seluruh kekuatan,
kemampuan, dan kekuasaan berasal dari Allah. kepemilikan Allah itu, memberi
kita arah untuk menggunakannya dengan baik. Dalam hal ini, digunakan
seturut dengan kehendak-Nya (membalut, mengangkat, membela, dan
mengayomi). Di sisi lain, godaan untuk menyalahgunakannya juga ada, tetapi
Firman Allah menandaskan bahwa ketika kita menyalahgunakannya, Dia sendiri
yang akan menginterupsi dan mengitervensinya untuk diarahkan kepada jalan
kebenaran.
98 | P a g e
Pertanyaan Reflektif
1. Masihkah anda berpikir bahwa harta dan tahta adalah segala-galanya?
2. Sadarkah engkau bahwa Allah lah Sang Sumber semua otoritas?
99 | P a g e
100 | P a g e